Anda di halaman 1dari 12

Interface dermatitis

KELOMPOK 2
Yudistra Rachmat shafarly (2011-83-018)
Helmi F Lesnusa (2011-83-015)
Yohanes B Lury (2011-83-025)
Revoldy Moenandar (2011-83-032)
Dany Iswan Sopalatu (2011-83-040)
INTERFACE DERMATITIS
Sebuah istilah mikroskopis yang mengacu pada jenis
dermatitis, yang menunjukkan limfosit menyerang lapisan
basal epidermis, dan menyebabkan perubahan vakuler di sel
basal atau nekrosis keratinosit basal

Dermatitis interface didefinisikan sebagai jenis peradangan


kulit dimana persimpangan dermo-epidermal dikaburkan.
Berhubungan dengan purubahan vakuler pada persimpangan
dermo-epidermal, necrosis pada keratinosit individu, dan
melanophages pada dermis papiler.
Ini adalah gangguan peradangan kronis. Peradangan dapat
dirasakan di area penyakit ini. Akan terlihat cokelat gelap atau area
yang terkena tidak akan tumbuh rambut di sekitarnya.

Akan muncul di sekitar mulut, ketiak, lengan, kaki, leher,


punggung, kuku, lidah, dan alat kelamin.perawatan dapat
dilakukan dengan laser.

Ini bukanlah penyakit kulit menular. Para peneliti menyatakan


bahwa ini adalah penyakit kulit bawaan.

Dapat disembuhkan dalam waktu yang cepat, tetapi akan timbul


kekambuhan bila dipicu dengan alergi.
Introduction
Patologi primer yang berkaitan dengan interface
Pola peradangan yang memperlihatkan agregat limfosit di sekitar jaringan
penyambung dermis dan epidermis (the dermal-epidermal junction), yang
menutupi persimpanan tersebut.
kerusakanT-cell mediated sitokin menyebabkan beberapa mekanisme:
-> kerusakan sitotoksik, atau apoktosis dari keratinosit.
-> menyebabkan terpisah dari pasangannya.
-> menjadi bulat.
-> yang terjadi dalam beberapa proses
Degradasi dari DNA nuklear
Nukleus lisis
Koagulasi sitokin disitoplasma, tanpa terjadi keluarnya enzim.
Dikenal sebagai sel diskeratosis
Saat mereka masuk ke papilari dermis di kenal sebagai koloid, sitoid atau
civatte bodies.
Perubahan
1.Perubahan primer.
morfologi
A) vakuolisasi sel basal (Vacuolar
alteration):
Penghancuran sebagian atau seluruh sel
basal dan struktur lain karena
perluasan sitoplasma yang
menghasilkan vakuola kecil sepanjang
dermoepidermal junction.
Ketiadaan sel basal dengan keratinosit
spinous yang membatasi papilari
dermis dalam lapisan basal.
Karena kerusakan sel basal maka
terjadi pembentukan celah dan vesikula Vacuolar changes of basal cells with
sparse perivascular lymphocytic
subepidermal. infiltrate. Morbilliform drug eruption
(H and E, 100)
B) Keratinosit apoktosis.
(Colloid or Civatte bodies) :
Dapat di lihat kecil,
bulat, eosinofilik, hialin
dan struktur anukleate.
Sedikit lebih kecil dari
keratinosit basal.

Colloid (Civatte) bodies at dermo-


epidermal junction with basal cell
vacuolization with melanophages in
the upper papillary dermis. Lupus
erythematosus (H and E, 400)
C) Penutupan
dermoepidermal
junction oleh sel-sel
inflamasi:
Limfosit
Eosinophils, neutrophils,
mast cells, and histiocytes
mungkin juga serlihat.
Menghilangkan atau
melenyapkan batas antara
epidermis dan papilari
dermis.
Several lymphocytes in basal cell layer
obscuring dermo-epidermal junction with
basal cell vacuolization and few apoptotic
keratinocytes in lower spinous zone.
Erythema multiforme (H and E, 400)
2. Perubahan sekunder
A) perubahan epidermis:
Tergantung pada penyakitnya, waktu biopsi dalam proses evolusi
atau devolusi penyakit..
Acanthosis, hypergranulosis
penebalan compact orthokeratotic stratum corneum
Penipisan dan atrofi epidermis
Hiperplasia epidermis yang irreguler
B) Perubahan Papillary dermal:
Merupakan kerusakan sekunder pada
sel basal.
Papillary dermis mengalami ekspansi
untuk mengakomodasi infiltrat
inflamasi,
Fibrosis atau sclerosis,
"Incontinence dari melanin ke dalam
papillary dermis Sclerosis of thickened papillary dermis with
Melanophages dalam papillary dermis smudging of dermo-epidermal junction. Note
bluish-grey mucin in upper reticular dermis. LE
C) Perubahan lain
Deposit dari mucin diretikular dermis
Perivascular dan periadnexal limfosit
infiltrat dan dalam retikular dermis.
lymphocytic lobular panniculitis

Thickened papillary dermis with sparse lymphocytic infiltrate


and numerous melanophages. persisting basal cell vacuolization.
Lichen planus pigmentosus
Classification of Interface Dermatitis
1. Histologically, classified as:
a) Menonjol (khas) dari sel basal vacuolization
(Vacuolar-interface dermatitis):
Basal cell vacuolization adalah yang
paling menonjol.
perivascular yang dapat berubah-ubah
dan infiltrat limfosit interstitial

b) Menonjol (khas) dari infiltrate di


papillary dermis yang menjurus ke pada
gambaran lichenoid (Lichenoid-
interface dermatitis):
Kepadata infiltrat inflamasi di
papilari dermis
Vakuolisasi sel basal mungkin tidak
mencolok atau tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai