]89 : [
30 Oktober 2004
SISTEM EKONOMI SEBAGAI
BAGIAN SISTEM ISLAM
Sistem didefinisikan sebagai sebuah struktur yang terdiri
atas bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsinya
sendiri guna melayani atau mencapai tujuan (Rahardjo,
dalam: Naqvi, 1985: 11 )
Sistem didefinisikan sebagai bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling bergantung kepada
yang lain dan saling mengadakan interaksi (Budiarjo,
1995 )
sistem menurut An Nabhani adalah: Setiap peraturan
yang lahir dari aqidah yang berfungsi untuk
memecahkan dan mengatasi problema hidup manusia,
menjelaskan bagaimana cara pemecahannya,
memeliharanya serta mengembangkannya (An-
Nabhani, 1953: 22).
Benarkah Sistem Ekonomi Islam itu
ada ?
secara normatif Allah SWT telah mengatur
manusia dengan aturan yang komprehensif
secara historik, berbagai bukti dapat dilihat
dalam catatan sejarah yang mengungkapkan
bagaimana sistem Islam termasuk sistem
ekonomi Islam diterapkan selama berabad-abad
secara empirik masih terdapat bukti peninggalan
pelaksanaan sistem Islam sampai saat ini
meskipun secara parsial
Sistem Ekonomi Islam Normatif
atau Positif ?
Ilmu ekonomi positif mempelajari problema-
problema ekonomi seperti apa adanya.
Ilmu ekonomi normatif mempersoalkan
bagaimana seharusnya sesuatu itu
sistem ekonomi Islam tidak dapat dipandang
dengan pandangan positif atau normatif secara
terpisah. Dalam ekonomi Islam, aspek-aspek
yang normatif dan positif itu jika kita masih
tetap ingin menggunakan definisi ekonom Barat-
saling berkaitan erat, sehingga setiap usaha
untuk memisahkannya akan berakibat
menyesatkan dan tidak produktif
Ilmu Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Hingga saat ini masih terdapat kerancuan
pemahaman mengenai sejauh mana Islam
mengatur masalah ekonomi .
Kelompok Pertama :Islam tidak pernah mengatur
masalah ekonomi, karena ekonomi hanyalah
bagian dari ilmu yang bersifat universal
Kelompok Kedua : Seluruh cabang ekonomi
sekarang harus ditinggalkan. Karenanya,
keseluruhan teori ekonomi harus dibangun
kembali dengan bersumber kepada Islam.
Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani
Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan
harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1)
memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya,
maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi
Menjadi
Barang
Mempunyai Alat
Nilai Guna Pemuas
Jasa (Utility)
Kepemilikan Negara
(States Ownership)
Asas Sistem
Ekonomi Islam Disposisi
Nafkah dan Infaq
(Penggunaan)
(Tasharruf) Pengembangan
Hak Milik
Menjamin Kebutuhan
Distribusi
per Individu Warga
(Distribution)
Negara
I. Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari) untuk memanfaatkan zat dan jasa
tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan
kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Bentuk Kepemilikan:
Kepemilikan
Individu Hukum syara yang berlaku untuk
(Private barang dan jasa, dimana pemiliknya
Ownership) individu berhak memanfaatkan dan
mendapat kompensasi darinya
Kepemilikan Izin pembuat syariat (as-syari)
Kepemilikan kepada suatu kelompok (memiliki
Umum (Public
(Ownership) secara bersama) untuk sama-sama
Ownership)
memanfaatkan benda.
Kepemilikan Harta yang merupakan hak seluruh
Negara (States kaum Muslim, sedangkan
pengelolaannya menjadi
Ownership)
wewenang Khalifah.
Tatacara Memiliki:
Shahih (Benar)
Hajat Kaifiyah
Adhuwiyah: Tamalluk:
Islam
Kebutuhan Sebab
Jasmani Pemilikan
Batil (Salah)
Sebab Kepemilikan Islam:
Waris Menghidupkan
Tanah Mati
Ijarah /Upah
Pemberian
Negara
Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi hak
milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki sebelumnya.
II. Penggunaan :
Kepemilikan
1. Di Nafkahkan secara langsung
Individu
2. Di Kembangkan agar harta bertambah
(Private
Ownership) Ada 2 Jenis SDA :
Bisa dimanfaatkan Langsung sperti : air,
Kepemilik Hasil Hutan, Hasil Laut. Setiap individu boleh
an Umum Memanfaatkan langsung dengan memperhatikan
Keseimbangan ekosistem.
(Public .
2. Tidak bisa dimanfaatkan langsung : sperti Barang
Ownershi Tambang (Emas, Perak, tembaga, BBM ddll), caranya:
p) Dikelola oleh Negara (tdk boleh dikelola oleh swasta)
kemudian didistribusi secara langsung
Kepemilikan Dalam bentuk bendanya sisanya bisa di gunakan untuk
(Ownership) Kepemilikan fasilitas Umum dan lainnya : pendidikan, kesehatan dll.
Negara
(States
Ownership) 1. Di berikan secara langsung sebagai pelayanan
2. Bisa diserahkan kepada individu tertentu.
Harta 24:33
Milik
Allah Istikhlaf
57:7
Diberikan
kepada Rizqi bermakna
Atha: pemberian
Manusia
DIMINTAI
PERTANGGUNGJAWABAN
DIKELOLA DIKELOLA
? OLEH NEGARA OLEH NEGARA
SISTEM EKONOMI ISLAM
DIKELOLA DIKELOLA
? OLEH NEGARA OLEH NEGARA
MEKANISME PASAR SYARIAH
HUKUM PERDAGANGAN DN
INDIVIDU BEBAS BERDAGANG
HARUS SESUAI RUKUN DAN SYARAT
HUKUM PERBANKAN
PASAR LARANGAN RIBA NASHIAH
LAHAN PASAR
UANG HUKUM PASAR MODAL
HUKUM PERTANIAN
PENYATUAN KEPEMILIKAN LAHAN DAN PRODUKSI
LARANGAN RIBA NASHIAH
BOLEH MENGHIDUPKAN LAHAN MATI LARANGAN RIBA FADHAL
LARANGAN MENTERLANTARKAN LAHAN > 3 TAHUN LARANGAN MAYSIR (JUDI)
LARANGAN MENYEWAKAN LAHAN PERTANIAN TRANSAKSI KONTAN DAN DITEMPAT
HUKUM INVESTASI
HARUS SESUAI SYIRKAH ISLAM
LARANGAN PERSEROAN KAPITALISME
POLITIK EKONOMI ISLAM
KEPEMILIKAN KEPEMILIKAN
INDIVIDU NEGARA
KEPEMILIKAN
UMUM
MEKANISME DIKELOLA
PASAR SYARIAH OLEH NEGARA
DIKELOLA
OLEH NEGARA
Perindustrian (Shinaah)
Kerjasama Usaha/Syirkah
Hukum Tanah Pertanian:
Sebab
Kepemilikan Pembelian Lahan
Tahjir: Memagari
Ekstensifikasi Ihya al-Mawat:
Tanah Menghidupkan
Pertanian Tanah Mati
Iqtha ad-Dawlah:
Pengembangan Pemberian Negara
Tanah Pertanian pd Petani
Wajib Mengelola
Intensifikasi Tanah Pertanian
Tanah
Haram
Pertanian Menyewakan
Tanah Pertanian
Sebab
Pengembangan
Hukum Perdagangan:
Halal
Perdagangan Jual-Beli
Domestik
Salam Barang dg
Barang/Uang
Istishna
Uang dg
Sharf/Valas Uang
Bentuk
Perdagangan Uang dg Uang
Riba
Barang dg Barang
Ghabn Fahisy
Tadlis
Perdagangan
Luar Negeri Penimbunan
Haram
Hukum Perindustrian:
:
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang
diproduksinya (dalam kepemilikan dan produksinya).
Produk
Halal (Pabrik
/ Kilang yang Milik Individu
halal)
Hukum Produk
Hukum Pabrik (Barang yang
Milik Umum
dan Kilang Diproduksi)
Produk
Haram (Pabrik / Milik Negara
Kilang yang
haram)
Hukum Syarikah:
Sepakat
Melakukan
Syarikah Belum
Sah
Akad Syari: Sepakat
Ijab dan Qabul Memberikan
Modal
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya
sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan
tujuan untuk mencari keuntungan.
Tasharruf (Penggunaan) yang Diharamkan:
Isyraf Tabdzir (yg
diharamakn
Infaq: Taraf (Foya-foya)
Taqtir (Kikir-Bakhil)
Judi
Tasharruf yang
Diharamkan Riba
Perseroan Kapitalis
Pengembangan
Ghabn Fakhisy
Harta:
Tadlis
Ihtikar
Mematok Harga
III DISTRIBUSI:
Kebutuhan Pokok Wajib
(Primary Needs) Dipenuhi
Kebutuhan Kebutuhan
per Individu Sekunder
(Scondary Needs) Tidak Wajib
tapi Dibantu
Human Needs Kebutuhan Mewah
Kebutuhan (Luxury Needs) Khilafah
Manusia Islam
(Negara)
Pendidikan (Needs
for Education)
Keamanan (Needs
for Savety)
III. Distribusi
Menjamin Eksistensi Kepemilikan sesuai
dengan syariat.
Larangan untuk menimbun Emas / Mata
Uang (kanzul Maal) dan Ikhtikar
(Menimbun Barang)
Larangan peredearan harta hanya pada
kelompok tertentu (contoh : monopoli yang
merugikan)
MEKANISME DISTRIBUSI