Penyakit akar gada (disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae Wor).
merupakan salah satu penyakit tular tanah pada tanaman kubis-kubisan. Penyakit ini juga sering disebut penyakit akar pekuk atau penyakit akar bengkak. Kerugian yang disebabkan oleh P. brassicae pada tanaman kubis-kubisan di Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Asia, dan Afrika Selatan mencapai 50100%. Di Australia, patogen ini menyebabkan kehilangan hasil sekitar 10% setiap tahun dengan kehilangan pendapatan sebesar US$13 juta Di Indonesia, penyakit ini menyebabkan kerusakan pada kubiskubisan sekitar 88,60% Penyebaran patogen
Patogen dapat terpencar di alam melalui tanah dengan berbagai
cara atau perantara, misalnya perlengkapan usaha tani, bibit pada saat pemindahan ke lapangan, hasil panen, air permukaan, angin dan melalui pupuk kandang. Patogen juga dapat ditularkan oleh biji melalui konta-minasi permukaan bijin dengan tanah yang terinfeksi. Selain itu sejumlah tanaman cruciferae liar dan beberapa tanaman inang lain yang rentan terhadap penyakit akar gada dapat menjadi tempat bertahan hidup patogen pada saat budidaya tidak ada. Penyakit akar gada (clubroot) disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae Wor. yang menyebabkan bengkak pada akar. Gejala yang timbul yaitu akar-akarnya membesar dan menyatu, seperti gada (alat pemukul) sehingga disebut akar gada. Tanaman yang terserang patogen akar gada tampak merana, kerdil, daun- daunnya berwarna kelabu dan lebih cepat menjadi layu. Cara Pengendalian Kimiawi : Pemberian kapur dolomit, aplikasi beberapa jenis fungisida sintetik seperti daconil, antracol, akrobat. Biologis : fungisida nabati dari ekstrak tanaman, seperti cengkeh, gamal, sereh wangi, sirih, dan sirsak yang diketahui mengandung senyawa yang bersifat fungisida. Bahan aktif yang terdapat pada ekstrak tanaman tersebut seperti tanin, fenolik, dan nimbin yang d ihar apka n ma mpu meng hambat pertumbuhan jamur Pengendalian oleh agensi hayati
Jamur Trichoderma sp. Merupakan satu dari sekian banyak agen
pengendalian hayati yang telah dikembangkan dan diaplikasikan secara luas. Keberhasilan penggunaan agen hayati ini telah banyak dilaporkan di berbagai penelitian diantaranya untuk mengendalikan penyakit akar gada oleh Plasmodiphora brassicae.
Jamur ini selain bersifat hiperparasitik terhadap beberapa patogen, juga
dapat menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan jamur lain, dalam hal ini dikenal dengan mikopatogen Mekanisme Infeksi Plasmodiophora brassicae 1. Spora berkecambah menjadi zoospore primer 2. Zoospora primer melakukan penetrasi pada rambut akar dan masuk sel inang 3. Setelah melakukan penetrasi, protoplas yang berinti satu terbawa masuk ke dalam sel inang 4. Terjadi pembelahan meiosis dan membentuk plasmodium primer oleh protoplas 5. Plasmodium primer membelah menjadi zoosporangium 6. Setiap zoosporangium mengandung 4 atau 8 zoospore sekunder yang dapat terlepas melalui lubang atau pori pada dinding sel inang 7. Zoospora sekunder kembali menginfeksi rambut akar TERIMA KASIH