Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

HARGA DIRI RENDAH


1. PENGERTIAN
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak
berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan
putus asa (Tim Direktorat Kes. Jiwa, 1996).
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1998
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi
diri negatif tentang kemampuan diri (Carpenito, 2000)
Gangguan harga diri adalah evaluasi dan perasaan dan
pengalaman tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung
ataupun lidak langsung (Towsend, 1998),
2. PSIKODINAMIKA

a. Etiologi
1) Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri
rendah dapat terjadi secara:
- Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya: harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
- Pada klien yang dirawat dapat terjadi HDR, karena : Privacy
yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarang, pemasangan alat yang tidak sopan (Pencukuran
kumis, pemasangan kateter, pemeriksaan perinel).
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tibuh yang tidak
tercapai karena dirawat atau sakit atau penyakit.
- Perlakuan petugas kesehatan yang tidak rnenghargai,
misalnya : berbagai tindakan tanpa persetujuan
- Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat, klien ini mempunyai
cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya
Faktor Predisposisi
Berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang faktor ini dapat dibagi sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri.
1). Penolakan orang tua.
2). Harapan orang tua yang tdk realistis.
3). Kegagalan yang berulang kali.
4). Ketergantungan pada orang lain.
2. Faktor yang mempengaruhi peran
1). Tuntutan peran kerja.
2). Harapan peran kultural.
3. Faktor yg mempengaruhi identitas diri:
1). Ketidakpercayaan orang tua.
2). Tekanan dari kelompok sebaya
3). Perubahan dim struktur sosial.

Faktor Predisposisi
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal & eksternal:
1. Trauma seperti penganiayaan seksual & psikologis atau menyaksikan
kejadian yg mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berliubungan dgn peran atau posisi yg diharap kan
dimana individu mengalami sebagai frustasi.
Tiga jenis peran :
1). Transisi peran perkembangan
Perubahan normative yg berkaitan dgn pertumbuhan
perubahan ini termasuk tahap perkembangan dlm kehidupan
individu atau keluarga & norma-norma budaya, nilai & tekanan
utk penyesuaian diri.
2). Transisi peran situasi
Terjadi dgn bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit
Pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit transisi ini
mungkin dicetuskan oleh :
a. Kehilangan bagian tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan & fungsi tubuh
c. Perubahan fisik berhubungan dgn tumbuh kembang normal.
a. Proses Perjalanan Penyakit
Manusia adalah mahluk sosial untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan mereka harus membina hubungan
interpersonal yang positif.
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang
terlibat saling merasa berdekatan, sementara identitas pribadi
masih tetap dipertahankan. Juga perlu untuk membina
perasaan saling tergantung yang merupakan keseimbangan
antara ketergantungan & kemandirian dalam suatu hubungan.
Jika mekanisme koping sesorangan itu tidak efektif maka akan
menimbulkan konsep diri: Harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif
dengan konsep diri mal adaptif

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :


- Mengkritik diri sendiri & atau dgn orang lain.
- Penurunan produktifitas.
- Destruktif yang diarahkan kepada orang lain.
- Gangguan dalam berhubungan.
- Rasa, diri penting yang berlebihan.
- Perasaan tidak mampu,
- Rasa bersalah
- Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
- Perasaan negatif menganei tubuhnya sendiri.
- Ketegangan peran yang dirasakan.
- Pandangan hidup yang pesimistis.
- Keluhan fisik.
- Pandangan hidup yang berlebihan.
- Penolakan tentang kemampuan personal.
- Destruktif terhadap diri sendiri.
- Pengurangan diri.
- Menarik diri secara sosial.
- Menarik diri dari realitas.
- Khawatir.
3. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi
prilaku yang objektif dan teramati serta bersifat subjektif &
dunia dalam pasien sendiri. Prilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah:
1) Mengkritik diri sendiri & atau orang lain.
2) Penurunan produktifitas.
3) Destruktif yang diarahkan orang lain.
4) Gangguan dalam berhubungan.
5) Rasa tidak mampu.
6) Rasa bersalah.
7) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
8) Perasaan negatif mengenai diri sendiri.
9) Ketegangan peran yang dirasakan.
b. Faktor predisposisi
Berbagai faktor penunjang terjadi perubahan dlm konsep diri
seseorang faktor ini dpt dibagi sbb:
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri.
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yg tdk realistis,
kegagalan yg berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain & ideal diri yg tidak
realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran.
Meliputi streotipik, peran seks, tuntutan peran kerja &
harapan peran kultural.
3) Faktor yg mempengaruhi identitas personal.
Meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok
sebaya, & perubahan dlm struktur sosial.
c. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber eksternal
dan internal.
1) Trauma, seperti penganiayaan seksual & psikologis atau
menyaksikan kejadian yg mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran, berhubungan dgn peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada
tiga jenis, yaitu :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative
yang berkaitan dgn pertumbuhan, perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dlm kehidupan individu atau keluarga &
norma-norma, nilai-nilai & tekanan utk penyesuaian diri.
b. Transisi situasi terjadi dgn bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit, sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh :
- Kehilangan bagian tubuh.
- Perubahan peran untuk penampilan dan fungsi tubuh.
- Perubahan fisik berhubungan dgn tumbuh kembang normal.
d. Manifestasi klinis
Stuart and Sundeen (1998 halaman 85) mengemukakan
9 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri
rendah:
1. Mengejek & mengkritik diri sendiri
Klien mempunyai pandangan negatif tentang dirinya, klien sering
mengatakan dirinya "bodoh", "tidak tahu apa-apa".
2. Merendahkan atau mengurangi martabat.
Menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yg nyata
dimiliki.
3. Rasa bersalah & khawatir.
Klien menghukum diri sendiri. Ini dpt ditampilkan berupa phobia,
obsesi, klien menolak dirinya sendiri.
4. Manifestasi klinik.
Termasuk tekanan darah tinggi, penyakit psikosomasis &
penyalahgunaan zat.
5. Menunda keputusan
Sangat ragu-ragu.
6. Gangguan berhubungan
Klien menjadi kejam, merendahkan diri atau mengeksploitasi
orang lain. Prilaku lain adalah menarik diri atau isolasi yg
disebabkan oleh perasaan yg tidak berharga.
7. Menarik diri dari realitas
Bila kecemasan yg disebabkan oleh penolakan diri sendiri
mencapai tingkat berat atau panik, klien mung kin mengalami
gangguan asosiasi, halusinasi, curiga cemburu & para noid.
8. Merusak diri
Harga diri yg rendah dpt mendorong klien mengakhiri
kehidupannya.
9. Merusak atau melukai orang lain Kebencian & penolakan pada
diri sendiri dpt dikisar pada lingkungan dgn melukai orang lain.

e. Komplikasi
Bila konsep diri harga diri rendah tidak diatasi, dpt rnenimbulkan
komplikasi antara lain :
1. Perilaku kekerasan yg ditujukan pada diri sendiri orang lain &
lingkungan.
2. Isolasi sosial
3. Waham.
f. Test Diagnostik
Test diagnostik yg dilakukan pada klien psikiatri yaitu:
1. MMPI (Minnesota Multiphasie Personality Inventory).
Yaitu suatu test yg bertujuan utk mengetahui gambaran atau profil
kepribadian kondisi patologi seseorang & utk mengetahui
potensi atau bakat yg ada pada seseorang dgn menggunakan
sebuah buku yg berisi pertanyaan, lembar jawaban, & isi serta
satu lembar hasil test.
2. EEG (Electro Enchepatograph).
Yaitu pemeriksaan yg dilakukan utk mengetahui adanya dugaan
mental organic, kejang & gangguan tidur.
3. CT (Computed Tomography) & MRI (Magnetic Resonance
Imaging).
Yaitu gambaran yg dpt menunjukkan struktur otak serta
menggambarkan penggunaan volume otak.
2. POHON MASALAH
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Ganguan Citra Tubuh

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Harga diri rendah
2) Isolasi Sosial
3) Ganguan Citra Tubuh

4. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1) Harga diri rendah
Tujuan umum: klien dapat berhubungan dengan orang lain/
lingkungan
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi: setelah 1-2 kali klien mau berjabat tangan,
membalas salam, mau memperkenalkan diri dan memberikan
respon yang baik
Intervensi
1.1 Bina hubungan saling per caya.
1.1.1. Salam terapeutik
1.1.2. Perkenalan diri.
1.1.3. Jelaskan tujuan inter-aksL
1.1.4. Buat kontrak yg jelas
1.2 Beri kesempatan utk mengungkapkan perasaannya.
1.3 Sediakan waktu mendengarkan.
1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga
& bertangung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2) Klien dpt mengidentifikasi kemampuan/aspek positif yg dimiliki.


Kriteria Evaluasi : setelah pertemuan klien dpt mengidentifikasi
kemampuan yg dimiliki.
2.1 Diskusi kemampuan & aspek positif yg dimiliki klien.
2.2 Setiap bertemu klien hindari penilaian negatif.

3) Klien dpt menilai kemampuan yg dpt digunakan.


Kriterian Evaluasi : setelah pertemuan klien dpt menilai kemampuan yg
dpt digunakan.
3.1 Diskusi dgn klien kemampuan yg rnasih dpt digunakan selama
sakit
3.2 Diskusi kemampuan klien yg dpt dilanjutkan penggunaannya.
4) Klien dpt merencanakan (menetapkan) kegiatan sesuai
kemampuan yg dimiliki.
Kriteria Evaluasi : setelah pertemuan klien dpt membuat rencana
kegiatan harian.
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yg masih dpt digunakan.
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dgn toleransi keadaan klien.
4.3 Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yg boleh klien
lakukan.

5) Klien dpt melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit & kemampuannya.


Kriteria Evaluasi : setelah pertemuan klien dpt membuat rencana
kegiatan harian.
5.1 Beri kesempatan pada klien utk mencoba yg telah direncakan.
5.2 Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3 Diskusikan kemungkinan pelak sanaan di rumah.

6) Klien dpt memanfaatkan system pendukung yg ada.


Kriteria Evaluasi : setelah pertemuan klien dpt memanfaatkan system
pendukung yg ada.
6.1 Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga.
6.2 Bantu keluarga member! dukung an selaraa klien dirawat.
6.3 Bantu keluarga menyiapkan ling kungan yg mendukung.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
FAKTOR PREDISPOSISI

STRESSOR PRESIPITASI

PENILAIAN I TERHADAP STRESSOR

PENILAIAN II TERHADAP SUMBER

MEKANISME KOPING

KONSTRUKTIF KECEMASAN

Merasa Bermusuhan
Bersalah

Menyalahkan
orang lain

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

Aktualisasi Konsep Diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


Diri positif rendah identitas

Anda mungkin juga menyukai