Anda di halaman 1dari 16

LUPUS ERITEMATOSUS KUTAN

Oleh:
Nadia Annisa Ratu
14101034
Pembimbing:
dr. Imawan Hardiman, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD BANGKINANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Lupus eritematosus adalah penyebab dari berbagai penyakit


yang berhubungan akibat perkembangan autoimunitas

Angka kejadiannya berkisar antara 40 kasus/100.000 pada eropa


utara, dan lebih dari 200/100.000 kasus pada kulit hitam.
Terdapat rasio kejadian seumur hidup sebesar 9:1 pada wanita
dibandingkan pada laki laki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lupus Eritematosus (LE) merupakan penyakit autoimun yang


melibatkan jaringan konektif dan pembuluh darah

Penyebab
factor host (susceptibility genes, hormonal milieu) dan factor
lingkungan (Radiasi Ultraviolet, virus, obat-obatan) yang
menyebabkan autoimunitas
LE specific skin disease LE- non spesifik skin disease
I. LE kutan Akut (ACLE) I. Penyakit vascular kulit
1. ACLE local (malar rash, butterfly rash) a. Vaskulitis
2. ACLE general (makulopapular rash, SLE rash, fotosensitif dermatitis lupus) 1. Leukocytoclastik
2. Periarteritis nodosa
II. LE kutan subakut (SCLE)
b. Vaskulopati
1. Annular SCLE (Lupus marginatus, eritema simetris sentrifugal)
1. Degos disease
2. Papuloskuamos SCLE (DLE disseminate, ptiriasiform LE, makulopapular photosensitive LE)
2. Atropi blanche sekunder (livedoid vaskulitis, livedo vaskulitis)

III. LE kutan kronik (CCLE)


c. Periungual teleangiektasis

1. LE discoid klasik d. Livedo reticularis


a. DLE local e. Thromboplebitis
b. DLE general f. Fenomena Raynaud
2. DLE hipertropik/verrucous g. Eritromelalgia
3. Lupus profundus/lupus panniculitis II. Non-scarring alopecia
4. DLE mukosa a. Rambut lupus
a. DLE oral
b. Telogen effluvium
b. DLE konjunctiva
c. Alopesia areata
5. Lupus tumidus
III. Sclerodactyly
6. LE chilblain
IV. Rheumatoid nodules

Klasifikasi V. Calcinosis cutis


VI. Lesi bula LE-non spesifik
VII. Urticaria
VIII.Papulonodular mucinosis
IX. Cutis laxa/anetoderma
Lupus Eritematosus Kutan Akut

LE Kutan akut lokalisata : Gambaran khas berupa lesi


erimatosa yang simatris dan konfluens, serta edema pada area
malar dan melintasi hidung.

Biasanya dimulai dengan macula kecil atau papul pada wajah


kemudian konfluens dan hiperkeratotik. Terkadang dapat
meluas sampai ke dahi, dagu, dan leher

LE Kutan akut generalisata : merupakan perluasan lesi


makulopapular atau erupsi eksantematosa yang biasanya
mengenai ekstremitas atas dan tangan sisi ekstensor dan jarang
melibatkan sendi

LE Kutan akut dicetuskan dan dapat eksaserbasi akibat pajanan


radiasi UV
Lupus Eritematosus Kutan Subakut

• Gambaran Klinis berupa macula atau papul eritematosa yang berkembang menjadi
lesi papuloskuamosa atau plak anular hiperkeratotik.
• Lesi sangat fotosensitif dan ditemukan pada area yang mudah terpajan UV, yaitu
punggung atas, bahu, lengan sisi ekstensor, area leher , dan jarang sekali di wajah.
• Bila mengenai wajah biasanya pada sisi lateral
Lupus Eritematosus Kutan Kronik

Lesi discoid Klasik (DLE) merupakan bentuk yang paling


sering ditemukan, di mulai macula merah-keunguan, papul atau
plak kecil yang secara cepat berkembang menjadi permukaan
yang hiperkeratotik

Lesi discoid awal berupa plak eritematosa dengan bentuk


menyerupai uang logam yang berbatas tegas, di tutupi skuama
yang lekat dan menutupi folikel rambut.

Pada area rambut dapat menyebabkan alopesia dengan skar


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil laboratorium
Pemeriksaan histopatologi LE Kutan spesifik
Ciri penyakit DLE ACLE SCLE
ANA + +++ ++
Antibodi RO/SSA

-dg imunodifusi 0 + +++

- dg ELISA + ++ +++
Antibodi DNA antinatif +++ + 0
Hipokomplementemia +++ + +

+++, sangat berhubungan; ++, agak berhubungan; +,


berhubungan lemah; 0, negatif, tidak berhubungan.

Ditemukan hiperkeratotik, atrofi epidermal degenerasi mencair


sel basal, penebalan membrane DEJ, edema pada dermis,
deposit musin, serta infiltrate sel mononuclear yang dominan
tersebar di perivascular dan sekitar adneksa kulit
DIAGNOSIS KLINIS

Untuk melihat diagnosis klinis


LE kutan bergantung subtype
manifestasi klinis kulit yang
timbul. Pada lesi kulit yang
tidak khas dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium dan
histopatologis
DIAGNOSIS BANDING

Lupus akut lokalisata Rosasea Dermatomiositis


 Biasanya ditemukan di wajah berupa  Tempat predileksi rosasea  Poikilodermanya warna violet dan
lesi malar atau butterflay rash. adalah di sentral wajah, yaitu pada pasien dengan lupus
 Gambaran khas berupa lesi hidung, pipi, dagu, kening, eritematosus, poikilodermanya
eritematosa yang simetris dan dan alis. Kadang-kadang bewarna merah
konfuens, serta edema pada meluas ke leher bahkan
area malar dan melintasi hidung. pergelangan tangan atau
 Biasanya dimulai dengan makula kaki. Lesi umumnya simetris
kecil atau papul pada wajah  Eritema, telangiektasi, papul,
kemudian konfuens dan edema, dan pustul.
hiperkeratotik.
 Terkadang dapat meluas sampai ke
dahi, dagu dan leher area
 Jarang ditemukan mengenai lipatan
nasolabial
Lupus akut generalisata Hipersensitiv obat Eksantema viral

 Perluasan lesi makulo papular atau  Urtikaria yang lambat terjadi, erupsi  Eksantema lentikular berwarna
erupsi eksantemantosa yang makulopapular, fixed drug merah tembaga
biasanya mengenai ekstremitas eruptions (FDE), vasculitis.
atas dan tangan sisi ekstensor dan
jarang melibatkan sendi
Discoid lupus eritematosus Keratosis Aktinik Keratoakantoma solitar

 Lesi diskoid paling sering  Gambaran klinis berupa bercak-  Jenis keratoakantoma ini adalah
ditemukan di wajah, kulit kepala bercak merah dan berskuama, papula yang tumbuh dengan
dan telinga, bisa lebih luas yang secara khas bertambah cepat yang membesar
 Lesi primer LED adalah makula besar dan menyusut bersama  Tampak bintik hitam berbentuk
atau papul eritem asimetris dengan waktu, dapat timbul kubah, di mana ada kawah
tanpa gejala subjektif dengan ratusan lesi pada orang-orang halus yang diisi dengan
sisik ringan hingga sedang, yang sering terpapar sinar keixitinplug, tengah Lesi berkilau
biasanya berukuran 1-2 cm matahari yang halus sangat tajam dari
 Dapat menebal dan melengket, sekitarnya
disertai hipopigmentasi di
daerah inaktif (tengah) dan
hiperpigmentasi di batas aktif.
 Beberapa lama, berubah
menjadi pakat eritem berbatas
tegas yang titutupi oleh sisik
TATALAKSANA

Terapi local biasanya diberikan yaitu perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Berikan edukasi pada pasien
untuk menghindari paparan langsung terhadapa sinar matahari, mengenakan pakaian tebal, dan topi yang
lebar dan pelindung sinar matahari

Glukokortikoid local
clobetasol propionate 0,05 persen atau betametason diproprionat 0,05%. Penggunaan dua kali sehari untuk lesi kulit

1. Antimalaria
• Hidroxyklrokouin sulfat 400mg/hari per oral, diberikan selama 6 sampai 8 minggu
pertama terapi
Terapi sistemik 2. Glukokortikoid sistemik
• Glukokortikoid sistemik pada penyakit kulit berat dan simptomatik,
metiprednisolon dapat diberikan secara intravena
• Pada beberapa kasus akut, dosis moderat dari glukokortikoid oral (prednisone 20 –
40 mg/hari dapat diberikan sebagai single dose pada pagi hari)
• Azatioprin 1,5-2 mg/kgBB/hari per oral atau Mycophenolate mofetil dapat
digunakan sebagai obat-obatan immunosurpresif
3. Thalidomid
• Thalidomid merupakan agen antiinflamasi dan immunomodulator yang
menghambat produksi TNF alfa
PROGNOSIS

LE kutan akut sangat erat hubungannya dengan LES, sehingga prognosis sangat bergantung pada aktivitas
dan derajat keparahan LES. Pada pasien dengan LE kutan subakut 15% berkembang menjadi LES, termasuk
nefritis lupus. Dibutuhkan pemantauan jangka panjang pada pasien LE kutan subakut untuk penemuan dini risiko
progresivitas keterlibatan sistemik.

Kebanyakan pasien dengan lesi discoid yang tidak diterapi dapat berkembang menjadi skar yang secara
progresif melebar dan alopesia skar. Hal ini sangat mengganggu secara psikososial dan menurunkan kualitas
hidup pasien. Jarang sekali lesi dapat resolusi spontan. Pada penghentian terapi, lesi non-aktif dapat mengalami
eksaserbasi.
BAB III

KESIMPULAN

Cutan Lupus Erythematosus merupkan manifestasi klinis lupus erythematosus pada kulit. Pada pasien dengan
LE Kutan ada kemungkinan perkembangan menjadi sistemik SLE. Terbagi atas LE spesifik skin disease dan LE
non spesifik skin disease sebagai payung dari banyaknya kelompok dari LE Kutan, dan dengan manifestasi klinis
yang sangat beragam. Pengenalan terhadap LE Kutan dapat memberikan gambaran tentang keparahan, dan
progresi akan menjadi sistemik, dan prognosis ke depannya. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap LE
Kutan ini karena data-datanya yang masih terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, Ilmu penyakit kulit dan kelamin, ed. 7, 2016.h.300-3
2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, et al. Fitzpatrick: Dermatology in general medicine: seventh edition. McGraw-Hill
companies.
3. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick color atlas & synopsis of clinical dermatology: sixth edition. McGraw-Hill companies.
4. Kuhn A, Stitcherling M, Gisela Bonsmann. Clinical manifestations of cutaneus lupus erythematosus. JDDG; 2007 (5):1124-1140.
5. Berberr ALCV, Mantese SAO. Cutaneus lupus erythematosus-clinical and laboratory aspects. An Bras Dermatol. 2005:80(2):119-31.
6. Housman TS, Jorizzo JL, McCarty MA, et al. Low-dose thalidomide therapy for refracter cutaneus lesions of lupus erythematosus.
Arch dermatol. 2003. Vol 139:50-54.
7. Leung M. Use of thalidomide in rheumatic diseases. The Hong Kong Medical Diary. 2006. 11(11):20-21.
8. Martinez ZL, Albrecht J, Troxel AB, et al. The cutaneus lupus erythematosus disease area and severity index. Arch dermatol 2008;
144(2)173-180.

Anda mungkin juga menyukai