Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak bisa dihindarkan dalam dunia
bisnis. Perekonomian dunia semakin terbuka dan menjadi suatu kesatuan.
Maraknya bisnis internasional terjadi sebagai akibat dari membaiknya
infrastruktur, kondisi politik dan sosial dunia. Hal ini ditandai dengan
maraknya perusahaan yang beroperasi secara lintas negara.
Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi
yang lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung
oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak
lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir.
Seperti yang disampaikan oleh Leo Herlambang dalam kuliah perdana di Ordik
Unibraw 2009 tentang Indonesia dalam menghadapi Trend Ekonomi global,
bahwa “globalisasi bisa menjadi bentuk baru dari penjajahan”. Banyak negara
berkembang meragukan arah globalisasi ekonomi saat ini. Terjadinya
ketimpangan ekonomi antar negara di dunia, di mana sebagian besar negara di
dunia adalah negara miskin yang belum terbiasa dengan budaya persaingan
bebas, membuat globalisasi dapat menimbulkan malapetaka. Dengan kata lain,
globalisasi ekonomi layak didukung manakala kekuatan ekonomi negara-negara
dunia sudah agak setara.
Tabel 1
Para pendukung globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan
tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas
sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan
meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan
begitu seterusnya.
Dominasi Eropa
Negara-negara Eropa sangat dominan, menurut Herman Schwartz
, menurutnya mereka mengkombinasikan tiga aspek penting
- Lawyers (ahli hukum) → meredam konflik-konflik kepentingan
antara raja, bangsawan dan kaum pedagang.
- Guns (senjata), diperlukan oleh Negara untuk memberikan
penganmanan untuk transaksi bisnis (dari ancaman internal
dan eksternal) dan sekaligus untuk mengekstraksi (secara
paksa) komoditi dari suatu wilayah tertentu untuk kemudian
didistribusikan ke seluruh dunia.
- Money (uang)
Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era ini
menekankan pada manajemen stratejik. TQM merupakan suatu system
yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara
berkesinambungan kepuasan pelanggan pada titik penekanan biaya agar
sama dengan biaya yang sesungguhnya untuk menghasilkan dan
memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk mencapai
keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan
konsumen yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi dengan
leadership yang kuat dari pimpinan.
Secara garis besar perkembangan Quality Management adalah sebagai
berikut :
a. Era Tanpa Mutu , merupakan era dimana persaingan belum terjadi
oleh karena produsen atau pemberi pelayanan belum banyak, sehingga
pelanggan pun belum diberi kesempatan untuk memilih.
b. Era Inspeksi, Era ini dimulai oleh perusahaan – perusahaan yang
memproduksi barang, hal ini terjadi karena mulai adanya persaingan
antar produsen. Dengan demikian tiap perusahaan mulai melakukan
pengawasan terhadap produknya. Mulai dilakukan pemilahan mutu
barang yang dilakukan melalui inspeksi.
c. Era Pengendalian Mutu, Era Pengendalian Mutu dimulai sekitar tahun
1930 an. Era ini disebut juga era stastical control, yang lebih
menekankan pada pengendalian, keseragaman produk dan pengurangan
aktivitas inspeksi serta dilakukan Departemen Teknis dan Departemen
Inspeksi. Pada era ini pula diperkenalkan pandangan baru terhadap
konsep Walter A Shewart, .Menurut pandangan ini mutu produk
merupakan serangkaian karakteristik yang melekat pada produk yang
dapat diukur secara kuantitatif.
d. Era Sistem Manajemen Mutu, Era ini dimulai pada sekitar tahun 1943
yaitu pada masa perang dunia II, dimana sekutu mulai mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak Hal ini terkait dengan
mutu bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan
Inggris. Berdasarkan keadaan tersebut pihak militer Inggris
mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan
produk bermutu tinggi serta konsisten bagi kepentingan bahan militer .
e. Era Jaminan Mutu (Quality assurance), Era jaminan mutu ini dimulai
pada sekitar tahun 1960-an yang menekankan pada koordinasi,
pemecahan masalah secara proaktif. Pada era ini mulai dikenal adanya
konsep total Quality Control (TQC) yang diperkenalkan oleh Armand F
pada tahun 1950. Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan
kegiatan sistimatik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan
yang memadai bahwa suatu barang atau jasa dapat memenuhi
persyaratan mutu.
DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS TERHADAP MUNCULNYA
PERUSAHAAN BERKELAS DUNIA
1. Produk dan jasa yang dihasilkan berstandar kelas dunia yaitu proses
bisnis merupakan cara yang unik di mana pekerjaan terorganisasi,
terkoordinasi, dan terfokus untuk menghasilkan suatu produk atau
layanan yang bernilai. Mengembangkan produk baru, melayani
pesanan, atau merekrut karyawan merupakan contoh-contoh proses
bisnis, dan cara organisasi memenuhi proses bisnisnya bisa menjadi
sumber kekuatan kompetitif. Aset perusahaan utama — hak milik
intelektual, kemampuan inti, dan aset keuangan serta aset manusia —
terkelola secara digital. Di dalam perusahaan digital, informasi sekecil
apapun yang diperlukan untuk mendukung keputusan bisnis, dapat
tersedia kapanpun dan di manapun pada perusahaan tersebut. Daya
rasa dan respons perusahaan digital terhadap lingkungannya jauh lebih
cepat dilakukan dibanding perusahaan tradisional, sehingga secara
fleksibel ia mampu bertahan dalam suasana yang bergolak.
Dengan demikian perusahaan digital mempunyai potensi untuk
mencapai tingkat daya saing dan profitabilitas yang mungkin belum
dialami sebelumnya.
a. Pusat tidak lagi bekuasa penuh. Semua perusahaan, baik besar maupun
kecil, akan menjadi perusahaan global dalam operasi bisnis mereka.
b. Perusahaan akan memfokuskan semua struktur dan proses sistem
manajemen mereka ke customer,
c. Posisi kompetitif perusahaan hanya dapat dicapai melalui improvement
berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan oleh
perusahaan untuk menghasilkan value bagi customer.
d. Pencarian jalan bebas hambatan (by passing) mewarnai operasi
perusahaan di jaman globalisasi ekonomi ini.
e. Pergeseran dari responsibility-at-the- top organization ke
responsibility-based organization Karyawan diberdayakan untuk
mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
mereka.
f. Karyawan menjadi pemakai informasi keuangan untuk perencanaan
dan pengendalian kegiatan yang menjadi tanggung jawab mereka.
g. Sistem manajemen strategic, Sistem perencanaan strategik dengan
rerangka Balanced Scorecard, Activity-based budgeting, Activity-based
management dan Activity-based cost system menandai perusahaan
berkelas dunia.
Daftar Pustaka
Griffin, Ricky W. & Pustang, Michael W., 2005, Bisnis Tnternasional, Jilid 1, Edisi
keempat, PT Indera, Jakarta
ILO, 2007, Labor and Social Trends in ASEAN 2007 : Integration, Challenges and
Opportunities, Geneva: International Labour Organization.
Kiatikomol, Prapan and Thaicharoen, Yunyong, 2001, ASEAN Macroeconomic
Overview and Outlook, Paper submitted to the 26th Annual Meeting of the Federation
of ASEAN Economic Association, Bangkok – Thailand, December 20-21.
Leo Herlambang dalam kuliah perdana di Ordik Unibraw 2009 tentang Indonesia dalam
menghadapi Trend Ekonomi global,bahwa “globalisasi bisa menjadi bentuk baru dari
penjajahan”
Pirrita Sorsa, 2003, “Special Investment Incentives May Come at a High Cost to the
Economy”, Capital Issue, No. 9, 8-14 March.
Elly Erawati, Meningkatkan Investasi Asing di Negara-negara Berkembang, Kajian
Terhadap Fungsi dan Peran Dari “The Multilateral Investment Guarantee Agency” Pusat
Studi Hukum UNPAR.
Donal A. Ball, Wendel H. McCulloch, Jr., Paul L. Frantz, J. Michael Geringer, Michael S
Minor, International Business, tantangan persaingan global, Mc Graw Hill, Salemba
Empat, 2005.
Pertama; jenis kerusakan yang paling umum dijumpai adalah polusi terhadap
atmosfir bumi, air, dan tanah yang dalam jangka pendek dapat merusak
kenyamanan dan jangka panjang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Kedua; pengenalan metode baru dalam pemanfaatan sumber alam yang dapat
merusak keseimbangan ekologis.
Ketiga; proses komersialisasi yang menuntut produktivitas tinggi juga telah ikut
memperburuk kondisi lingkungan karena teknik-teknik yang dipergunakan
kebanyakan tidak ramah lingkungan.
Ada beberapa kesulitan untuk menganggap sektor bisnis sebagai pihak yang
dapat memprakarsai konservasi lingkungan.
3. Dari segi prinsip wirausaha, para pelaku bisnis tidak dapat dibenarkan
untuk melakukan scaling down (penurunan aktivitas) dan pengurangan
produktivitas demi alasan apapun termasuk konservasi lingkungan.
Perspektif Neo-Imperialisme
Perspektif Neo-Fundamentalisme
Kerangka analisis Warren dkk mengacu pada struktur kelas, sejalan dengan
argument yang dikembangkan Neo-Klasik tentang investasi asing. Ada tiga
hal, yakni:
1. Modal asing tidak dilihat sebagai antithesis bagi modal didalam
negeri, tetapi sebagai factor komplementer atau pelengkap yang
secara simultan mengembangkan perekonomian nasional.
2. Meningkatkan kompetisi antar PMN dalam upaya mereka untuk
menanamkan modal diluar negeri secara tidak langsung telah
menaikan posisi tawar-menawar Negara-negara berkembang vis-à-vis
PMN.
3. PMN tidak saja melengkapi sumber-sumber (bahan mentah, tenaga
kerja, teknologi, dll) didalam negeri dengan sumber-sumber yang
dibawanya dari Negara maju, dan membantu proses penemuan
sumber-sumber baru dan optimalisasi penggunaan sumber-sumber
yang tadinya tidak banyak terpakai.
Perpektif ini cenderung untuk merekomendasi dukungan pemerintah
Negara berkembang bagi ekspansi PMN di Negara mereka masing-
masing.