faringitis
Autoantibodi akan
bereaksi dg jaringan Kerusakan jaringan
Demam reumatik.
Obstruksi aliran
darah
STENOSIS MITRAL
mengahalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel selama fase diastolik ventrikel.
Kongesti paru
Radiologis
Foto thorak, didapat gambaran dilatasi atrium kiri, dilatasi posteroanterior
sekunder oleh karena tekanan dan tahanan pembuluh darah paru yang
tinggi, kongesti vena pulmonalis, dilatasi RV.
Echocardiografi adalah sarana penunjang yang penting untuk evaluasi
pasien dengan mitral stenosis karena menggambarkan anatomi dan
hemodinamik mitral stenosis dengan jelas.
Kateterisasi jantung , dilakukan untuk mengetahui tekanan intrakardiak
secara langsung, gradient katup mitral, resistensi pulmoner, dan CO
sistemik.
ECG ; dapat normal pada pasien dengan MS ringan. Pada kasus yang berat
dapat ditemukan pembesaran atrium kiri atau biatrial dan ventrikel kanan
sesuai beratnya obstruksinya.
MRI, jarang digunakan oleh karena data yang diperoleh dari pemeriksaan
ini lebih terbatas dibandingkan Echocardiografi. (Horenstein, 2008)
Prognosis
Stenosis mitral merupakan suatu proses progresif
kontinyu dan penyakit seumur hidup.
Merupakan penyakit a disease of plateus yang
pada mulanya hanya ditemui tanda dari stenosis
mitral
kurun waktu (10-20 tahun) akan diikuti dengan
keluhan, fibrilasi atrium dan akhirnya keluhan
disabilitas.
Apabila timbul fibrilasi atrium prognosanya
kurang baik dibanding pada kelompok irama
sinus, sebab resiko terjadinya emboli arterial
secara bermakna meningkat pada fibrilasi atrium
Diagnosis Banding
Mitral stenosis yang didapat
Supravalvular ring MS
Double orifices mitral valve
Hipertensi pulmoner idiopatik
Komplikasi
Hipertensi pulmonal
tromboemboli,
endokarditis infektif,
fibrilasi atrial atau simptom karena
kompresi akibat besarnya atrium kiri
seperti disfagi dan suara serak
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Data subyektif
1. Biodata pasien d penanggung jawab
2. Keluhan utama: dyspnea/orthopnea, kelemahan fisik (lelah)
3. RPS : sesak nafas, kelelahan, hemoptisis , nyeri dada, palpitasi
RPD: kaji riwayat demam rematik, infeksi pernafasan atas),
4. Pola pemenuhan kebutuhan
aktivitas: mengeluhkan sesak nafas dan kelelahan saat
beraktivitas)
Tidur dan istirahat: pola istirahat bertambah karena klien
sering beristirahat karena kelelahan, klien sering terbangun
di malam hari karna sesak
Nutrisi: Disfagia dapat disebabkan karena kompresi
esophagus oleh karena dilatasi atrium kiri. (jarang terjd pada
anak)
Pemeriksaan Fisik:
(Mitral stenosis ringan sampai sedang)
Nadi perifer normal dan perfusinya masih baik
S1 keras karena gangguan penutupan katup mitral yang
stenosis
Peningkatan intensitas komponen paru pada suara jantung
kedua oleh karena peningkatan tekanan arteri pulmonalis.
Murmur diastolic awal, panjang dan berfrekuensi rendah
muncul setelah S2. Terdengar jelas di apex dengan
aksentuasi/ penekanan diastolic lambat.
S4 pada apex cordis di anak-anak yang lebih tua.
Mitral stenosis berat
Menurunnya perfusi perifer dan nadi
S1 yang halus disebabkan karena gagal jantung dan
berkurangnya pengisian ventrikel iri.
Murmur holodiastolik dengan aksentuasi presistolik yang
terdengar paling baik di apex.
Dengan adanya hipertensi pulmoner yang berat, dapat
muncul murmur diastolic yang berfrekuensi tinggi
disebabkan karena regurgitasi katup pulmoner pada area
auskultasi katup pulmoner.
S3 atau S4 (Horenstein, 2008)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kateterisasi jantung : Gradien tekanan (pada distole)
antara atrium kiri dan ventrikel kiri melewati katup
mitral, penurununan orivisium katup (1,2 cm),
peninggian tekanan atrium kiri, arteri pulmunal, dan
ventrikel kanan ; penurunan curah jantung.
2. Ventrikulografi kiri : Digunakan untuk mendemontrasikan
prolaps katup mitral.
3. ECG : Pembesaran atrium (notching ) gelombang P
dengan gambaran QRS yang masih normal kiri ( P mitral
berupa takik), hipertropi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
kronis.
4. Ekokardiogram : Dua dimensi dan ekokardiografi doppler
dapat memastikan masalah katup. Pada stenosis mitral
pembesaran atrium kiri, perubahan gerakan daun-daun
katup
Foto Thorax :
Dapat menunjukkan pembesaran atrium
Pelebaran arteri pulmonal
Aorta yang relatif kecil
Pembesaran ventrikel kanan
Perkapuran di daerah katup mitral atau perkardium
Pada paru-paru terlihat tanda-tanda bendungan vena
-Edem Interstitial terdapat pada 30% pasien dengan tekanan atrium kiri < 20
mmHg dan 70% pada tekanan atrium >20 mmHg
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
a. Koping individu tidak efektif b/d krisis situasional; sistem
pendukung tidak adekuat; metode koping tidak efektif.
b. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d kurang
pengetahuan; misinterpretasi informasi; keterbatasan
kognitif; menyangkal diagnosa.
c. Perubahan penampilan peran b/d krisis situasional;
proses penyembuhan; ragu-ragu akan masa depan.
d. Resiko kelebihan volume cairan b/d adanya perpindahan
tekanan pada kongestif vena pulmonal; Penurunan
perfusi organ (ginjal); peningaktan retensi natrium/air;
peningakat tekanan hidrostatik atau penurunan protein
plasma (menyerap cairan dalam area
interstitial/jaringan).
e. Resiko kerusakan pertukaran gas b/d perubahan
membran kapiler-alveolus (perpindahan cairan ke dalam
area interstitial/alveoli).
e. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru.
f. Ansietas b/d ancaman kehilangan/kematian; krisis
situasional; ancaman terhadap konsep diri (citra diri).
g. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah
perifer; penghentian aliran arteri-vena; penurunan aktifitas.
h. Penurunan curah jantung b/d adanya hambatan aliran darah
dari atrium kiri ke ventrikel kiri, adanya takikardi ventrikel,
pemendekan fase distolik.
i. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d sesak napas.
j. Gangguan eleminasi urine b/d penurunan perfusi glomerulus;
penurunan kardiak output.
k. Resiko kurang volume cairan tubuh b/d penurunan kardiak
output; penurunan filtrasi glomerulus.
l. Intoleran aktifitas b/d adanya penurunan curah jantung,
kongestif pulmunal. Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi;
kelemahan fisik.
Selamat belajar