Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan
diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata
tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001).
ETIOLOGI
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Ras
4. Pola Hidup
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb/Ht
BUN / kreatinin
Glukosa
Urinalisa
2. CT Scan
3. EKG
4. IUP
5. Rontgen dada
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Aktivitas
2. Farmakologik
Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat kondisi pasien, sasarkan pertimbangan
dan prisif sebagai berikut:
Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum belum optimal, contoh agen beta
bloker ACE.
Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu obat dosis tinggi. Contoh: diuretic
dengan beta bloker.
Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek samping ganti DHA yang lain
Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan meningkatkan kepatuhan.
Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini yaitu pada tekanan darah normal
tinggi.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TN .A
PADA NY. S DENGAN KASUS
HIPERTENSI
PENGKAJIAN
DATA UMUM
1. BIODATA
Nama KK : Tn A
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Alamat : Sumber porong Lawang
Pekerjaan : PNS (Pensiun)
Pendidikan : SMP Tamat
Penghasilan : Rp 1.500.000,-/ bulan
2. Komponen Keluarga
STATUS IMUNISASI
HUB
PENDIDI
NO NAMA J.K dgn UMUR
KAN
POLIO DPT HEPATITIS KET
K.K BCG CAMPAK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. S P Istri 56 th - - - - - - - - - - - - -
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa jawa.
5. AGAMA
Seluruh anggota keluarga Tn A adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Ny. S dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
3. STRUKTUR PERAN
a. Formal
Tn A sebagai KK, Ny S sebagai istri, dan 1 anak.
b. Informal
Tn A sebagai pencari nafkah dengan menerima pensiunan dengan dibantu Ny S membuka toko pracangan di rumah.
1. FUNGSI AFEKTIF
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung
dibawa ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.
2. FUNGSI SOSIALISASI
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang ada.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
a. Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk, dan sayur dengan
frekuensi 3 kali sehari. Dan bila ada anggota kelaurga yang sakit, keluarga merawat dan
memeriksakannya ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.
b. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan Ny. S sering mengeluh pusing karena penyakit darah tinggi dan takut
tensinya naik.
c. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila Ny. S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan ke rumah.
d. Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Ny. S, masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang
lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun selalu melakukan
kontrol secara teratur ke pelayanan kesehatan.
e. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan lantai kamar
mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
f. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila sakit dan Ny.S
melakukan periksa sejak menderita Hipertensi.
5. FUNGSI REPRODUKSI
Tn.A dan Ny.S mempunyai 1 orang anak berusia 17 tahun, kelas 3 SMK.
6. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan biaya untuk
berobat.
STRESS DAN KOPPING KELUARGA
1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
a. Stressor jangka pendek
Ny. S mengatakan sering mengeluh pusing
b. Stressor jangka panjang
Ny. S khawatir tensinya bertambah tinggi
Keadaan umum : cukup, TD: 180/140 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 20 X/mnt, BB:58 kg dan TB: 154 cm.
Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban, rontok, wajah pucat
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat gambaran tipis pembululuh darah
Hidung : Pernafasan spontan
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan intercostae, vokal fremitus dada kanan dan kiri sama. Suara paru sonor
pada semua lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler, S1 S2tunggal.
Perut : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak teraba., suara perut timpani.
Ekstrimitas : tidak ada odema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian atas maupun ekstrimitas
bagian bawah.
HAAPAN KELUARGA
1 2 3 4 5
1. Ny. S mengatakan sering Ny.n S terlihat sering Nyeri
mengeluh sakit kepala memegangi kepala bagian
Ny.S mengatakan nyeri skala 2 belakang
Wajah Ny.S kadang-
Keluarga mengatakan kurang kadang terlihat
memahami cara merawat menyeringai
Makanan Ny.S sama dengan TD : 180/140 mmHg
keluarga yang lain N : 88x/mnt
Pola tidur Ny.S tidak sesuai dan RR: 20 x/mnt
kurang dari kebutuhan
Kontrol secara teratur
NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH TTD
1 2 3 4 5
2. Ny S mengatakan khawatir Ny. S terlihat bingung Cemas
tensinya semakin tinggi Wajah Ny. S kadang-
Keluarga kurang memahami cara kadang terlihat pucat
mengenal masalah Ny S yang TD : 180/140 mmHg
khawatir tensinya akan bertambah N : 88x/mnt
tinggi RR: 20 x/mnt