Anda di halaman 1dari 22

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Oleh :
Ovariadi Anwar
Fitria Ummu Habibah
Kaorie Bunga Saviestya
Putri Shafarina
Athira Fitriah

Pembimbing :
dr. Dearisa Surya Yudhantara, Sp.KJ
SMF/Laboratorium Psikiatri FKUB-RSSA Malang
2017
DEFINISI
Kepribadian adalah pikiran + emosi + perilaku
seseorang unik dan pembeda satu sama lain.
Gangguan Kepribadian: penyakit mental fungsi
berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan
orang lain

Stress / gangguan kemampuan rutinitas di tempat kerja,


sekolah atau situasi sosial lain.
ETIOLOGI

Genetik Kultural

Tidak Tergolong
Lingkungan
Ketiganya
Klasifikasi (DSM-V)

Cluster A Cluster B
(aneh/eksentrik) Cluster C (seringkali
(Perilaku dramatis, tampak cemas atau
emosional, atau tidak ketakutan)
menentu)
Paranoid
Anti Sosial Anankastik
Skizoid
Borderline Avoidan
Skizotipal
Histrionik Dependen
Narsisistik Obsesif
kompulsif
CLUSTER A
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan /penolakan


Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam
Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan
seksual dari pasangannya
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

Emosi dingin kurang mampu mengekspresikan emosi


pada orang lain
Afek datar
Tampak tidak-peduli terhadap pujian maupun kecaman

Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri

Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang


akrab (kalau ada hanya satu)
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL

Ciri khas: cara berpikir, persepsi, dan perilaku yang


unik/aneh, namun tanpa disertai ciri psikotik yang jelas
Penampilan: cenderung berantakan
Afek: datar, cenderung menarik diri secara sosial
Mungkin sangat cemas saat berinteraksi dengan orang yang
dikenal berhubungan dengan pikiran paranoid/ kecurigaan
Dapat memiliki pikiran magis yang tidak sesuai dengan
norma kulturan, seperti: keyakinan memiliki indera
keenam/orang lain dapat merasakan perasaan mereka
Laki-laki > perempuan
Gangguan kepribadian skizotipal kepribadian premorbid pasien
skizofenia
Prevalensi pasien skizotipal melakukan bunuh diri 10%
Contoh:
Tn. D, seorang mekanik, berusia 27 tahun memiliki sedikit teman
dan lebih memilih membaca novel fiksi ilmiah daripada berkumpul
dengan teman-temannya atau orang lain. Ia sering menunjukkan
ekspresi ganjil pada wajahnya. Terkadang ia menceritakan
pengalamannya bahwa telah didatangi oleh almarhumah ibunya.
Dia merasa nyaman dengan hal tersebut dan mengharapkan untuk
didatangi kembali.
CLUSTER B
GANGGUAN KEPRIBADIAN DISSOSIAL

Ciri khas: perilaku persisten meliputi sikap antisosial,


tidak bertanggung jawab, serta kurangnya penyesalan
setelah melakukan kesalahan
Penampilan: berkharisma
Seringkali melanggar norma dan hukum
Gagal membina komitmen/hubungan interpersonal
dan dalam pekerjaan, kecenderungan untuk
menyalahkan orang lain
Disebut psikopat adanya patologis pada fungsi mental/psikis

Meliputi dimensi kepribadian dan dimensi perilaku


Contoh:
Ryan cenderung menarik diri dari hubungan sosial, secara
penampilan tidak bermasalah, dan bersikap menlanggar norma serta
hukum. Saat diwawancara oleh polisi, atas tindak pidananya, Ryan
menjawab saat saya SMA, pernah teman bertanya bagaimana cara
untuk menjadi terkenal. Saya bilang, bunuh saja itu orang terkenal
sebanyak-banyaknya. Eh, ternyata emang bener saya jadi terkenal,
jawabnya enteng
GANGGUAN KEPRIBADIAN BORDERLINE

Perilaku: pada batas ambang neurosis dan psikosis


Ciri khas: tidak stabil dalam berhubungan, citra diri, serta
kurangnya kontrol atas impuls
Mood: berubah-ubah dapat bergeser dari marah, cemas,
biasa saja, kemudian depresi
Ketidakstabilan dalam citra diri perasaan terasa kosong
dan selalu bosan
Perilaku impulsif sulit mengendalikan kemarahan,
konsumtif dalam belanja, percobaan bunuh diri, kawin lari
dengan orang yang belum lama dikenal.
Ketidakstabilan dalam relasi: didasari perasaan takut
ditinggalkan perasaan terhadap orang lain seringkali
berubah, cenderung menuntut secara sosial
Sebagian besar memiliki riwayat trauma saat anak-anak:
berpisah atau kehilangan orang tua, penganiayaan,
kekerasan

Sulit kooperatif dengan pemeriksa


GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK

Ciri khas: memiliki kebutuhan berlebihan akan perhatian,


pujian, dukungan berulang, dan persetujuan
Emosi: berlebihan, dramatis/dibesar-besarkan, labil
Afek: dangkal dan labil
Penampilan: sangat tertarik pada mode, menggunakan
penampilan fisik sebagai daya tarik
Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi orang lain/ keadaan
Menunjukkan keriangan berlebihan (excitement) saat bertemu
orang lain, namun dapat marah tiba-tiba.
GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISISTIK

Ciri khas: memiliki rasa bangga dan keyakinan berlebihan terhadap


diri sendiri, dan kebutuhan ekstrim akan pemujaan

Membesar-besarkan prestasi, berharap orang lain melihat kualitas


khusus mereka, sangat peka terhadap kritik
Masih dapat mengatur pikiran dan perilaku cenderung berhasil
dalam karir
Rasa empati terhadap orang lain rendah, egois, bersimpati hanya
untuk mencapai kepentingan diri sendiri
CLUSTER C
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANANKASTIK

Ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;


Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (detail), peraturan, daftar, urutan,
organisasi, atau jadwal;
Perfeksionisme dalam penyelesaian tugas;
Ketelitian yang berlebihan, terlalu berhati-hati, sampai mengabaikan
kepuasan dan hubungan interpersonal;
Kaku dan keras kepala;
Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya
mengerjakan sesuatu
Mencampur-adukan pikiran dan dorongan yang memaksa dan yang
enggan.
GANGGUAN KEPRIBADIAN CEMAS/MENGHINDAR

Ciri khas: menghindari hubungan sosial karena takut akan


penolakan dan kritik
Malas terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai/diterima. Namun masih memiliki minat sosial
Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih
rendah dari orang lain, mudah mengartikan komentar
orang lain sebagai penghinaan/ ejekan
Cenderung terikat rutinitas dan melebih-lebihkan
risiko/usaha dalam mencoba hal baru.
GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPENDEN

Membiarkan orang lain untuk mengambil sebahagian besar keputusan


penting untuk dirinya
Sangat bergantung pada pendapat orang lain
Enggan mengajukan permintaan yang layak kepada orang lain
Perasaan tidak enak/ tidak berdaya bila sendirian, karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidak mampuan mengurus diri sendiri
Ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
Terbatasnya kemampuan membuat keputusan sehari-hari tanpa
mendapat nasehat dari orang lain.
GANGGUAN KEPRIBADIAN OBSESIF KOMPULSIF

Ciri khas: kaku dalam berhubungan dengan orang lain,


perhatian berlebih pada detail, sangat teratur, dan sulit
mengekspresikan perasaan
Terpaku pada kesempurnaan sulit menyelesaikan tugas
tepat waktu, sulit membuat keputusan karena takut salah
Antusiasme pada pekerjaan memaksakan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan caranya tanpa
menerima masukan, gagal berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, cenderung tidak memiliki rasa humor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai