Anda di halaman 1dari 29

Asuhan keperawatan anak

Dengan stenosis mitral

lantin sulistyorini, S.Kep, M.Kes


Pengertian stenosis mitral
Blok aliran darah pada tingkat katup mitral, akibat
adanya perubahan struktur mitral leafleats, yang
menyebabkan tidak membukanya katup mitral secara
sempurna pada saat diastolik. (Arjanto Tjoknegoro.
1996).
Stenosis Katup Mitral merupakan penyempitan pada
lubang katup mitral yang akan menyebabkan
meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke
ventrikel kiri. (www.medicastore.com).
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
2001 bakteri saluran pernapasan ialah Streptococcus
beta hemolyticus 0.3% akan berpotensi menjadi
demam rheumatik pada anak dengan komplikasi
tersering; stenosis mitral
Dibagi atas : Reumatik (> 90% ) dan non reumatik.
Sebagian terjadi pada usia < 20 tahun yang disebut
Juvenile Mitral Stenosis
Mitral Stenosis dapat terjadi secara kongenital
(bawaan) atau didapat. Mitral stenosis kongenital
adalah kelainan yang sangat jarang terjadi
Kasus mitral stenosis congenital jarang ditemui, muncul
pada 0,5% pasien dengan CHD (congenital Heart Disease)/
PJB.

Pada fetus, adanya MS tidak mengganggu pertumbuhan


normal bahkan bila katup mitralnya atresia sekalipun.

Hal ini disebabkan karena jumlah dari venous return


pulmoner ke atrium kiri jumlahnya kecil dan sirkulasi
bronco-kolateral fetal mampu menghilangkan gejala
obstruktifnya
ETIOLOGI
Penyebab MS congenital masih tetap belum
diketahui.
Namun kecenderungan MS pada keturunan
(khususnya dari ibu) yang menderita kelainan
obstruksi jalur keluar ventrikel kiri (LV outflow
tract obstruction) meningkat. (Horenstein, 2008)
Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan
darah dapat menyumbat aliran darah ketika
melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang
sama seperti stenosis katup mitral. (
www.medicastore.com)
lupus eritematosus sistemik (SLE), artritis
reumatoid (RA, dan endokarditis bacterial.
PATOFISIOLOGI
Invasi streptokokus beta hemolitik group A

faringitis

Antigen streptokokus menyebabkan pembentukan


antibodi pada hospen yg hiperimun

Antibodi bereaksi dg antigen streptokokus dan dg jaringan


hospes (antibodi tdk bs membedakan antra antigen
streptokokus dan antigen jaringan

Autoantibodi akan
bereaksi dg jaringan Kerusakan jaringan
Demam reumatik.

Peradangan difus & menyerang jaringan


penyambung berbagai organ (khususnya jantung, Gangguan progresif bentuk katub:
sendi dan kulit) peradangan rekuren
Proses penyembuhan disertai jar.
Parut
Perikarditis deformitas progresif karna usia
lanjut
Stenosis vulvular : penebalan & penyatuan daun katub
sepanjang komisura (hub. Antar katub)

Korda tandinea katub AV menebal dan bersatu

Memperkeclil dan mengurangi pergerakan daun


katub

Obstruksi aliran
darah
STENOSIS MITRAL

mengahalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel selama fase diastolik ventrikel.

Peningkatan gradien antar atrium & ventrikel

Hipertropi atrium kiri ( meningkatkan pompa darah)

Dilatasi atrium kiri ( ketidakmampuan pengosongan diri scr N)

Kompensasi tdk maksimal, atrium ki disfungsi

Peningkatan tekanan dan volume atrium kiri


Peningkatan tekanan dan volume atrium kiri dipantulkan ke belakang ke dalam
pembuluh paru-paru.

tekanan dalam vena pulmonalis dan kapiler meningkat

Kongesti paru

akibatnya terjadi kongesti vena ,edema intertisial yang


kadang-kadang disertai transudasi dalam alveoli.

Tekanan arteri pulmonalis meningkat: sbg tanggapan


thd resistensi vena pulmonalis meningkat

Hipertensi pulmonal: meningkatkan


resistensi ejeksi dr V. Ka ke A. Pul

Hipertrofi ventrikel kanan


Ventrikel disfungsi

Kongesti vena sistemik & oedem perifer

Payah jantung kanan

Curah jantung menetap


Derajat berat ringannya stenosis mitral,
Ditentukan oleh luasnya area katup mitral
Hubungan antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan
opening snap.
Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai
berikut :
1. Minimal : bila area > 25 cm
2. Ringan : Bila area 1,4 2,5 cm
3. Sedang : Bila area 1 1,4 cm
4. Berat : Bila area < 1,0 cm
5. Reaktif : Bila area < 1,0 cm
Keluhan dan gejala stenosis mitral mulai akan muncul bila luas area
katup mitral menurun sampai seperdua normal ( <2-2,5 cm).
Pada stenosis mitral yang ringan simptom yang muncul biasanya
dicetuskan oleh faktor yang meningkatkan kecepatan aliran atau
curah jantung, atau menurunkan periode pengisisan diastole, yang
akan meningkatkan tekanan atrium kiri secara dramatis. Beberapa
keadaan antara lain : Latihan, Stres emosi, Infeksi, Kehamilan,
Fibrilasi atrium dengan respon ventrikel cepat
Gejala dan Tanda, Anamnesis:
Mitral stenosis congenital pada masa bayi
Pasien dengan MS yang hebat akan datang dengan keluhan distress
nafas oleh karena edema paru sesaat setelah lahir
Pasien dengan MS yang ringan dan sedang akan datang setelah
periode neonates dengan tanda CO(cardiac output) yang rendah dan
kegagalan ventrikel kanan seperti infeksi paru, gagal bertumbuh,
kelelahan, takipnea
dan batuk kronis.
Anak dengan MS
akan mengeluhkan keterbatasan aktivitas secara tiba-tiba
Dispnea
Tanda gagal jantung kanan juga akan muncul termasuk edema perifer
dan kelelahan
Hemoptisis
Pink frothy sputum
Nyeri dada
Medication
Prinsip dasar penatalaksanaan adalah melebarkan lubang katup mitral
yang menyempit,.
Pengobatan farmakologis hanya diberikan bila ada tanda-tanda gagal
jantung, aritmia
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat
memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi
atrium.
Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan memperkuat denyut
jantung.
Pada keadaan fibrilasi atrium pemakaian digitalis merupakan indikasi,
dapat dikombinasikan dengan penyekat beta atau antagonis kalsium.
Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara
mengurangi volume sirkulasi darah dan untuk mengurangi kongesti.
Antikoagulan Warfarin sebaiknya dipakai pada stenosis mitral dengan
fibrilasi atrium atau irama sinus dengan kecenderungan pembentukan
trombus untuk mencegah fenomena tromboemboli.
Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan,
mungkin perlu dilakukan perbaikan atau penggantian katup.
Surgery
Penelitian dengan pengembangan balon akan
mengarah ke regurgitasi mitral dengan dampak yang
lebih buruk.
angka harapan hidup 5 tahun yang sangat jarang,
sampai saat ini strategi pembedahan yang optimal
belum ditemukan.
Pada prinsipnya pembedahan yang dilakukan hanya
suatu tindakan sementara dan suatu saat pasti
membutuhkan penggantian katup. (Webb, 2008)
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium, pengukuran keseimbangan elekrolit dan fungsi ginjal bila gagal
jantung kongestif dicurigai

Radiologis
Foto thorak, didapat gambaran dilatasi atrium kiri, dilatasi posteroanterior
sekunder oleh karena tekanan dan tahanan pembuluh darah paru yang
tinggi, kongesti vena pulmonalis, dilatasi RV.
Echocardiografi adalah sarana penunjang yang penting untuk evaluasi
pasien dengan mitral stenosis karena menggambarkan anatomi dan
hemodinamik mitral stenosis dengan jelas.
Kateterisasi jantung , dilakukan untuk mengetahui tekanan intrakardiak
secara langsung, gradient katup mitral, resistensi pulmoner, dan CO
sistemik.
ECG ; dapat normal pada pasien dengan MS ringan. Pada kasus yang berat
dapat ditemukan pembesaran atrium kiri atau biatrial dan ventrikel kanan
sesuai beratnya obstruksinya.
MRI, jarang digunakan oleh karena data yang diperoleh dari pemeriksaan
ini lebih terbatas dibandingkan Echocardiografi. (Horenstein, 2008)
Prognosis
Stenosis mitral merupakan suatu proses progresif
kontinyu dan penyakit seumur hidup.
Merupakan penyakit a disease of plateus yang
pada mulanya hanya ditemui tanda dari stenosis
mitral
kurun waktu (10-20 tahun) akan diikuti dengan
keluhan, fibrilasi atrium dan akhirnya keluhan
disabilitas.
Apabila timbul fibrilasi atrium prognosanya
kurang baik dibanding pada kelompok irama
sinus, sebab resiko terjadinya emboli arterial
secara bermakna meningkat pada fibrilasi atrium
Diagnosis Banding
Mitral stenosis yang didapat
Supravalvular ring MS
Double orifices mitral valve
Hipertensi pulmoner idiopatik
Komplikasi
Hipertensi pulmonal
tromboemboli,
endokarditis infektif,
fibrilasi atrial atau simptom karena
kompresi akibat besarnya atrium kiri
seperti disfagi dan suara serak
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Data subyektif
1. Biodata pasien d penanggung jawab
2. Keluhan utama: dyspnea/orthopnea, kelemahan fisik (lelah)
3. RPS : sesak nafas, kelelahan, hemoptisis , nyeri dada, palpitasi
RPD: kaji riwayat demam rematik, infeksi pernafasan atas),
4. Pola pemenuhan kebutuhan
aktivitas: mengeluhkan sesak nafas dan kelelahan saat
beraktivitas)
Tidur dan istirahat: pola istirahat bertambah karena klien
sering beristirahat karena kelelahan, klien sering terbangun
di malam hari karna sesak
Nutrisi: Disfagia dapat disebabkan karena kompresi
esophagus oleh karena dilatasi atrium kiri. (jarang terjd pada
anak)
Pemeriksaan Fisik:
(Mitral stenosis ringan sampai sedang)
Nadi perifer normal dan perfusinya masih baik
S1 keras karena gangguan penutupan katup mitral yang
stenosis
Peningkatan intensitas komponen paru pada suara jantung
kedua oleh karena peningkatan tekanan arteri pulmonalis.
Murmur diastolic awal, panjang dan berfrekuensi rendah
muncul setelah S2. Terdengar jelas di apex dengan
aksentuasi/ penekanan diastolic lambat.
S4 pada apex cordis di anak-anak yang lebih tua.
Mitral stenosis berat
Menurunnya perfusi perifer dan nadi
S1 yang halus disebabkan karena gagal jantung dan
berkurangnya pengisian ventrikel iri.
Murmur holodiastolik dengan aksentuasi presistolik yang
terdengar paling baik di apex.
Dengan adanya hipertensi pulmoner yang berat, dapat
muncul murmur diastolic yang berfrekuensi tinggi
disebabkan karena regurgitasi katup pulmoner pada area
auskultasi katup pulmoner.
S3 atau S4 (Horenstein, 2008)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kateterisasi jantung : Gradien tekanan (pada distole)
antara atrium kiri dan ventrikel kiri melewati katup
mitral, penurununan orivisium katup (1,2 cm),
peninggian tekanan atrium kiri, arteri pulmunal, dan
ventrikel kanan ; penurunan curah jantung.
2. Ventrikulografi kiri : Digunakan untuk mendemontrasikan
prolaps katup mitral.
3. ECG : Pembesaran atrium (notching ) gelombang P
dengan gambaran QRS yang masih normal kiri ( P mitral
berupa takik), hipertropi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
kronis.
4. Ekokardiogram : Dua dimensi dan ekokardiografi doppler
dapat memastikan masalah katup. Pada stenosis mitral
pembesaran atrium kiri, perubahan gerakan daun-daun
katup
Foto Thorax :
Dapat menunjukkan pembesaran atrium
Pelebaran arteri pulmonal
Aorta yang relatif kecil
Pembesaran ventrikel kanan
Perkapuran di daerah katup mitral atau perkardium
Pada paru-paru terlihat tanda-tanda bendungan vena
-Edem Interstitial terdapat pada 30% pasien dengan tekanan atrium kiri < 20
mmHg dan 70% pada tekanan atrium >20 mmHg
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
a. Koping individu tidak efektif b/d krisis situasional; sistem
pendukung tidak adekuat; metode koping tidak efektif.
b. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d kurang
pengetahuan; misinterpretasi informasi; keterbatasan
kognitif; menyangkal diagnosa.
c. Perubahan penampilan peran b/d krisis situasional;
proses penyembuhan; ragu-ragu akan masa depan.
d. Resiko kelebihan volume cairan b/d adanya perpindahan
tekanan pada kongestif vena pulmonal; Penurunan
perfusi organ (ginjal); peningaktan retensi natrium/air;
peningakat tekanan hidrostatik atau penurunan protein
plasma (menyerap cairan dalam area
interstitial/jaringan).
e. Resiko kerusakan pertukaran gas b/d perubahan
membran kapiler-alveolus (perpindahan cairan ke dalam
area interstitial/alveoli).
e. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru.
f. Ansietas b/d ancaman kehilangan/kematian; krisis
situasional; ancaman terhadap konsep diri (citra diri).
g. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah
perifer; penghentian aliran arteri-vena; penurunan aktifitas.
h. Penurunan curah jantung b/d adanya hambatan aliran darah
dari atrium kiri ke ventrikel kiri, adanya takikardi ventrikel,
pemendekan fase distolik.
i. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d sesak napas.
j. Gangguan eleminasi urine b/d penurunan perfusi glomerulus;
penurunan kardiak output.
k. Resiko kurang volume cairan tubuh b/d penurunan kardiak
output; penurunan filtrasi glomerulus.
l. Intoleran aktifitas b/d adanya penurunan curah jantung,
kongestif pulmunal. Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi;
kelemahan fisik.
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai