Sasaran Belajar :
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan system optic mata
2. Menjelaskan perbedaan kelainan-kelainan refraksi
3. Menjelaskan cara pemeriksaan tajam penglihatan
4. Menjelaskan cara koreksi kelainan refraksi
Refraksi
Terdiri dari:
General Optics
Sistem optikal bola mata
Kelainan refraksi
Optik
+ 2.00
+ + 1.00 + 2.00
+ 1.00
+ 2.00
+ 3.00
Transposisi
Langkah-langkahnya :
Sferis : Jumlahkan angka dari komponen sferis
dengan silindris
Silindris : ganti tanda kekuatan lensa (Neg
Pos), 0
Aksis berubah sebesar 90 derajat
Contoh : S + 2.00 C + 1.00 X 90 0
Media refraksi:
Kornea n = 1.33
Akous humor n = 1.33
Lensa n = 1,41
Badan Vitreus n = 1.33
Kekeruhan media refraksi gangguan penglihatan
Kekuatan refraksi bola mata
Total : 60 dioptri
Kornea : 40 dioptri
Lensa : 20 dioptri
Proses Akomodasi
Kemampuan menambah kekuatan refraksi mata
dengan menambah kecembungan lensa.
normal : sinar dari jarak > 5 m sinar sejajar;
mata dalam keadaan istirahat dapat
mengfokuskan sinar tersebut tepat pada retina
(fovea sentralis)
Bila sinar datang dari jarak
kurang dari 5 meter, sinar
yang datang berupa sinar
divergen. difokuskan di
belakang retina oleh mata
dalam keadaan istirahat
bayangan kabur, tidak jelas.
Fokus bayangan tersebut
harus dipindahkan letaknya
ke depan dengan cara
mencembungkan lensa.
Proses tersebut dinamakan
Akomodasi.
Proses akomodasi
dihasilkan oleh kontraksi
M. siliaris dalam korpus
siliaris
Refleks-refleks yang terjadi pada proses
akomodasi:
Akomodasi
Pupil Miosis
Bola mata bergerak konvergen
Kelainan Refraksi
Normal : Emetropia
Kelainan refraksi : (ametropia)
Miopia
Hipermetropia
Astigmatisma
Presbiopia
Emetropia
Suatu kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak
terhingga difokuskan tepat di retina pada mata
dalam keadaan tanpa akomodasi.
Ametropia
Kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak
terhingga tidak difokuskan tepat di retina pada
mata tanpa akomodasi.
Sinar bisa difokuskan di depan atau di belakang
retina
Astigmatis iregular
Perbedaan kekuatan refraksi tidak hanya pada
meridian yang berbeda, tapi juga pada satu meridian
yang sama
Etiologi astigmatisma:
Gangguan kurvatura kornea ---> 90%
Gangguan kurvatura lensa ---> 10%
Jenis astigmatisma:
0
Ast. M. Simplex C-2.00 X 90
Ast. H. Simplex C+2.00 X 45 0
Ast. Mixtus
Presbiopia
10
10 20 40 50 60 Usia
Koreksi Presbiopia :
40 tahun S + 1.00 D
45 tahun S + 1.50 D
50 tahun S + 2.00 D
55 tahun S + 2.50 D
60 tahun S + 3.00 D
Pertimbangkan jenis pekerjaan:
Penjahit
Arsitek
Juru tulis
Guru
Teknik pemeriksaan refraksi
Subjektif :
Kartu Snellen
Trial lens
Trial frame
Objektif :
Pada pasien anak; pasien yang tidak kooperatif/sulit
dikoreksi; kasus-kasus strabismus :
Oftlamoskopi
Retinoskopi
Refraktometer
Subjektif
Periksa satu mata : OD terlebih dahulu
Jarak periksa : 5 atau 6 meter
VOD : ...(visus dasar)
a. Koreksi visus
tambahkan S + 0.50 visus membaik tambahkan
S+ sampai visus koreksi= 6/6
S +0.50 visus memburuk ganti lensa koreksi
dengan S - visus membaik tambahkan S - sampai
visus koreksi= 6/6
Dengan S +/- visus tdk membaik koreksi dgn lensa
silindris
Tes baca dekat
Anisometropia :
Kondisi kekuatan refraksi antara dua mata tidak
sama.
variasi : Myopia M
M. E.
H. E.
H. H.
M. H
Anisometropia
Penglihatan pada pasien Anisometrop
perbedaan < 2.50 D : masih ada fusi+
bayangan penglihatan binokular tunggal
perbedaan > 2.50 D : sulit untuk fusi supresi
mata dengan S+/S-/C yang >> ambliopia
Penglihatan alternan menggunakan mata
kanan dan kiri secara bergantian.
Aniseikonia :
Perbedaan ukuran dan bentuk bayangan yang
dibentuk oleh mata kanan dan kiri
Kekurangan kacamata
Tidak dapat digunakan pada anisometropia lebih dari
2.50 Dioptri
anisometropia menyebabkan aniseikonia
Lensa kontak : Keras (Hard/rigid lens)
Lunak (Soft lens)
Indikasi :
Anisometropia tinggi
Astigmat irregular
Front asymmetry, orbit
Aniridia
Descemetocele
Penggunaan untuk olahraga
Kosmetik