Anda di halaman 1dari 15

Study Awal Reaktor Cepat Berpendingin Gas

dengan Persentase Bahan Bakar Dasar


Uranium-Plutonium Karbida yang Heterogen
dan Daya 300 MWt

Dipelajari dari paper berjudul Preliminary Study of Gas


Cooled Fast Breeder Reactor with Heterogen Percentage of
UraniumPlutonium Carbide based fuel and 300 MWt Power

Penulis: Kelompok 2:
Sandro Clief Pattipawaej M. Ihyak Hafid Putra
Zaki Suud Sophie Hapsari
Yusril Anwar
ABSTRAK
Pada paper penelitian awal desain GFR dengan
pendingin gas helium telah dilakukan. Pada
penelitian ini digunakan uranium alam dan
plutonium hasil limbah LWR sebagai bahan bakar.
Bahan bakar dengan presentase plutonium yang
kecil disusun di dalam area core dan bahan bakar
dengan presentase yang lebih besar disusun diluar
area core. Configurasi bahan bakar sengaja disusun
seperti itu untuk meningkatkan breeding pada
central core dan mengurangi kebocoran neutrons
pada bagian luar core, dan juga untuk
mendaapatkan reaktor berumur panjang dengan
reaktivitas rendah
INTRODUCTION
Di antara PLTN yang masih beroperasi di dunia, 80
% adalah PLTN tipe Reaktor Air Ringan (LWR). Jumlah
penggunaan Reaktor Tipe Air Ringan yang sangat
banyak menghasilkan limbah uranium dan plutonium
yang banyak pula sehingga perlu dicari solusinya.
Solusi yang tepat adalah memproses limbah
tersebut dan menggunakannya sebagai bahan bakar
pada Reaktor Cepat (Fast Reactor). Reaktor Cepat
berpendingin gas juga mampu menghasilkan
temperature output lebih dari 800C dengan waktu
hidup operasi yang lebih lama dan reaktivitas yang
lebih kecil. Tetapi reaktor jenis ini juga memiliki
kelemahan yaitu faktor keamanannya.
Theory
PLTN tipe Gas cooled Fast Reactor pertama
adalah Calder Hall-1 60 MWe yang mulai
dioperasikan pada tahun 1956
GCFR mempergunakan Plutonium sebagai
bahan bakar. Plutonium ditempatkan
dibagian tengah inti reaktor, kemudian
disebelah luarnya dikelilingi oleh Uranium
Uranium ini menyerap neutron yang berasal
dari reaksi hasil fisi di bagian tengah reaktor,
sehingga berubah menjadi Plutonium fissile.
Pada reaktor ini tidak digunakan moderator
Inti reaktor didesain 3 dimensi segi delapan disusun
oleh bentuk segi delapan dengan ukuran yang sama
Inti reaktor berisi 3 bagian penting dari inti aktif
yang berlokasi di tengah inti, lalu ditutupi reflektor
dan selimut yang berdiri disebelah inti luar
Inti aktif pada arah radial dibagi menjadi 3 bagian.
Bagian I terdiri dari 3 line assembly, bagian II dan III
terdiri dari 2 line assembly.
Pada arah axial, inti aktif dibagi menjadi 3 bagian
(atas, tengah, dan bawah)
Bahan bakar yang digunakan di inti reaktor adalah
uranium plutonium karbida
Pada inti, bahan bakar pada masing masing
bagian berdasarkan presentasi tinggi dari plutonium
Gambar 2: Desain Inti (a) Arah Radial, (b) Arah Axial
Spesifikasi Umum Reaktor
METHODE
Analisis neutron dari inti reaktor dianalisis dengan
sistem kode SRAC (Standard Reactor Analysis Code)
Perhitungan SRAC dibagi menjadi 2 bagian, lattice
calculation dan core calculation
Macroscopic cross section dihitung pada lattice
calculation, berdasarkan beberapa kelompok energi
menggunakan perpustakaan reaktor konstan
JENDL-32 (Japanese Evaluated Nuclear Data Library)
Macroscopic data lebih lanjut dapat digunakan pada
persamaan difusi multi group 3D. Solusi dari
persamaan ini dihasilkan dalam core calculation.
RESULT
Optimisasi yang dilakukan pada fraksi bahan bakar 45 %
menghasilkan konfigurasi Pu maksimal pada masing
masing bagian adalah Bagian I: 9.2%, bagian II: 11.4%,
bagian III: 15.9% untuk bagian atas/bawah dan bagian I:
7.2%, bagian II: 9.4%, bagian III: 13.9% untuk bagian
tengah arah axial
Pada gambar 3 dan 4 terlihat bahwa reaktor memiliki waktu
operasi selama 20 tahun dengan reaktivitas kurang dari
0.8%
Ketika beginning of life (BOL) pada tahap 1 dan 2 burn up,
reaktor didominasi oleh proses burning (depelesi). Untuk
tahap 3 sampai 13 didominasi oleh proses breeding. Ketika
end of life (EOL), reaktor memiliki reaktivitas postitif yang
memungkinkan reaktor untuk beroperasi lebih dari 20 tahun
Grafik Nilai Effective Multiplication Factor
(keff) vs Time dan Reaktivitas vs Time
Grafik Distribusi Daya Reaktor Arah
Radial dan Arah Axial
Gambar tersebut merupakan gambar distribusi daya reaktor
pada arah radial dan arah axial
Pada gambar tersebut terlihat bahwa reaktor memiliki daya
minimum pada assembly control dan shut down, hal ini karena
jumlah bahan bakar yang sedikit. Daya rendah juga ditemukan
pada bagian III (arah radial) dan atas/bawah (arah axial), hal
ini karena jumlah neutron bocor yang lebih banyak dari bagian
yang lainnya
Transisi distribusi daya pada reaktor juga dipengaruhi oleh
nilai rasio konversi yang tinggi. Tingkat dari rasio konversi
transisi atau pada kasus ini high breeding rate terutama pada
area dengan jumlah neutron dan material fertile adalah
berlimpah ruah, hal ini memiliki pengaruh langsung pada
tingkat transmisi. Berdasarkan gambar 5 menunjukan bahwa
transisi daya memiliki perubahan yang signifikan dari tahun
pertama (BOL) sampai tahun ke sepuluh (MOL). Lebih lanjut,
setelah transisi daya MOL tingkat breeding merosot
KESIMPULAN
Penempatan bahan material dengan presentasi plutonium rendah
di tengah reaktor dan populasi neutron yang tinggi pada daerah
ini berpengaruh pada konversi internal reaktor yang tinggi.
Konversi internal yang tinggi dan fraksi bahan bakar yang tinggi
(45%) menjamin umur reaktor yang panjang. (Reaktor ini dapat
beroperasi lebih dari 20 tahun dengan reaktivitas kurang dari
0.8% tetapi transisi distribusi dayanya tinggi.)
Tingkat transisi daya dari BOL sampai MOL lebih besar dari MOL
ke EOL (dikarenakan dari BOL sampai MOL reaktor didominasi oleh
proses breeding dan dari MOL sampai EOL di dominasi oleh
burning.)
Keheterogenan material bahan bakar pada berbagai arah mampu
memotong peak power reaktor. Peak power reactor dari BOL
sampai EOL kurang dari 1.3

Anda mungkin juga menyukai