1.1 Definisi
Lesi vesikobulosa merupakan kelompok kelainan oral yang berbeda, memiliki ciri
khas berupa pembentukan vesikel atau bula. Beberapa penyakit yang masuk dalam
kelompok ini antara lain infeksi virus, penyakit auto imun mukokutan, penyakit yang
mempunyai mekanisme imunologis dan penyakit genetic.1
Herpes zoster atau shingle adalah infeksi virus yang bersifat self limiting. Daerah
yang sering terkena adalah dermatom thorakal, trigeminal, servikal. Biasanya lesi
menyerang salah satu dermatom tersebut. Gejala prodromalnya berupa sakit kepala,
pulpitis, malaise, demam yang terjadi sebelum timbul lesi di mulut atau kulit. Setelah 2
minggu 4 hari vesikel berkembang menjadi pustula dan ulserasi. Lokasi lesi yang
unilateral merupakan ciri khas dari herpes zoster. Manifestasi oral terjadi pada cabang
kedua dan ketiga nervus trigeminal.1
Gambar 1. Gambar 2.
1
b. Etiologi
Reaktivasi virus varicella zoster. Faktor yang sering menimbulkan reaktivasi virus adalah
AIDS, leukemia, limfoma, radiasi, obat-obat imunosupresif serta usia tua.1
c. Gambaran histopatologi
Pemeriksaan mikroskopis dijumpai sel epitel yang terinfeksi virus menunjukkan nukleus
yang homogen, produk virus dan dikelilingi chromatin. Sel yang terinfeksi akan
membengkak, kemampuan adesif hilang akibatnya terjadi vesikel acantolytic. Sel
inflamasi dan eksudat akan mengisi vesikel yang kemudian pecah jadi ulkus.2
2. Herpangina
a. Definisi
Infeksi virus yang bersifat akut dan self limiting. Penyakit ini memiliki onset akut berupa
demam, radang tenggorokan, akit kepala, malaise diikuti eritema dan vesikel. Vesikel
berukuran kecil dan berjumlah banyak dengan segera akan pecah dan meninggalkan
ulserasi nyeri yang sembuh dalam 7-10 hari. Ciri khas lesi ini terdapat pada palatum molle
dan uvula, tonsil pilar dan dinding faring posterior.1
Gambar 3.
2
b. Etiologi
Disebabkan oleh virus coxsakie grup A tipe 1-6, 8,10, 22 dan kadang tipe lainnya.1
Tanda dan gejala biasanya ringan hingga sedang dan umumnya berlangsung kurang dari
seminggu. Kadang-kadang, virus Coxsackie yang menyebabkan herpangina infeksi
bagian subklinis atau gejala ringan tanpa lesi faring, terutama jika kontak langsung dengan
pasien herpangina.2
3. Measles (Rubeola)
a. Definisi
Measles merupakan penyakit menular karena infeksi paramyxovirus yang dikenal sebagai
virus measles. Measles merupakan penyakit yang mengenai anak-anak yang biasanya
berhubungan dengan musim dingin dan semi. Setelah masa inkubasi 7-10 hairi, simptom
prodromal berupa demam, malaise, coryza, konjuctivitis, fotofobia dan batuk terjadi.
Dalam 1-2 hari muncul gejala berupa makula eritematous kecil, di tengahnya terdapat
nekrotik keputihan pada mukosa bukal yang disebut sebagai bintik Koplik's.2
Gambar 4.
3
b. Etiologi
Rubeola ( German measles ) merupakan infeksi virus yang menular disebabkan oleh virus
dari famili togavirus.2
c. Gambaran histopatologi
Sel epitel yang terinfeksi menjadi nekrotik, dibawahnya dermis mengalami inflamasi di
dalamnya terdapat pembuluh darah yang mengalami dilatasi dan terdapat respon radang
lokal. Limfosit dapat dijumpai pada perivaskuler. Dalam jaringan limphoid karakteristik
terdapat banyak sel-sel makrofag multinukleated yang dikenal sebagai Whartin-Finkeldey
giant cells.2
Hand, foot and mouth disease adalah infeksi virus yang bersifat akut, self limiting,
menular dari satu orang ke orang lain. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak dan
dewasa muda. Manifestasi oral selalu ada, berupa vesikel kecil-kecil (berjumlah 5-30)
yang dengan cepat akan pecah meninggalkan ulserasi dangkal yang nyeri (diameter 2-
6mm) dan dikelilingi oleh lingkaran merah.1
Daerah yang terkena mukosa pipi, lidah dan mukosa bibir. Tepi lateral dan permukaan
dorsal jari tangan dan kaki merupakan daerah yang sering terlibat. Penyakit ini
berlangsung selama 5-8 hari.1
4
Gambar 5. Gambar 6.
Gambar 7.
b. Etiologi
Virus coxsakie A16 kadang disebabkan oleh coxsakie A5, A7, A9, A10, B2, B5.3
5
c. Gambaran histopatologi
Vesikel pada kondisi ini ditemukan di sel epitel karena replikasi virus obligat pada
keratinosit. Inklusi eosinofilik dapat terlihat dalam sel-sel epitel yang terinfeksi. Seperti
halnya keratinosit dihancurkan oleh virus sehingga vesikel membesar dan menjadi
radang.2
Gambar 8.
5. Dermatitis herpetiformis
a. Definisi
Dermatitis herpetiformis merupakan penyakit kulit berupa bula yang bersifat kronis dan
rekuren, jarang terjadi di dalam mulut. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pria usia
20 – 50 tahun.1
Manifestasi oral timbul setelah terjadi erupsi kulit, berupa lesi maculopapular,
eritematous, purpuric dan terutama vesicular. Daerah yang sering kali terkena adalah
lidah, mukosa pipi, mukosa bukal dan palatum. Lesi pada kulit tampak sebagai papula
eritematus atau plak diikuti terbakar yang berat serta vesikel-vesikel kecil yang
berkelompok seperti herpes.1
6
b. Etiologi
Tidak jelas namun faktor imunologi dan genetic serta sensitivitas terhadap gluten
kemungkinan terlibat dalam patogenesisnya.1
c. Gambaran histopatologi
Pada daerah ini terdapat akumulasi netrofil dan beberapa eosinofil pada ujung
papila dermis yang semakin lama semakin bertambah besar membentuk mikroabses.
Pembentukan mikroabses mengakibatkan pemisahan antara ujung papilla dermis dan
epidermis sehingga terbentuk vesikel. pada pemeriksaan imunoflouresensi direk
memperlihatkan timbunan IgA dalam bentuk granular pada ujung papilla dermis.2
6. Pemphigus Vulgaris
a. Definisi
Lesi oral memiliki ciri khas berupa terbentuknya bullae, yang akan pecah dengan
cepat meninggalkan erosi nyeri dengan kecenderungan meluas ke perifer. Mukosa pipi,
bibir, palatum, lidah , dasar mulut dan gingiva merupakan daerah yang sering terlibat. Lesi
juga dapat ditemukan pada bagian mukosa lainnya ( konjungtiva, hidung, laring, faring,
genital, anus).1
7
Gambar 9. Gambar 10.
b. Etiologi
c. Gambaran histopatologi
Sel epitel terinfeksi yang menjadi nekrotik, jaringan ikat mengalami inflamasi yang berisi
pembuluh darah dan melebar. Limfosit ditemukan dalam perivascular. Pada jaringan
limfoid, terlihat adanya jaringan makrofag multinukleat yang besar dikenal sebagai
Warthin Finkeldey.2
8
Gambar 11
b. Etiologi
Autoimun.1
c. Gambaran histopatologi
Pada tahap awal limfosit terlihat tetapi seiring waktu infiltrate menjadi lebih padat
dan bercampur. Pada mikroskop terihat adanya gambaran pemisahan epitel dengan
9
membrane basal, tetapi tidak dalam jaringan epitel dan sub epidermal bulla dengan
jaringan fibrin dan infiltrate inflamasi. Infiltrate inflamasi di jaringan ikat
(leukosit, limfosit, polimorfonuklear dan sel plasma).4
Gambar 12
8. Pemphigoid bullosa
a. Definisi
Penyakit autoimun kronik residif pada kulit dan membran mukosa yang ditandai
dengan timbulnya bula subepidermal. Penyakit ini sering diderita pada orang tua dengan
erupsi bulosa disertai rasa gatal menyeluruh dan lebih jarang melibatkan mukosa.
Karakteristik lesi kulit pemfigoid bulosa adalah lesi luas, bula berdinding tegang
yang timbul di kulit normal atau eritematosa, kadang-kadang hemoragik, eksudat,
10
Nikolsky’s sign negatif. Bula biasanya terdistribusi simetris dan bertahan selama beberapa
hari kemudian terjadi erosi dan meninggalkan daerah berkrusta.5
Gambar 13
b. Etiologi
c. Gambaran histopatologi
Gambar 14.
11
9. Epidermolysis bullosa
a. Definisi
Manifestasi oral lebih banyak ditemukan pada tipe junctional dan distrofik. Lesi
ini berupa bula, biasanya terjadi didaerah friksi, kemudian pecah meninggalkan ulserasi
dangkal dan berlanjut dengan atrfo terbentuknya jaringan parut.1
Gambar 15.
b. Etiologi
Genetik.1
c. Gambaran histopatologi
Hilangnya ikatan ketebalan jaringan epitel dari jaringan ikat di membrane basal.
Meskipun jaringan epitel terpisah, namun untuk sementara waktu tetap intact dan
membentuk atap bulla. Lantai bulla dibuat oleh jaringan ikat dengan sel-sel
inflamasi.7
12
Gambar 16.
13
DAFTAR PUSTAKA
14