Anda di halaman 1dari 35

PEMERIKSAAN NERVI

CRANIALES

Dr. H.A.R.Toyo, SpS (K)


Saraf Otak
Fungsi saraf otak
Nervus I, II, VIII : sensorik
Nervus V, VII, IX, X : sensorik &
motorik
Nervus III, IV, VI, XI, XII : motorik

Hubungan otak dengan semua saraf otak


secara bilateral terkecuali n.VII (otot
muka bagian bawah) dan n.XII

Serabut yang menghubungkan ini disebut


traktus kortikobulbaris
N. Olfactorius (N.I)
Fungsi: untuk penciuman
Adalah serabut saraf yang
menghubungkan mukosa hidung dan
bulbus olfaktorius.
Saraf ini merupakan juluran sentral dari
sel saraf bipolar di mukosa hidung---
menembus lamina kribrosa dan
bersinaps di bulbus olfaktorius---
traktus olfaktorius---korteks
olfaktorius.
Cara pemeriksaan n.I
Syarat:
Bahan tidak mudah menguap
Bahan telah dikenal penderita (kopi,
teh)
Tak ada kelainan lokal pada hidung
Mata penderita ditutup
Penderita sadar dan kooperatif
Cara:
Satu lubang hidung ditutup, bahan diletakkan di lubang
hidung yang lain, lalu penderita disuruh
menyebutkan nama
bahan itu.

Dilakukan bergantian
terhadap beberapa
bahan dan pada
lubang hidung
kanan dan kiri.
Interpretasi:
Anosmia/hiposmia
Hilang atau berkurangnya daya penghidu.
Terdapat pada:
1. Neuritis olfaktorii (influenza, rhinitis kronis)
2. Kontusio serebri
3. Meningitis/ensefalitis
4. Degeneratif (anemia perniciosa)
5. Tumor : a. metastase ca nasofaring
b. meningioma di fossa kranii
anterior
Sindroma Foster Kennedy:
1. Anosmia di sisi tumor
2. Buta dan papil atropi primer di sisi
tumor
3. Papiledema di sisi kontralateral

Parosmia: penghiduan yang tidak sesuai


Kakosmia: selalu tercium bau busuk
Halusinasi olfaktorik: pada epilepsi
lobus temporalis/psikosis
N. Opticus (N.II)
Yang diperiksa:
1. Ketajaman/visus
2. Lapangan pandangan/campus visi
3. Funduskopi
I. Ketajaman/visus
Cara: - Snellen chart
- Counting fingers
- Lambaian tangan
- Cahaya: ada/tidak
cahaya, arah
cahaya
II. Kampus Visi
Alat: - Kampimeter
- Perimeter
- Test konfrontasi
Cara:
- Penderita duduk berhadapan dengan
pemeriksa.
- Satu mata pemeriksa ditutup yang
berlawanan dengan mata si penderita.
- Gerakan benda dari lateral ke medial sampai
terlihat pertama kali dan dibandingkan
dengan mata pemeriksa.
Syarat:
- Mata pemeriksa harus normal
- Memeriksa mata yang normal dahulu
- Penderita harus sadar dan kooperatif

Bila penderita tidak bisa duduk maka:


- Penderita disuruh melihat lurus ke atas
- Mata pemeriksa terfiksir ke mata
penderita
- Benda digerakkan dari lateral ke medial
Interpretasi:
- Anopsia
- Hemianopsia (sete-
ngah lapangan
hilang)
- homonim
dextra/sinistra
- binasal
- bitemporal
- Kuadran anopsia
(seperempat
lapangan pandang
hilang)
III. Funduskopi
Alat: Ophtalmoscope
Diperhatikan papila nervi optikus &
retinanya
Gambaran funduskopi normal:
Retina berwarna merah oranye
Pembuluh darah vena lebih tebal dari arteri
dengan perbandingan a:v = 2:3, dan berpangkal
pada pusat papil dan memancarkan cabang-
cabangnya keseluruh retina
Papila nervi optici:
- Warna kuning kemerahan
- Bentuk bulat
- Batas tegas dengan sekelilingnya
- Mempunyai cekungan fisiologis (cupping)
Kelainan papil n. optici: a. papil edema
b. papil atropi

a. Papil Edema
- Warna: lebih merah
- Batas: kabur/tak tegas
- Cekungan fisiologis: datar, kadang-
kadang sampai menonjol
- Pembuluh darah bertambah, melebar,
berkelok-kelok, perbandingan a:v = 2:5
Papil edema dijumpai pada:
Tekanan intrakranial meninggi oleh sebab
apapun
Space Occupying Lesion (SOL)
(tumor, hematoma, abses)
Benign intracranial
hypertension
Papilitis
b. Papil Atropi
- Warna: pucat (kuning muda putih)
- Batas: lebih tegas
- Pembuluh darah: mengecil dan jumlahnya
berkurang
- Cekungan fisiologis: bertambah cekung

Papil atropi primer: akibat tekanan


langsung pada n. optikus
Papil atropi sekunder: terjadi papiledema
terlebih dahulu atropi
Papil atropi dijumpai pada:
Neuritis optika
Tumor basal frontal
Tumor di daerah sella tursika (hipofisis,
meningioma)
Meningitis basalis tuberkulosa
Sesudah mengalami edema yang lama
tanpa pengobatan (sekunder)
Nn. Okulomotorius, Trokhlearis
dan Abduscen (Nn. III, IV
danVI)
Dibicarakan bersama-sama karena ke 3 saraf otak
ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk
GERAKAN BOLA MATA.

N.III mempersarafi: m. rektus superior


m. rektus inferior
m. rektus medialis
m. oblikus inferior
N. IV mempersarafi: m. oblikus superior
N. VI mempersarafi: m. rektus lateralis
Pemeriksaan
Diperiksa sekaligus kanan dan kiri dan
dibandingkan:
1. Celah mata pada keadaan istirahat dan
membuka selebar-lebarnya.
Bila tidak sama dan mata yang celahnya kecil
tidak bisa membuka PTOSIS (akibat parese
n.III)
2. Sikap bola mata
dilihat kedua bola mata, melihat jauh, lihat dari
samping:
- exophthalmus: mata menonjol
- enophthalmus: mata masuk ke dalam
3. Axis bola mata
Normal: sejajar
Strabismus konvergen: kedua axis mata bertemu di
depan
Strabismus divergen: kedua axis mata bertemu di
belakang
Deviation conjugae: kedua bola mata melihat
kesatu sisi tanpa dapat digerakkan ke sisi lain
baik secara sadar atau tidak sadar.
4. Gerakan bola mata
a. Gerakan konjugat
Kedua bola mata bergerak dalam jurusan/arah
yang sama
b. Gerakan diskonjugat
Kedua bola mata bergerak dalam jurusan/arah
yang berlawanan
Yang berperan dalam gerakan
konjugat/diskonjugat adalah: - area 8, 17,
18,19
selain itu: - ganglia basalis
- serebellum
- dan n. retikularis

Bila ada lesi infark/perdarahan di area 8 kanan


deviation conjugae ke kanan.
Bila ada lesi iritatif (fokus epileptogenik) di area
8 kanan bangkitan epilepsi dengan
deviation conjugae ke kiri.
Testing CN III, IV, and VI: To test the extraocular muscles, have
the patient follow a target through the six principal positions of
gaze ("H" pattern).
Kelumpuhan n.VI kanan unilateral/bilateral
(T.I.K meningkat)

Deviation conjugae ke kanan, menjauhi lesi


(lesi pada hemisfer kiri)
Kelumpuhan separuh badan kanan

Gerakan bola mata ke bawah


(lesi pada daerah talamus)
(hepatic coma)
Deviation conjugae ke kiri
Mendekati lesi
(lesi pada pons kiri)
Kelumpuhan total n.III kanan
(ptosis, pupil kanan midriasis)
5. Pupil
Bentuk: bulat
Ukuran: kira-kira 3 mm
Apabila pupil besar tanpa disertai gejala-gejala lain
disebut Madonna eye
Isokor: kalau tak sama besar anisokor
(disebutkan mana yang melebar atau mengecil)
Refleks: refleks cahaya
1. Langsung
- dengan memberi cahaya dari samping,
tidak boleh langsung dari depan
- (+) jika terjadi konstriksi pupil
2. Tak langsung (konsensuil)
- dengan memberi batas pada kedua mata
- diberi cahaya dari samping dan dilihat mata
yang tak diberi cahaya, pupil akan
mengecil atau tidak
3. Refleks akomodasi
- cara: penderita disuruh memfiksir kedua
matanya pada suatu benda yang dipegang
pemeriksa di depan hidung penderita;
benda tersebut digerakkan pelan-pelan
mendekati hidung penderita
- dilihat apakah terjadi miosis dan kedua bola
mata bergerak ke tengah (konvergensi)
Dari ketiga macam refleks tadi dapat
diketahui ada/tidaknya pupil Argyll
Robertson, yaitu:
- refleks cahaya langsung/tak langsung (-
)
- refleks akomodasi (+)
- miosis
Bentuk pupil
Bentuk Normal
Lingkaran (2-6 mm)
Bentuk tekanan
Oval intrakranial

Seperti
Lubang kunci Iridektomi
Bentuk rigi-rigi Argyll-Robert
Ireguler trauma orbita
Ukuran pupil
Pinpoint (< 1 mm), over dosis
opiat, perdarahan pons
Kecil (2 mm) normal
Atau tetes mata miotika, obat opiat

Midposition + non reactive,


perdarahan pons, koma metabolik
Besar (< 6 mm)
Kerusakan pada mesensefalon
Dilatasi (> 6 mm)
Bilateral, terfiksir stadium akhir
dari anoksia berat mengarah
kematian

Anda mungkin juga menyukai