Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

A. Identitas

Nama Ny. SLL

Umur 28 Tahun

Alamat Kuda Mati

Agama Kristen

Pekerjaan PNS

Nomor Register 09-89-75

1
B. Anamnesis
Keluhan Utama Kejang

Pasien datang keluhan kejang yang dialami saat


Anamnesis pasien akan kontrol di dokter kandungan. Setibanya
Terpimpin di UGD pasien juga kejang sekitar kurang lebih 5
menit.
Pasien dalam keadaan hamil G1P0A0

2
Riwayat penyakit
HT (+), DM (-)
dahulu

Riwayat dalam Riwayat penyakit yang sama dalam


keluarga keluarga ada (Ibu pasien HT +)

Riwayat operasi
Tidak ada
sebelumnya

Riwayat alergi Tidak ada

3
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
1. Kesadaran : Sopor
2. Nadi : 88x/menit
3. Pernafasan : 20x/menit

B1 : A: bebas; B: spontan; RR: 20x/m reguler; Inspeksi: pergerakan dada simetris ki=ka;
SpO2: 99%

B2 :Akral hangat, kering, merah; TD: 240/180 mmHg; N: 88x/m reguler, kuat angka; BJ I dan
II reguler, murmur (-), gallop (-).

B3 : GCS: E3V2M4, pupil isokor, refleks cahaya +/+.

B4 : BAK kateter (+) urine 300 cc

B5 : Inspeksi: Abdomen gravid

B6 : Fraktur (-), oedem (+).


4
Pemeriksaan Penunjang
A. LAB
RBC: 4,87 103 /mm3
HGB: 13,8 g/dl
HCT: 41,4 %
PLT: 153 103 /mm3
WBC: 24,3 103 /mm3

5
Diagnosis Kerja G1P0A0, Preeklampsia berat +
eklampsia

PS ASA III

Jenis Anestesi Anastesi Umum

Planning Operasi SC Cito


PRE-OPERATIF
Diagnosa Pra Bedah: G1P0A0, PEB
Jenis Pembedahan: SC
Jenis Anestesi : General Anestesi
Posisi: Supine.
Lama Anestesi: 22.15 WIT - 23.35 WIT.
Lama Operasi: 22.25 WIT - 23.30 WIT.
Teknik Anestesi:
Pasien diposisikan pada posisi supine dengan IV line pada
tangan kiri, cairan RL
Preoksigenasi diberikan O2 100% dalam 5 menit
Dilakukan induksi dengan fentanyl 100 mg/IV
Dilakukan induksi dengan propofol 100 mg/IV
Dipastikan pasien sudah berada dalam kondisi tidak sadar
dan stabil untul dilakukan nasal intubasi
Dilakukan insersi ETT no 7, dilakukan ventilasi dengan
oksigenasi
Cek suara napas pada semua lapangan paru dan
lambung dengan stetoskop, dipastikan suara napas dan
dada mengembang secara simetris, ETT difiksasi agar tidak
lepas dan disambungkan dengan ventilator.
Maintenance dengan inhalasi oksigen 8 lpm dan
sevoflurane
OBAT ANESTESI YANG DIGUNAKAN :

Fentanyl

Fentanyl merupakan agonis opioid poten, turunan fenilpiperidin. Sebagai


analgesic, fentanyl 75-125 kali lebih poten dibanding morfin atau 750-120 kali
lebih kuat dibanding petidin.

Fentanyl dosis 1-3 g/kgBB iv

Dosis besar 50-150 g/kgBB

Pada pemberian dosis tunggal intravena, mula kerja 30 detik mencapai puncak
dalam waktu 5 menit, kemudian menurun setelah 30 menit.

Fentanyl dimetabolisme di hepar

Fentanyl diekskresi melalui empedu dan urine

Fentanyl mempunyai efek samping berupa depresi pernapasan dan kekakuan


otot.
Propofol

Induksi dan pemulihan sangat cepat

Sangat larut dalam lemak

Mekanisme induksi general anestesi dengan propofol melibatkan


fasilitasi dari inhibisi neurotransmitter yang dimediasi oleh GABA.

Penggunaan propofol bersamaan dengan fentanyl dapat


meningkatkan konsentrasi fentanyl.

Dosis yang digunakan 2 2,5 mg/kg secara intravena


Sevofluran

Sevofluran merupakan hasil fluorinisasi isopropyl metal eter, cairan


jernih, tidak berwarna, berbau enak, tidak iritatif.

Bermanfaat untuk induksi inhalasi, terutama pada anak anak

Sevofluran menimbulkan depresi miokardium yang minimal

Sevofluran juga bermanfaat untuk induksi anestesi pada pasien


dengan jalan napas yang sulit
Intra-operatif

INTRA
OPERATIF
POST-OPERATIF
Pasien masuk ICU pukul 23.45 WIT.
Keluhan pasien: kejang post op kurang lebih sekitar 3 menit

B1: Airway bebas, napas spontan, RR: 22 x/m,


B2: Akral hangat, kering, merah, nadi: 93 x/m, TD: 150/110 mmHg, BJ
I dan II reguler, murmur (-), gallop (-).
B3: GCS: E3V2M4, pupil isokor, refleks cahaya +/+.
B4: BAK kateter (+) urine 50 cc
B5: Abdomen cembung, NT (+)
B6: Fraktur (-), oedem (+)
Terapi
Awasi TTV.
Stop intake oral
Baring dengan posisi Head Up 30.
IVFD R 28 tpm
Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Tramadol 100 mg/8jam/IV
Ranitidin 50g/12jam IV
Citicolin 500mg/12 jam
Furosemid 3x2ampl
MgSo4 1-2 g/jam, drips 24 jam (bila produksi urine 30-50 cc/jam)
Diazepam 1 amp bila kejang
Metronidazol 2x0,5
As. Traneksamat 3x500g/IV
Alinamin F 3x1
Lasix 3x1
Cek albumin, ureum, creatinin (cito)
Konsul Neuro
Rawat ICU
14
DISKUSI
PEB

15
Preeklampsia: penyulit kehamilan yg akut
dan dapat terjadi ante, intra dan post
partum
Berdasarkan gejala klinik preeklampsia
terbagi
o RINGAN (sindroma spesifik kehamilan dgn menurunnya
perfusi organ yg berakibat terjadinya vasospasme PD dan
aktivasi endotel)
o BERAT (preeklampsia dengan TD sistolik > 160 mmHg dan
TD diastolik > 110 mmHg disertai proteinuria > 5 g/24 jam)

16
Preeklampsia Ringan Preeklampsia Berat

Tekanan darah sistolik Tekanan darah sistolik > 160


antara 140-160 mmHg dan mmHg
tekanan darah. tekanan darah diastolik > 110
Diastolik 90-110 mmHg mmHg
Proteinuria minimal (< Proteinuria (> 5 g/L/24 jam)
2g/L/24 jam)
Obat-obatan
Prinsip Tx PEB:
1) mencegah kejang
2) kontrol TD
3) terminasi kehamilan
Obat-obatan:
-MgSO4 mencegah/menghilangkan kejang
-Antihipertensi
-Diuretika

18
Anti hipertensi
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg
oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam
Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan
tambahan 5 mg sublingual Nifedipin 10 mg sublingual.
Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah
10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

Footer Text 9/28/2017 19


EKLAMPSIA
Secara defenisi eklampsia adalah
preeklampsia yang disertai dengan kejang
menyeluruh disusul dengan koma.

Menurut saat timbulnya, eklampsia dibagi atas:

Eklampsia Antepartum (eklampsia gravidarum), yaitu eklampsia yang


terjadi sebelum masa persalinan

Eklampsia Intrapartum (eklampsia parturientum), yaitu


eklampsia yang terjadi pada saat persalinan

Eklampsia Postpartum (eklampsia puerperium), yaitu eklampsia


yang terjadi setelah persalinan
Hipertensi dalam kehamilan terbagi atas 4, yakni:
NO JENIS HIPERTENSI Tanda-gejalah
(tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah
beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang
1. Hipertensi Kronik telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau
hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan
20 minggu.
peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia
kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan
penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh
2. Preeklamsia-Eklamsia membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai
protein di dalam air seni (proteinuria).
Eklamsia: preeklamsia yang disertai dengan kejang.

Preeklamsia preeklamsia yang terjadi pada perempuan hamil yang telah


3. menderita hipertensi sebelum hamil.
Superimposed

hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester


akhir kehamilan, namun TANPA disertai gejala dan
tanda preeklamsia, bersifat sementara dan tekanan darah
4. Hipertensi Gestasional kembali normal setelah melahirkan (postpartum).
Hipertensi gestasional berkaitan dengan timbulnya
hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan datang.
Kejang eklampsia
Hampir tanpa terkecuali, kejang eklampsia
didahului oleh preeklampsia
Serangan kejang biasanya dimulai di sekitar mulut
dalam bentuk kedut-kedutan (twiching) wajah.
Setelah beberapa detik tubuh menjadi kaku dalam
kontraksi otot generalisata
Rahang membuka dan menutup secara kuat diikuti
oleh kelopak mata
Kejang pertama akan menjadi pendahulu kejang-
kejang berikutnya
Jika pasien kejang
Baringkan pada satu sisi
Bebaskan jalan napas
Pasang spatel lidah
Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari tempat
tidur

Footer Text 9/28/2017 23


MALARIA SEREBRAL
EPILEPSI MENINGITIS TETANUS
ENSEFALITIS

Kejang Demam
Riwayat kejang (+) Nyeri kepala Trismus
Demam (-) Kaku kuduk (+) Spasme otot muka
Kaku kuduk (-) Disorientasi

24
Resusitasi Bayi Baru Lahir

25
BAYI BUGAR
Usaha Napas Kuat
Tonus Otot Baik
Frekuensi DJ>100/menit

TINDAKAN

RESUSITASI BAYI

BARU LAHIR

Kompresi dada dengan kecepatan


3 kompresi : 1 ventilasi

Dosis epinefrin pada anak 0,01-


0,03 mg/kgBB
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai