PATOLOGI SISTEMIK I
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
OLEH : Dr. Drh Sri Estuningsih MSi,
KERATINOSIT :
Tersusun menjadi beberapa lapis :
Lapis basal, terdiri dari sel yang aktif membelah.
lapis spinosa, terdiri dari sel yang berbentuk poligonal dihubungkan satu lapis
dengan lainnya oleh intercelluler bridges.
Lapis granular, sel-selnya pipih memiliki granul keratohyalin.
Lapisan keratin merupakan lapisan tersusun dari keratin tidak ada struktur inti
pada lapisan ini.
LAPISAN DERMIS:
Dipisah dari lapisan epidermis oleh membran basalis yang merupakan
bagian penting dari dermo-epidermis junction yang terdiri dari lamina
lucida, densa sarta zona sublaminar.
Dermis terdiri dari jalinan jaringan ikat longar yang dilengkapi oleh sistem
kapiler buluh darah, folikel rambut, kelenjar keringat yang memiliki saluran
pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar keringat yang memiliki saluran
sendiri, kelenjar sebaceous yang pada folikel rambut.
DERMATOPATHOLOGY
KELAINAN PADA LAPISAN EPIDERMIS ;
No
1
Istilah
Hyperkeratosis
2
3
Hypokeratosis
Dyskeratosis
Hypergranulosis
Hypogranulosis
Hyperplasia
Achantosis
definisi
penebalan str. corneum. Berdasarkan bentuk
selnya dibagi menjadi:
a. Ortokeratotic Hyperkeratosis : lapisan keratin
berpigmen, keratinosis tidak berinti.
b. Parakeratotic Hyperkeratosis : keratinosis
berinti.
lapisan keratin ( str. corneum) menjadi tipis.
kegagalan proses keratinisasi secara individu
keratinosit
Penebalan str. granulosum. Sering terjadi
menyertai dermatosis dengan orthokeratotic
hyperkeratosis dan hyperplasia epidermis
Penebalan str. granulosum. Sering terjadi
menyertai dermatosis dengan Parakeratotic
Hyperkeratosis
Penebalan lepisan epidermis yang tidak
mengandung keratin ( tidak mengalami
kornifikasi), artinya terjadi pertambahan sel
epidermal. Bentuknya bisa tidak beraturan,
beraturan (psoriasiformis), membentuk papilpapil yang menjulur ke permukaan kulit, dan
pseudocarsinomateus (pseudoepitheliomateous).
Penebalan str. spinosum, kemungkinan besar
mengarah keperubahan kulit hyperplasia.
Hypoplasia
Atrophy
Necrosis
Spongiosis
(interceluler jarak celah intercelluler meluas.
Edema)
Intracelluler Edema
Disebut juga degenerasi juga hydropis atau
degenerasi vacouler, terjadi perubahan yang khas
berupa pembengkakan sel, sitoplasma pucat dan
letak inti sel berubah.
Balloning
Degeneration Perubahan degeneratif yang khas terjadi pada
(koilocytosis)
lapisan
epidermis,
ditandai
dengan
pembengkakkan yang nyata sel epitel epidermis,
sitoplasma berkesan eosinofilik tanpa ditandai
oleh pembentukkan vokuola. Spesifik ditemukan
Degenerasi Hydropis Sel edema intraselluler yang terbatas pada lapisan sel
basal. dapat terjadi pada lapisan folikel rambut,
Basal
sehingga terbentuknya vesicle yang dapat
menyebabkan
penipisan
lapisan
dermoepidermal.
Cheft/Celah
Mikrovesicle,
Bullae
dua
terminologi
yang
sama
untuk
menggambarkan berubahan terbentuknya suatu
ruangan interepidermal atau subepidural yang
berisi
sel
radang.
Tergantung
ukuran
ruangannya, mikroabses bisa kecil dan bisa
cukup besar.
Mikropigmentasi
(Hyperpigmentosis)
Hypopigmentasi
Istilah
definisi
Terakumulasinya suatu material pada dermis
yang berwarna lebih eosinofilik, mengkilap
dan berkilat.
Hyalinasi
Degenerasi Fibrosa
3.
Kolagenolisis
Terdapat
suatu
substansi
homogenuos
berwarna eosinofilik pada suatu dermis yang
mengantikan struktur detail collagen yang
menghilang.
Mineralisasi Distrofik
Atrophy
Desmoplasia
No
Istilah
Fibroplasia
definisi
pembentukkan dan pertumbuhan jaringan ikat
fibrosa, sering disebut pembentukan jaringan
granulasi.
Fibrosis
Sclerosis
Papallomatosis
Pigmentosis
Edema
Degenerasi Mucinous
10
11
reaksi hypersensitif tipe I dan IV yang merupakan respon terhadap saliva caplak. PA
menyerang bagian kulit doral lateral mulai dari punggung, ekor, bagian kaudal medial
paha, ventral abdomen dan regio planks (= legok lapar). Pada kucing lebih banyak
menyerang bagian dorsal leher dengan bentuk lesio berupa eritythemotosa, papula
pruritusa, seringkali disertai dengan eksokrisi. Jika infeksi berjalan kronis maka akan
berkembang menjadi hyperpigmentasi dan lichnifikasi (kulit atropi dan berlipat-lipat).
Contoh caplak anjing adalah Rhipicephalus sanguinus, pada sapi Boophilus
macroplus dan Amlyoma sp.
TUNGAU
Banyak menyerang hewan hewan piara. Reaksi kulit bervariasi tergantung pada
jumlah parasit yang menginfestasi tubuh hewan tersebut, status host tersebut, lokasi
parasit pada tubuh host dan status kekebalan host yang ditumpanginya. Contohnya
kasus yang terbanyak adalah demodecosis dan scabies. Demodecosis adalah suatu
istilah untuk menggambarkan keadaan hewan yang sakit akibat infestasi demodex.
Penyakit tidak umum diderita oleh hewan domestik selain anjing. Sebagian besar
hewan termasuk manusia mampu menahan populasi tertentu artinya memiliki
resistensi dengan menahan hanya pada jumlah tertentu demodex ini hidup sebagai
parasit pada folikel rambut atau kelenjar sebaceous. Pada anjing transmisi penyakit
ini bisa trejadi dari induk ke anak pada saat menyusui. Demodekosis pada anjing
umumnya terjadi pada anak anjing atau pada anjing dewasa yang mengalami
gangguan imunologis. Lesio dapat lokal ataupun general.
Lesio patologi anatomis demodekosis lokal adalah kullit bersisik,
erytematosa, terdapat foci makula yang alopesik pada wajah dan bibir atau pada paha
belakang. Perubahan histopatologis yang dapat ditemukian adalah inflamasi
lymphoplasmacytic prifollicularis yang disertai hyperkeratosis, sebaceous adenitis,
gangguan pigmentasi dan infiltrasi tungau ke dalam kantung folikel rambut. Sering
terjadi infeksi sekunder oleh bakteri menyebabkan infeksi dermis, kantung folikel
rambut pecah dan menghasilkan furunculosis.
Penyakit parasitik lain dapat diebabkan oleh gigitran serangga (lalat dan
nyamuk) yang menghasilkan lesio yang cukup jelas di atas permukaan kulit terlebih
bila terjadi reaksi hypersensitifitas terhadap antigen serangga tersebut.
Larva lalat (Crysomya beziana) dapat menyebabkan kerusakan yang dalam dari kulit
(Myasis).
E. Penyakit Kulit yang Berhubungan dengan Reaksi Imun
Penyakit kulit akibat reaksi imun dapat digolongkan menjadi reaksi
hypersensitifitas (Alergi)_ dan penyakit autoimmun. Semua bentuk reaksi
hypersensitifitas dapat terjadi pada kulit.
12
PEMPHIGUS/PEMPHIGOID KOMPLEX
Termasuk kedalam perubahan ini adalah pemphigus vulgaris dan vegetans, yang
biasanya terjadi pada anjing. Pemphigus erythemateus dan bullous pemphigus terjadi
pada kucing. Sedangkan pemphigus foliaceus terjadi pada kuda. Semua pemphigus
ini terjadi akibat terbentuknya autoantibodi terhadap phakoglobulin yang merupakan
komponen desmosom dan zona adherence jungtion daya khohesi diantaranya
keratinosit. Keadaan ini mengakibatkan terlepasnya kulit bagian luar (= acantholysis)
dan terbentuknya vesiculae.
Pada bullous pemphigus antibodi yang terbentuk adalah inti menyebabkan
terpisahnya zona dermo-epidermal jungtion dan pembentukan vesiculae
SYSTEMIC DAN DISCOID LUPUS ERYTHEMATOUS (SLE)
Systemic lupus erythematous merupakan penyakit autoimun yang paling jarang
terjadi. Penyebabanya tidak jelas, tetapi mungkin multifaktorial sifatnya,
kemungkinan ada hubungan dengan faktor genetis, infeksi virus, kelaina atau
13
penyimpangan sistem kebal, pengaruh sinar mathari, ataupun reaksi obat. Perubahan
kulit yang terjadi adalah erupsi vesikulo-bullous pada kulit dan mukokutan, alopecia,
eryhtema, erosi, ulcer/ulcus, scrusta, depigmentasi atau bahkan hyperpigmentasi.
Discoid lupus erithemathous. Lebih sering terjadi dibandingkan dengan SLE penyakit
ini terbatas hanya pada kulit, biasanya pada bagian atas hidung. Perubahan kulit yang
ditemukan adalah erythema dan depigmentasi. Kelaianan ini bisa ditemukan pada
anjing ras Collie, sehingga sering disebut Collie nose atau nasal solar dermatitis.
HP yang teramati adalah infiltarsi mononuklear sel, membran basal menebal dan ada
yang rusak/hancur.
F. PENYAKIT KULIT AKIBAT KELAINAN ENDOKRIN
Ketidak seimbangan hormon akan memnyebabkan kelainan kulit melalui proses
pergantian kulit secara periodik, inisiasi pembentukan sel baru, gangguan
pertumbuhan sel baru, gangggaun pertumbuhan rambut. Alopecia sering terjadi
menyertai ketidak seimbangan hormonal, bentuk ini merupakan bentuk umum
ditemukan pada dermatosis akibat hormon.
Alopecia disebabkan oleh kegagalan insiasi antigen bakal rambut dan kegagalan
sinkronisasi folikel rambut sehingga fase telogen ini kegagalan sinkronisasi folikel
rambut atau bulu yang mudah rontok sekalipun dengan friksi lemah.
Tanda-tanda dermatosis akibat gangguan hormonal:
Alopecia biasanya simetris bilateral
Alopecia non pruritus sering dikuti oleh hyperpigmentasi
Perubahan sistemik seperti lethargy, polydipsia, poliuria, gynecomastia dan
perubahan berbentuk ideal tubuh
Banyak menyerang hewan separoh baya
G. PENYAKIT KULIT AKIBAT FAKTOR NUTRISI
Disebabkan oleh defisiensi baik kekurangan dengan nutrisi disebabkan oleh defisiensi
baik kekurangan pasokan nutrien ataupun hambatan metabolisme nutrisi tersebut.
Beberpa faktor dibawah ini penting kaitannya dengan penyakit kulit : defisiensi zinc,
protein, kalori, asam lemak, vitamin A, viatam C dan E, riboflavin, biotin, niasin,
iodin, cobalt, dan copper. Perubahan yang nampak adalah bersisik, rambut rontok,
pada defisiensi zinc terjadi parakeratosi (babai sensitif) kurang protien kalori akan
para keratotik hyperkerotosis (anjing); sedangkan defesiensi copper menyebabkan
kerontokan rambut/bulu.
14