Anda di halaman 1dari 27

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
UJI EFEKTIFITAS FORMULASI GEL LENDIR BEKICOT DENGAN
GELLING AGENT CARBOMER 2% UNTUK PENYEMBUHAN LUKA
SAYAT PADA MENCIT (Mus musculus)
BIDANG KEGIATAN :
PENELITIAN

Diusulkan oleh :
1. Gustini Sisilia Losari ( Ketua / 107115022 / 2015 )
2. Santy Suryani Wulandari ( Anggota 1 / 107114028 / 2014 )
3. Nida Churin Aini ( Anggota 2 / 207116021 / 2016 )
4. Widiawati ( Anggota 3 / 106116030 / 2016 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH


CILACAP
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFATAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
D. Urgensi Penelitian .............................................................................. 2
E. Kontribusi Penelitian.......................................................................... 2
F. Luaran Penelitian ............................................................................... 2
G. Manfaat Penelitian ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Luka Iris Sayat (vuonus scisum) ........................................................ 3
B. Bekicot (Achatina fulica) ................................................................... 3
C. Kadungan dan Khasiat Lendir Bekicot (Achatina fulica) .................. 3
D. Gel dan Gelling Agent ....................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 5
A. Tahapan Penelitian ............................................................................. 5
B. Luaran ................................................................................................ 6
C. Indikator Pencapaian .......................................................................... 7
D. Teknik PengumpulanData .................................................................. 7
E. Analisis Data ...................................................................................... 7
F. Cara Penafsiran .................................................................................. 7
G. Penyimpulan Hasil Penelitian ............................................................ 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................ 8
A. Anggaran Biaya .................................................................................. 8
B. Jadwal Kegiatan ................................................................................. 8
BAB V DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 9
BAB VI LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................ 11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan risiko timbulnya
luka pada tubuh. Luka atau vulnus adalah putusnya kontinuitas kuit dan jaringan
di bawah kulit oleh karena trauma (Sutawijaya, 2009).
Penyembuhan luka merupakan proses alamiah dari tubuh, namun seringkali
dilakukan pemberian obat-obatan untuk mempercepat proses penyembuhan luka
(Taqwim, 2011).
Banyak bahan yang dapat membantu penyembuhan luka dengan memanfaatkan
keanekaragaman hayati di Indonesia yang melimpah, baik flora atau fauna yang
secara tradisional dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit (Khotijah, 2009).
Pengobatan secara tradisional sebagai alternatif untuk menyembuhkan luka akhir-
akhir ini banyak digunakan. Salah satunya dengan menggunakan lendir bekicot
(Achatina fulica) (Anonim, 2005).
Penyembuhan dengan lendir bekicot ini bisa menjadi salah satu alternatif karena
mudah dalam penggunaan, daya sebarnya pada kulit baik, tidak menyumbat pori-
pori kulit, juga memiliki efek antibakteri (Ernawati, 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh Perez Wahyu Purnasari dkk membuktikan bahwa
lendir bekicot memiliki pengaruh yang bermakna terhadap jumlah fibroblast pada
penyembuhan luka sayat.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan mencit (Mus
musculus) sebagai hewan uji efektifitas penyembuhan luka sayat pada femur yang
diolesi dengan gel lendir bekicot dengan luka sayat yang dibiarkan menutup
sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
yaitu :
1. Bagaimana proses pembuatan dan evaluasi sediaan gel lendir Achatina
fulica menggunakan gelling agent carbomer?
2. Bagaimana pengaruh efektifitas sediaan gel lendir Achatina fulica untuk
penyembuhan luka sayat pada Mus musculus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan program penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui proses pembuatan dan evaluasi sediaan gel lendir Achatina
fulica menggunakan gelling agent carbomer.
2. Mengetahui pengaruh efektifitas sediaan gel lendir Achatina fulica untuk
penyembuhan luka sayat pada Mus musculus.
D. Urgensi Penelitian
Dapat memanfaatkan bahan alami yang ada di Indonesia, yaitu lendir bekicot
yang ternyata memiliki kandungan Acharan sulfate yang dapat menyembuhkan
luka dalam sediaan gel yang nyaman digunakan pada kulit.
E. Kontribusi Penelitian
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Memberikan sediaan obat semipadat yang sederhana dan bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia.
2. Memberikan solusi penyembuhan luka dengan memanfaatkan kekayaan
alam Indonesia.
F. Luaran Penelitian
1. Berupa artikel publikasi skripsi mandala Adhi Putra tentang efektifitas
pemberian lendir bekicot 100% (Achatina fulica) dan sediaan krim 5%
terhadap lama penyembuhan luka bakar derajat II (A) secara in vivo.
2. Berupa jurnal penelitian PharmaScientia, Vol.1 No.1, Juli 2012.
3. Berupa artikel ilmiah tentang Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica)
terhadap Jumlah Sel Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat.
4. Berupa jurnal Farmasi Indonesia (PHARMACON) Vol.13, No.1, Juni
2012.
5. Berupa artikel penelitian skripsi dari digilib.uns.ac.id tentang perbedaan
efek pemberian lendir bekicot (Achatina fulica) dan gel bioplacenton
terhadap penyembuhan luka bersih pada tikus putih.
6. Menjadikan lendir bekicot sebagai sediaan gel yang nyaman di kulit.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah :
1. Terciptanya sediaan gel dari lendir Achatina fulica untuk penyembuhan
luka yang didistribusi secara luas pada masyarakat Indonesia.
2. Terciptanya lebih banyak sediaan obat yang memanfaatkan kekayaan alam
di Indonesia yang melimpah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Iris Sayat (vuonus scisum)


Luka ini biasanya ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam, seperti :
pisau, silet, parang, dan sejenisnya. Luka yang timbul biasanya akan berbentuk
memanjang, tepi luka terbentuk lurus, akan tetapi jaringan kulit disekitar luka
tidak mengalami kerusakan (Sutawijaya, 2009).
B. Bekicot (Achatina fulica)
Bekicot merupakan salah satu hewan dengan kelimpahan spesies yang cukup
besar. Hewan ini merupakan salah satu siput darat yang memiliki cangkang. Di
Indonesia dikenal dua macam jenis bekicot, yaitu Achatina fulica dan Achatina
variegata. Cara membedakan dua macam bekicot tersebut yakni pada Achatina
fulica memiliki cangkang berwarna coklat dengan garis-garis tidak jelas dan
bentuk cangkangnya lebih langsing. Pada Achatina variegata memiliki cangkang
dengan warna lebih cerah (lebih muda) dengan garis coklat kemerahan lebih jelas
dan bentuk cangkangnya lebih gemuk. Dalam hal penyebaran, Achatina fulica
lebih luas daripada Achatina variegata.
C. Kadungan dan Khasiat Lendir Bekicot (Achatina fulica)
Lendir bekicot (Achatina fulica) diketahui mengandung Acharan sulfate, yaitu
suatu glycosaminoglycan (GAGs) yang diisolasi dari Achatina fulica. Acharan
sulfate mempunyai struktur yang unik. Glycosaminoglycan ini mempunyai berat
molekul 29 kDa dan mempunyai disakarida utama yang berulang sehingga
menyebabkan bergabungnya heparin dan heparin sulfate secara structural (Kim et
al, 1996)
Glycosaminoglycan tersebut berfungsi untuk angiogenesis, inhibisi vancular
endothelial growth factor atau menurunkan aktifitas mitogen dari fibroblast
growth factor (Vieira et al, 2004).
Achatina fulica diketahui dapat membuat bactericidal glycoprotein yang
ditemukan pada lendir yang bersifat melindungi dan mengandung heparin yang
berfungsi sebagai antibakteri (Kim et al, 1996).
Lendir bekicot dapat meningkatkan tingkat migrasi sel makrofag yang berperan
penting dalam proses perbaikan jaringan luka (Nurinsiyah, 2010).
Lendir bekicot memberikan reaksi positif terhadap pengujian kandungan protein
yang berperan untuk reenerasi sel dan pertumbuhan, diantaranya adalah asam
amino dan enzim. Protein dapat berfungsi dan berperan dalam pertumbuhan,
pertahanan, fungsi tubuh, dan sebagai fungsi protektif yaitu pengganti jaringan
dan sel-sel yang rusak. Berdasarkan dari fungsi protein ini diperkirakan
kandungan protein hewani pada lendir bekicot mempunyai nilai biologis yang
tinggi, yaitu dalam penyembuhan dan penghambatan proses inflamasi (Ernawati,
1994).
D. Gel dan Gelling Agent
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispers yang tersusun baik dari partikel anorganik yag kecil atau molekul organik
yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1985).
Keuntungan sediaan gel dibandingkan sediaan topikal yang lain adalah mudah
merata jika dioleskan pada kulit tanpa penekanan, memberi sesasi dingin, tidak
menimbulkan bekas dikulit, mudah digunakan. Basis gel yang ideal adalah inert,
aman, tidak bereaksi dengan bahan lain dalam formula (Zatz, 1996).
Carbomer adalah asam poliakrilik hidrofilik dan gugus karboksinya menjadi
mudah terionisasi setelah dinetralisasi, membentuk gel selama reaksi elektrostatik
diantara perubahan rantai polimer (Florey, 1986).
Carbomer memiliki beberapa kelebihan yaitu bersifat hidrofil, sehingga mudah
terdispersi dalam air dengan konsentrasi kecil yaitu 0.5-2.0% mempunyai
kekentalan yang cukup sebagai basis gel (Rowe,2006)
BAB III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dnengan


menggunakan rancangan penelitian post test only randomized control group
design dengan menggunakan alat dan bahan yang dibutuhkan (terlampir).

A. Tahapan Penelitian

Pengambilan dan sterilisasi Pembuatan basis gel dengan gelling agent


lendir bekicot (Achatina fulica) carbomer 934, dengan formulasi standar.

Pengujian pada mencit Pengujian sediaan Pembuatan gel


untuk penyembuhan gel lendir bekicot
luka sayat

Pengumpulan data Analisis data Penafsiran data

Penarikan kesimpulan

1. Pengambilan Lendir Bekicot (Achatina fulica)


Lendir bekicot diambil dengan cara cangkang bekicot dibersihkan terlebih dahulu
dengan air mengalir dan dioleskan alcohol 70% kemudian cangkang bekicot
bagian apex dipecahkan dengan pisau, lendir yang mengalir ditampung ke dalam
wadah steril. Stock bekicot disterilkan dengan metode filtrasi.
Formulasi Gel Lendir Bekicot
Komposisi (g) Kontrol Formula
Negatif Positif
Lendir bekicot 9 - 9
Carbomer 934 - - 2
Metil paraben - - 0,18
Propilenlikol - - 16,7
NaOH qs pH 7 - - 10
Aquadest ad - - 100
2. Pembuatan Gel Lendir Bekicot dengan Gelling Agent Carbomer 934
Lendir bekicot ditampung dalam sebuah mortir dan dihomogenkan. Setelah
homogeny, lendir dibuat gel menggunakan resep standar.
a) Pembuatan basis gel carbomer :
Carbomer 934 didispersikan dalam aqua bebas CO2 (10x jumlah Carbomer),
diamkan selama 10 menit kemudian aduk sampai homogeny. Tambah TEA aduk
perlahan sampai terbentuk masa gel.
b) Pembuatan gel :
Melarutkan metil paraben dengan propienglikol dalam mortir, tambahkan basis
gel carbomer 934 pada campuran sambil terus diaduk menggunakan stamper
dengan cepat sampai terbentuk gel. Tambahkan lendir bekicot, aduk sampai
homogeny, atur pH sampai 7 (pH netral) dengan menggunakan NaOH 1%.
Tambahkan aquadest sampai volume 100 mL. Masukkan dalam tube, diamkan
pada suhu kamar selama 30 menit sampai kental. Sediaan gel lendir bekicot siap
untuk digunakan.
3. Pengujian Pada Mencit (Mus musculus)
Kelompokan mencit (Mus musculus) menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok mencit
kontrol negatif [M(-)] dan kelompok mencit kontrol positif [M(+)] yang masing-
masing kelompok berisi 5 ekor, hal ini berdasarkan ketentuan WHO yang
menyebutkan batas minimal hewan coba yang digunakan dalam penelitian
eksperimental adalah 5 ekor pada tiap kelompok perlakuan.
Sebelum melakukan percobaan, siapkan syringe dengan 2 mL etil klorida untuk
anestesi. Cukur bersih pada bagian femur mencit menggunakan pisau cukur.
Sterilisasikan bagian tersebut dengan mengoleskannya menggunakan alcohol
70%. Injeksikan bagian tersebut dengan anestesi secara intra muscular, tunggu
sekitar 5-10 menit agar efek anestesi bekerja, cek efek anestesi dengan
memberikan rangsang sakit pada daerah yang telah dianestesi. Apabila anestesi
telah bekerja, beri luka sayat yang dibuat sepanjang femur mencit dengan panjang
2 cm dan kedalaman 0.3 cm.
Kelompok kontrol negatif [M(-)] (tanpa perlakuan) hanya ditutup dengan kassa
steril dan plester. Kelompok kontrol positif [M(+)] diberi olesan gel lendir bekicot
sebesari 0.5g setiap hari, kemudian ditutup dengan kassa steril dan plester.
Penggantian kassa steril dan plester dilakukan setiap harinya setelah pengolesan
gel lendir bekicot. Penutupan luka sayat menggunakan kassa steril dan plester ini
bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan kontaminasi bakteri. Pengamatan
dilakukan selama 5 hari, dengan mengukur diameter luka sayatan pada femur
mencit setiap hari.
B. Luaran
Jurnal penelitian uji efektifitas formulasi gel lendir bekicot dengan gelling agent
carbomer 2% untuk penyembuhan luka sayat pada mencit (Mus musculus) yang
telah dilakukan ini akan diunggah dalam PDII LIPI.
C. Indikator Pencapaian
Pengujian terhadap sediaan gel lendir bekicot yang akan dilakukan meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, serta
dilakukan uji tingkat efektifitas penyembuhan luka sayat pada femur Mus
musculus.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada sediaan gel, pengumpulan data didapatkan dari hasil setiap pengujian yang
telah dilakukan (metode pengujian sediaan gel lendir bekicot terlampir). Pada
efektifitas penyembuhan luka sayat, dengan mengukur diameter luka sayat pada
mencit setiap harinya menggunakan penggaris, pengamatan dilakukan selama 5
hari. Pengukuran dilakukan sebelum luka sayat pada mencit diberi olesan lendir
bekicot.
E. Analisis Data
Setelah didapatkan data, untuk sediaan gel analisis data dengan cara dibandingkan
dengan persyaratan sediaan gel yang telah ada pada literatur. Pada efektifitas luka
sayat, data yang telah didapatkan berfungsi untuk menghitung presentase
efektifitas kesembuhan antara yang menggunakan lendir bekicot dengan yang
tidak diberi perlakuan dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
2 2
Px = dx1 -dxn x 100 Px = presentase penyembuhan luka sayat hari ke-x
2
dx1 dx1=diameter luka sayat hari pertama
dxn = diameter luka sayat hari ke-n (Suratman dkk,
1996).
F. Cara Penafsiran
Data waktu penyembuhan luka sayat dianalisis secara statistik dengan uji One-
way Anova menunjukkan nilai p = 0,000 yang lebih kecil sdari (0.05) sehingga
hipotesis kerja penelitian ini diterima. Nilai p < 0.05 menunjukkan ada perbedaan
signifikan yang berarti terdapat perbedaan pengaruh pemberian lendir bekicot
terhadap jumlah fibroblast pada penyembuhan luka sayat dengan taraf
kepercayaan 95%.
G. Penyimpulan Hasil Penelitian
Gel lendir bekicot yang dihasilkan sesuai dengan standar persyaratan yang ada
dalam literature dan mempunyai efektifitas penyembuhan luka sayat lebih besar
daripada tanpa dioles dengan gel lendir bekicot.
BAB VI BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan. Rp 3.250.000
2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan Rp 3.595.000
3 Perjalanan Rp 3.300.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, Rp 2.350.000
Lainnya
Jumlah Rp 12.495.000

B. Jadwal Kegiatan
Bulan Ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Pembuatan Produk
3 Pengujian Sifat Fisik
Produk dan Pada Hewan
Uji
4 Menganalisa Data,
Penyusunan laporan akhir
5 Pengunggahan Laporan
Pada PDII LIPI

9
BAB V DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Budidaya Bekicot. Retrieved from


http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a3

Ansel, Howard C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta:
UI press

Ernawati, I. 1994. Pemisahan Lendir Bekicot serta Uji Mikrobiologi Fraksi Hasil
Pemisahan Temadap Eschericia colli, Steptococcus haemoliticus, dan Candida
albicans secara In Vitro. Yogyakarta: Fakultas Farmasi, UGM. Skripsi

Florey, K. 1986. Analytical Profiles of Drug Substances. Vol. 15. Orlando,


Florida: Academic Press Inc., pp.509-530

Kim, Y. S., Jo, Y. Y., Chang, I. M., Toida, T., Park, Y., and Linhardt, R. J. 1996.
New Glycosaminoglycan from the Giant African Snail Achatina fulica, Seoul:
Natural Products Research Institute, College of Pharmacy, Seoul National
University. pp.110-460

Khotijah, Siti. 2009. Artikel Perlindungan HKI pada Obat Tradisional. Malang:
Universitas Brawijaya

Nurinsiyah, A. S. 2010. Manfaat dan Bahaya Si Keong Racun. Retrieved from


http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/09/pikiranrakyat- 20100916-
manfaatdanbahayasikeongracun.pdf

Sutawijaya, Risang Bagus. 2009. Gawat Darurat Panduan Kesehatan Wajib Di


Rumah. Yogyakarta: Mulia Publishing

Rowe, R.C., Jheskey, P. J., and Owen, S. C. 2006. Handbook of Pharmaceutical


Excipients. USA: Pharmaceutical Press

Taqwim, A. 2011. Peran Fibroblas pada Proses Penyembuhan Luka. Jember:


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Vieira, T. C. R. G., Costa-Filho, A., Salgado, N. C., Allodi, S., Valente, A.-P.,
Nasciutti, L. E. and Silva, L.-C. F. 2004. Acharan sulfate, the new
glycosaminoglycan from Achatina fulica Bowdich 1822. European Journal of
Biochemistry, 271: 845854
Zatz, J.L., Kushla, G.P. 1996. Gels, Intervensi: Lieberman, H.A., Rieger, M.M.,
Banker, G.S. Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems. Vol.2. New
York: Marcell Dekker Inc., pp. 399-415
BAB VI LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Rencana Penelitian


Bulan Ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Pembuatan Produk
3 Pengujian Sifat Fisik
Produk dan Pada Hewan
Uji
4 Menganalisa Data,
Penyusunan laporan akhir
5 Pengunggahan Laporan
Pada PDII LIPI
Lampiran 3.3. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Total Harga
Pemakaian Satuan (Rp)
(Rp)
Sewa mesin Penelitian 4 buah 500.000 2.000.000
laboratorium: alat uji
daya lekat, alat uji
daya proteksi,
ekstensometer, alat
sterilisasi filtrasi
Sewa alat: gelas Penelitian 13 pcs 50.000 650.000
ukur, gelas kimia,
cawan porselen,
mortir, stamper,
batang pengaduk,
stopwatch, penjepit
kayu, spatel logam,
anak timbang, neraca
analisis digital,
wadah steril, statif.
Wadah gel (tube) Tempat 20 buah 20.000 400.000
sediaan
Object glass, pipet Penelitian 4 buah 50.000 200.000
tetes, pisau cukur,
gunting
Sub Total 3.250.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Pemakaian (Rp) (Rp)
Alat Peralatan 1 paket 200.000 200.000
jurnalistik penelitian
Etil Klorida Bahan 1 liter 150.000 150.000
penelitian
Alkohol 70% Bahan 1 tabung 150.000 150.000
penelitian
Sarung Peralatan 1 box 50.000 50.000
tangan latex penelitian
Masker Peralatan 1 box 50.000 50.000
penelitian
Mencit Hewan uji 10 ekor 20.000 200.000

Pakan hewan Bahan 1 bungkus 100.000 100.000


penelitian
TEA Bahan 1 liter 250.000 250.000
penelitian
Bekicot Bahan 2 kg 25.000 50.000
penelitian
Carbomer Bahan 1 box 250.000 250.000
934 penelitian
Propilenglikol Bahan 1 liter 200.000 200.000
penelitian
NaOH 1% Bahan 1 liter 200.000 200.000
penelitian
KOH Bahan 1 liter 200.000 200.000
penelitian
Indikator PP Bahan 1 botol 150.000 150.000
penelitian
Glycerin Bahan 1 liter 250.000 250.000
penelitian
Nipagin Bahan 1 box 200.000 200.000
penelitian
Aquadest Bahan 1 jeligen 250.000 250.000
penelitian
Kassa steril Peralatan 1 box 40.000 40.000
penelitian
Plester luka Peralatan 1 box 40.000 40.000
penelitian
Kertas saring Peralatan 1 box 75.000 75.000
penelitian
pH meter Peralatan 1 box 40.000 40.000
penelitian
Syringe dan Peralatan 1 box 500.000 500.000
jarum penelitian
Sub Total 3.595.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Pemakaian (Rp) (Rp)
Transportasi Perjalanan 4 orang 150.000 600.000
& akomodasi pergi dan
pulang survei
Transportasi Perjalanan 4 orang 150.000 600.000
& akomodasi observasi
Transportasi Perjalanan 5 orang 200.000 1.000.000
& akomodasi pengambilan
sampel dan
persiapan
bahan
Biaya Komunikasi 5 orang 100.000 500.000
komunikasi dengan dosen
pembimbing
dan antar
anggota
Biaya kuota Mencari 4 orang 150.000 600.000
internet sumber
informasi
penelitian
Sub Total 3.300.000

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Dokumentasi Semua kegiatan 1 orang 350.000 350.000
Percetakan Pelaporan 5 eks. 50.000 250.000
Kertas Pelaporan 3 rim 50.000 150.000
Tinta warna Pelaporan 4 buah 150.000 600.000
dan hitam
Printer Pelaporan 1 buah 1.000.000 1.000.000
Sub Total 2.350.000
Lampiran 3.4. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas
. Studi Ilmu (Jam/minggu)
1 Gustini D3 Farmasi 5 jam/minggu 1. Menyusun
Sisilia Farmasi proposal
Losari / 2. Mencari referensi
107115022 3. Desain cara
pembuatan gel
4. Proses
pembuatan dan
uji sifat fisik
produk
5. Uji efektifitas
produk
2 Santy D3 Farmasi 5 jam/minggu 1. Menyusun
Suryany Farmasi proposal
Wulandari / 2. Mencari referensi
107114028 3. Proses
pembuatan dan
uji sifat fisik
produk
4. Uji efektifitas
produk
3 Nida Churin S 1 Farmasi 5 jam/minggu 1. Menyusun
Aini / Farmasi proposal
207116021 2. Mencari referensi
3. Proses
pembuatan dan
uji sifat fisik
produk
4. Uji efektifitas
produk
4 Widiawati / D 3 Kepera 5 jam/minggu 1. Menyusun
106116030 Keperaw watan proposal
atan 2. Mencari referensi
3. Proses
pembuatan dan
uji sifat fisik
produk
4. Uji efektifitas
produk
Lampiran 1
Morfologi Achatina fulica

Gambar : Morfologi Umum Achatina Fulica

Keterangan:
1. Apex (Posterior)
2. Anteriior
3. Body Whorl
4. Sutura
5. Tentakel 1 (Apertura)
6. Stigma
7. Kemoreseptor
8. Podium (Kaki)
9. Porus genitalis
10. Rima oris (Celah mulut)

Mencit (Mus musculus)


Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini :

Gambar : Mus musculus


Lampiran 2
Bahan dan Alat yang digunakan pada saat penelitian :

Bahan dan Alat

1. Bahan
Bahan- bahan pada penelitian ini adalah bekicot (Achatina fulica), mencit (Mus
musculus) dengan berat 20 g sebanyak 10 ekor, makanan hewan (pelet), anestesi
(etil klorida), alcohol 70%, gelling agent carbomer 934, aquadest, propilenglikol,
metilparaben, NaOH, trietanolamin (TEA), indicator PP, KOH.

2. Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : kapas, pisau cukur, wadah
steril, alat sterilisasi filtrasi, mortir dan stamper, neraca digital (ohauss), kaca
arloji, spatula, cawan porselen, penjepit kayu, beaker glass (pyrex), gelas ukur
(pyrex), pipet tetes, tube gel, indicator ketas pH, object glass, anak timbang
(sebagai beban), alat uji daya lengket, stopwatch, statif, kertas saring, hair dryer
(untuk mengeringkan kertas saring), alat uji daya proteksi, alat uji daya sebar
(ekstensometer), syringe (3mL) steril sekali pakai, jarum 0.5mm-25mm sekali
pakai, gunting, penggaris, alat tulis, kain kassa steril, plester, masker, sarung
tangan steril.
Lampiran 3
Prosedur Uji Fisik Sediaan Gel Lendir Bekicot

a) Uji Organoleptis
Pengujian terhadap bentuk, bau, warna sediaan gel, serta konsistensinya selama
penyimpanan. Diamati perubahannya setiap minggu selama 5 minggu
penyimpanan untuk menguji stabilitasnya.

b) Uji pH
Sediaan gel lendir bekicot diukur pHnya menggunaan kertas pH dan indikator pH
untuk mengetahui apakah pH sediaan gel tersebut sesuai dengan pH kukit (4-6.5)
atau tidak.

c) Uji Homogenitas
Dengan cara mengoleskan sediaan gel lendir bekicot pada objek glass, dan
diamati ada tidaknya partikel / zat yang belum homogeny.

d.) Uji Daya Lekat


Menggunakan alat uji daya lekat, dengan menimbang 0.5g sediaan gel lendir
bekicot, oleskan pada objek glass, tutup dengan tutup dengan tutup objek pada
alat uji daya lekat, tambahkan beban 500g, diamkan selama 1 menit, turunkan
beban, tarik tuasnya, dan catat waktunya.

e) Uji Daya Sebar


Menimbang sediaan sebesar 0.5g, letakkan ditengah alat ekstensometer, ditutup,
biarkan selama 1 menit. Ukur diameter yang menyebar dengan mengambil
panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi. Ulangi prosedur dengan
menambahkan beban 50g, 100g, diamkan selama 1 menit, ukur diameter, dan
catat hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai