DERMATITIS
Subakut :
akantosis & parakeratosis, eosinofil jarang
Kronis :
akantosis disertai hiperkeratosis, parakeratosis tanpa oedema nampak fib
rotik dalam dermis
Pathogenesis :
Awalnya, antigen pada permukaan epidermal yang diambil ole
h sel langerhans dendritik, dan bermigrasi oleh dermal limfatik
ke lymphonodes.
Antigen diproses oleh sel Langerhans disajikan ke sel CD4 T
diaktifkan dan berkembang menjadi efektor dan sel memori.
24 hours erythema & pruritus characterized by spongiotic ph
ase.
Figure 25-26 Schematic diagram of mechanisms of allergic contact dermatitis. m, antigen; Ln, n
aive T lymphocyte; Lm, memory T lymphocyte.
Klasifikasi
Contact dermatitis
• Dermatitis Kontak biasanya lokasinya terlokalisasi pada daerah yang t
erstimulasi reaksi alergi atau setelah kontak dengan benda asing
• Reaksinya berupa kulit tampak kemerahan, hingga terbentuk bula pada lo
kasi kontak
• Diagnosis Dermatitis kontak dapat menggunakan Patch Testing. Penyeba
b Causatif harus segera dieliminasi
Histopatologi DKA
Lesi awal berupa dermatitis spongiotik akut.
Jika vesikel muncul, dapat mengandung kelompok sel Langerhans.
Terdapat infiltrasi pada dermis superfisial dari limfosit, makrofag dan s
el Langerhans dengan aksentuasi sekitar pembuluh darah kecil.
Pada pasien dengan paparan lanjut oleh antigen, hasil biopsi mungkin
menunjukkan keadaan subakut atau kemudian menjadi dermatitis spo
ngiotik kronis, sering juga dengan neurodermatitis akibat sering meng
gosok kulit.
FIGURE 9-1. Acute spongiotic dermatitis: allergic contact dermatitis. (A) Spon
giosis with vesicles containing fluid and inflammatory cells. (B) Exocytosis of ly
mphocytes and eosinophils into the spongiotic epidermis.
Histopatologi DKI
Limfosit dan histiosit yang tersebar pada sekitar pleksus vaskular superficial.
Lesi kronis rete ridges secara teratur memanjang, dengan spongiosis yang kurang menonjol dan ad
anya infiltrat seluler. Hiperkeratosis dan hipergranulosis berbentuk baji dengan area parakeratosis
Peningkatan jumlah pembuluh darah kecil dengan penebalan dindingnya yang melibatkan sel endotel
dan membran basal.
Erupsi dermatitis fotoalergi mungkin karena aplikasi obat topikal, atau konsu
msi oral dari agen photosensitizing erupsi dermatitis photocontact atau ph
otodrug.
Infiltrat perivaskular dan eosinophil yang lebih dalam >> dermatitis fotoalergi oleh kon
sumsi obat sistemik.
Paparan antigen kronis dermatitis kronis spongiosis <<, peradangan kurang inten
s, dan acanthosis >>
Reaksi fototoksik adalah reaksi akibat sengatan matahari dengan apoptosis epiderma
l dan nekrosis intraepidermal disertai subepidermal blister
>> Neutrofil.
Dermatitis static
Pasien dengan insufisiensi vena kronis dan edema pada ekstremitas bawah
Manifestasi berupa gatal, lesi eritematosa, papula skuama, dan plak kaki bag
ian bawah >> berhubungan dengan pigmentasi coklat dan adanya rambut
rontok.
Ulserasi komplikasi sering pada dermatitis statis kronis.
Histologi
Secara histopatologik tidak patognomonik
Epidermis bervariasi hiperkeratosis dengan parakeratosis fokal, ac
anthosis, atrofi dan spongiosis fokal.
Proliferasi pembuluh darah kecil di dermis papiler membentuk agr
egat lobular (glomeruloid proliferasi).
Proliferasi mungkin kemerahan, menyerupai sarkoma Kaposi (acroan
giodermatitis).
Adanya infiltrat limfosit perivaskular superficial yang mengelilingi kapil
er penebalan dan venula.
Dermis reticular >>fibrotik.
Ekstravasasi eritrosit dan hemosiderin (+) di permukaan, juga sekitar
pleksus vaskular yang dalam.
Thank you
DERMATITIS SPONGIOTIK
Definisi
Clinical Classification :
1)Atopic dermatitis
2)Allergic contact dermatitis
3)Primary irritant deratitis
4)Dishydrotic Dermatitis
5)Numular Dermatitis
6)Seboroik Dermatitis
7)Photo eczematoses dermatitis