Angka kejadian Sindroma Down 1 : 800 Tiap tahun lahir di Jawa Timur 462 bayi dengan DS Berapa jumlah bayi yang lahir dengan DS di seluruh Indonesia? 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 2 TRISOMI 21
1866 John Langdon Haydon Down
1930 Waardenburg & Penrose: Sindroma klinik ini disebabkan kelainan kromosom. 1959 Lejeune membuktikan bahwa penyebabnya: trisomi 21 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 3 Sindroma Down Angka Kejadian (Incidence): Angka Kejadian keseluruhan dari bayi lahir hidup 1: 700/800/1000 Angka ini jauh lebih tinggi pada Konsepsi > 60 % abortus spontan Sekurang-kurangnya 20 % lahir mati; angka-2 meningkat dengan bertambah- nya usia ibu hamil 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 4 Sindroma Down adalah fenotip akibat terdapatnya 3 buah kromosom no. 21, ditandai lebih dari 30 sifat- sifat fenotip. Pada penderita sifat-sifat tersebut dijumpai dengan frekuensi yang bervariasi: - kelainan kongenital jantung (defek septum atrio-ventrikuler) - kelainan gastro-intestinal - hypotoni - instabilitas atlanto-axial 2 October 2017 - kelainan-2 facial & skelet khas TAS-UNPRI-KP 5 - Sering kejang-kejang - perubahan-2 audiovestibuler & fungsi visus
Dari kelainan-2 sifat ini yang paling konstan adalah
2 (dua): Pada hampir 100 % penderita Sindr. Down terdapat retardasi mental dan modifikasi-2 neoropatologi (pada penderita usia >35 th), yang identik di jumpai pada penderita2 Alzheimer. 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 6 Sindroma Down adalah A contiguous gene syndrome with concerted dose effects of multiple genes, possible converging to a limited number of physiological pathways in the cell. 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 7 Frekuensi Trisomi 21pada kelahiran dan pada Diagnosa 2 October 2017 Prenatal dikaitkan TAS-UNPRI-KP usia ibu hamil 8 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 9 SIFAT-SIFAT KLINIK/FISIK
Bentuk muka memungkinkan Diagnosa Klinik!
Fissura palpebralis miring keatas; iris berbintik (brushfield spots); Hidung kecil dan muka datar Pada neonatus yang menonjol hipotoni;lipatan-2 kulit sekitar leher, spt juga dijumpai pada beberapa kelainan-2 kromosom Bentuk kepala (skull) barchycephaal; low set ears 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 10 Fenotip trisomi 21 a. Muka; b. Simian crease
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 11
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 12 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 13 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 14 Gejala-gejala: Simian crease (lipatan kulit melintang pada palma manus) 30 % Jari-jari kecil tangan pendek terlipat (curved) (clinodactyly) 50 % Jarak antara ibu jari kaki dengan jari ke II lebar
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 15
Gejala-gejala lain Komplikasi terberat: retardasi mental biasanya IQ < 50, bila >50 mungkin mosaik Kelainan jantung kongenital khususnya defek endocardial cushions 40 % Defek septum ventriculare/atriale Ductus arteriosus persisten Dapat dijumpai atresia duodeni 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 16 Lanjutan Katarak 2 %; epilepsi 10 %; hipothyroidisme 3 %; leukemia akut 1%; instabilitas atlanto- axial (simptomatis 2-3%) radiologis jelas pada 18 % kasus Kejang-kejang 5 % Strabismus dan cryptorchismus
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 17
Gejala-gejala lain Kematian dalam masa neonatus umumnya disebabkan kelainan jantung yang berat, akan tetapi bila tak ada kelainan jantung usia harapan hidup biasanya tidak banyak berkurang. Trisomi 21 bertanggung jawab untuk dari semua kasus handikap mental sedang dan berat pada anak- anak usia sekolah. Umumnya penderita dapat berjalan dan hanya berkomuni-kasi dengan bahasa yang sederhana. Pubertas sering terlambat dan tidak lengkap. Tinggi badan penderita dewasa 1.50 cm. Sebelum menginjak usia 40 tahun terjadi dementia presenilis. 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 18 Kariotip trisomi 21
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 19
Etiologi 95% kasus trisomi murni; umumnya karena non- disjunction pada meosis I (80%); kadang-2 meosis II Pada 85% kasus ibu penyumbang kopi ekstra kromosom; saham ayah 15% Sekurang-kurangnya 1% penderita mosaik; terdapat garis- garis sel normal dan garis-garis sel trisomi 21. Karena non-disjunction mitotik pada zygot trisomi 21 (80%) atau zygot normal (20%); gejala-2 pada individu-2 ini cenderung lebih ringan 4% kasus penderita mendapat kopi kromosom 21 ekstra dari orang tua carrier translokasi seimbang atau merupakan translokasi 2 October 2017 de Novo TAS-UNPRI-KP 20 Translokasi penyatuan sentris kromosom 14 dan 21
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 21
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 22 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 23 Resiko terulang Untuk pasutri usia muda yang punya anak trisomi 21(atau trisomi 21 mosaik) resiko terulang pada amniosentesis untuk mendapat anak trisomi 21 lagi atau kelainan-2 kromosom berat lainnya adalah 1.5% (resiko pada kelahiran 1 %) Angka ini rendah tetapi banyak pasutri tetap menginginkan jaminan dengan cara membuat kariotip (fetal karyotyping) untuk kehamilan-2 berikut Apabila ibu berusia >35 th, resiko-terulang spesifik terkait yang lebih besar perlu diperhitungkan lebih 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 24 besar Resiko terulang Resiko-terulang bagi carrier translokasi seimbang diberikan dalam Tabel 13.3 Individu-2 sindroma Down jarang sekali mempunyai keturunan; tak ada bukti (data) bahwa seorang penderita pria punya anak, tetapi keturunan penderita-2 wanita pernah dilaporkan (recorded) dan cenderung < dari 50 % terjangkit/juga menderita sakit. 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 25 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 26 RESIKO KESEHATAN Resiko meningkat untuk : Kelainan jantung Infeksi Hipotiroid Tuli konduksi Leukemia dalam 5 tahun pertama Demensia (pikun) di atas usia 40 tahun 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 27 Ikatan Sindroma Down
Perlu organisasi pendukung/support
group Organisasi pendukung ini umumnya orang tua dengan anak DS Seyogyanya organisasi pendukung ini punya jaringan regional/nasional/internasional 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 28 Yayasan ISDI (Ikatan Sindroma Down Indonesia) ISDI didirikan pada tanggal 16 Juni 1999 di Jakarta. Oleh: - ibu Aryanti Rosihan Yacub - ibu Maisi Anggianingrum Wiriadi - ibu Mariany Susanty Permadi
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 29
Maksud dan Tujuan Membentuk wadah yang menjadi sumber informasi bagi semua pihak yang terkait dengan Sindroma Down, bagi orangtua, anggota keluarga, para pendidik dan masyarakat luas. Menyediakan sarana remedial pendidikan dan sanggar pelatihan-pelatihan ketrampilan bagi anak-anak SD sampai mereka dewasa sehingga dapat mandiri. Membuat program2 penyaluran ketenagakerjaan bagi mereka agar dapt berguna bagi masyarakat, sehingga meningkatkan kepercayaan diri mereka karena mereka dapat membuktikan kemandiriannya.
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 30
NDSS (National Down Syndrome Society)
Didirikan tahun 1979.
Oleh Elizabeth Goodwin dan Arden Moulton setelah anak perempuannya Carson lahir dengan Down Sindroma.
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 31
Misi dan Nilai-nilai (Mission and Values) 1. Menjadi pendukung, penganjur nasional untuk nilai, diterimanya orang-orang dengan Down Sindroma sebagai bagian masyarakat (to be the national advocate far the value, acceptance and inclusion of people this Down Syndrome) 2. Mencita-citakan suatu dunia dimana semua orang dengan SD mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dapat menyadari aspirasi2 hidupnya dan menjadi anggota: dari suatu masyarakat yang dapat menerimanya tanpa membedakan dengan anggota masyarakat lainnya.
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 32
Di USA terdapat 400.000 orang dengan SD. Tiap tahun lahir 6.000 orang dengan SD. Usia harapan hidup pada tahun 1910 rata- rata 9 tahun dengan perawatan yang lebih baik menjadi 25 tahun pada tahun 1983 dan kini rata-rata 80% dapat mencapai usia 60 tahun bahkan lebih. 2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 33 Penyakit-penyakit selain penyakit kelainan jantung bawaan 25% atau lebih setelah usia diatas 35 tahun menderita tanda-tanda klinis dimensia seperti pada penyakit alzhaimer. 1 : 100 pasien dengan SD menderita leukemia ( acute megaloblastic leukemia) biasanya pada usia 3-4 tahun pertama.
2 October 2017 TAS-UNPRI-KP 34
Intervensi/perawatan: Prinsip sedini mungkin. Program sistematik terapi latihan aktivitas untuk menangani perkembangan yang terlambat yang mungkin menghinggapi anak2 dengan SD. Di USA dasar sistem intervensi ini adalah perintah Undang2 Federal IDEA (Individual with Disabilities Education), undang2 ini mewajibkan negara2 bagian untuk menyediakan lembaga2 pelayanan intervensi dini bagi anak2 yang memenuhi syarat2 undang2 tsb (meningkatkan pertumbuhan bayi dan balita, serta membantu keluarga memahami kebutuhan2 dari anak2nya penderita SD.