Anda di halaman 1dari 35

SOSIALISASI

PELAYANAN KB ERA SJSN


(PERMENKES 59 TAHUN 2014)

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT


TAHUN 2014

HARRIET QIE

LOGO
KEBIJAKAN NASIONAL

Pemberdayaan seluruh sumber daya sektor


pemerintah, swasta & masyarakat (Sarana
fasilitas, SDM, Profesi, LSOM) untuk mencapai
target program KB dalam RPJMN 2014 dan MDGs
2015
Pada masa transisi 2013-2014 :
fokus penguatan demand-side disertai advokasi
penguatan supply-side
BKKBN/BKKBD bertanggung jawab atas
perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
distribusi dan pencatatan pelaporan alat dan
obat kontrasepsi
STRATEGI OPERASIONAL

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB statis sampai


tingkat desa/kelurahan baik di sektor pemerintah maupun
swasta
Penguatan fasilitas pelayanan KB statis di faskes KB pemerintah dan
swasta
Penguatan kapasitas SDM pemberi layanan KB
Fasilitasi alkon mandiri bagi Peserta Non JKN

Peningkatan peserta KB baru melalui program KB pasca


persalinan dan pasca keguguran dan pembinaan peserta KB
Aktif
Peningkatan kepesertaan KB Baru pasca persalinan dan keguguran
di setiap jenjang fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta
Peningkatan pelayanan KB terhadap kelompok unmet need
Penguatan pelayanan peserta KB ulangan dan penanganan efek
samping/komplikasi kontrasepsi
STRATEGI OPERASIONAL

Peningkatan penggarapan KB MKJP di wilayah khusus


Intensifikasi dan ekstensifikasi pelayanan KB MKJP di
wilayah khusus (Galciltas, Kepulauan, Daerah Aliran Sungai,
wilayah transmigrasi) dan di wilayah kumuh miskin
perkotaan
Peningkatan kesertaan KB Pria

Integrasi promosi dan konseling kesehatan reproduksi


dlm pelayanan KB
Peningkatan promosi dan konseling kespro di semua
tingkatan faskes
Substansi materi promosi KHIBA, kondom dual protection,
pencegahan KAR, penanggulangan infertilitas sekunder dan
pelayanan IUD plus Papsmear/IVA
DASAR HUKUM

LOGO
PERMENKES NO 71 TAHUN 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada JKN
PERPRES NO 12 TAHUN 2013
tentang Jaminan Kesehatan
Perjanjian Kerja Sama
Antara BPJS dan BKKBN
PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014
BAB I
KETENTUAN UMUM
TARIF KAPITASI :
Besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan

TARIF NON KAPITASI :


Besaran pembayaran Klaim BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan
yang diberikan

Note :
FKTP Fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat Non spesialistik untuk keperluan observasi, promotif,
preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan dan/atau pelayanan
kesehatan lainnya
PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014
BAB I
KETENTUAN UMUM

TARIF Indonesian Case Based Groups ( INA- CBGs) :


Besaran pembayaran Klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atas paket layanan yang didasarkan kepada
pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur

Note :
FKRTL Fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan
tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang
perawatan khusus
PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014

FKTP (FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA)


KAPITASI

NO JENIS PELAYANAN BIAYA

1 Pelayanan obat dan bahan Puskesmas : Rp. 3.000


habis pakai, termasuk pil dan Rp.6.000
kondom
untuk pelayanan KB RS tipe D Pratama, Klinik
Pratama, Praktik Dokter dan
Faskes yang Setara :
Rp. 8.000 Rp. 10.000
PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014

FKTP (FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA)


NON KAPITASI
PERMENKES 69 TAHUN 2013DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014
Tarif INA-CBG 2014 Regional I
Rumah Sakit Kelas A Rawat Inap
NO. Kode INA- Deskripsi Kode Tarif Kelas Tarif Kelas Tarif Kelas I
CBG INA-CBG III II
748 W-1-13-I Prosedur Interupsi Tuba 3.935.200 4.722.200 5.509.300
dengan Endoskop ringan

749 W-1-13-II Prosedur Interupsi Tuba 3.935.300 5.126.800 5.981.300


dengan Endoskop
sedang
750 W-1-13-III Prosedur Interupsi Tuba 5.738.800 6.886.500 8.034.300
dengan Endoskop berat

643 S-4-13-I Komplikasi dari 3.613.200 4.335.900 5.058.500


penatalaksanaan pasien
ringan
644 S-4-13-II Komplikasi dari 6.410.100 7.692.100 8.974.100
penatalaksanaan pasien
sedang
645 S-4-13-III Komplikasi dari 12.889.200 15.647.000 18.044.800
penatalaksanaan pasien
berat

Dan Seterusnya..................
Berdasarkan kelas Rumah Sakit (A, B, C) * Belum disepakati masih proses pembahasan
PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI
PERMENKES 59 TAHUN 2014

Tarif INA-CBG 2014 Regional I


RumaH Sakit Kelas A Rawat Jalan

NO. Kode INA- Deskripsi Kode INA- Tarif


CBGs CBGs

251 V-3-10-0 Prosedur Sterilisasi 835.700


pada laki-laki

Dan Seterusnya..................
Berdasarkan kelas Rumah Sakit (A, B, C)
PENGUATAN PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN DAN
PASCA KEGUGURAN DI PKBRS ERA SJSN

PERMENKES 69 TAHUN 2013 DIRUBAH MENJADI


PERMENKES 59 TAHUN 2014

Tarif INA-CBG 2014 Regional I


RumaH Sakit Kelas A Rawat Jalan

NO. Kode INA- Deskripsi Kode INA- Tarif


CBGs CBGs
178 O-7-11-0 Persalinan Vaginal 2.596.800
dengan sterilisasi dan
atau Pelebaran dan
kuretase
ACUAN
SURAT KEPALA BKKBN PUSAT
(Nomor: 238/KB.103/E1/2014 tentang Pelayanan
KB dalam Era BPJS)
DAN
MEKANISME OPERASIONAL PELAYANAN KB
ERA SJSN

LOGO
I. PENDISTRIBUSIAN ALOKON PELAYANAN KB
SURAT KEPALA BKKBN PUSAT
(Nomor: 238/KB.103/E1/2014 tentang Pelayanan KB dalam Era BPJS)

Sistem distribusi alat obat kontrasepsi


masih menggunakan sistem yang berlaku
selama ini diatur dalam Perka Nomor
286/PER/B3/2011

(sambil menunggu perubahan sistem yang


sedang disusun)
MEKANISME PENYALURAN ALKON PROGRAM KB
PRODUSEN PUSAT
F/V/KB
DISTRIBUTOR/ PBF Gudang
F/II/KB

PROVINSI
F/V/KB
Gudang

F/II/KB

F/V/KB SKPD-KB
Kab/Kota
RS (Pemerintah/Swasta)
Gudang F/II/KB

F/II/KB
Faskes Jejaring BPJS
F/II/KB PUSKESMAS / (Pemerintah/Swasta) :
setara
Praktik Dokter F/II/KB PUSTU
KETERANGAN Klinik pratama/ POLINDES/
setara POSKESDES
= dropping/penyaluran RS Kelas D Bidan Praktik
Pratama /
= koordinasi setara

= Laporan AKSEPTOR
MEKANISME PENYALURAN ALKON PROGRAM KB

Penyaluran Alokon tetap didistribusikan ke FKRTL (terkait dengan sistem


pembiayaan Non kapitasi dan Kapitasi) karena masih dimungkinkan
adanya kasus-kasus yang berkaitan dengan pemanfaatan alokon (IUD
Implant) di Tk. FKRTL

PERMENKES 34 TAHUN 2014


PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI

Pasal 36
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 00049/A/SK/I/1989 tentang
Penyaluran Obat Kontrasepsi Lingkaran Biru sediaan Pil untuk sarana
Pelayanan Kesehatan Praktek Bidan dan Praktek Dokter

Pendistribusian Alokon untuk PIL Program masih dalam pembahasan :


(uji coba di Jawa Timur dan NTT)
1. Distribusi seperti yang sudah berlaku seperti sekarang
2. Melalui PT POS
3. Melalui Dinas Kesehatan
II. ALOKON BAGI AKSEPTOR KB
SURAT KEPALA BKKBN PUSAT
(Nomor: 238/KB.103/E1/2014 tentang Pelayanan KB dalam Era BPJS)

Alat obat kontrasepsi (Alokon) :


sejak berlakunya UU SJSN mulai 1 Januari
2014,

Seluruh peserta JKN baik


Hanya untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Keluarga Miskin maupun non PBI
MEKANISME OPERASIONAL DISTRIBUSI ALOKON

Inventarisasi data untuk FASKES yang


bekerjasama dengan BPJS dan mempunyai
K/0/KB

Distribusi Alokon akan didistribusikan ke


semua FASKES yang :

1. Melakukan pelayanan KB
2. Memiliki Perjanjian Kerjasama dengan
BPJS
3. Mempunyai K/0/KB atau Kartu Register
Klinik KB
MEKANISME OPERASIONAL DISTRIBUSI ALOKON

PERKA No.165/PER/E1/2011 Tentang


Pelayanan Keluarga Berencana Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (IUD,
IMPLANT)

ALOKON masih dapat didistribusikan


kepada Bidan / Dokter Praktek Mandiri
yang belum bekerjasama dengan BPJS
III. PENDISTRIBUSIAN SARANA PELAYANAN KB
SURAT KEPALA BKKBN PUSAT
(Nomor: 238/KB.103/E1/2014 tentang Pelayanan KB dalam Era BPJS)

(IUD kit, Implan kit, ABPK dan BP3K)

klinik KB yang bekerjasama dengan BPJS

klinik KB yang telah terintegrasi dan dipastikan


peruntukkannya untuk pasca pelatihan CTU bagi
Bidan dan Dokter
IV. BIAYA AYOMAN KB
SURAT KEPALA BKKBN PUSAT
(Nomor: 238/KB.103/E1/2014 tentang Pelayanan KB dalam Era BPJS)

Dengan mulai berlakunya JKN :

Seluruh biaya pelayanan KB bagi


peserta JKN dibayarkan oleh BPJS

Dana penggerakan pelayanan KB tidak boleh


lagi digunakan sebagai biaya pelayanan
medis, kecuali bagi PUS (pasangan usia
subur) yang belum menjadi peserta JKN
Mekanisme Operasional Pelayanan KB dan Prosedur Pengklaiman Ayoman KB MKJP

DASAR HUKUM:

UU SJSN NO. 40
DASAR HUKUM: /2004

MOU BKKBN & UU BPJS NO.


BPJS 24/2011

SURAT KEPALA : PERPRES NO.12 /


NO.238/KB.103/E1/ 2013
2014
PERMENKES NO.71
Fasilitasi & Koordinasi /2013
Pelayanan
NON JKN JKN PERMENKES 59
TAHUN 2014
FASKES (Pemerintah/swasta)
tempat pelayanan : PERMENKES 56
RS/Puskesmas/Klinik, DBPM TAHUN 2014

MUYAN mendekati Faskes


MUYAN
Stasioner

CALON AKSEPTOR : JKN/NON JKN

Keterangan:
: Koordinasi dan teknis pelayanan KB
: Alur pengklaiman ayoman KB MKJP Non JKN (Penggerakan & Medis)
: Alur pengklaiman ayoman KB MKJP JKN (Medis)
: Alur pengklaiman ayoman KB MKJP JKN Penggerakan)
LANGKAH OPERASIONAL BIAYA AYOMAN PELAYANAN KB

PELAYANAN STATIS
PELAYANAN / MOMENTUM
TERPUSAT /
MOMENTUM

Akseptor JKN wajib dilayani di


Pelayanan terpusat yang Faskes Statis
Dilakukan oleh BKKBN / SKPD KB (Pelayanan KB +KR (Pap Smear))
kab./Kota dan koordinasi dengan
DINKES Kab./Kota hanya berlaku
untuk akseptor Non JKN
Terkait dengan biaya medis yang dibayarkan
(Pelayanan KB +KR (Pap Smear)) melalui BPJS
dan
biaya penggerakan dari BKKBN

Terkait dengan biaya pengklaiman ayoman MKJP


(medis + penggerakan) dari BKKBN
KEBIJAKAN TERKAIT PENGGUNAAN MUYAN

PP NO. 61 TAHUN 2014


TENTANG PERMENKES NO. 56 TAHUN 2014
KESEHATAN REPRODUKSI PASAL 22 (3)

BAB III Bentuk Rumah Sakit


Metode Kontrasepsi Pasal 8 Ayat 1:
sebagaimana dimaksud pada Rumah Sakit bergerak merupakan
ayat 1 yang berupa pelayanan Rumah Sakit yang siap guna dan
bersifat sementara dalam jangka
kontrasepsi dengan alat waktu tertentu dan dapat
kontrasepsi dalam rahim dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi
(AKDR), Implant dan Metode lain
operasi wanita (MOW) metode
Pasal 8 Ayat 2 :
operasi pria (MOP) harus Rumah Sakit Bergerak sebagaimana
dilaksanakan di fasilitas dimaksud pada ayat 1 dapat
pelayanan kesehatan berbentuk bus, kapal laut, karavan,
gerbong kereta api atau kontainer
PERMASALAHAN
Belum ada lampiran yang menjelaskan persyaratan
mengenai RS bergerak seperti yang disebutkan pada pasal 8
ayat (2) (dapat berbentuk bus, kapal laut, karavan, gerbong
kereta api atau kontainer)

Belum ada payung hukum operasional MUYAN dari BKKBN


Pusat (sudah diajukan ke BKKBN Pusat, saat ini masih
dalam proses pembahasan)

Untuk sementara MUYAN digunakan untuk


- membantu membawa alat-alat untuk pelayanan MOW
- membantu pelayanan di FASKES
(penggunaannya harus mendekati FASKES atau
digunakan di wilayah Galcitas)
Pelayanan KB Mobile /Terpusat /Momentum

Penetapan Daerah
Pelayanan KB Mobile
Komposisi Pengiriman
Pemilihan daerah Pelayanan KB mobile / Momentum Tenaga Kesehatan
(bekerjasama dengan Dinkes, BPJS dan Faskes
setempat)
Tim Tenaga Kesehatan
Daerah yang belum tersedia faskes yang blm yang
memenuhi persyaratan pelayanan KB dikirim terdapat Tenaga
Termasuk daerah yang AKI dan Unmet need nya tinggi
Kesehatan yang sudah

terlatih/kompeten
Penyediaan Faskes dalam Pelayanan KB
Tertentu
terutama MKJP
Add Your Text
BPJS Kesehatan dapat Mengikutsertakan tenaga
berkoordinasi dengan kesehatan dari Faskes kelurahan
BKKBN/SKPD KB Kab./Kota dan kecamatan terdekat dari
untuk memanfaatkan Muyan lokasi sasaran
(Mobil Unit Pelayanan) dan
Mupen (Mobil Unit Tenaga Kesehatan yang terlibat
penerangan) harus mendapat memperoleh izin
pelayanan sementara Dinkes
SKEMA ALUR DAN TAHAPAN
PELAYANAN KB MOMENTUM

Tiba di Penapisan
Klinik KB / Pendaftaran KIP/K
Kelaikan Medik
Faskes

Laik
Tidak
Laik

PULANG Informed
Cara Lain/
Obati Consent /
Persetujan

Pencatatan &
Pelaporan

Konseling Tindakan Persiapan


Pasca Pemulihan Tindakan
sesuai SOP
Pelayanan
KB
STRATEGI
PROGRAM KB KR

LOGO
STRATEGI

Penggarapan pus untuk ber KB lebih diarahkan pada Pasca Persalinan dan
Pasca Keguguran dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

Meningkatkan partisipasi pria untuk menjadi peserta KB dengan menggunakan


kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

Membangun dan mengembangkan jejaring serta kemitraan promosi KB pria

Dukungan tenaga medis MOP Berdayakan Tenaga Medis yang sudah dilatih,
jika masih membutuhkan Bantuan Tenaga Medis Provinsi agar konfirmasi untuk
penjadwalannya

Untuk meningkatkan pelayanan rutin di faskes dapat mengikutsertakan tenaga


medis yang telah dilatih (MOP, MOW, IUD dan IMPLANT)
STRATEGI

Meningkatkan jejaring kerja sama dengan mitra kerja ( RS, KPA dan PKBI )

Mengintegrasikan pelayanan IUD dengan Papsmear

Melakukan pembinaan kepada pengelola KB tentang Kespro

Penyebarluasan informasi tentang HIV/AIDS

Peningkatan pelayanan KB RS ( PKBRS ) di seluruh RS khususnya MKJP

Mengurangi kehamilan beresiko tinggi dengan promosi hindari 4 Terlalu

Meningkatkan pemahaman ttg kespro, deteksi dini Kanker Leher Rahim, kepada
pengelola KB dan melakukan pemeriksaan dini KAR melalui pemeriksaan Papsmear

Menekan angka penularan IMS, HIV dan AIDS pada PUS dgn menggunakan
kondom
PELUANG

TMKK PENGGERAKAN BABINSA, DANRAMIL


DIARAHKAN PENCAPAIAN MOP

BHAKTI IBI PENINGKATAN PERAN BIDAN DALAM


PELAYANAN IUD DAN IMPLANT

KESATUAN GERAK PKK PENDAYAGUNAAN INSTITUSI


MASYARAKAT DALAM PENGGERAKAN MASYARAKAT
DIARAHKAN PADA PENCAPAIAN MKJP (IUD, IMPLANT,
MOP DAN MOW)
HATUR NUHUN.

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN


2014

LOGO

Anda mungkin juga menyukai