Anda di halaman 1dari 11

MASALAH KEBAKARAN HUTAN

DI PROVINSI RIAU TERKAIT


PENGEMBANGAN PERKEBUNAN
DI AREA TANAH GAMBUT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I (SATU)
Abstrak
Pencegahan kebakaran hutan merupakan salah satu program yang perlu
dilaksanakan dan harus ditangani secara serius oleh departemen kehutanan mengingat
dampak negatifnya terhadap lingkungan nasional yaitu Provinsi Riau. Hutan merupakan
sumber daya alam yang sangat penting karena di dalamnya terkandung
keanekaragaman hayati, pengatur tata air dan kesuburan tanah, pencegah banjir dan
erosi, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata.
Tulisan ini mengangkat permasalahan dan dampak kebakaran hutan yang menjadi
permasalahan lingkungan yang sangat penting di Riau. Dampak dari kebakaran hutan
adalah hilangnya berbagai manfaat ekosistem dari hutan dan potensi lain yang
terkandung di dalamnya termasuk keanekaragaman hayati. Ada dua faktor penting
penyebab kebakaran hutan, yaitu faktor alami dan faktor manusia.
Pendahuluan

Hutan merupakan salah satu komponen paling penting dalam lingkungan


mahluk hidup. Hutan sering kali dijuluki sebagai paru-paru dunia, dikarenakan
tumbuhan yang ada pada hutan memiliki kemampuan untuk merubah gas
karbondioksida menjadi oksigen yang sangat penting bagi manusia, hutan
juga mampu menahan beberapa partikel-partikel buruk di udara seperti debu
dan asap sehingga dapat menekan jumlah polusi di lingkungan sekitar.
Adapun peran hutan yaitu: menahan debit air dengan jumlah besar,
merupakan habitat dari beberapa flora dan fauna endemik sehingga dapat
menjadi tempat rekreasi dan juga observasi bagi manusia. Kebakaran hutan
tidak hanya berdampak pada ekologi dan kerusakan lingkungan tetapi juga
mencakup berbagai aspek penting lainnya. Kebakaran hutan dapat
mengakibatkan sebagian spesies kehilangan habitat. Untuk spesies yang
lemah tentu akan tereleminasi dari lingkungannya dan akhirnya punah.
Penanggulangan dan pencegahan dapat dilaksanakan dengan efisien bila
ada pelembagaan yang tepat dan kuat serta memiliki pondasi struktur yang
baik. Hukum dan undang-undang perihal perlindungan hutan pun harus kita
tegakkan, sehingga para oknum-oknum yang melakukan pembakaran hutan
akan jera.
Pembahasan
Kebakaran Hutan di Riau dan
Faktor Penyebabnya
Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk bencana yang
sering terjadi. . Di Propinsi Riau, kebakaran hutan dapat dikatakan
sudah menjadi bencana tahunan. Umumnya, kebakaran hutan terjadi
karena dua faktor, faktor alam dan faktor manusia. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan memberikan kesimpulan
motif dan modus pembakaran hutan yang marak terjadi di Sumatera,
khususnya Provinsi Riau ternyata 99 % nya adalah perbuatan yang
disengaja.
Eksploitasi hutan ini semakin meningkat disebabkan oleh:

Kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan besar bagi


pengusaha untuk melakukan konversi hutan menjadi perkebunan
monokultur skala besar
Industri Pulp dan Plywood dikembangkan sebelum hutan tanaman
industri dibangun, sehingga menyebabkan penebangan di hutan alam
Dinas Kehutanan Riau menyebutkan pada tahun 2001, bahwa dengan
lebih dari 350 perusahaan, setiap tahunnya Industri Kayu yang ada di Riau
membutuhkan 14,7 m3 kayu, padahal kemampuan hutan alam dan
hutan tanaman industri dalam menyuplai kayu hanya berkisar 7,7 juta
meter kubik pertahun.
Kebutuhan perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produksinya
dengan menaikkan pH tanah. Dengan melakukan pembakaran maka pH
tanah dapat ditingkatkan sehingga cocok bagi tanaman kelapa sawit
Beberapa faktor penyebab kebakaran hutan antara lain:

1. Penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan.


2. Adanya kekecewaan terhadap sistem pengelolaan hutan
3. Pembalakan liar atau illegal logging.
4. Kebutuhan akan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
5. Perambahan hutan
6. Sebab lain
Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran adalah
faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api
Dampak Kebakaran Hutan
A. Dampak Lingkungan
Adanya perubahan iklim.
Hilangnya sejumlah spesies.
Ancaman erosi.
Perubahan fungsi lahan.
Penurunan kualitas air.
Terganggunya ekosistem terumbu karang karena asap menghalangi sinar matahari untuk menembus dalam lautan menyebabkan sulit melakukan
fotosintesa.
Sedimentasi di aliran sungai. Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan sehingga meluapnya sungai yang bersangkutan akibat
erosi terus-menerus.

B. Dampak Non Lingkungan


Bidang kesehatan. Asap dari pembakaran hutan bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan membuat mata perih.
Bidang transportasi dan pariwisata. Asap tersebut akan mengurangi jarak pandang sehingga penerbangan dan lalu lintas terganggu serta meningkatkan
risiko kecelakaan transportasi.
Bidang ekonomi. Asap dari kebakaran hutan menghambat aktivitas ekonomi warga setempat dan anggaran untuk program penanaman kembali lahan
yang rusak dan rehabilitasi struktur tanah akan meningkat.
Bidang politik. Asap dari kebakaran hutan di Riau seringkali mencapai wilayah negara tetangga seperti Singapura sehingga Indonesia mendapat teguran
dari Singapura.
Bidang budaya dan hukum. Kasus pembukaan lahan dengan cara dibakar bisa menjadi kebiasaan dari pembuka lahan lainnya, akibat buruknya adalah
image Indonesia di masyarakat nasional akan negatif.
Upaya Penanggulangan
Kebakaran Hutan
Diterbitkannya Surat keputusan Gubernur Riau No. 1 tahun 2003 Tentang
Pusat pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Kegiatan pemantauan
Adanya petunjuk teknis penyiapan lahan tanpa bakar untuk
pengembangan perkebunan No. 38/KB/110/SK/D7.Bum/05.95 dari Direktur
Jendral Perkebunan.
Mewajibkan setiap perusahaan untuk membangun sumur artesis dan
peralatan pemadam kebakaran di lahan konsesi dengan menyertakan
aspek pemeliharaaan bersama masyarakat.
Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran
Upaya Pencegahan
Adanya Sistem Informasi Manajemen Kebakaran Hutan dan Lahan.
Memberhentikan konversi lahan sebelum dikeluarkannya peraturan.
Melarang dengan tegas metode bakar dalam kegiatan land clearing dan sesegera
mungkin menyusun Pedoman Pembukaan Lahan Tanpa Bakar yang sifatnya tegas,
jelas, dan mudah dipahami oleh orang awam.
Mencabut seluruh izin usaha bagi perusahaan-perusahaan yang terbukti
menggunakan metode bakar dalam proses land clearing.
Memberlakukan insentif ekonomi sebagai rangsangan kepada perusahaan yang
melakukan land clearing tanpa metode bakar.
Memberlakukan UU tentang pencegahan, pemantauan, dan penanggulangan
kebakaran hutan.
Kesimpulan

Analisis dampak kebakaran hutan masih dalam tahap


pengembangan awal, pengetahuan tentang ekosistem yang rumit
belum berkembang dengan baik dan informasi berupa ambang kritis
perubahan ekologis berkaitan dengan kebakaran sangat terbatas,
sehingga dampak kebakaran hutan terhadap keanekaragaman
hayati secara real sulit diperhitungkan secara tepat.
Meskipun demikian dapat disimpulkan bahwa kebakaran hutan
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan hidup
terutama bagi keanekaragaman hayati, bahkan dampak tersebut
dapat sampai ke generasi lingkungan hidup selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai