Anda di halaman 1dari 22

MK : Kebijakan dan Program Pembangunan

Dosen : Dr Sukmawati, SE., M.Si

Dana Perimbangan
di Indonesia
Kelompok 4

Muhammad Arsyal
Ugur Hironimus
adalah dana yang bersumber dari
penerimaan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
membiayai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
.

adalah penyerahan wewenang pemerintahan


oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PAJAK BUMI
DAN
BANGUNAN
(PBB)

90% untuk 10% bagian


Daerah Pemerintah

9% untuk biaya 35% (tiga puluh


65% dibagikan
16,2% untuk daerah 64,8% untuk pemungutan lima persen)
secara merata
provinsi yang daerah dibagikan
kepada seluruh
bersangkutan kabupaten/kota sebagai insentif
daerah
yang kepada daerah
kabupaten dan
bersangkutan kabupaten dan
kota
kota yang
realisasi tahun
sebelumnya
mencapai/mela
mpaui rencana
penerimaan
sektor tertentu.
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
(BPHTB)

20% bagian Pemerintah,


dibagikan secara merata
80% untuk Daerah
kepada seluruh daerah
kabupaten dan kota

16% untuk daerah 64% untuk daerah


provinsi yang kabupaten/kota yang
bersangkutan bersangkutan
Pajak Penghasilan (PPh)

20% untuk Daerah 80% bagian Pemerintah

40% untuk daerah 60% untuk daerah


provinsi yang kabupaten/kota yang
bersangkutan bersangkutan
SUMBER DAYA
ALAM

PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN


KEHUTANAN PERIKANAN
UMUM MINYAK BUMI GAS BUMI PANAS BUMI
Kehutanan
Penerimaan Kehutanan yang Provisi Sumber Penerimaan
berasal dari penerimaan Daya Hutan Kehutanan yang
Iuran Hak Pengusahaan (PSDH) berasal dari Dana
Hutan (IHPH) Reboisasi
80%
20% untuk
bagian
20% untuk Pemerintah
80% bagian Daerah
Pemerintah Daerah
40%
60% bagian bagian
16% 32% bagian daerah
bagian kabupaten/kota
32% dibagikan Pemerintah
16% bagian
provinsi
64% bagian penghasil
dengan porsi
digunakan digunakan
kabupaten/kota provinsi yang sama besar
untuk
penghasil untuk
kabupaten/kota
untuk
lainnya dalam rehabilitasi kegiatan
provinsi yang
hutan dan rehabilitasi
bersangkutan
lahan secara hutan dan
nasional lahan di
kabupaten
/kota
penghasil
Pertambangan Umum

Iuran Tetap (Land-


Iuran Eksplorasi dan
rent) Eksploitasi (Royalty)

20% untuk 80% bagian


20% untuk 80% bagian Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah

16% untuk 64% untuk


16% untuk 64% untuk provinsi yang kabupaten/kota
provinsi yang kabupaten/kota bersangkutan penghasil
bersangkutan penghasil
Perikanan berasal dari Pungutan
Pengusahaan Perikanan dan Pungutan
Hasil Perikanan

80% dibagikan dengan


porsi yang sama besar
20% untuk Pemerintah
untuk seluruh
kabupaten/kota
Dialokasikan untuk
Pertambangan menambah anggaran
Minyak Bumi pendidikan dasar
yang 3% dibagikan
dihasilkan dari untuk provinsi 0,1%
wilayah yang ber-sangkutan
Daerah yang 84,5%
bersangkutan untuk
setelah Pemerintah
dikurangi 6% dibagikan
komponen 15,5% untuk
kabupaten/kota 0,2%
pajak dan untuk
pungutan daerah penghasil
lainnya sesuai
dengan 6% dibagikan
peraturan untuk
perundang- kabupaten/kota
undangan 0,2%
lainnya dalam
provinsi yang
bersangkutan.
6% dibagikan
Pertambangan untuk provinsi
Gas Bumi yang 0,2%
yang
dihasilkan dari bersangkutan
wilayah Daerah
yang 69,5% untuk
bersangkutan Pemerintah 12% dibagikan
setelah dikurangi untuk
0,2
komponen pajak 30,5% untuk kabupaten/kota
dan pungutan daerah penghasil
lainnya sesuai
dengan peraturan 12% dibagikan
perundang- untuk
undangan kabupaten/kota
0,1
lainnya dalam
provinsi
Dialokasikan untuk
bersangkutan. menambah anggaran
pendidikan dasar
16% untuk provinsi
yang bersangkutan

32% untuk
Pertambangan Panas kabupaten/kota
Bumi yang dihasilkan 80% untuk Daerah penghasil
dari wilayah Daerah
yang bersangkutan
yang merupakan 32% untuk
20% untuk
Penerimaan Negara kabupaten/kota
Pemerintah
Bukan Pajak lainnya dalam provinsi
yang bersangkutan.
Dana alokasi umum yaitu dana yang
berasal dari APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pengeluarannya dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
Besarnya DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25 persen dari
penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. DAU
untuk daerah Propinsi dan untuk daerah kabupaten/kota
ditetapkan masing-masing 10 persen dan 90 persen dari DAU.
Dana Alokasi Umum (DAU) bersifat Block Grant yang berarti
penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Dana Alokasi Umum terdiri dari:

a) Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi


b) Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota.

Jumlah keseluruhan DAU sekurang-kurangnya 26% dari


Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.
Pengertian dana alokasi khusus adalah dana yang
berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
untuk membantu membiayai kebutuhan khusus,
termasuklah yang berasal dari dana reboisasi.
Kebutuhan khusus yang dimaksud yaitu:
1. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
alokasi umum, dan/atau
2. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.
Penerimaan negara yang berasal dari dana reboisasi sebesar 40 persen
disediakan kepada daerah penghasil sebagai DAK.
Dana Alokasi Khusus (DAK) digunakan untuk
membiayai investasi pengadaan dan atau
peningkatan prasarana dan sarana fisik
secara ekonomis untuk jangka panjang.
Dalam keadaan tertentu, Dana Alokasi Khusus
dapat membantu biaya pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana dan sarana tertentu
untuk periode terbatas, tidak melebihi 3 (tiga)
tahun. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun
dalam APBN dan dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk mendanai kegiatan khusus.
Prinsip Dana Perimbangan
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan
memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan Daerah.
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian
tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pemberian sumber keuangan Negara kepada Pemerintahan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan
tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas
Pembantuan.
Sumber Referensi

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai