Anda di halaman 1dari 92

Presentasi kasus

Hendy Masjayanto
406121001

Pembimbing : dr. Desrinawati, Sp. A


IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : An. Kasyi Fatunnajah
Umur : 1 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jl. Muara Baru RT/RW 017/ 017
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
IDENTITAS ORANG TUA
Nama ayah : Shabi
Umur : 33 tahun
Alamat : Jl. Muara Baru
Agama : islam
Pekerjaan : karyawan swasta
Bangsa : Indonesia
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Kehamilan
Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan,
tidak mengalami gangguan atau kelainan selama proses
kehamilan.
Keadaan bayi
Berat badan lahir : Sekitar 2400 gram
Panjang badan lahir : 74cm
Lingkar kepala : Tidak tahu
Langsung menangis : Iya
Nilai APGAR : Tidak tahu
Kelainan bawaan : Tidak ada
Riwayat Imunisasi
BCG : (-)
Hepatitis B : (-)
DPT : (-)
Polio : (-)
Campak : (-)
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat pertumbuhan
Ibu pasien tidak pernah menimbang berat badan
dan mengukur panjang badan pasien sendiri ataupun
di Puskesmas.
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : tidak tahu
Psikomotor :
Tengkurap :+
Duduk :-
Berdiri :-
Berjalan :-
Berbicara :-
Membaca dan menulis :-
Gangguan perkembangan mental/emosi : (-)
Perkembangan pubertas : (-)
ANAMNESIS
Tanggal masuk rumah sakit : 6 Maret 2014
Tanggal Pemeriksaaan : 6 Maret 2014
Diambil dari :Aloanamnesis (Ibu dan ayah Os) dan Autoanamnesis
Keluhan Utama : demam
Keluhan Tambahan : batuk ,mual dan muntah,
serta tidak napsu makan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti
Saroso dengan keluhan utama demam sejak 7 yang lalu, tidak
terlalu tinggi, naik turun namun tidak pernah mencapai suhu
normal. Demam saat siang sama dengan malam, namun ibu
penderita tidak mengukur suhu tubuh penderita. Demam agak
menurun bila diberikan obat turun panas namun selalu dirasakan
meningkat lagi setelah beberapa jam. Demam tidak disertai
kejang maupun penurunan kesadaran. Keringat malam
(+).Keluhan demam ini sebelumnya didahului oleh adanya
batuk.
Riwayat Penyakit Sekarang .......

Pasien juga mengalami batuk berdahak 1 bulan sebelum masuk


rumah sakit .Kadang-kadang dahak dapat keluar berwarna putih
kental,tanpa darah .Pasien juga mengalami pilek 5 hari sebelum
masuk rumah sakit ,mengeluarkan sekret putih ,encer,tanpa darah .
Terdapat riwayat kontak dengan penderita dewasa yang batuk-batuk
lama / berdarah. Penderita baru pertama kali sakit seperti ini.
Riwayat adanya orang yang sering merokok di rumah ada, yaitu ayah
penderita. Sepupu pasien mendapatkan terapi OAT.
Riwayat Penyakit Sekarang .......
Pasien juga merasakan mual, disertai dengan muntah sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit . Muntah berisi makanan yang
dimakan kadang-kadang berisi dahak. Frekuensi muntah + 6 kali
dalam sehari, jumlahnya menurut ibu pasien sedikit . Pasien juga
mengalami mencret sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit,
dengan konsistensi cair lebih banyak dari ampas, tidak berlendir
dan darah. Dengan frekuensi 4 x/ hari, jumlahnya 4 sendok
makan.

Ibu pasien mengaku bahwa BAK lancar, kurang lebih 3-4 kali
sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah, tidak tampak nyeri
saat buang air kecil.

Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan Amoxycillin,


Paracetamol dan obat puyer untuk keluhan batuk.Nafsu makan
tidak ada sejak sakit .
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pada usia 7 bulan pasien mengalami kejang
saat demam tinggi pada seluruh tubuh,
kejang tonik, kejang terjadi 1 kali, kejang
berlangsung sekitar 1 menit, sehabis kejang
pasien menangis. Pasien tidak mempunyai
riwayat alergi makanan maupun obat-
obatan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara.
Ayah pasien berumur 43 tahun, bekerja sebagai wiraswasta.
Ibu pasien berumur 34 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Ayah dan ibu pasien sehat.
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita asma,
tidak ada yang menderita darah tinggi,
tidak ada yang menderita kencing manis.
Sepupu pasien mendapatkan terapi OAT.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Ibu memeriksakan kehamilannya pada dokter dan kontrol teratur


selama kehamilan. Selama kehamilan ibu tidak pernah minum obat
selain dari dokter, yaitu vitamin.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan / jamu selain dari dokter selama
hamil maupun saat bersalin tidak ada. Riwayat sakit selama kehamilan
tidak ada.
Penderita lahir pada tanggal 7 mei 2012, anak keempat dari 4
bersaudara, dari seorang ibu G4P4A0 ( karena jarak terlalu dekat ).
Kelahiran :
Tempat kelahiran : Tempat praktek bidan
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Cukup bulan
Keadaan bayi :
Berat badan lahir : 3800 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala : tidak diketahui ibu
Langsung menangis
Tidak biru/kuning/kejang
Nilai Apgar : tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada

RIWAYAT IMUNISASI DASAR


Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak menjalani imunisasi .
RIWAYAT MAKANAN
Pasien mengkonsumsi ASI sejak lahir hingga sekarang,
kemudian pasien mengkonsumsi biskuit ,buah dan sereal
sejak 6 bulan.
Kesan : kuantitas dan kualitas makanan saat ini kurang baik.
Umur ASI Buah/Biskuit Bubur Sum Nasi Tim
(bln) sum
0-2

2-4

4-6

6-8

8-10

10-12
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

Ibu pasien mengatakan penghasilan ayah pasien cukup untuk


memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara, tinggal bersama


kedua orang tua.
Tempat tinggal dikatakan cukup bersih namun ventilasi ruangan
kurang baik dan lingkungan perumahan yang berdempetan.
PEMERIKSAAN FISIS
Dilakukan pada hari Rabu tanggal 6 Maret 2014 (jam 10.00)

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 110 x/menit, pada arteri radialis, teraba kuat
dan teratur
Pernafasan : 38 x/menit, tipe abdominal-thorakal
Suhu : 37,8 oC, pada axila kanan
Berat badan : 5,1 kg (saat pasien pertama masuk R.S.)
Tinggi badan : 74 cm
LILA : 103 mm
Keadaan gizi : Buruk
PEMERIKSAAN SISTEMATIS

Kepala : Bentuk normal, ukuran normal, rambut hitam terdistribusi merata, tidak
mudah dicabut, kulit kepala terdapat papul eritematosa,pustul berisi nanah berwarna
kuning berbatas tegas ,multipel.

Mata : Kelopak mata kanan dan kiri terdapat edema, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik. Pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, Reflek cahaya +/+.

Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret -/-, serumen tidak tampak, tidak
ada nyeri tekan tragus, tidak ada nyeri tarik aurikuler.

Hidung : bentuk normal, simetris, sekret (+/+) : serous, bening, darah (-/-)

Mulut : Mukosa bibir basah,tidak tampak sianosis, lidah kotor (-), faring tidak
hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis

Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, limfadenitis colli
(+),diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), tidak panas saat
perabaan.
Dinding Thorax : Bentuk normal, tidak ada retraksi otot-otot interkostalis,
supraclavicula, subcostal.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi :Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-),
tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal
Turgor kulit : Jelek
Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, terdapat edema pada telapak
kaki kanan dan kiri
Tulang belakang : bentuk normal, tidak skoliosis, tidak lordosis, tidak kifosis
Kulit : lemak subcutis kurang
III.3. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningeal : (-)
Refleks Fisiologis:
Biceps : +/+, normal
Triceps : +/+, normal
Patela : +/+, normal
Tendo Achilles : +/+, normal
Refleks Patologis : (-)
Parese : (-)
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah lengkap tanggal 6 maret 2014

Hematologi Nilai Nilai normal


Leukosit 15 5,0 18 ribu/uL
Eritrosit 3,78 3,0 5,0 juta/uL
Hb 11 10 13 g/dL
Ht 32 33 43 %
Trombosit 247 229 553 ribu/uL
MCV 85 74 102 fL
MCH 28 23 31 pq
MCHC 33 26 34 g/dL
LED 70 0 20 mm
HITUNG JENIS
Basofil 0 01
Eosinofil 1 15
Batang 2 3 6
Segmen 63 2560
Limfosit 29 2550
Monosit 5 16

Foto rontgen pada tanggal 6 Maret 2013

Cor besar normal


Infiltrat perihilar,paracardial kanan dan kiri
Hilus menebal
Corakan bronkovaskular kasar
Sinus diafragma baik
Kesan : TB paru
RESUME
Dari Anamnesa
Telah diperiksa seorang anak perempuan berusia 1 tahun 9 bulan secara
autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 6 Maret 2014 pukul 10.00,
dengan keluhan saat ini berupa:
Pasien datang ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dengan
keluhan utama demam sejak 7 yang lalu, tidak terlalu tinggi,
naik turun namun tidak pernah mencapai suhu normal. Demam saat siang
sama dengan malam, namun ibu penderita tidak mengukur suhu tubuh
penderita. Demam agak menurun bila diberikan obat turun panas namun
selalu dirasakan meningkat lagi setelah beberapa jam. Demam tidak
disertai kejang maupun penurunan kesadaran. Keringat malam (+).
Keluhan demam ini sebelumnya didahului oleh adanya batuk.

Pasien juga mengalami batuk berdahak 1 bulan sebelum masuk rumah


sakit .Kadang-kadang dahak dapat keluar berwarna putih kental,tanpa
darah .Pasien juga mengalami pilek 5 hari sebelum masuk rumah sakit ,
mengeluarkan sekret putih ,encer,tanpa darah .

Terdapat Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang batuk-batuk lama / berdarah.
Penderita baru pertama kali sakit seperti ini.
Riwayat adanya orang yang sering merokok di rumah ada, yaitu ayah penderita.
Pasien juga merasakan mual, disertai dengan muntah sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit . Muntah berisi makanan yang
dimakan kadang-kadang berisi dahak. Frekuensi muntah + 6 kali
dalam sehari, jumlahnya menurut ibu pasien sedikit . Pasien juga
mengalami mencret sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit,
dengan konsistensi cair lebih banyak dari ampas, tidak berlendir
dan darah. Dengan frekuensi 4 x/ hari, jumlahnya 4 sendok
makan.

Ibu pasien mengaku bahwa BAK lancar, kurang lebih 3-4 kali
sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah, tidak tampak nyeri
saat buang air kecil.

Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan Amoxycillin,


Paracetamol dan obat puyer untuk keluhan batuk.Nafsu makan
tidak ada sejak sakit .
Riwayat Penyakit Dahulu :Kejang pada usia 7 bulan 2x
Riwayat Keluarga :Sepupu mendapat OAT
Riwayat Kehamilan dan kelahiran :Baik
Riwayat Tumbuh Kembang :jelek
Riwayat Makanan :jelek
Riwayat Imunisasi :tidak Lengkap

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 110 x/menit, pada arteri radialis, teraba kuat dan teratur
Pernafasan : 38 x/menit, tipe abdominal-thorakal
Suhu : 37,8 oC, pada axila kanan
Berat badan : 5,1 kg (saat pasien pertama masuk R.S.)
Tinggi badan : 74 cm
LILA : 103 mm
Keadaan gizi : Buruk
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik leher didapat limfadenitis colli (+), diameter 1cm,
konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), tidak panas saat perabaan.
Pada hidung terdapat sekret (+/+) : serous, bening, darah (-/-),
Kelopak mata kanan dan kiri terdapat edema , Paru-paru pada auskultasi Ronkhi +/+,
turgor kulit jelek, lemak subcutis kurang,tonus otot kurangterdapat edema
pada telapak kaki kanan dan kiri.

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan Darah Lengkap didapatkan nilai LED 70 mm.
Pada foto thorax terlihat Infiltrat perihilar,paracardial kanan dan kiri,hilus menebal ,
corakan bronchovascular kasar

SCORING TB = 8
Kontak dengan pasien TB = 3
Uji Tuberkulin =0
BB/U <60% =2
Demam 2 minggu =0
Batuk 3 minggu =1
Limfadenitis colli 1cm = 1
Foto thorax sugestif TB = 1
DIAGNOSIS KERJA:
TB paru
Gizi buruk

DIAGNOSIS BANDING
Pneumonia

PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
Tirah baring
Makan makanan bergizi
Minum obat secara teratur jangan sampai putus OAT.
Edukasi kepada orang tua untuk memantau dan meminumkan OAT setiap hari.

Medikamentosa :
IVFD RL 7 tpm /makro
Lacto B 2x1
Cotri 2x cth
Vitamin A 3x 30.000 selama 2 hari
INH 1x70mg
Rifampicin 1x110 mg
Pirazinamid 1x150 mg
PROGNOSA

TB paru
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad funtionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Gizi Buruk
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad funtionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
RIWAYAT RAWAT INAP

7 maret 2014 Hari rawat ke 2


S : - Demam + naik turun hari ke 8
- Batuk + hari ke 31,dahak tidak bisa keluar,darah-,sesak-,
- Muntah + hari ke 6 berisi makanan yang dimakan kadang-kadang berisi air + dahak.
Frekuensi muntah + 3 kali dalam sehari, jumlahnya + gelas aqua, ,napsu makan kurang
- BAB mencret hari ke 6, dengan konsistensi cair lebih banyak dari ampas, tidak berlendir dan darah.
Dengan frekuensi 4 x/ hari, jumlahnya 3 sendok makan.
-BAK lancar, kurang lebih 3-5 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah, tidak tampak nyeri
saat buang air kecil.

O :KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Comps mentis
Suhu : 38,4C
Nadi : 124x/menit
RR : 42 x/menit

Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, pupil isokor RC +/+, Kelopak mata kanan dan kiri terdapat edema
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis.
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-),
tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi : Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi : Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-),
tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak teraba
membesar
Turgor kulit : Jelek
Kulit : lemak subcutis kurang
A : Gizi buruk
P : IVFD RL 7 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotri 2x cth
Vitamin A 3x 30.000 selama 2 hari
Ambroxol 3 x 1/3 cth
8 maret 2014
Hari rawat ke 3
S : - Demam + naik turun hari ke 9
- Batuk + hari ke 32,dahak + warna hijau,darah -,sesak-,
- Muntah + hari ke 7 berisi makanan yang dimakan kadang-kadang berisi air + dahak.
Frekuensi muntah + 2 kali dalam sehari, jumlahnya + gelas aqua, ,napsu makan kurang
- BAB normal, dengan konsistensi ampas lebih banyak dari cair, tidak berlendir dan darah.
Dengan frekuensi 5 x/ hari, jumlahnya 3-4 sendok makan.
- BAK lancar, kurang lebih 3-4 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah,
tidak tampak nyeri saat buang air kecil.
O : KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : somnolen
Suhu : 36 C
Nadi : 88 x / menit
RR : 36x / menit
BB :5,81 kg
Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, Isokor RC +/+ , Kelopak mata kanan dan kiri terdapat edema
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret +/+ putih
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-),
tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi :Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi :Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-),
tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak
teraba membesar

Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, terdapat edema pada telapak kaki
kanan dan kiri.
Kulit : lemak subcutis kurang
Laboratorium Darah lengkap tanggal 8 maret 2014

Hematologi Nilai Nilai normal

Leukosit 11,8 5,0 18 ribu/uL

Eritrosit 4,13 3,0 5,0 juta/uL

Hb 11,5 10 13 g/dL

Ht 36 33 43 %

Trombosit 184 229 553 ribu/uL

MCV 87 74 102 fL

MCH 27 23 31 pq

MCHC 31 26 34 g/dL
A : Gizi buruk

P:
IVFD RL 7 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Vitamin A 3x 30.000
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
9 maret 2014
Hari rawat ke 4
S : - Demam + naik turun hari ke 10
- Batuk + hari ke 33,dahak tidak bisa keluar,sesak-,
- Muntah -
- BAB normal, ampas, tidak berlendir dan darah.
Dengan frekuensi 3 x/ hari, jumlahnya 3-4 sendok makan.
- BAK lancar, kurang lebih 3-4 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah,
tidak tampak nyeri saat buang air kecil.
O : KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 37,8 C
Nadi : 110 x / menit
RR : 38x / menit
BB : 5,89 kg

Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, Isokor RC +/+ edema kelopak mata +/+
Telinga : Sekret +/+ putih
Hidung : Sekret -/-
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-),
tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi :Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-),
tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak teraba
membesar

Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema pada telapak kaki kanan
dan kiri +/+.
Kulit : lemak subcutis kurang
Pemeriksaan urin lengkap pada tanggal 9 Mei 2014

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Urine Lengkap

Berat Jenis 1,010 1,003 1,035

PH 8,5 4,5 8,0

Lekosit Esterase - Negatif

Nitrit - Negatif

Albumin - Negatif

Glukosa - Negatif

Keton - Negatif

Urobilinogen + <1

Bilirubin - Negatif

Darah (blood) - Negatif

Sedimen Mikroskopis

Eritrosit 1 <3 /l

Lekosit 9 <10/l

Silinder - 0 1 / LPK

Epitel +

Bakteri +

Kristal -
Makroskopis

Warna Kuning

Kejernihan Agak Keruh

Lain lain -

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 9 Maret 2014


Albumin 1,89 3-5 g/dl

A : Gizi buruk

P:
IVFD Kaen 3 B 8 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Vitamin A 3x 30.000
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
10 maret 2014
Hari rawat ke 6
S : -Demam - hari ke 2
-Batuk + hari ke 35,dahak bisa keluar, putih,kental,sesak-,
-Muntah -, napsu makan kurang
-BAB normal, dengan konsistensi ampas, tidak berlendir dan darah.
Dengan frekuensi 2 x/ hari, jumlahnya 4-5 sendok makan.
-BAK lancar, kurang lebih 4 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah,
tidak tampak nyeri saat buang air kecil.
O : KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36,5 C
Nadi : 100 x / menit
RR : 38 x / menit
BB : 6,34 kg
Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, Isokor RC +/+ edema kelopak mata berkurang
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret +/+ putih
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis,
T1-T1 tidak hiperemis
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi :Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-), tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak teraba membesar

Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, terdapat edema pada telapak kaki kanan dan kiri berkurang
Kulit : lemak subcutis kurang
A : Gizi buruk + TB paru

P:
IVFD Kaen 3 B 8 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
INH 1x70mg
Rifampicin 1x110 mg
Pirazinamid 1x150 mg
Apialis 1x1 cth
11 maret 2014
Hari rawat ke 6
S : -Demam - hari ke 3
-Batuk + hari ke 36,dahak bisa keluar, putih,kental,sesak-,
-Muntah -, napsu makan membaik
-BAB normal, dengan konsistensi ampas lebih banyak dari cair, tidak berlendir
dan darah.
Dengan frekuensi 3 x/ hari, jumlahnya 4-5 sendok makan.
-BAK lancar, kurang lebih 4 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah,
tidak tampak nyeri saat buang air kecil.

O : KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36 C
Nadi : 110 x / menit
RR : 24 x / menit
BB : 6,5 kg

Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, Isokor RC +/+ edema kelopak mata berkurang
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-),
tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi :Vesikuler+/+, Ronkhi +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-), tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat
Kulit : lemak subcutis kurang
A : Gizi buruk + TB paru

P:
IVFD Kaen 3 B 8 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
INH 1x70mg
Rifampicin 1x110 mg
Pirazinamid 1x150 mg
12 maret 2014
Hari rawat ke 7
S : Demam - hari ke 4
-Batuk + hari ke 36,dahak bisa keluar, putih,kental,sesak-,
-Muntah -, napsu makan membaik
-BAB normal, dengan konsistensi ampas lebih banyak dari cair, tidak berlendir dan darah.
Dengan frekuensi 3 x/ hari, jumlahnya 3-4 sendok makan.
-BAK lancar, kurang lebih 2 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada darah,
tidak tampak nyeri saat buang air kecil.

O : KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36,2 C
Nadi : 92 x / menit
RR : 32 x / menit
BB : 6,09 kg

Pemeriksaan fisik :
Kepala : Normocephal
Mata : CA-/-, SI -/-, Isokor ,RC +/+ ,edema -/-
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut : Bibir basah, lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis
Leher : limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-),
tidak panas saat perabaan.
Paru-paru
Inspeksi :Simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Perkusi : Redup, batas paru - hepar di ICS VI midclavicula line dextra
Auskultasi : Vesikuler+/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, ballotemen (-),
tidak ada nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat, normal, hepar dan lien tidak teraba membesar
Ektremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik,tidak terdapat edema pada telapak
kaki kanan dan kiri.
A : Gizi buruk + TB paru
P:
IVFD Kaen 3 B 8 tpm(makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
INH 1x70mg
Rifampicin 1x110 mg
Pirazinamid 1x150 mg
RIWAYAT PENGOBATAN SELAMA DI R.S.

R.S.P.I. SULIANTI SAROSO :


IVFD Kaen 3 B 8 tpm (makro)
Lacto B 2x1
Cotrimoksazol 2x cth
Salbutamol 4 X 0,3mg
Nebu :Ventolin ampul +NaCl 2 cc ---- 2x /hari
INH 1x70mg
Rifampicin 1x110 mg
Pirazinamid 1x150 mg
ANALISA KASUS
Berdasarkan teori manifestasi klinis TBC antara lain;
deman lama lebih dari 2 minggu dan /atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid,infeksi saluran kemih,malaria dan lain-lain) yang dapat disertai
keringat malam hari,demam umumnya tidak tinggi
batuk lama lebih dari 3 minggu,dan sebab lain telah disingkirkan
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas ,atau tidak naik dalam 1 bulan dengan
penanganan gizi yang adekuat.
nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan
adekuat
lesu atau malaise
diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

Pada saat anamnesis, didapatkan data bahwa keluhan utama pasien adalah
batuk berdahak yang sudahberlangsung selama 1 bulan.
Dari keluhan ini dapat dicurigai adanya infeksi. Hal ini diperkuat dengan adanya
keluhan tambahan berupa demam yang sudah berlangsung selama 7 hari.
Selain itu nafsu makan yang menurun, dan berat badan yang cenderung menurun
Data dari anamnesis ini mengarahkan kita pada adanya kemungkinan infeksi TB
Secara umum gambaran radiologis yang sugestif TB adalah :
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakel dengan/tanpa infiltrate,
konsolidasi segmental /lobar, milier, kalsifikasi dengan infiltrate,
atelektasis, kavitas, efusi daerah hilus biasanya lebih jelas pleura,
tuberkuloma.

Pada hasil radiologi pasien ditemukan infiltrat perihilar,paracardial


kanan dan kiri , hilus menebal serta corakan bronkovaskular kasar.
Tabel Sistem Skoring Diagnosis Tuberkulosis Anak
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB tidak jelas - laporan keluarga, BTA (+) 3

BTA (-)/

tidak tahu/

BTA tidak jelas

Uji Tuberkulin (Mantoux) negatif - - Positif 0

( 10 mm atau

5 mm pada keadaan
imunosupresif)
Berat badan/keadaan gizi - BB/TB < 90% atau klinis gizi buruk atau - 2
BB/TB < 70%
BB/U < 80%
atau

BB/U < 60%


Demam yang tidak diketahui - 2 minggu - - 0
penyebabnya
Batuk kronik - 3 minggu - - 1
Pembesaran kelenjar limfe kolli, - 1 cm, - - 1
aksila, inguinal
jumlah > 1, tidak nyeri

Pembengkakan tulang/sendi - ada pembengkakan - - 0


panggul, lutut, falang
Foto toraks normal/ gambaran sugestif TB - - 1

kelainan tidak
jelas
TOTAL SKOR 8
Pada penderita ini, diagnosis tuberkulosis ditegakkan dengan sistem
skoring berdasarkan manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang yang
mana sistem skoring penderita berjumlah 8.

Hasil tersebut menunjukkan anak dapat didiagnosa TB karena skoring >6.

Untuk pengobatan pasien ini diberikan Rifampisin 110 mg, INH 70 mg,
Pirazinamide 150 mg masing-masing 1x/hari per oral
Malnutrisi

Dasar diagnosisBB: 5,1 kg


U : 1 tahun 9 bulan
TB : 74 cm

BB/U 5,1/11,6 x 100% = 43,96 % (kurang)


TB/U 74/83 x 100% = 89,16% (kurang)
BB/TB 5,1/9,6 x 100% = 53,13% (kurang)

Kesan: Menurut CDC 2000, anak perempuan berusia 1 tahun 9 bulan


seharusnya memiliki berat badan antara 11,6 kg dan tinggi badan antara
83 cm. Sehingga pada pasien ini dikatakan memiliki status gizi buruk
atau malnutrisi.
TB PARU
Definisi
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis), yang disebut juga basil tahan asam. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Epidemiologi
World health organization memperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia (2 miliar
orang) telah terinfeksi oleh M. tuberculosis, dengan angka tertinggi di Afrika, Asia, dan
Amerika Latin.

Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya dinegara
berkembang, tetapi juga di negara maju.

Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan
mortalitas, baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Penularan
Melalui udara :
Sebagian besar fokus primer terdapat dalam paru
Minum susu yang mengandung basil tuberkulosis
Kontak langsung :
Luka atau lecet di kulit
Infeksi Mycobacterium tuberculosis

Fagositosis oleh
Kuman mati makrofag paru

Kuman hidup
berkembang biak Masa Inkubasi

2-12 minggu

Pembentukan fokus primer


Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen

Kompleks primer
Uji tuberkulin (+) Terbentuk imunitas spesifik seluler

Sakit TB Infeksi TB
Komplikasi kompleks primer Imunitas optimal
Komplikasi penyebaran hematogen
Komplikasi penyebaran limfogen
Reaktivasi/ infeksi Reaktivasi

Meninggal Sembuh Sakit TB


Diagnosis
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan
ditemukannya M. tuberkulosis pada
pemeriksaan sputum atau bilasan lambung,
cairan cerebrospinal, cairan pleura, atau pada
biopsi jaringan.
pada anak diagnosis sulit ditegakkan karena:
sedikitnya jumlah kuman
Sulitnya pengambilan spesimen (sputum)
Diagnosis .....
Diagnosis TB anak ditentukan berdasarkan:
Gambaran klinis
Pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin,
pemeriksaan laboratorium, dan foto rontgen dada.
Adanya riwayat kontak dengan pasien TB dewasa BTA
positif, uji tuberkulin positif, dan foto paru yang
mengarah pada TB (sugestif TB) merupakan bukti
kuat yang menyatakan anak telah sakit TB.
Uji Tuberkulin
Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang
mempunyai sifat antigenik yang kuat.
Mempunyai nilai diagnostik yang tinggi terutama
dengan anak dengan sensitivitas dan spesifisitas di
atas 90%.
Dasar : hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein
karena adanya infeksi
Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang
yang telah terinfeksi TB (telah ada kompleks primer)
akan memberikan reaksi berupa indurasi di lokasi
suntikan.
Uji tuberkulin .....
Indurasi ini terjadi karena vasodilatasi lokal,
udem, endapan fibrin dan meningkatnya sel
radang lain di daerah suntikan.
Ukuran indurasi tidak dapat menentukan
tingkat aktifitas dan beratnya proses penyakit.
Uji tuberkulin .....
Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah
penyuntikan dan diukur diameter melintang
dari indurasi yg terjadi
Tuberkulin yg dipakai biasanya Protein Purified
Derivative Tuberculin (PPD)
Uji tuberkulin .....
Dosis baku tuberkulin uji mantoux ialah 0,1ml PPD-RT
23 2TU, PPD-S 5TU yg disuntikkan intrakutan. Indurasi
dengan diameter 5 mm keatas dianggap positif dengan
catatan 0-4 mm negatif, 5-9 mm masih meragukan
(karena dapat disebabkan oleh infeksi M. atipik dan
BCG, atau memang karena infeksi TB) dan 10 mm
keatas jelas positif
Penyuntikan BCG menyebabkan konversi uji tuberkulin
sehingga dapat mengacaukan penilaian uji tuberkulin
untuk diagnosis tuberkulosis
Uji tuberkulin .....
Uji tuberkulin positif dapat dijumpai pada
keadaan, yaitu:
Infeksi TB alamiah
Infeksi TB tanpa sakit
Infeksi TB dan sakit TB
Pasca terapi TB
Imunisasi BCG (infeksi TB buatan)
Imunisasi M.atipik/M.leprae
Uji tuberkulin .....
Uji tuberkulin akan menjadi negatif pada:
Tidak ada infeksi TB
Dalam masa inkubasi infeksi TB
Anergi
Anergi adalah keadaan penekanan sistem imun oleh
berbagai keadaan sehingga tubuh tidak
memberikan reaksi terhadap tuberkulin
walaupun sebenarnya sudah terinfeksi TB.
Uji tuberkulin .....
Keadaan yang menimbulkan anergi:
Gizi buruk
Keganasan
Penggunaan steroid jangka panjang
Sitostatika
Penyakit campak,pertusis,varisela,influenza (infeksi virus
influenza, bukan batuk pilek biasa yang disebabkan oleh
rhinovirus) dan TB yang berat.
Pemberian vaksinasi dengan vaksin virus hidup.
Pemeriksaan Radiologis
*Gambaran radiologis yang sugestif TB adalah
sbb:
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/
tanpa infiltrat
konsolidasi segmental/lobar
milier
Kalsifikasi
Atelektasis
Kavitas
Efusi pleura
Pemeriksaan serologis(imunitas humoral)

Karena sulitnya mendapatkan spesimen untuk


pemeriksaan basil TB
Dapat membedakan antara infeksi TB dan sakit TB
(namun sampai sekarang belum ada yang dapat
memenuhi harapan itu)
Pemeriksaan imunologik Ag-Ab spesifik utk
m.tuberkulosis: ELISA (enzyme linked
immunoabsorbent assay) dengan menggunakan
PPD,A60,38kDa,lipoarabinomanan(LAM) dengan
bahan pemeriksaan dari darah,sputum,cairan
bronkus, cairan pleura dan cairan cerebrospinal.
Yang akhir-akhir ini diteliti adalah deteksi anti
interferon gamma autoantibodi (anti IFN-)
Beberapa pemeriksaan serologis yang ada
diantaranya PAP TB, mycodot, ICT dll
Scoring TB
parameter 0 1 2 3

Kontak Tb Tdk jelas Laporan klrg,BTA- atau tdk Kavitas +, BTA tdk jls BTA +
tahu
Uji tuberkulin negatif Positif(10 mm, atau

BB/status gizi BB/TB <90% Klinis gibur,atau


BB/U <80% BB/TB <70% atau
BB/U <60%
Deman tnp sebab yg 2 minggu
jelas

batuk 3 minggu

Pbsran klj limfe 1 cm, jmlh>1,tdk nyeri


koli,aksila, inguinal
Pbngkakan tlg/sendi Ada pbgkakan
panggul,lutut,falang
Foto Ro thorax Normal/ tdk Infiltrat,pbsran Kalsifikasi+ infiltrat
jelas klnjr,konsolidasi Pbsran klnjr+infiltrat
segmental/lobar,
atelektasis
Tata laksana
terdiri dari pemberian medikamentosa,
penataan gizi dan lingkungan disekitarnya.

Obat TB yang digunakan:


first line: rifampisisn,INH,pirazinamid, etambutol
dan sterptomisin
second line: PAS, viomisin,
sikloserin,etionamid,kanamisin dan kapriomisin
yang digunakan jika tjd multi drug resistance
OAT
Nama obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping
(mg/kgBB/hari) (mg perhari)
INH 5-15 300 Hepatitis,neuritis perifer
Rifampisin 10-20 600 Gastrointestinal, reaksi
kulit,hepatitis,trombositopenia,
peningkatan enzim hati, cairan tubuh
berwarna orange kemerahan
pirazinamid 15-30 2000 Toksisitas hepar,artralgia,gastrointestinal

etambutol 15-20 1250 Neuritis optik,ketajaman mata berkurang,


buta warna merah hijau, hipersensitifitas,
gastrointestinal
streptomisin 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik
Malnutrisi
Definisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami
gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,
perkembangan dan aktivitas
Etiologi
KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer
dan malnutrisi sekunder.Malnutrisi primer adalah kekurangan
gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang
tidak adekuat.Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi
karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi
dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari
tubuh
Epidemiologi

Malnutrisi merupakan masalah kesehatan utama di negara yang


sedang berkembang dan melatar belakangi lebih dari 50 % kematian
balita.

Sekitar 9 % anak di Sub Sahara ,dan 15 % di Asia Selatan terancam


menderita gizi kurang dan gizi buruk,dan sekitar 2 % anak yang
tinggal di negara sedang berkembang terancam menderita severe
acute malnutrition (SAM) atau malnutrisi yang lebih miskin seperti
Malawi malnutrisi akut berat merupakan alasan utama balita dirawat
di rumah sakit.
Patofisiologi

Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi berbagai


cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup,
dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan
lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres
katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat,
sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi
ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-2SD 3SD), maka
terjadilah kwashiorkor (malnutrisi akut/decompensated malnutrition).
Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres
katabolik ini terjadi pada saat status gizi dibawah -3 SD, maka akan
terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi kekurangan ini terus
dapat teradaptasi sampai dibawah -3 SD maka akan terjadilah marasmik
(malnutrisi kronik/compensated malnutrition).
Gejala Klinis

Secara klinis KEP terdapat dalam 3 tipe yaitu:

Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat terjadi di


seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu,
rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah
dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran
hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di
kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis),
sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan
anemia.
Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang
terbungkus kulit, wajah seperti orang tua,
cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutan
minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai
penyakit infeksi dan diare.

Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor


dan marasmus.
Diagnosis

-Klinik: anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh


kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan
pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai
defisiensi vitamin)
-Laboratorik: terutama Hb, albumin, serum ferritin
-Anthropometrik: BB/U (berat badan menurut umur), TB/U
(tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas
menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan),
LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)
-Analisis diet
Klasifikasi:

KEP ringan :> 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CD


KEP sedang :> 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
KEP berat : >70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC).
Diagnosis Banding

- Sindroma nefrotik
- Sirosis hepatis
- Payah jantung kongestif
- Pellagra infantil
Hipoglikemia
Terapi :
Bila anak sadar dan dapat minum
Bolus 50 ml larutan glukosa 10 % atau sukrosa 10 % (1
sendok teh penuh gula dengan 50 ml air),baik per oral
maupun pipa nasogastrik .Kemudian mulai pemberian
F75 setiap 2 jam,untuk 2 jam pertama berikan dari
dosis makanan setiap 30 menit.
Bila anak tidak sadar
Glukosa 10 % intravena ( 5mg/ml ) diikuti dengan 50 ml
glukosa 10 % atau sukrosa lewat pipa NGT kemudian
mulai pemberian F 75 setiap 2 jam , untuk 2 jam
pertama berikan dari dosis makanan setiap 30 menit.
Hipotermia
Atasi /cegah hipotermia
Jika suhu aksila < 350C, lakukan pemeriksaan
suhu rektal menggunakan termometer air
raksa.Jika suhu rektal < 35,5 0 C :
Berikan makanan secara langsung
Hangatkan anak
Dehidrasi
ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit selama dua jam
pertama,baik per oral maupun lewat NGT.
Kemudian,5-10 ml/kg/jam selama 4-10 jam
berikutnya
Selanjutnya bila sudah rehidrasi,hentikan
pemberian Resomal dan lanjutkan F75 setiap 2
jam
Bila masih diare,beri resomal setiap anak diare
:anak < 2 tahun :50-100ml dan anak >2 tahun
:100-200 ml

Gangguan keseimbangan elektrolit


Ekstra Kalium 3-4 mmol/kg/hari
Ekstra Magnesium 0,4-0,6 mmol/kg/hari
Saat rehidrasi,berikan cairan rendah natrium
Siapkan makanan tanpa garam
Infeksi
Antibiotiknya :
Jika pada anak tidak terdapat komplikasi atau infeksi tidak
nyata,beri:
Kotrimoksasol 5 ml larutan pediatrik per oral dua kali sehari selama
5 hari
Jika anak terlihat sangat sakit atau terdapat komplikasi
berikan,ampisilin 50 mg /kg IM/IV per 6 jam untuk 2 hari,kemudian
dilanjutkan dengan amoksisilin per oral 15 mg/kg per 8 jam untuk 5
hari,atau jika amoksisilin tidak tersedia,lanjutkan dengan ampisilin
per oral 50mg/kg per 6 jam dan ditambah gentamisin 7,5mg /kg
IM/IM sekali sehari selama 7 hari. Jika anak tidak ada perbaikan
klinis dalam waktu 48 jam ,tambahkan kloramfenikol 25 mg /kg
IM/IV per 8 jam selama 5 hari.

Defisiensi mikronutrien
Pemberian pada hari 1 :
Vitamin A per oral,asam folat 5 mg per oral.
Pemberian harian selama 2 minggu
Suplemen multivitamin
Asam folat 1 mg/hari
Zinc 2mg/kgbb/hari
Copper 0,3 mg/kgbb/hari
Preparat besi 3 mg/kg/hari (pada fase rehabilitasi)
Pemberian makanan
Pada fase stabilisasi diperlukan pendekatan
yang hati-hati karena kondisi fisiologis anak
yang rapuh dan berkurangnya kapasitas
homeostatis.Pemberian makan sebaiknya
dimulai sesegera mungkin setelah pasien
masuk dan harus dirancang untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein secukupnya
untuk mempertahankan proses fisiologi dasar.
Tumbuh Kejar
Untuk mengubah dari pemberian makanan awal ke
makanan tumbuh kejar (transisi) :
Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumlah yang
sama selama 48 jam
Kemudian volume dapat ditambah secara bertahap
sebanyak 10-15 ml per kali hingga mencapai 150
kkal/kgbb/hari
Energi :100-150 kkal/kgbb/hari
Protein : 2-3 g/kgbb/hari
Bila anak masih mendapat ASI,tetap berikan di antara
pemberian formula.
Setelah fase transisi,anak masuk ke fase rehabilitasi :
Lanjutkan menambah volume pemberian F-100 hingga
ada makanan sisa yang tidak termakan oleh
anak.Tahapan ini biasanya terjadi pada saat pemberian
makanan mencapai 30 ml/kgbb/makan
Pemberian makanan yang sering (sedikitnya tiap 4 jam)
dari jumlah formula tumbuh kejar
Energi :150-220 kkal/kgbb/hari
Protein : 4-6 g/kgbb/hari
Bila anak masih mendapat ASI,tetap berikan di antara
pemberian formula.
Stimuli fisik,sensorik dan dukungan
emosional
Pada malnutrisi berat didapatkan perkembangan
mental dan perilaku yang terlambat,menyediakan:
Perawatan dengan kasih sayang
Kegembiraan dan lingkungan nyaman
Terapi bermain yang terstruktur 15-30 menit/hari
Aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan psikomotor
anak
Persiapan tindak lanjut setelah
perawatan
Pesiapan anak untuk di rumah
KESIMPULAN
Pada kasus ini telah diperiksa seorang anak perempuan berusia 1 tahun 9
bulan dengan diagnosis gizi buruk dan TBC.

Dengan ditemukan gejala klinis demam sejak 7 yang lalu, tidak terlalu
tinggi, naik turun namun tidak pernah mencapai suhu normal. Demam saat
siang sama dengan malam, namun ibu penderita tidak mengukur suhu tubuh
penderita. Demam agak menurun bila diberikan obat turun panas namun
selalu dirasakan meningkat lagi setelah beberapa jam. Demam tidak disertai
kejang maupun penurunan kesadaran. Keringat malam (+).Keluhan demam
ini sebelumnya didahului oleh adanya batuk.

Batuk berdahak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit .Kadang-kadang


dahak dapat keluar berwarna putih kental,tanpa darah .Pasien juga
mengalami pilek 5 hari sebelum masuk rumah sakit ,mengeluarkan sekret
putih ,encer,tanpa darah . Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang
batuk-batuk lama / berdarah, disangkal. Penderita baru pertama kali sakit
seperti ini.Sepupu pasien pernah mendapatkan terapi OAT. Riwayat adanya
orang yang sering merokok di rumah ada, yaitu ayah penderita.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan Pada pemeriksaan fisik leher didapat
limfadenitis colli (+), diameter 1cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), tidak
panas saat perabaan.Pada hidung terdapat sekret (+/+) : serous, bening, darah
(-/-),Kelopak mata kanan dan kiri terdapat edema , Paru-paru pada auskultasi
Ronkhi +/+, turgor kulit jelek, terdapat edema pada telapak kaki kanan dan
kiri.Pada pemeriksaan Darah Lengkap didapatkan nilai LED 70 mm.Pada foto
thorax terlihat Infiltrat perihilar,paracardial kanan dan kiri,hilus menebal
,corakan bronchovascular kasar
Pada pemeriksaan fisik leher didapat limfadenitis colli (+), diameter 1cm,
konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), tidak panas saat perabaan.Pada hidung
terdapat sekret (+/+) : serous, bening, darah (-/-),Kelopak mata kanan dan kiri
terdapat edema , Paru-paru pada auskultasi Ronkhi +/+, turgor kulit jelek,
terdapat edema pada telapak kaki kanan dan kiri.
Kesulitan dalam mendiagnosa pasien ini adalah tidak ada nya pemeriksaan uji
tuberkulin, serta penegakan diagnosis TB pada pasien ini dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yang kemudian
dilanjutkan dengan pembobotan berdasarkan sistem scoring TB. Pasien dengan
score 6 harus diberikan penatalaksanaan sebagai pasien TB dan mendapatkan
pengobatan dengan OAT selama 6-9 bulan.
REFERENSI

Rahajoe. Respirologi. Buku Ajar edisi kedua. IDAI. FKUI,Jakarta : 2010


Staf pengajar FKUI. Buku kuliah IKA 3. Cetakan keempat. Jakarta:
BPFKUI. 1995
Lestari.Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.Buku Ajar edisi kesatu.
IDAI.FKUI, Jakarta:2011
WHO.Guidelines for the inpatient treatment of severely malnourished
children. SEARO:2003

Anda mungkin juga menyukai