Anda di halaman 1dari 51

Herpes Zooster

N I LU H M A D E M U R N I A S I H J
0861050147
Status Pasien

Nama fasilitas pelayanan kesehatan :


Puskesmas Kelurahan Malaka Jaya

Nomor Rekam Medis :


00287/T

Pasien ke : 53
IDENTITAS PASIEN
PASIEN KETERANGAN
Nama An. Aditya -
Umur 13 tahun -
Jln. Bunga Rampai II Gg. VII
No. 125 Rt 003/09.
Alamat -
Kelurahan: Malaka Jaya
Kecamatan: Duren Sawit
Jenis Kelamin Laki-laki -
Agama Islam -
Pendidikan Terakhir SMP -
Pekerjaan Pelajar -
Status Perkawinan Belum Menikah -
Kedatangan Ke Pertama -
Telah Diobati Sebelumnya Belum -
Alergi Obat Tidak -
Sistem Pembayaran KJS -
Anamnesis

Keluhan utama: Timbul bintil berkelompok yang


berisi cairan di dada sebelah kiri, serta punggung
sebelah kiri sejak 3 hari yang lalu.

Keluhan tambahan : rasa panas dan nyeri pada


daerah yang terdapat bintil berisi cairan tersebut.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Keluhan timbul bintil berkelompok berisi cairan di
dada sebelah kiri yang menyebar ke punggung kiri atas
sejak 3 hari yang lalu.

Awalnya keluhan ini timbul kemerahan yang terasa


panas pada dada sebelah kirinya. Kemudian timbullah
bintil-bintil yang berisi cairan sebesar ujung jarum
pentul pada dada kiri yang semakin banyak dan
menyebar ke punggung kiri atas.
Pasien belum meminum obat apapun untuk
mengurangi keluhan
Keluhan ini disertai dengan rasa panas serta nyeri
pada bintil berisi air.
Pasien menyangkal pernah kontak dengan bahan-
bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit.
Pasien juga menyangkal memiliki alergi.
Pasien mengatakan bahwa teman di sekolahnya juga
ada yang mengalami hal yang serupa.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah menderita penyakit dengan


keluhan seperti ini sebelumnya
Pasien mengaku pernah menderita penyakit cacar
air saat anak-anak.
Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
Riwayat operasi disangkal, riwayat alergi disangkal,
dan riwayat kecelakaan disangkal.
Riwayat Penyakit
Keluarga
Ibu pasien dulu pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya.
Di keluarga juga dulu pernah ada yang mengalami
cacar air sebelumnya.
Memiliki 5 saudara kandung. Dan semua saudaranya
tidak ada yang pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya.
Riwayat Kebiasaan dan Kehidupan Pribadi

Pasien sehari-hari merupakan seorang pelajar SMP.


Pasien jarang jajan di lingkungan sekitar rumah.
Pasien tidak memiliki kebiasaan sulit makan
ataupun pemilih dalam hal makanan.
Pasien suka bermain bersama teman-teman di luar
lingkungan rumahnya.
DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAH
Jenis
No Nama Umur Status Dalam Keluarga Pekerjaan
Kelamin

1 Ny. Arjamiah 87 tahun Ibu kepala keluarga P Tidak bekerja

2 Tn. Dedi 55 tahun Kepala rumah tangga L Supir

Ibu rumah tangga


3 Ny. Kusnini 50 tahun Istri P
Wiraswasta

4 Nuki 30 tahun Anak L Karyawan swasta

5 Dina 28 tahun Anak P Tidak bekerja

6 Bangkit 24 tahun Anak L Wiraswasta

7 Bayu 20 tahun Anak L Wiraswasta

8 Mega 17 tahun Anak P Pelajar SMA

9 Aditya 13 tahun Anak L Pelajar SMP


PemeriksaanFisik

Kesadaran : Compos Mentis


Keadaanumum : tampak sakit ringan
Beratbadan : 40 kg
Tinggibadan : 140 cm
(Dengan rumus perhitungan Z score:)
BB: BB/BBP50 X 100%=40/45 X 100 % = 88.89 %
PB: PB/PBP50 X 100%= 140/156 X 100% = 89.74 %
BB/BBPBP50 X 100% = 40/43 X 100 % = 93.02
Kesan: Gizi normal
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 x/menit
Frekuensi Napas: 18 x/menit
Suhu : 36,4 C
Status Generalis
Status Generalis
Kepala : Normocephali.
Rambut : Hitam, merata, tidak mudah dicabut.
Mata :Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-,
reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak
langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3mm isokor.
Telinga : Normotia/Normotia, liang
lapang/lapang, sekret -/-, serumen -/-
Hidung : Bentuk biasa, deviasi septum (-), sekret
(-).
Tenggorokan : Mukosa faring tenang, uvula
ditengah, tonsil T1-T1.
Gigi & Mulut : Oral hygiene cukup.
Kelenjar Getah Bening:tidak teraba membesar
Leher
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Kaku kuduk : tidak ada
Trakea : ditengah
Thoraks
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Auskultasi : terdengar BJ I dan BJ II normal, murmur (-),
gallop (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-). ictus cordis teraba di ICS 5 garis
mid clavicula sinistra
Perkusi :
Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra
Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra
Batas Jantung kanan: ICS 5 garis parasternal sinistra
Batas Jantrung kiri: ICS 6 garis axilaris anterior sinistra
Pulmo :
Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan
paru simetris
Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan
yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : bising nafas paru kanan kiri: vesikular,
Wheezing (-/-), Ronki (-/-).
Abdomen :
Inspeksi : tampak datar, asites (-)
Auskultasi : bisung usus (+) normal, 8x/menit
Palpasi : nyeri tekan (+ di daerah epigastrium),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen,
nyeri ketok (-)
Ekstremitas:Superior : Edema (-/-), clubbing
finger (-/-), akral dingin (-/-), ROM: Aktif/pasif:
tidak terbatas
Inferior : Edema (-/-), clubbing finger (-/-),
akral dingin (-/-), ROM: aktif/pasif: tidak terbatas
Derajat Motorik: 4444 4444
4444 4444
Anus dan rektum; tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia; tidak dilakukan pemeriksaan
Tulang belakang; tidak ada kelainan
Status Neurologis: Refleks fisiologis: (+)
Refleks patologis (-)
Status Lokalis (Dermatologis)
- Lokasi: Regio thorakalis anterior et posterior
- Penyebaran: unilateral, herpetiform
- bentuk: bulat
- Ukuran: milier, lentikuler.
- Batas: tegas
- Efloresensi: macula eritematosa, papul, krusta,
skuama.
KondisiRumah

BUNGA RAMPAI II GG.


VII NO. 125 RT 003/09.
Riwayat Sosial dan Ekonomi

Pasien tinggal serumah bersama dengan nenek,


kedua orangtuanya serta kelima kakak-kakaknya.
Pasien tinggal di rumah milik sendiri dengan rumah
pasien terdiri dari ruang keluarga, 4 kamar tidur,
dan 1 kamar mandi, serta dapur di belakang rumah.
Lantai rumah pasien terbuat dari tehel, atap rumah
terbuat dari asbes, langit-langit dalam rumah pasien
tampak cukup terawat.
Kamar tidur pasien tidak memiliki ventilasi udara,
hanya memiliki satu kipas angin dan lemari baju.
Dapur hanya ruangan terbuka dibelakang rumah
pasien didekat kamar mandi. Perabotan makan
diletakkan di tempat cuci piring.
Ruang tamu memiliki 2 buah jendela.
Pasien memiliki teras rumah di depan yang
digunakan untuk mencuci dan menjemur pakaian.
Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sumber air yang digunakan adalah PAM. Jarak


sumber air dengan septic tank 10 meter.
Pasien memiliki 1 buah motor.
Sumber pendapatan keluarga berasal dari ayah,
ibu dan kakak pasien yang bekerja sebagai
karyawan serta wiraswasta.
Penghasilan keluarga berkisar Rp 3.150.000,00
per bulan dengan jumlah pengeluaran berkisar
2,800.000,00 per bulan.
Pengeluaran pasien berasal dari biaya listrik, air,
biaya makan sehari-hari, dan biaya sekolah.
Hubungan pasien dengan keluarga harmonis dan
baik, begitu juga hubungan dengan tetangganya.
Pasien kurang aktif dengan kegiatan
kemasyarakatan yang ada di sekitar lingkungan
rumah.
Air danKebersihan

Sumber air: Pembuangan sampah

PAM Setiap hari oleh pasien


sendiri atau anggota
keluarga yang lain di
tempat sampah yang
sudah disediakan
Diagnosis Holistik
Aspek Personal
Keluhan Utama : timbul bintil-bintil berkelompok berisi
cairan yang terasa panas dan nyeri pada dada kiri serta
punggung kiri.
Harapan : Mendapat pengobatan secara tepat
sehingga bintil-bintil pada dada serta pnunggung kiri
dapat menghilang.

Kekhawatiran : Pasien mencemaskan keluhannya akan


bertambah parah.
AspekKlinis
Diagnosa Klinis : Herpes zooster
Diagnosis Holistik
ASPEK RESIKO INTERNAL

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai


penyakit herpes zooster.
Pasien pernah mengalami varisela saat kecil.
ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN
LINGKUNGAN
Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien.
Ibu pasien mengaku kalau dirinya pernah mengalami hal
yang sama seperti pasien.
Ibu pasien mengatakan bahwa teman pasien ada yang
mengalami hal yang sama.
Derajat Fungsional

Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan


beraktifitas, masih dapat melakukan pekerjaan
sendiri.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
PASIEN

Non Medikamentosa:
istirahat
diet: makanan yang bergizi
seimbang

Medikamentosa:
Acyclovir 4x 400mg
-Vit C 3 x 1
-Paracetamol 3x500mg
- Salep Acyclovir
- Bedak salisil
RencanaPenatalaksanaan
No. Kegiatan RencanaIntervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. AspekPersonal Evaluasi: Pasien dan 45 -Keluhan dan
keluarga kekhawatiran pasien
menit
Keluhan, dapat berkurang
kekhawatiran, dan -Pasien dan keluarga
harapan pasien. mengerti tentang
penyakit dan faktor
resikonya.
Intervensi:

herpes zooster
(penyebab, gejala
klinis, cara
penularan,
diagnose banding,
tatalaksana,
komplikasi, dan
prognosis).
2. AspekKlinis: Edukasi: Pasien 45 -Pasien makan
-Menyarankan makanan yang bergizi
menit seimbang.
kepada pasien
Herpes untuk tidak
menggaruk-
zooster
garuk kulitnya
agar tidak terjadi
infeksi sekunder Menjaga kebersihan
- kulit.

-Memilikipikiran
yang tenang
serta beristirahat
dengan cukup.

Menghindari garukan
di kulit yang sakit.
Terapi:
Non
medikamentosa :
- istirahat
- diet: makanan
yang bergizi
seimbang
Medikamentosa :
-Acyclovir 4x
400mg
-Vit C 3 x 1
-Paracetamol
3x500mg
- Salep Acyclovir
- Bedak salisil
3. AspekResikoInt Edukasi Pasien 45 menit Menjaga daya
ernal : mengenai ciri- tahan tubuh agar
-Kurangnya ciri dan tetap baik
pengetahuan
mengenai
patofisiologi sehingga penyakit
herpes zooster herpes zooster. ini dapat cepat
dan
komplikasinya. Menerangkan sembuh dan tidak
-pasien pernah
bahwa kambuh.
mengalami
penyakit penyakit ini Pasien
varisela
merupakan memahami
reinfeksi dari tentang herpes
penyakit zoster dan
varisela yang penanganan
pernah yang tepat
diderita saat
kecil dan
bahwa
penyakit ini
4. Aspek Edukasi Pasien 60 menit Keluarga pasien
Psikososial: Melanjutkan dapat memantau
sikap keluarga pasien untuk
-Keluarga
pasien sangat untuk tetap mengonsumsi
mendukung mendukung obat secara
kesembuhan
pasien. dan memotivasi teratur.
pasien agar Keluarga pasien
cepat sembuh. juga dapat
Keluarga turut mengingatkan
serta memantau pasien bahwa
dan penyakit ini
menyediakan dapat kambuh
makanan sehat kembali
untuk pasien. sehingga harus
Keluarga tetap menajga
mengingatkan kesehatan
pasien dalam
tubuhnya.
Tindak Lanjut dan
Intervensi
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistic, dan rencana
selanjutnya
Kedatangan di Saat kedatangan pertama, dilakukan beberapa hal yaitu:
Puskesmas 1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan
Kelurahan yang baik dengan pasien.
Malaka Jaya 2. Memberi informed consent pada pasien agar pasien dapat mengerti apa
1 Agustus 2013 yang dilakukan oleh pemeriksa.
3. Melakukan anamnesis lengkap mengenai keluhan utama pasien,
keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat kehidupan social, dan kebiasaan
pribadi pasien serta melakukan pemeriksaan fisik lengkap.
4. Membuat diagnosis holistik pada pasien.
5. Menyusun dan memberi tata laksana farmakologis.
6. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap kondisi rumah dan
lingkungan tempat tinggal pasien.
Intervensi yang diberikan:
1. Edukasi mengenai herpes zooster (penyebab, gejala klinis, cara penularan, diagnose
banding, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis). Edukasi dilakukan pada pasien dan
keluarganya
2. Edukasi agar pasien teratur mengkonsumsi obat yang diberikan.
3. Edukasi agar pasien menjaga kebersihan dari kulitnya serta tidak menggaruk lukanya
agar tidak terjadi infeksi sekunder.
4. Edukasi agar pasien memiliki pola makan teratur, bergizi seimbang serta beristirahat
dengan cukup.
5. Melakukan pengaturan waktu kunjungan berikutnya untuk dilakukan evaluasi intervensi
dari kunjungan pertama dan rencana intervensi berikutnya
6. Intervensi untuk menjaga kebersihan rumahnya.
Kunjungan Rumah Saat kedatangan pertama, dilakukan beberapa hal yaitu:
Pertama 1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan
13 Agustus 2013 yang baik dengan pasien.
2. Memberi informed consent pada pasien agar pasien dapat mengerti
apa yang dilakukan oleh pemeriksa.
3. Melakukan anamnesis lengkap mengenai keluhan utama pasien,
keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat kehidupan social, dan
kebiasaan pribadi pasien serta melakukan pemeriksaan fisik lengkap.
4. Membuat diagnosis holistik pada pasien.
5. Melakukan anamnesa mengenai keluarga pasien dan kegiatannya
sehari-hari.
6. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap kondisi rumah dan
lingkungan tempat tinggal pasien.
Intervensi yang diberikan:

1. Edukasi mengenai herpes zooster (penyebab, gejala klinis, cara penularan, diagnosis
banding, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis). Edukasi dilakukan pada pasien dan
keluarganya.

2. Edukasi agar pasien menjaga kebersihan dari kulitnya serta tidak menggaruk lukanya
agar tidak terjadi infeksi sekunder.

3. Edukasi agar pasien teratur mengonsumsi obat yang diberikan.

4. Edukasi agar pasien memiliki pola makan teratur, bergizi seimbang serta beristirahat
dengan cukup.

5. Intervensi untuk menjaga kebersihan rumahnya.


Kunjungan kedua Saat kedatangan kedua dilakukan beberapa hal, yaitu :
16 Agustus 2013 1. Pemantaun keadaan pasien dan keluarga.
2. Pemeriksaan fisik terhadap keluarga pasien.
3. Pemantauan keadaan rumah pasien.
4. Pemantauan aktifitas sehari-hari pasien dan keluarga.
5. Pemantauan pola makan pasien dan keluaraga.
Intervensi :
6. Edukasi mengenai penyakit herpes zooster kepada keluarga pasien
7. Edukasi pengobatan teratur.
8. Edukasi menjaga kebersihan makanan serta kulit pasien dan keluarga
9. Menghimbau keluarga pasien untuk mengingatkan pasien agar
meminum obat secara rutin, mengatur pola makan pasien.
KesimpulanPenatalaksanaanPasiendalam
BinaanPertama
Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek Personal

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan timbul bintil-bintil berisi cairan yang terasa
nyeri dan panas pada daerah timbul bintil tersebut. Pasien merasakan nyeri yang bertambah
hebat serta bintil yang terus bertambah banyak, khawatir keluhannya akan bertambah parah
dan berharap bisa dapat pengobatan secara tepat sehingga gula darah bisa kembali normal
dan bintil-bintil tersebut dapat menghilang.

Aspek Klinis

Diagnosa kerja: Herpes zooster.

Aspek Risiko Internal

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit herpes zooster.

Pasien pernah mengalami varisella.


Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan

o Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien.


o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga.
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumah dan saling
menjaga satu sama lain.
o Keadaan rumah pasien cukup bersih namun berada di lingkungan yang sangat padat..
o Keluarga pasien mendukung pengobatan yang dijalankan oleh pasien dan bersedia
membantu dalam mengawasi pasien untuk mengkonsumsi obat.
o Ibu pasien mengaku kalau dirinya pernah mengalami hal yang sama seperti pasien.
o Ibu pasien mengatakan bahwa teman pasien ada yang mengalami hal yang sama
Derajat Fungsional
1 (Pasien tetap bisa beraktifitas seperti biasa).
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien mau mengonsumsi obat-obatan secara teratur.

Pasien mau mengikuti anjuran untuk menjaga kesehatan kulitnya serta tidak menggaruk-
garuk daerah yang sakit.

Keluarga pasien memberikan dukungan yang baik kepada pasien serta mau membantu
pasien menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien terkadang tidak tahan untuk tidak menggaruk daerah tempat yang sakit.

Ketidaktaatan pasien dalam mengonsumsi obat.


Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

Memonitor pola makan pasien.

Tetap memberi dorongan kepada pasien untuk rajin mengonsumsi obatnya.

Melihat kemajuan pengobatan, bila tidak timbul bintil kemabali serta bintil-bintilnya
yang lama telah mongering dan tidak meningalkan bekas.
Thank you..

Anda mungkin juga menyukai