Anda di halaman 1dari 45

Safety Induction

Safety Induction
Safety Induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja yang diberikan kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu
yang baru pertama kali datang di lokasi perusahaan
Tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan mereka
sehingga mereka bisa sadar serta bisa melakukan tindakan pengendalian
terhadap bahaya tersebut.
Cakupan Safety Induction
Pengenalan Potensi Bahaya Lingkungan Kerja
Pengenalan APD
Pengenalan Safety Sign
Pengenalan Fire Safety & Emergency Fire
Pengenalan P3K
Hazard (Bahaya)
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK)
Macam Macam Hazard di tempat Kerja
faktor bahaya biologi(s)
faktor bahaya sosial-psikologis
faktor bahaya kimia
faktor bahaya fisik/mekanik
faktor bahaya biomekanik
Kecelakaan
Adalah suatu kejadian yang, antara lain ;
Tidak direncanakan
Tidak diinginkan
Terjadi kapan saja
Dimana saja
Menimpa siapa saja
Penyebab Kecelakaan
Teori HW Heinrich
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%
- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10%
- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
- Tempat kerja berserakan barang-barang
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu
C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
Alat Perlindungan Diri (APD)
suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Cakupan APD
Alat pelindung kepala;
Alat pelindung mata dan muka;
Alat pelindung pernapasan;
Alat pelindung telinga;
Alat pelindung tangan;
Alat pelindung kaki;
Termasuk APD adalah:
Pakaian pelindung;
Alat pelindung jatuh perorangan;
Pelampung.
1
1
2
5 7
3 4

2 5

6
7
6 8
3

4
Pasal 4
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ?
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan,
perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di
bawah tanah dan sebagainya atau di mana
dilakukan pekerjaan persiapan;
10
Pasal 4
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ?
d. dilakukan usaha pertanian,
perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu
atau hasil hutan lainnya, peternakan,
perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan batu-batuan, gas, minyak,
panas bumi, atau mineral lainnya, baik
di permukaan, di dalam bumi maupun di
dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang,
binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air,
dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang
muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun, bandar udara dan gudang;
11
Pasal 4
Kapan dan dimana APD wajib di gunakan ?

h. dilakukan penyelaman, pengambilan


benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di
atas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan
udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung
bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau
terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam ruang
terbatas tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu,
kelembaban, debu, kotoran, api, asap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara atau getaran;

12
Pasal 4
Kapan dan dimana APD wajib digunakan ?

n. dilakukan pembuangan atau


pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau
penerimaan telekomunikasi radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan,
percobaan, penyelidikan atau riset
yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau
air; dan
r. diselenggarakan rekreasi yang
memakai peralatan, instalasi listrik
atau mekanik.
13
Safety Sign
Safety Sign adalah sebuah media visual berupa gambar untuk ditempatkan
di area kerja yang memuat pesan-pesan agar setiap karyawan selalu
memperhatikan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan Safety Sign
Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja
Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.
Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan
diri
Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku
yang tidak diperbolehkan.
Penggunaan Warna
Biru : Berarti Perintah melaksanakan sesuatu, atau
kewajiban memakai Alat Pelindung Diri dalam rangka K3
(kontrasnya warna biru adalah putih).
Merah : Berarti Larangan Melakukan sesuatu, misalnya
tanda stop dan sebagainya. Tetapi khusus untuk
Pencegahan Kebakaran, baik berupa petunjuk, perintah,
peringatan maupun larangan, tetap dipakai warna merah
(kontrasnya warna merah adalah putih).
Kuning : Berarti Peringatan untuk berhati-hati dan
waspada terhadap risiko bahaya (kontrasnya warna kuning
adalah hitam).
Hijau : Berhati keadaan Aman, misalnya untuk petunjuk
arah/ jalan, pintu darurat, P2K, daerah bebas rokok dan
sebagainya.
Segitiga Api

Fuel
Bahan yang dapat/ mudah terbakar solid, liquid or gas

Heat
Oxygen
Energi yang dibutuhkan
Udara yang kita hirup
untuk menaikan tempratur
21% oxygen Api
dari bahan bakar hingga titik
hanya membutuhkan
nyala
16% oxygen
Metoda Pemadaman Kebakaran
BAHAN BAKAR

Cooling / Pendinginan
Smothering / Penyelimutan
Starvation / Stop Supply
Breaking Chain Reaction / Memutus Reaksi Kimia
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Class A
Kebakaran bahan padat kecuali logam.

Class B
Kebakaran bahan cair dan gas

Class C
Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan

Class D
Kebakaran logam
Kebakaran Klas A

Kebakaran dari Benda-benda


Padat Mudah Terbakar

Contoh:
Kayu, Kertas, Plastik, Arang, dll.

Bahan Pemadaman:
Contoh:
Air, Busa, Dry Chemical Powder.

23
B
Kebakaran Klas
Kebakaran dari Bahan Liquid (Gas
dan Cair) yang mudah menyala.

Contoh: LPG, Minyak


Tanah, Bensin, Lilin, dll.

Bahan Pemadaman:
Pasir, Busa (foam), Dry
Chemical Powder, CO2.

24
Kebakaran Klas C

Kebakaran pada Peralatan


yang dialiri Arus Listrik.
Contoh: Setrika Listrik,
Kompor listrik, dll.

Bahan Pemadaman:
Bahan yang tidak kondusif
(CO2, Dry Chemical Powder)

25
Kebakaran Klas D

Kebakaran Bahan Logam-logam


Yang Mudah Terbakar
Contoh: Magnesium, Natrium, dll.

Bahan Pemadaman
Untuk Kebakaran Logam
masing-masing Memiliki Bahan
Pemadaman Khusus, biasanya
berbentuk Chemical Powder.

26
Liquid Foam Fire Extinguisher

39
APAR tipe Busa
(Foam Extinguishers
)
Bahan Pemadam Garam Asam &
Garam Basa (Reaksi asam basa
menghasilkan busa).
Aplikasi: Untuk Kebakaran Klas B
Prinsip Pemadaman:
Mengisolasi bahan terbakar dari
oxigen & sekaligus busa tersebut
mendinginkan bahan terbakar karena
busa mengandung bahan air.

Fire Protection / ASK 40


Hallon Gas Fire Extinguisher

41
APAR tipe Halon

Bahan Pemadam Senyawa


Hidrokarbon & unsur dari
golongan Halogen (Fl, Br, Cl)
Aplikasi: Untuk Kebakaran Klas B
C
Prinsip Pemadaman:
Menghentikan proses pembakaran
itu sendiri dengan memutuskan
rantai kimianya, mencegah
perkembangan lebih jauh dari api.

Sudah tidak direkomendasikan


Fire Protection / ASK
Merusak ozon 42
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder
Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya

*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif

43
PEMILIHAN APAR HARUS
DISESUAIKAN DENGAN
KLASIFIKASI KEBAKARAN

A
Combustible
Ref : Permenaker 04/80
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D als

A C
ABC

B
Multi Purpose 44
Simbol APAR untuk kebakaran Kelas A B C

Simbol APAR untuk kebakaran Kelas A

Simbol APAR untuk kebakaran Kelas B C

45
EMERGENCY EXIT
EXIT

73
Pintu Kebakaran

76
Tanda Arah Jalan Keluar / Exit

77
Assembly Point / Tempat
Berhimpun

78
79
Kecelakaan Industri
Jatuh Dari Ketinggian
Kejatuhan Benda
Terantuk, Tersandung, Tergelincir
Terjepit Diantara Benda
Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas Benda
Terpotong
Terkilir
Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan Suhu
Tinggi/Korosif/Radiasi
Tersengat Arus Listrik
Lain-lain
Pengertian
P3K adalah merupakan pertolongan pertama
yang harus segera diberikan kepada korban
yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan.
Maksud Dan Tujuan

P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.

P3K diberikan untuk :


Menyelamatkan nyawa korban
Meringankan penderitaan korban
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
Mempertahankan daya tahan korban
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Kondisi Fisiologis Manusia
Pernafasan.
Denyut nadi.
Kesadaran.
Turgor (elastisitas kulit).
Reflek.
Sistem otot, kerangka dan sendi
Pemberian Pertolongan

Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
(putuskan aliran dan matikan sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan alat pelindung ).
Pemberian Pertolongan

Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban
dan prioritas tindakan
Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan
gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi Jantung paru
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Gangguan Umum

1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas,


menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau
kekejangan otot pernafasan).
2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak,
sengatan matahari langsung, kekurangan zat
asam/oksigen).
3. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat,
luka bakar yang luas, rasa nyeri yang hebat,
kekuarangan cairan tubuh secara cepat,
keadaan allergi atau tidak tahan obat).
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

Kesiapan Fasilitas Pertolongan


Personil.
Buku petunjuk/buku pedoman P3K
Kotak P3K & kotak khusus dokter
Ruang P3K
Alat angkut & transportasi
Alat perlidungan
Peralatan darurat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai