Anda di halaman 1dari 10

TEORI MODEL DALAM

PROMOSI KESEHATAN
TRANSTHEORICAL MODEL

KELOMPOK II (2B DIII KEPERAWATAN)


Anggota
1. Anisa Krismar Aljam
2. Darmawan
3. Dina Ayu Lestari
4. Fitri Nur Intan
5. Indah Basori
6. Irma Indria
7. Nindya Yunikartika
8. Nurul Ilma Fajarini
9. Robi Firmansyah
10. Siti Nurlela
11. Teni Herdianti
PENGERTIAN TRANSTHEORICAL

Transtheoretical Model ( Prochaska &


Diclemente, 1983; Prochaska,
DiClemente, & Norcross, 1992;
Prochaska & Velicer, 1997) adalah
suatu model yang integratif tentang
perubahan perilaku.
KOMPONEN TRANSTHEORICAL MODEL

STAGE OF CHANGE

Processes of change

Decisional balance

Self-efficacy

Critical assumption
(asumsi kritis).
TAHAPAN TRANSTHEORICAL
MODEL
Precontemplation Contemplation atau
atau Pra Perenungan Perenungan.

Action atau Tindakan Preparation atau


Persiapan.

Maintenance atau
Pemeliharaan
Aplikasi dan penerapan
Penerapan transtheritical model yang paling umum dilakukan
adalah dengan menyesuaikan sistem komunikasi ahli yang digunakan
dengan kebutuhan masing-masing target individu yang akan dirubah
perilakunya.
Salah satu contoh yang akan dijelaskan secara rinci adalah berhenti
merokok.
1. Pra kontemplasi: Perokok cenderung menghindari membaca,
berbicara atau berpikir tentang bahaya rokok.
2. Kontemplasi: Orang tersebut (perokok) sudah mulai mengetahui
atau menyadari bahwa perilaku yang ia miliki adalah sebuah
masalah dan mulai melihat keuntungan dan kerugian yang bisa
ditimbulkan jika ia tetap melakukan perilaku tersebut.
Next...
3. Persiapan: Orang tersebut sudah mulai memiliki
keinginan untuk melakukan perubahan perilaku dan
mungkin ia mulai dari sesuatu yang kecil, seperti perlahan-
lahan mengurangi jumlah rokok yang biasanya dihabiskan.

4. Aksi: Perokok sudah memulai untuk tidak merokok lagi.

5. Pemeliharaan: Perokok mempertahankan untuk tidak


merokok lagi walaupun kadang terdapat godaan.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan

1. Adanya seperangkat pola umum dalam proses perubahan


yang bisa diaplikasikan secara luas (digeneralisasikan) dalam
berbagai macam perilaku.
2. Mampu mengintegrasikan teori-teori terdahulu yang
berusaha menjelaskan fenomena di balik perubahan
perilaku.
Kekurangan

1. Tidak menjelaskan sejauh mana kemungkinan adanya faktor


lain seperti perceived risk, subjective norms,dan severity of
the problem ikut mempengaruhi perubahan perilaku
(Shumaker, et al., 2009).
2. Menurut Bandura dalam (Lenio, n.d.) kelemahan TTM yaitu,
fungsi manusia terlalu kompleks dan multidimensi untuk
dapat dikategorikan dalam tahap tertentu.
3. Di samping itu, tidak ada bukti empiris yang menjelaskan
bahwa enam bulan adalah rentang waktu yang sesuai dalam
tahap TTM (Kraft, et al. dalam Lenio, n.d).

Anda mungkin juga menyukai