Anda di halaman 1dari 10

Uji Sifat Fisik

Hardgrove Grindability Index (HGI)


HGI menyatakan mudah sukarnya batubara di remuk dan digerus

HGI semakin tinggi maka batubara semakin mudah untuk digerus

Prosedur uji HGI :


50 gr contoh batubara ukuran (-1.18+0,6 mm ) digerus selama 60
putaran. Contoh yang sudah digerus diayak dengan ayakan 74m.

HGI dihitung dengan rumus :


HGI = 13+6.93w
Dimana w = berat material yang lolos ayakan 74m

HGI bervariasi dari 20 lebih besar 110

Umunya HGI <40 adalah batubara keras


Free Swelling Index
Digunakan untuk meramalkan kecenderungan
batubara untuk membentuk kokas

Menentukan sifat caking batubara


FREE SWELLING INDEX (FSI) /CRUCIBLE SWELLING NUMBER
(CSN)

Profil Standard Dan Nilai FSI-nya

Prosedur:
1 gram batubara ukuran -60 mesh dimasukkan kedalam wadah dari bahan
silika kemudian dipanaskan cepat sampai 800-820oC menggunakan bunsen
atau tungku listrik. Kokas yang dihasilkan dibandingkan dengan standard
/gambar diatas
Ash fusion temperature (AFT)
Suhu titik leleh abu memberikan gambaran proses
saat terjadinya pelelehan abu

Abu merupakan produk samping proses pembakaran


batubara. Apabila proses pembakaran terjadi pada
temperatur di atas titik leleh abu, abu yang terbentuk
akan meleleh dan menimbulkan penyumbatan di
dalam reaktor (slagging).

Jika abu batubara tersebut memiliki AFT dibawah


1600 oC maka batubara tersebut tergolong Slagging
Coal, sedangkan Jika batubara tersebut memiliki AFT
diatas 1600 oC maka batubara tersebut termasuk
golongan Non Slaging Coal.
Untuk menentukan titik leleh abu
biasanya dipakai standar ISO 540 Coal
and Coke

Prosedurnya : sample abu batubara dibuat


menjadi berbentuk piramida kemudian
dimasukan kedalam tungku. Perubahan
bentuk piramida pada berbagai suhu
diamati, kemudian perubahan bentuknya
dibandingkan dengan bentuk standar.
Empat titik suhu kritik yaitu :
1. Deformation temperature (A) : yaitu saat awal terjadi
perubahan bentuk ujung pirmida
2. Sphere temperature (B) yaitu saat piramida telah
berbentuk bulat
3. Hemisphere temperature (C) yaitu sampel piramida telah
berbentuk hemispherical dimana tingginya 0.5
diameternya
4. Flow temperature (D) yaitu saat sampel piramida telah
leleh sempurna dimana tingginya menjadi + 1.5 mm
Fuel Ratio

Perbandingan antara Fixed carbon dan Volatile


matter
Merupakan indikasi awal reaktifitas batubara
Semakin kecil perbandingan antara FC/VM,
maka batubara semakin reaktif
Parameter untuk menentukan tingkat reaktifitas
batubara :
1. Fuel Ratio ( FC/VM)
2. Oksigen
3. Swelling Indeks

Semakin kecil fuel ratio, reaktifitas batubara


semakin tinggi
Semakin banyak oksigen di dalam batubara,
reaktifitas semakin tinggi
Swelling indeks dibawah 2, memiliki reaktifitas
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai