Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program
Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik - Universitas Jambi
Disusun Oleh:
TETRI P FERDINANDA
M1A114004
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi
ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan
berdoa untuk menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.
Never give up!
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”
iii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Nehru, S.Si, M.T., selaku dosen pebimbing 1 yang banyak membantu
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Dan banyak terimakasih atas
banyak masukan dari beliau.
2. Bapak Andreo Yudertha, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing II,
yang telah membimbing dalam penyusunan Skripsi ini hingga selesai
3. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil hingga skripsi ini dapat selesai.
4. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta yang tiada henti memberi
dukungan dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen yang pernah mengajar di Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Jambi dalam rentang waktu 2014 s/d
2018.
6. Terimaksih kepada teman saya Acong yang telah membantu dalam
pengambilan data, dan kebre yang telah mempersilahkan saya menggunkan
rumahnya sebagai tempat penelitian yang saya lakukan.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Jambi, Oktober 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 63
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n
(kelebihan elektron). ................................................................................. 8
Gambar 2.2 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. .................. 9
Gambar 2.3 Struktur Panel Surya Sumber: HowStuffWork ................................... 9
Gambar 2.4 Arduino UNO Sumber: Arduino.cc .................................................. 11
Gambar 2.5 Bagian dari Arduino uno Sumber: Arduino.cc ................................. 13
Gambar 2.6 Motor Servo....................................................................................... 16
Gambar 2.7 Liquid Crystal Display (LCD)........................................................... 17
Gambar 2.8 Light Dependen Resistor (LDR) ....................................................... 18
Gambar 3.1 Penelitian Pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation,
Evaluation)..........................................................................................19
Gambar 3.2 Laptop sebagai alat menulis Script.....................................................21
Gambar 3.3 Multimeter sebagai alat ukur..............................................................22
Gambar 3.4 OS Windows 10 64 bit.......................................................................23
Gambar 3.5 aplikasi arduino IDE...........................................................................23
Gambar 3 6 Aplikasi Fritzing.................................................................................24
Gambar 3.7 Diagram block solar tracking.............................................................25
Gambar 3.8 Feedback diagram solar tracking........................................................25
Gambar 3.9 bentuk 3D Model................................................................................27
Gambar 3.10 bentuk 3D Model..............................................................................27
Gambar 3.11 bentuk rancangan 3D........................................................................28
Gambar 3.12 Rangkaian elektronik solar tracking.................................................29
Gambar 3.13 FSM Logic........................................................................................31
Gambar 3.14 Diagram Alir Proses Input Kode Program ke Board Arduino
Menggunakan Aplikasi Arduino IDE....................................................................34
Gambar 3.15 Algoritma control solar tracking system..........................................35
Gambar 3.16 Tahapan Kerja Penetian...................................................................36
Gambar 3.17 Blok Diagram Sistem Pengujian......................................................38
Gambar 4.1 flowchart dari proses penelelitian......................................................40
vii
Gambar 4 2 papan solar tracking .......................................................................... 41
Gambar 4.3 Gambar bagian servo vertikal ........................................................... 41
Gambar 4.4 letak LDR pada alat ........................................................................... 42
Gambar 4.5 bagian servo Horizontal .................................................................... 42
Gambar 4.6 Rangkaian solar tracking ................................................................... 43
Gambar 4.7 Grafik perbandingan tegangan statis dengan yang ............................ 45
Gambar 4 8 Grafik perbandingan Tegangan solar tracking dan statis .................. 45
Gambar 4 9 Grafik perbandingan Tegangan solar tracking dan statis .................. 46
Gambar 4 10 Grafik perbandingan Tegangan solar tracking dan statis ................ 46
Gambar 4.11 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis .. 48
Gambar 4 12 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis
pada .................................................................................................. 48
Gambar 4 13 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis .. 49
Gambar 4 14 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis .. 49
Gambar 4.15 Grafik perbandingan daya keluaran sel surya statis dengan yang
menggunakan solar tracking pada percobaan ke 1 ............................. 50
Gambar 4 16 Grafik perbandingan daya menggunakan solar tracking dan statis . 50
Gambar 4 17 Grafik perbandingan daya menggunakan solar tracking dan statis . 51
Gambar 4 18 Grafik perbandingan daya menggunakan solar tracking dan statis . 51
Gambar 4.19 Pengujian LDR dan Servo ............................................................... 53
Gambar 4 20 nilai dari salah satu LDR ................................................................. 54
Gambar 4.21 LCD menampilkan hasil nila LDR ................................................. 55
Gambar 4.22 Rangkaian lcd menggunkan L2C .................................................... 55
Gambar 4.23 pengujian pin dengan LED .............................................................. 56
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyerapan intensitas sinar matahari tidak dapat dilakukan secara optimal dan
berakibat daya yang dihasilkan juga tidak maksimum.
Terdapat beberapa penelitian yang mendukung dari tugas akhir ini, dimana
pada penelitian tersebut dijadikan dasar acuan penelitian pada tugas akhir ini,
menurut Ade Raspawan Pada penelitian yang dilakukan pengujian menggunakan
metode yang dibagi menjadi dua yaitu : Pertama, perancangan perangkat keras
(hardware) yang terdiri dari merancang perangkat elektronika dan merancang
perangkat mekanik. Kedua, perangcangan perangkat lunak. Sehingga, diperoleh
hasil sebagai berikut :
2). Sistem solar tracker berbasis arduino mega 2560 dapat menghasilkan
tegangan optimal jika panel surya berada tegak lurus terhadap matahari.
Panel surya akan digerakkan motor DC gearbox ke sudut yang memiliki
nilai intensitas cahaya tertinggi sehingga panel surya dapat berada tegak
lurus terhadap matahari.
3) Software monitoring pada sistem solar tracker berbasis arduino mega 2560
dapat memonitor hasil pembacaan sensor, pergerakkan motor, dan tegangan
keluaran yang dihasilkan dari panel surya dari laptop tanpa harus melihat
langsung pada LCD pada rangkaian.
2
dari rancang bangun sistem tracking panel surya berbasis mikrokontroler Arduino
adalah alat yang dirancang untuk dapat mengikuti pergerakan matahari
berdasarkan waktu.
3
1.4 Batasan Penelitian
1. Solar tracking system ini berbasis mikrokontroler arduino
b. Bagi masyarakat/pemerintah
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
dengan sumbu bumi rotasi. Pelacak tersebut juga dapat disebut sebagai "tracker
sumbu tunggal", karena hanya satu mekanisme drive yang dibutuhkan untuk
operasi sehari-hari. Hal ini akan mengurangi biaya sistem dan memungkinkan
penggunaan metode pelacakan sederhana, termasuk pelacakan pasif dan kronologis
(wikipedia, 2018)
6
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu
fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak
dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat
mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering
disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh
Henri Becquerel pada tahun 1839.
Sel surya adalah kumpulan sel fotovoltaik yang dapat mengkonversi sinar
matahari menjadi arus dan tegangan listrik. Ketika memproduksi panel surya,
produsen harus memastikan bahwa sel-sel surya saling terhubung secara elektrik
antara satu dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel surya juga perlu dilindungi
dari kelembaban dan kerusakan mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi
panel surya secara signifikan, dan menurunkan masa pakai dari yang diharapkan
(Zahaedi.A.1998).
Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto
(Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki
Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber
listrik.
Panel surya sangat mudah dalam hal pemeliharaan karena tidak ada bagian
yang bergerak. Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah memastikan
untuk menyingkirkan segala hal yang dapat menghalangi sinar matahari ke panel
surya tersebut (Septiadi, 2009).
7
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke
berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik
untuk menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.
Gambar 2.1 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan
elektron).
Sumber: eere.energy.gov
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif
8
pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-
p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana
ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong
elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif
menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Gambar 2.2 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction.
Sumber:sun-nrg.org
9
a. Substrat/Metal Backing Substrat
adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material
substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi
sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnyadigunakan material
metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-
sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif
tapi juga transparan seperti indium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide
(FTO).
b. Material Semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi
pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material
semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk
kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang
umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis,
material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu
contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan
amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang
dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O
(copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian
semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan
dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
c. Kontak Metal / Contact Grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
10
d. Lapisan Antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali. e. Enkapsulasi / cover glass Bagian ini berfungsi sebagai
enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran. (Tekhnologi
surya, 2015)
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroller adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di
dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang
digunakan dalam sebuah PC, karena didalam sebuah mikrokontroler umumnya juga
telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori
dan antarmuka I/O, sedangkan didalam mikroprosesor umumnya hanya berisi CPU
saja (Wikipedia, 2018).
Adapun mikrokontroler yang dipakai peneliti adalah mikrokontroler jenis
Arduino Uno sebagai pengontrol eletronik untuk membaca dan menulis data untuk
tersambung ke komputer.
a. Arduino UNO
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328.
Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz,koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller;
dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.
11
Arduino memiliki kelebihan tersendiri di banding board mikrokontroler
yang lain selain bersifat open source, arduino juga mempunyai bahasa
pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board arduino
sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan kita ketika
kita memprogram mikrokontroler didalam arduino. Sedangkan pada kebanyakan
board mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian loader
terpisah untuk memasukkan program ketika kita memprogram mikrokontroler. Port
USB tersebut selain untuk loader ketika memprogram, bisa juga difungsikan
sebagai port komunikasi serial.
Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan
14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan sebagai
output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang sudah
tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah konfigurasi
pin pada program. Dalam board kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 0-13,
jadi untuk menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog yang pada
keterangan board 0-5 kita ubah menjadi pin 14-19. dengan kata lain pin analog 0-5
berfungsi juga sebagi pin output digital 14-16.
12
melalui USB dan muncul sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada
komputer. Firmware Arduino menggunakan USB.
Driver standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan.
Bagaimanapun pada windows, sebuah file.inf pasti dibutuhkan. Perangkat lunak
Arduino termasuk serial monitor yang memungkinkan data sederhana yang akan
dikirim ke board Arduino. Led Rx dan Tx pada board akan berkedip ketika data
sedang dikirim melalui chip USB-toserial dan koneksi USB ke komputer (tapi tidak
untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Atmega328 juga mendukung
komunikasi I2C dan SPI.
Berikut ini adalah beberapa macam macam jenis atau tipe - tipe arduino
yang ada dipasaran. Arduino USB, yaitu mikrokontroler Arduino dengan
menggunakan USB sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi
komputer,Contoh:
a. Uno
b. Arduino Duemilanove
c. Arduno Leonardo
d. Arduino Mega2560
e. Arduino Arduino Intel Galile
f. Arduino Pro Micro AT
g. Arduino Nano R3
h. Arduino mini Atmega
i. Arduino Mega ADK
j. Arduino Esplora
13
1) Port USB (1) Power jack (2)
Port USB berfungsi untuk memasok sumber daya dari komputer serta
mengunggah kode ke Arduino. Tipe USB yang digunakan adalah tipe B standar dan
ujung satunya tipe A standar. Selain dari USB, sumber daya dapat dipasok dari
baterai 9 volt atau bisa juga melalui power jack yang dihubungkan langsung dengan
soket listrik rumah (melalui adaptor DC 12 volt). Perhatikan bahwa Arduino
memiliki batas voltase antara 6 hingga 20 volt dengan rentang yang disarankan
yaitu 7 hingga 12 volt. Jangan sekali-kali memberikan input lebih besar dari 20 volt,
kecuali jika kalian ingin melihat asap. Tegangan kurang dari 6 volt juga tidak
diizinkan karena akan mengakibatkan Arduino tidak stabil.
14
1 buah pin Vin. Jika sumber daya Arduino berasal dari baterai, maka
sambungkan kabel positifnya ke pin input ini.
2 buah pin GND. Merupakan singkatan dari ground. Terdapat tiga buah pin
GND (yang satu ada di barisan pin digital) dan semuanya dapat digunakan
untuk sambungan ke ground.
1 buah pin 5V. Menyediakan tegangan sebesar 5 volt.
1 buah pin 3V3. Menyediakan tegangan sebesar 3,3 volt. Sebagian besar
perangkat elektronika yang digunakan bersama dengan Arduino berjalan
pada rentang tegangan 3,3 hingga 5 volt.
6) Pin Analog (7)
Semua pin analog hanya bersifat input dan digunakan untuk menerima
sinyal analog dari, misalnya, sensor suhu. Sinyal analog yang telah diterima
Arduino terlebih dahulu di ubah ke digital sebelum diproses lebih lanjut.
15
hanya mensimulasikan sinyal analog. Dengan pin PWM, kita dapat memberikan
nilai yang bervariasi mulai dari 0 hingga 255. Mengapa batasnya 255? Karena jika
diubah ke biner, maka akan menghasilkan nilai berjumlah 8 digit yaitu 11111111.
Ini adalah nilai maksimal yang disediakan oleh pin PWM. Selain itu Arduino Uno
juga merupakan perangkat digital dengan arsitektur 8-bit (akan saya bahas di artikel
lain).
9) Regulator Tegangan(10)
Regulator tegangan berfungsi sebagai penjaga gerbang yang berarti ia akan
mengalirkan tegangan terlegulasi ke Arduino dan membuang tegangan berlebih.
Namun tentu saja ada batasnya, jangan sampai mengalirkan tegangan lebih dari 20
volt karena akan membakar rangkaian Arduinonya.
b. Perangkat Pendukung
1).Motor Servo
Motor Servo merupakan perangkat atau actuator putar (motor) yang mampu
bekerja dua arah (Clockwise dan Counter Clockwise) dan dilengkapi rangkaian
kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi pada motor tersebut. Pada
16
motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali
ke rangkaian kontrol yang ada didalam motor servo. Motor ini sangat kompleks
karena disusun dari gearbox, motor dc, variable resistor dan sistem kendali,
sehingga nilai ekonomis dari motor ini juga sangat tinggi dibandingkan motor dc
yang lain yg ukurannya sama. Potensiometer sebagai penentu batas maksimal dari
putaran sumbu motor servo sedangkan arah putaran dan sudut dari sumbu motor
servo dapat diatur berdasarkan pengaturan duty cycle sinyal PWM(Pulse Width
Modulation) pada pin kendali motor servo (Maulana, 2014).
2).Power Supplay
Power supplay sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai
tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke
tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk komputer
sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada komponen-komponen
atau perangkat keras lainnya yang ada dikomputer tersebut, seperti hardisk, kipas,
motherboard dan lain sebagainya. Power supply memiliki input dari tegangan yang
berarus alternating current (AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current
(DC) lalu menyalurkannya ke berbagai perangkat keras yang ada dikomputer kita.
Karena memang arus direct current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat
keras agar dapat beroperasi, direct current biasa disebut juga sebagai arus yang
searah sedangkan alternating current merupakan arus yang berlawanan
(Tampubolon, 2010).
17
Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang biasa digunakan
untuk menampilkan suatu simbol, angka maupun huruf. Liquid Crystal Display
(LCD) terdiri dari beberapa pin yang berfungsi untuk pengontrolan pemakaiannya.
Liquid Crystal Display (LCD) yang digunakan pada alat ini adalah M1632 atau
enam belas karakter dengan dua baris (Erlangga, 2011).
Light Dependen Resistor (LDR) adalah jenis resistor yang biasa digunakan
sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya .Light Dependen
Resistor (LDR), terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua
buah elektroda pada permukaanya.
Cara kerja LDR adalah pada saat kondisi gelap nilai resistansi LDR sangat
besar bahkan melebihi 1 M sementara pada kondisi terang resistansi nya hanya
beberapa Ohm saja Sifat inilah yang dipakai untuk lampu penerangan di pinggir-
pinggir jalan dan juga dapat di gunakan sebagai sensor pada solar tracking yang
akan saya buat.
Begitu pula pada saat di gunakan sebagai sensor di solar tracking dimana
LDR akan akan mencari intesitas yang lebih tinggi dan akan memberi sinyal ke
Microkontroler dan servo akan bergerak kearah yang diberikan oleh LDR.
18
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Analysis Design
Evaluate
Implement Develop
19
Pada Gambar 3.1 menunjukan skema desain pembelajaran model ADDIE
membentuk siklus yang terdiri dari 5 tahapan yang terdiri dari: analisis (Analysis),
desain (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation)
dan evaluasi (Evaluation).
1).Analisis (Analysis)
2).Desain (Design)
3).Pengembangan (Development)
Dalam tahap ini dilakukan pengembangan dari metode yang didapat dan
disempurnakan dengan metode baru yang akan digunakan pada pengembangan alat
yang digunakan.
4).Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah melewati tahap analisis dan desain.
5).Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu untuk melihat proses apakah penelitain
berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Tahap evaluasi bisa dilakukan pada
setiap empat tahap diatas yang disebut evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi.
20
3.2 Analisa Sistem
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan.Tahap analisis dilakukan setelah tahap
perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap
yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan
kesalahan pada tahap selanjutnya.
Laptop pada penetian ini digunakan untuk menulis script yang di nantinya
script tersebut untuk menjalankan alat yang akan dibuat dan dapat juga sebegain
alat mendesain .
21
2. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum,
sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk
beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan
sebagainya.
22
Gambar 3.4 OS Windows 10 64 bit
OS yang digunakan pada PC/laptop yang di gunakan pada alat penetian ini
adalah OS dari Microsoft yaitu dengan kode Windows 10. OS di gunakan untuk
menjalan kan aplikasi Arduino IDE yang digunakan pada penetian.
2. Arduino IDE Software.
IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment
Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi
yang digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan
karena melalui software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan
fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino
menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C. Bahasa
pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk memudahkan
pemula dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya.
23
Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga
dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi
input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari
software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk
pemrograman dengan Arduino.
3. Fritzing
Fritzing adalah software gratis yang digunakan oleh desainer, seniman, dan
para penghobi elektronika untuk perancangan berbagai peralatan elektronika.
Biasanya sebelum menggunakan program fritzing mereka akan membuat sebuah
prototype dengan menggunakan komponen elektronika yang sebenarnya.
Fritzing pada penetian ini digunakan sebagai alat design gambar yang
nantinya dibuat dalam bentuk aslinya. Guna aplikasi ini memudah kan kita
merangkai rangkaian tanpa harus memiliki alat yang asli di waktu pembuatan
desain.
24
3.3.1 Rancangan Diagram Block
LCD
Dapat dilihat pada diagram diatas merupakan alur dari mana suatu kerja alat
dimulai, yaitu dimulai dari matahari yang cahayanya memberikan nilai pada LDR,
lalu pada arduino atau kontroler dikonversikan menjadi beberapa buah output dari
nilai LDC yang pertama nilai LDR ditampikan pada LCD dan yang ke dua yaitu
nilai LDR di konversikan menjadi gerakan/arah pada servo.
Sunlight PV Panel
location
X CONTROLER
SERVO AND PV
PANNEL
location
SENSOR LDR
25
yang stabil yang diinginkan. Gambar diatas merupakan diagram feedback yang di
gunakan atau yang ada pada solar tracking yang dibuat.
Pada alat ini menggunakan empat buah sensor peka cahaya LDR yang
dipasang sebagai pelacak arah fokus datangnya sinar matahari, di mana ke empat
sensor tersebut membentuk formasi layang-layang sama Pada kondisi sebuah
sensor mempunyai kepekaan terkuat maka tracker akan bergerak menuju arah
tersebut hingga didapatkan suatu kondisi kepekaan sensor terkuat tersebut sama
dengan kepekaan yang diterima oleh sensor pembandingnya. Pada aplikasinya
keempat sensor tersebut masing-masing dihubungkan dengan komparator.
26
3.4.1 Perancangan Mekanik
Pada tahap ini bentuk alat yang akan dibuat, perancangan ini akan
menjelaskan bentuk dari solar tracking system dengan model 3D yang dibuat
menggunakan aplikasi 3D builder yang ada pada stock windows 10. Dengan
menggunakan aplikasi ini kita dapat membuat konsep seperti apa nanti alat di buat
dan bagaimana alat ini akan bekerja. Berikut ini adalah contoh dari 3D desain yang
dibuat pada 3D builder yang digunakan sebagai contoh deseain yang akan di
gunakan pada desain solar tracking.
Keterangan:
Merah = Servo
Hitam =Tempat LDR
Hijau = Penyangga
Biru = penampang Servo 1
27
Gambar 3.9 dan 3.10 di atas merupakan desain konsep dari solar tracking
yang akan dibuat oleh penulis. Dari gambar diatas penulis memiliki gambaran
seperti apa nanti bentuk alat yang akan di buat. Dengan menggunakan gambar di
atas penulis tidak susah lagi untuk memikirkan bentuk dari alat yang akan dibuat.
Keterangan :
a. LCD, digunakan untuk menampilkan informasi yang ingin ditampilkan.
b. Motor servo, sebagai penggerak dalam solar tracking.
c. Protoboard, mempermudah membuat rangkaian tanpa harus menggunakan PCB
d. Mikrokontroler arduino Uno, sebagai main kontrol pada solar tracking
e. LDR, sensor yang digunakan sebagai pembaca intensitas cahaya matahari.
Berikut adalah komponen yang digunakan dalam merangkai solar tracking,
dan spesifikasi dari komponen yang digunakan
1. Solar Panel =
Solar Panel 3.5WP
Solar panel dimensions:Approx. 160mm x 195mm x 35mm
2. LCD 16x2
3. Motor Servo Specification=
28
Weight= 0.2 Kg
Stall torque= 13.0kg/cm (4.8V)
Operating speed=0,17s/60s degree
Operating voltage=4.8V-6V
4. Arduino Uno =Atmega328P
3.4.2 Perancangan Electronik
Pada bagian ini akan menjelaskan gambaran rangkaian elektronik pada alat
yang akan dibuat. Perancangan ini dimaksud agar tercapai sesuai dengan yang
diinginkan. Gambar di bawah ini dibuat dengan menggunakan aplikasi fritzing
dalam pembuatannya. Tujuan dibuatnya desain rangkaian ini adalah untuk
mempermudah peneliti dalam perancangan rangkaian elektroniknya.
29
3.5 Perancangan Software
Perancangan perangkat lunak adalah disiplin manaterial dan teknis yang
berkaitan dengan pembuatan dan pemeliharan produk perangkat lunak secara
sistematis, termasuk pengembangan dan modifikasinya, yang dilakukan pada waktu
yang tepat dan dengan mempertimbangkan faktor biaya.
30
State3(Gerak kekanan): Pada proses ini nantinya nilai yang didapat yaitu
mengarahkan servo untuk bergerak ke kanan. Dan pada proses terdapat 4 aksi
terhadap 4 event.
State4(Gerak kekiri): Pada proses ini nantinya nilai yang didapat yaitu
mengarahkan servo untuk bergerak ke kiri. Dan pada proses terdapat 4 aksi
terhadap 4 event.
Pada tahap awal dimana solar panel belum mendapatkan masukan dan pada
state tersebut terdapat 5 aksi terhadap 5 event yaitu, dimana pada state awal dapat
bergerak menuju state1-state4 ataupun tetap dikeadaan awal karena tidak ada terjadi
masukan.
2. Finite State Machine Logic
Act3/event3
STATE
4
Act2/event2
Act2/event2
Act3/event3
Act1/event1
Act1/event1
STATE
3
Act0/event0
Act2/event2
Act0/event0
Act1/event1
Act3/event3
Act0/event0
STATE
Act1/event1
2
Act0/event0
Act0/event0
Act2/event 2
Act1/event1
Act3/event3
STATE
Act2/event2
1
Act3/event3
Act4/event4
INITI
AL
Reset
31
Finate state diagram terdiri dari:
1. Lingkaran menyatakan state
2. Anak panah menyatakan transisi yang terjadi label di anak panah
menyatakan simbol yang membuat transisi dari 1 state ke state lain.
Secara umum formal FSM dinyatakan oleh 5 tupel atau M=(Q,Σ,δ,S,F)
Q = Himpunan State
δ = Fungsi transisi
S =State awal
Q = (initial,state1,state2,state3,state4)
Σ = (0,1,2,3,4)
S = (State awal)
F = ( initial,state1,state2,state3,state4)
Pada Final state pada yang ada pada diagram gambar 3.13 di semua state
memiliki akhir masing-masing karena pada finite state kita dapat memiliki lebih
dari satu akhir.
32
Transisi 3 adalah apabila menerima nilai LDR yang dimana dikonversikan
gerakan menjadi arah ke kiri
Transisi 4 adalah keadaan dimana menerima nilai LDR yang bernilai
menjadi ke arah kanan
Transisi 5 adalah apabila nilai yang diterima adalah 0 makan state tidak akan
bertransisi ke state manapun, dia akan tetap pada state itu sendiri atau
keadaan itu sendiri.
Pada state 1,2,3,4 yang ada pada diagram memiliki masing 4 transisi yaitu
pada setiap state pada diagram dapat bertransisi atau berpindah dari satu keadaan
ke keadaan lainnya tergantung bagaimana nilai LDR yang diterima. Setiap state
akan bertransisi ke 4 state namun pada transisi ke 4 mereka akan hanya akan tetap
pada state itu sendiri karena pada state tersebut nilai yang diterima adalah 0, jadi
state tidak akan bertransisi ke state manapun.
Pada gambar 3.13 diagram Finate State Machine diatas terlihat sangan
terstruktur karena pada solar tracking yang di kembangkan hanya memiliki 5 state
yaitu, awal,kiri,kanan,atas,bawah. Dan transisi antara state 1 dengan state lain
saling terhubung dan akan selalu bergantian kerjanya tergantung bagaimana
masukan yang diterima oleh sensor.
Berikut ini dalah flowchart dari proses dari awal mulainya peneliti akan
membuat skript pada aduino IDE sampai diupload skript tersebut ke Arduino UNO
yang dilakukan pada penetian ini.
33
Mulai
Input/Tulis Kode
Program Pada
Sketch
Verifikasi Sketch
Tidak Pesan Error Muncul
Apakah Benar?
Ya
Sketch Belum
Simpan Sketch? Tidak
Tersimpan
Ya
Upload Sketch ke
Board Arduino?
Ya
Selesai
Gambar 3.14 Diagram Alir Proses Input Kode Program ke Board Arduino Menggunakan
Aplikasi Arduino IDE
34
MULAI
INISIALISASI
PORT A:SENSOR
PORT B:MOTOR SERVO
PORT C:LCD
N N
AB=CD=BD=AC BERHENTI
Y
SELESAI
Flowchart pada gambar 3.15 merupakan algoritma yang akan dipakai pada
Arduino yang akan dibuat dimana pada skatch tersebut terfokus pada algoritma
pada LDR yang dimana, intensitas cahaya yang diterima lalu diterjemahkan
menjadi gerak pada servo, pada gerak servo sudah di tentukan arahnya dapat dilihat
pada flowchart di atas.
35
3.6 Alur Penelitian
Pada gambar di bawah ini merupakan alur penelitian yang digunakan peneti
sebagai acuan penetian yang dilakukan. Flowchart penetian dapat dilihat di bawah
ini:
MULAI
Perencangan
MEMPERSIAPKA
N BAHAN Studi Literatur dan
Pemodelan
MEMBUAT ALAT
Pengujian dan
Analisa Data
TIDAK
APAKAH ALAT
BEKERJA DAN
SESUAI SUDUT?
YA
PEMBUATAN
LAPORAN
SELESAI
1. Studi literatur
adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber
yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. bisa didapat
dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.
2. Mempersiapkan bahan
Pada tahap ini bahan penelitian mulai dipersiapkan agar perancangan dapat
diteruskan ke bentuk sesungguhnya. Yang bahan tersebut harus dikumpulkan satu
persatu dan digabungkan menjadi satu nantinya.
36
3. Perancangan Dan Pemodelan
Pembuatan sketsa gambar dan merencanakan komponen dan pembuatan
komponen yang dibutuhkan pada tahap ini sangat penting agar alat yang dibuat
dapat berfungsi seperti yang kita rencanalan dan juga mengurangi resiko kegagalan
dalam pembuatan alat,kemudian dilanjutkan ke proses pembuatan alat.
4. Pembuatan Alat
Tahap ini jika semua aspek diatas telah terpenuhi dan rancangan biasa dibuat
kedalam bentuk yang sudah didesain dan siap untuk di buat. Dengan acuan desain
alat yang telah dirancang pada tahap pemodelan, di sini lah tahap desain yang kita
dibuat dalam bentuk yang telah direncanakan.
5. Pengujian Dan Analisa
Setelah alat tersebut jadi kita perlu menganalisa alat yang kita buat sebagai
output dari penetian yang dilakukan dan juga bahan untuk menulis laporan diakhir
penelitian.
6. Apakan Alat Sudah Bekerja
Pada tahap ini alat akan di uji apabila alat yang kita buat gagal maka harus
diulang dari perancangan lagi jika berhasil dapat masuk ke proses selanjutnya.
7. Pembuatan Laporan
Proses terakhir adalah pembuatan laporan atas gejala yang terjadi pada alat
yang dibuat yang sudah dilakukan pada peneltian. Setiap data yang didapat ditulis
dan disimpan guna data yang akan digunakan pada penulisan laporan.
37
Input Executable Output
Program
Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.
Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan
pada spesifikasi fungsional program. Black Box Testing bukanlah solusi alternatif
dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang
tidak dicakup oleh White Box Testing.
38
BAB IV
PENGUJIAN DAN EVALUASI
39
START
PENGUJIAN
PENGUJIAN PENGUJIAN
PERBAIKAN PERBAIKAN KESELURUH PERBAIKAN
HARDWARE SOFTWARE
AN
N N
SESUAI SESUAI SESUAI
Y Y
END
40
Gambar 4 2 papan solar tracking
41
Gambar 4.4 letak LDR pada alat
Posisi ke 4 LDR dihalang agar dapat membuat perbedaan antara LDR 1 dengan
LDR yang lain, dimana fungsinya nanti agar nilai LDR yang didapat berbeda. Dan
pada script kita dapat membuat data perbedaan dari ke 4 LDR tersebut menjadi
pembanding yang akan diubah menjadi nilai yang akan menjadi gerakan pada
servo, ke 4 LDR inilah yang mengatur arah gerakan dari 2 servo yang digunakan.
Servo horizontal dipasang sebagai penyangga dimana agar dapat langsung memberi
arah ke bagian keseluruhan badan solar tracking bergerak ke arah horizontal yaitu
bergerak kearah kanan dan kiri .
42
Gambar 4.6 Rangkaian solar tracking
Rangkaian yang direncanakan pada Bab 3 dibuat pada bentuk aslinya yang
dapat dilihat pada Gambar 4.6 yang dibuat di atas papan PCB yang berlubang, guna
memudahkan perangkaian alat yang dimana apa bila menggunkan PCB yang biasa
akan sangat memakan tempat untuk rangkaian LDR nya karena menggunakan 4
buah LDR akan sangan banyak kabel yang digunakan.
4.2.2.1 Pengujian
43
percobaan pertama pada tanggal 18 september 2018
percobaan kedua pada tanggal 22 november 2018
percobaan ketiga pada tanggal 24 november 2018
percobaan keempat pada tanggal 25 november 2018
Tabel 4.1 Sudut terhadap waktu
No Waktu Posisi Panel Surya
1 08.00 Menghadap Arah Timur (±80o)
2 09.00 Menghadap Arah Timur (±60o)
3 10.00 Menghadap Arah Timur (±40o)
4 11.00 Menghadap Arah Timur (±20o)
5 12.00 Menghadap Atas (±0o)
6 13.00 Menghadap Arah Barat (±20o)
7 14.00 Menghadap Arah Barat (±40o)
8 15.00 Menghadap Arah Barat (±60o)
9 16.00 Menghadap Arah Barat (±80o)
Pada tabel di atas dapat di lihat pergerakan solar tracking berdasarkan sudut
matahari yang datang dimana sudut tersebut sesuai dengan arah LDR membanca
intensitas cahaya dengan membandingan nilai dari semua LDR.
A. Pengujian Tegangan
pengujian yang dilakuakan oleh penguji adalah dengan menguji tegangan
pada kedua solar panel baik yang menggunakan tracker maupun yang statis, berikut
data yang kami dapat beserta grafik dari data tersebut.
Tabel 4.2 hasil pengujian tegangan
44
8 14.00 6,4v 6,3v 6.1v 6.1v 5.8v 5.8v 6.4v 5.9v
pada pengujian ke 2
45
Gambar 4 9 Grafik perbandingan Tegangan solar tracking dan statis
pada pengujian ke 3
pada pengujian ke 4
Dari Gambar dapat dilihat bahwa sel surya yang menggunakan solar tracker
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih besar dibandingkan metoda statis, hal
ini disebabkan sel surya metoda statis tidak selalu tegak lurus terhadap matahari,
sedangkan untuk menghasilkan tegangan yang optimal sel surya harus tegak lurus
terhadap matahari, masalah ini yang diatasi dengan solar tracker agar sel surya
selalu tegak lurus terhadap matahari.
46
B. Pengujian Arus
Pengujian selanjutnya pada panel yaitu dengan mengukur arus pada solar
panel yang menggunkan tracker dan solar panel yang statis. Data tabel dapat di
lihat di bawah ini.
Tabel 4.3 pengukuan arus menggunakan tracker dan statis pengujian 1 dan 2
47
7 13.00 551 mA 550 mA 538 mA 537 mA
8 14.00 492 mA 488 mA 544 mA 516 mA
9 15.00 480 mA 482 mA 551 mA 507 mA
10 16.00 522 mA 431 mA 520 mA 487 mA
11 17.00 513 mA 428 mA 512 mA 461 mA
Total 526,2727 mA 481,363 mA 529,545 mA 490,909 mA
Data di atas merupakan hasil pengukuran yang dilakukan pada solar panel
yang menggunakan tracking maupun yang statis. Dimana dapat dilihat terdapat
kenaikan pada hasil arus yang dihasilkan oleh solar panel yang menggunakan
tracker. Dari data di atas dapat digambarkan sebuah grafik di bawah ini yang dapat
dilihat hasil arus dari kedua panel.
Gambar 4.11 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis
pengujian ke 1
Gambar 4 12 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis pada
pengujian ke 2
48
Gambar 4 13 Grafik perbandingan arus menggunakan solar tracking dan statis
pada pengujian ke 3
pada pengujian ke 4
49
C. Pengujian Daya
Pada pengukuran ini penguji membandingkan daya hasil dari panel yang
menggunakan solar tracking dengan solar panel yang statis. Hasil pengujian daya
yang didapat, dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Daya dapat dihitung dengan
mengalikan antara data arus dan tegangan yang telah didapat satu persatu menjadi
sebuah tabel yang nantinya data tersebut dijumlahkan untuk mencari seberapa
efisien daya yang dihasilkan dari solar panel yang menggunkan tracker dengan
solar panel yang dipasang statis. Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran
energi listrik dalam rangkaian listrik yang mengalir setiap satuan waktu (detik),
Satuan daya listrik adalah Watt.
Gambar 4.15 Grafik perbandingan daya keluaran sel surya statis dengan yang
menggunakan solar tracking pada percobaan ke 1
50
Gambar 4 17 Grafik perbandingan daya menggunakan solar tracking dan statis
pada pengujian ke 3
pada percobaan ke 4
Dari grafik di atas dapat diperhatikan dimana hasil dari solar tracking yang
didapat lebih stabil karena solar panel selalu mengikuti arah sinar matahari. Dapat
dilihat dimana pada jam 07.00-10.00 dan 15.00-17.00 data terdapat perbedaan yang
terlihat pada grafik tersebut. Dimana pada jam tersebut matahari mulai condong
pada arah tertentu dimana pada pengujian solar panel statis diletakan pada sudut
180⁰, yang dimana hanya akan optimal pada saat puncak matahari pada siang hari
antara 11.00-14.00.
51
4.2.2.1 Analisa
Pada pengujian yang dilakuan dapat dianalisa sebagai berikut ini, pada
keluaran daya di atas dapat dianalisa seberapa optimal solar traking dibandingkan
solar statis.
Jadi dari data daya diatas dapat dicari optimalisasi antara solar tracking
dengan statis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pengujian 1
𝑃𝑡𝑜𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔−𝑃𝑡𝑜𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠
Optimalisasi(%) = x 100%
𝑃𝑡𝑜𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠
37,27−34,6
= x100%
34.6
= 7.71%
Pengujian 2
34.91−30,60
Optimalisasi(%) = x100% = 14.08%
30.60
52
Pengujian 3
35,42w−31,51w
Optimalisasi (%) = x100%
31.51w
= 12.40%
Pengujian 4
35,35−30,73w
Optimalisasi (%) = x100%
30.73
= 15,03%
Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkana solar tracking yang dibuat
pada penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan daya keluaran solar panel
sebesar 6.38% dibanding dengan yang statis.
53
Dapat dilihat dari gambar 4.19 di atas pengujian dilakukan dengan
menggunkan flash dari smartphone yang dimana papan solar tracking selalu
mengikuti arah dari cahaya itu datang. Hasil tracking tersebut merupakan kerja
sama antara LDR yang mengkonversikan nilai LDR yang didapat menjadi arah
gerakan servo.
54
Gambar 4.21 LCD menampilkan hasil nila LDR
Pada gambar di atas merupakan hasil nilai LDR yang ditampilkan pada LCD
dengan menggunakan data dari script yang telah ditentukan. Pada pengujian ini
LCD berhasil menampilkan data yang diinginkan oleh penulis dan dapat bekerja
dengan baik. Pada rangkaian LCD ada perubahan dimana pada bab 3 penulis
menggunakan full pin pada LCD ke arduino. Dialat yang telah dirangkai penulis
menambahkan L2C guna mengurangi jumlah pin yang terlalu banyak, dengan
menggunkan L2C hanya menggunakan 4 pin yaitu.
55
Pada rangkaian di atas dapat dilihat bahwa dengan menggunkan L2C jumlah
port yang di gunakan jauh lebih sedikit dari rangkaian LCD yang di buat atau di
rencanakan pada BAB 3.
56
Apabila data yang diberikan pada arduino telah benar maka pin yang diuji
dengan menggunakan LED akan hidup, proses ini dilakukan berulang-ulang ke
semua pin agar apabila saat rangkaian solar tracking telah dirangkai apabila terjadi
kesalahan maka bukan berasal dari pin arduino yang tidak bekerja, karena semua
pin telah di pastikan tidak ada kesalahan/mati.
57
a. Konfigurasi LCD
Berikut ini kode yang digunakan untuk menampilkan nilai dari setiap LDR pada
program arduino yang dapat dilihat di bawah ini.
58
Perintah LCD diikuti dengan parameter teks yang akan ditampilkan pada
LCD, karena LCD- nya ukuran 2 baris x 16 karakter, jika teks lebih dari 16 karakter
maka teksnya akan terpotong. “lcd.setcursor” di gunakan sebagai penanda dimana
letak text akan ditampilkan pada LCD.
b. Konfigurasi Servo
Setiap servo dideklarasikan dimana servo akan digunakan dan diberi berapa
limit sudut yang diizinkan pada nantinya.
Kode diatas untuk memberi tahukan arduino dimana servo diletakkan dan
mendeklarasikan bahwa servo horizontal pada pin 10 dan servo vertikan pin 9
.
59
c. Konfigurasi LDR
Pada kode diatas setiap LDR saling dikelompokan agar nantinya LDR akan
dapat mengkonfersikan cahaya yang datang menjadi gerakan atas-bawah, kanan-
kiri. Yang dapat di lihat di atas setiap LDR dikelompokan menjadi 4 fungsi arah.
60
Pada kode di atas berhubungan dengan fungsi di atas dimana setiap
kelompok LDR akan dibuat algoritma dimana, apabila jika salah satu kelompok
LDR menerima lebih banyak intensitas cahaya maka sistem akan memerintahkan
servo agar bergerak ke arah dimana cahaya datang agar nantinya semua LDR
memiliki nilai yang sama dengan terpapar oleh cahaya matahari.
Dalam pengontrol bang-bang (2 langkah atau pengontrol on-off), juga
dikenal sebagai pengontrol histeresis, adalah pengontrol umpan balik yang beralih
antara dua keadaan. Kenapa di sebut pengontrolan ON-OFF karena dalam
pengontrolan ini hanya menggunakan “IF dan ELSE” sebagai acuan algoritma nya.
Kontrol Bang-Bang/ON-OFF
Seperti tecerminkan dari namanya , pengendalian on /off hanya bekerja pada
dua posisi, yaitu posisi “on” dan posisi “off”. Kalau final kontrol element berupa
control valve , kerja valve hanya terbuka penuh atau tertutup penuh. Pada system
pengendalian on-off control valve tidak akan pernah bekerja didaerah antara 0
sampai 100%. Karena kerjanya yang on-off , hasil pengendalian pengendali on-off
akan menyebabkan proses variable yang bergelombang, tidak pernah konstan.
Perubahan proses variable akan seirama dengan perubahan posisi final control
element. Besar kecinya fluktuasi proses variable ditentukan oleh titik dimana
controller “on” dan titik dimana “off”.
Karena karakteristik kerjanya yang hanya on dan offf, controller jenis on-
off juga sering disebut sebagai two posision controller ,gap controller atau snap
controller . Kata snap secara harfiah berarti menampar . Sebuah controller on-off
kemudian juga lazim disebut snap controller. Ungkapan kata snap action kelak
akan juga dipakai untuk kerja controller jenis lain yang karena besarnya gain
menjadi bekerja secara on-off.
Persamaanya adalah:
m = N1 jika e < 0
m = N2 Jika e> 0
61
dimana :
m = manipulated variable
N1 = harga maksimum dari m (ON)
N2 = harga minimum dari m (OFF)
Pada persamaan terlihat, jika error sering naik turun dengan cepat, maka
fariabel termanipulasi (m) akan sering sekali berubah dari maksimum ke minimum
atau sebaliknya, hal ini dalam prakteknya tidak diseukai, untuk itu pada
pengendalian diberi gap.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Pemanfaatan solar tracking otomatis pada pembangkit listrik tenaga surya dapat
meningkatkan unjuk kerja panel dan meningkatkan daya listrik dengan keluaran
pada pengujian pertama sebesar 7.71%,pengujian ke 2 sebesar 14.08%, pada
pengujian ke tiga sebesar 12.40% dan pada pengujian ke 4 sebesar 15.03%. jadi
dari hasil diatas menunjakan bahwa solar panel menggunakan tracking lebih
besar dari solar panel statis
2. Tujuan penelitian ini sudah tercapai, yaitu merancang sebuah alat solar tracking
system berbasis arduino, sehingga dengan menggunakan solar tracker energi
matahari dapat diserap dan dihasilkan lebih optimal dibandingkan tanpa
menggunakan solar tracker.
3. Dalam penggunaan sun tracking tipe ini masih perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut sehingga penyerapan sinar dan energi listrik yang dihasilkan mencapai
optimal.
4. Tegangan maksimal,kuat arus cahaya maksimal sehingga total daya listrik yang
dihasilkan lebih besar.
5.2 Saran
Prototype solar tracking system berbasis Arduino UNO ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk menciptakan sebuah perangkat yang baik tentu perlu
dilakukan pengembangan baik dari sisi manfaat maupun dari sisi kerja sistem,
berikut ada beberapa saran bagi yang ingin mengembangkan perangkat ini yang
mungkin dapat menambah nilai dari perangkat atau sistem nantinya.
1. Penambahan level monitoring pada aplikasi agar para pengguna atau user dapat
memantau keadaan parangkat apakah dalam keadaan aktif atau tidak aktif
2. Untuk pengaplikasian selanjutnya dalam dunia industri sebaiknya daya solar
panel diperbesar agar energi matahari dapat diserap lebih banyak.
63
3. Motor yang digunakan untuk solar tracker seharusnya dapat mengimbangi beban
berat dari papan solar panel agar motor bekerja tidak terlalu berat mengikuti arah
pergerakan matahari.
4. Menggunkan sistem kontrol yang lebih akurat agar mengurangi kesalahan dalam
penggunaan alat. Sistem kontrol yang di maksud yaitu seperti PID ataupun
Fuzzy dan lain sebagainya.
5. Faktor ketelitian dan kehati-hatian perlu diperhatikan dalam merangkai alat
64
DAFTAR PUSTAKA
Zahaedi, A. Solar photovoltaic energy system: desaign in use The new wold
publishing, 2008.
Sigit Nurharsanto & Adhy Prayitno, “Sun tracking otomatis untuk pembangkit
listrik tenaga surya”(PLTS) ,2017
Jugiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005.
Jugiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan
praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi, 1999.
Kristanto, Andri. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Jakarta: Gava
Media, 2003.
Oktariawan, Imran "Pembuatan Sistem Otomasi Dispenser Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Mega 2560". Skripsi. Lampung: Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, 2013
Pressman, Roger S. “Software Engineering: A Practitioner’s Approach”.
Singapore: The McGraw-Hill Companies 2001.
Saputra , wasana . 2008. Rancang Bangun Solar Tracking System Untuk
Mengoptimalkan Penyerapan Energi Matahari Pada Solar Cell. Depok..
Jurusan Elektro Fakultas Teknik universitas indonesia.
65
LAMPIRAN
66