Anda di halaman 1dari 103

PEREKONOMIAN INDONESIA

Neraca Pokok Makro Ekonomi

4 Neraca utama:
1. Produk Domestik Bruto (PDB),
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
3. Neraca Pembayaran,
4. Neraca Moneter.
PDB (GDP)

Nilai barang & Jasa akhir yang diproduksi dalam


suatu perekonomian pada kurun waktu tertentu
(Mankiw), atau
Penjumlahan dari nilai tambah
keseluruhan sektor dalam perekonomian.
Update Statistik Indonesia

BPS baru saja mengubah tahun dasar perhitungan


GDP Indonesia dari tahun dasar 2000 ke 2010,
karena:
Telah terjadi perubahan struktur ekonomi, terutama
pada bidang informasi dan teknologi serta transportasi
yang berpengaruh terhadap pola distribusi
Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar
dilakukan setiap 5 atau 10 tahun
Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi,
cakupan, dan metodologi sesuai rekomendasi SNA 2008
Pendekatan Perhitungan GDP

Contoh Pengitungan
Produksi Jumlah nilai
NTB
tambah masing-masing sektor
atau nilai akhirnya saja,
biasanya disebutkan dalam Kayu= Rp 10
PDB berdasarkan lapangan Diubah jadi papan=100
usaha Diubah jadi lemari=200
PDB Menurut Lapangan
Usaha :
PDB adalah penjumlahan
Nilai Tambah Bruto (NTB) NTB = [10-0] + [100-10] +
di tiap p g p sektor lapangan
[200-100]
usaha. NTB merupakan
NTB =10 + 90+ 100
Nilai produksi Bruto (NPB)
NTB =200=Nilai Barang
dikurangi Nilai Input
Antara (NIA) Akhir
PDB Menurut Pendapatan
[Balas Jasa Faktor Produksi]

Pendapatan Jumlah balas jasa faktor produksi


(gaji/upah, sewa, profit, deviden, bunga)

PDB menurut pendapatan adalah


penjumlahan balas jasa dari faktor-faktor
produksi yaitu: , yaitu:
PDB= Upah dan Gaji + Surplus Usaha +
Pajak-Subsidi
PDB menurut Pengeluaran
Pengeluaran Jumlah pengeluaran pelaku
ekonomi (pengeluaran konsumsi, investasi,
pemerintah, ekspor, impor)

PDB Menurut Pengeluaran


PDB adalah penjumlahan dari elemenel l it emen
pengeluaran, yaitu:
PDB=CP + CG + IP + IG + X- M
PDB Nominal vs PDB Riil
PDB Nominal :
1. Masih memasukkan efek harga di tahun bersangkutan
2. Disebut juga sebagai PDB Harga Berlaku
3. Kegunaannya mengetahui kontribusi masing-masing
aspek yang membentuk PDB (pengeluaran ataupun
produksi)

PDB Riil:
1. Menghilangkan efek harga sehingga kita mengetahui
kapasitas produksi perekonomian di tahun tertentu
2. Disebut juga sebagai PDB Harga Konstan
3. Kegunaannya mengetahui pertumbuhan ekonomi
GDP, GNP, & Net National Income

GNP = GDP pendapatan faktor prod LN di


domestik + pendapatan faktor prod domestik di LN
NNP = GNP depresiasi
NNI = NNP Pajak tidak langsung + subsidi
Menghitung pertumbuhan ekonomi

Biasanya dengan perhitungan sederhana dan


regresi

Penghitungan pertumbuhan ekonomi sederhana


biasanya dilakukan dengan istilah
Pertumbuhan triwulanan year on year
(quarterly y.o.y growth),
Pertumbuhan triwulanan quarter on quarter
(quarterly q.o.q growth),
Pertumbuhan tahunan (annually y.o.y growth).
Pertumbuhan Ekonomi

y-o-y
m-o-m
q-o-q

Rumus:
Keterbatasan Perhitungan GDP

Semua transaksi yang tidak masuk ke dalam


pasar tidak dihitung
Mis: aktifitas pertanian atau kegiatan rumah tangga
Kualitas tidak mampu direfleksikan antar waktu
Komputer yang diproduksi lima tahun lalu kualitasnya
pasti tidak sama dengan kondisi sekarang
Kegiatan yang menimbulkan bads tidak
dihitung
Mis: Polusi, kriminalitas, macet (?)
Kegiatan Ilegal tidak dihitung
Mis: black market
Perubahan harga konstan

Misalnya harga konstan tahun 2000 dirubah menjadi tahun


2005, maka yang dilakukan adalah:

Pertama, PDB harga konstan semua tahun yang diamati


dibagi dengan PDB harga konstan tahun 2005;

Kedua, hasil pembagian tersebut dikalikan dengan PDB harga


berlaku tahun 2005 untuk semua tahun yang sedang diamati;

Ketiga, p j g hasil perkalian tersebut akan menjadi PDB dengan


harga konstan tahun 2005, dimana PDB harga konstan tahun
2005 dan PDB harga harga berlaku tahun 2005 akan sama
nilainya.
Tugas sehubungan dengan PDB (T 1)

1 . Hitung pertumbuhan ekonomi menurut lapangan


usaha dan pengeluaran 2010-
2015 secara tahunan

2.Untuk data tahun 2014-2015 di


atas hitunglah , hitunglah pertumbuhan triwulanan
year on year (quarterly y.o.y growth) dan
pertumbuhan triwulanan quarter on
quarter (quarterly q.o.q growth),

*semua harga konstan


Asistensi Perekonomian Indonesia

Incremental Capital Output Ratio


(ICOR)
ICOR adalah sebuah indikator ekonomi yang
menghitung berapa besar jumlah investasi untuk bisa
menghasilkan satu unit tambahan output. Hal ini
terlihat dari rumus ICOR:

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

Incremental Capital Output Ratio


(ICOR)
Contoh penghitungan ICOR tahun 2001 sampai 2004:

PMTDB 2000 PMTDB 2001 ... PMTDB 2003


PDB 2004 PDB 2000

Pertemuan I
ICOR (Incremental Capital Output Ratio)

1.Tabungan (S) merupakan proporsi (s) dari Pendapatan atau Output (Y)
S = s.Y

2. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok kapital ( K)


I = K
Diketahui pula bahwa ada hubungan langsung antara tingkat
K dan Y
K/Y = k Atau jika terjadi perubahan pada K dan Y, juga
K/ Y = k atau K = k Y. k ini disebut ICOR

3. ICOR 1990-1993= (PMTDB 89+90+91+92)/(PDB 93-89)

4. Kita juga mengetahui bahwa total tabungan (S) sama dengan


total investasi (I)

S = I atau I = K = k. Y atau S = s.Y = k. Y = K = I


5. Secara singkat s.Y = k.Y atau Y/Y = s/k atau g=s/k
Asistensi Perekonomian Indonesia

ICOR Latihan

ICOR Indonesia tahun 2004-2008


(Berdasarkan PDB menurut penggunaan atas dasar harga
konstan 2000)
Dalam Milyar Rupiah (sumber: Bank Indonesia)
Tahun PMTDB PDB
2003 309,431 1,351,205
2004 354,866 1,447,182
2005 393,501 1,521,194
2006 403,719 1,585,488
2007 441,362 1,689,149
2008 493,822 1,836,356

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

ICOR

ICOR juga bisa digunakan untuk mengetahui tingkat


efisiensi produksi suatu daerah. Semakin tinggi nilai
ICOR mengindikasikan bahwa produksi di daerah
tersebut semakin tidak efisien, karena dibutuhkan
semakin banyak investasi untuk bisa menghasilkan
satu unit tambahan output.
Nilai ICOR umumnya berbeda untuk tiap daerah
dengan karakteristik lapangan usaha yang berbeda
pula. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
komposisi investasi di lapangan-lapangan usaha yang
berbeda tersebut.

Pertemuan I
Tugas sehubungan dengan ICOR (1)
1.Hitunglah ICOR Indonesia 2006-2011 dan
2012-2016. Coba bandingkan dan jelaskan dari
hasil perhitungan tersebut
2. Dengan ICOR perhitungan skenario ICOR
2006-2011 dan skenario ICOR 2012-2016, coba
hitung kebutuhan investasi Indonesia jika ingin
bertumbuh 6% pada tahun 2017.
3. Coba bandingkan ICOR semua provinsi di
Pulau Jawa tahun 2012-2016. Jelaskan hal yang
menarik buat saudara
INFLATION

Inflasi merupakan peningkatan harga-


harga secara umum dalam jangka waktu
tertentu.
As a consequence of:
Demand-Pull: tarikan permintaan
Cost-Push: tekanan biaya produksi
Combination of the two
Metode perhitungan Inflasi:
Menggunakan CPI dan GDP Deflator
INFLATION

Headline inflation = menggunakan IHK standar,


meliputi semua barang dan jasa , menggambarkan
inflasi jangka pendek
Core inflation:
tidak memasukkan Administered
harga barang yang Volatile inflation: inflation:
sedang berfluktuasi inflasi yang dihitung Inflasi yang
dalam jangka pendek dari harga barang
(hanya mencakup dihitung dari harga
yang berfluktuasi
harga emas, sewa dalam jangka pendek
barang yang diatur
rumah, dll). yaitu misalnya bahan oleh pemerintah,
Menggambarkan makanan misalnya beras,
inflasi dalam jangka BBM, dll
panjang
IHK dan PDB Deflator
Pengukuran inflasi umumnya dilakukan dengan menghitung
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Deflator PDB.
Perbedaan keduanya a.l.

Pertama, IHK hanya didasarkan pada harga barang dan jasa


yang dibeli oleh konsumen sementara yg dibeli perusahaan
dan pemerintah hanya diperhitungkan dalam dalam Deflator
PDB.

Kedua, Deflator PDB tidak bisa menangkap perubahan harga


pada barang impor untuk konsumen akhir karena tidak
melewati proses produksi, namun hal itu terlihat dalam IHK.

Ketiga, IHK dihitung berdasarkan suatu basis kuantitas


tertentu yang tetap atau Laspeyers Price Index sementara
Deflator PDB adalah basis kuantitas yang berubah atau
Paasche Price Index. Karena itu IHK terkadang mengabaikan
apa yang disebut efek substitusi sementara Deflator PDB
sangat fleksibel substitusinya
Headline inflation vs core inflation
Headline inflation adalah inflasi yang kita kenal
dengan menggunakan IHK yang
standar, sementara

Core inflation adalah inflasi


yang tidak memasukkan perubahan harga dari
barang yang sedang berfluktuasi atau diatur
oleh pemerintah dan diperkirakan hanya dalam
jangka pendek, sehingga bisa mencerminkan
inflasi jangka panjang.

Biasanya perubahan
harga bahan bakar dan makanan yang tidak
dimasukkan ke dalam core inflation
Tugas sehubungan dengan inflasi (T 2)
1. Hitunglah inflasi dengan PDB deflator .Hitunglah inflasi
dengan PDB deflator
untuk data tahun 2009-2014

2. Hitung inflasi menurut kelompok komoditi .Hitung inflasi


menurut kelompok komoditi
2013-2014

3. Hitung inflasi menurut istilah


headline, core, administered, dan volatile
goods tah 2013 un 2013-2014
Pengangguran
Tingkat pengangguran atau unemployment
rate diukur dari jumlah orang yang tidak
memiliki pekerjaan dan yang sedang
mencari pekerjaan dibandingkan dengan
angkatan kerja.

Sementara angkatan kerja atau labor force


merupakan semua usia kerja baik yang
tidak bekerja maupun yang sedang mencari
pekerjaan
Pengertian pengangguran:
- orang yang mencari kerja tetapi belum atau tidak
mendapat pekerjaan.
- Orang yang sudah dalam usia kerja (usia 15-64 tahun)
dan masuk dalam angkatan kerja tetapi belum bekerja.
- Penduduk usia kerja yang belum pernah bekerja dan
sedang berusaha mencari pekerjaan, yang sudah
pernah bekerja karena sesuatu hal berhenti atau
diberhentikan dan sedang berusaha memperoleh
pekerjaan, yang dibebastugaskan baik akan dipanggil
kembali atau tidak tetapi sedang berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan.
Total penduduk

Usia kerja (15-64) Bukan usia kerja

Anak (<15 th) Lanjut usia (65+)

Angkatan kerja Bukan Angkatan kerja

Sekolah Mengurus Lain-lain


Bekerja
rumahtangga
Pengangguran penuh

Bekerja penuh Setengah Pengangguran Sukarela Terpaksa


Penduduk 15+ menurut jenis kegiatan

2014 2015 2016


Jenis Kegiatan
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 181 169 972 182 992 204 184 599 615 186 100 917 187 600 634 189 096 722

2 Angkatan Kerja 125 316 991 121 872 931 128 301 588 122 380 021 127 671 869 125 443 748

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,17 66,60 69,50 65,76 68,06 66,34

b. Bekerja 118 169 922 114 628 026 120 846 821 114 819 199 120 647 697 118 411 973

c. Pengangguran Terbuka *) 7 147 069 7 244 905 7 454 767 7 560 822 7 024 172 7 031 775
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,70 5,94 5,81 6,18 5,50 5,61
3 Bukan Angkatan Kerja 55 852 981 61 119 273 56 298 027 63 720 896 59 928 765 63 652 974
a. Sekolah 15 899 591 16 769 494 16 514 465 16 734 963 16 245 007 15 922 029
b. Mengurus Rumah Tangga 32 853 393 36 019 249 32 488 589 38 203 701 36 158 428 39 335 203
c. Lainnya 7 099 997 8 330 530 7 294 973 8 782 232 7 525 330 8 395 742

*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa


Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum
dimulai bekerja
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Tugas mengenai pengangguran
(T 3)
1. Tunjukkan jumlah penduduk di atas 15
tahun, angkatan kerja, serta bukan
angkatan kerja tahun 2014
2. Analisis angka pengangguran Indonesia
2006-2009 dan 2009-2014
Neraca Fiskal (APBN)
Perlu diperhatikan bahwa dalam
penyusunan RAPBN diperlukan beberapa
perkiraan atau asumsi beberapa asumsi
makroekonomi yang mempengaruhi
APBN, yaitu
1. Pertumbuhan ekonomi
(%),
2. Tingkat bunga (%),
3. Inflasi (%),
4. Kurs (Rp/AS $),
5. Harga minyak (AS $/Barrel) dan
produksi minyak (Barrel/Hari).
Gunanya asumsi
Perkiraan pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi
berbagai komponen dalam APBN, misalnya perkiraan
penerimaan pajak,
Perkiraan kurs akan mempengaruhi semua komponen
APBN yang memiliki hubungan dengan aktifitas
internasional misalnya utang luar negeri,
Perkiraan harga minyak dan produksinya sangat
mempengaruhi penerimaan khususnya yang
berhubungan dengan minyak.
Sementara perkiraan inflasi akan kait mengkait dengan
berbagai macam komponen APBN, khususnya
komponen-komponen pengeluaran.
Untuk perkiraan suku bunga misalnya sangat terkait
dengan utang dalam negeri.
Komponen APBN
1. Penerimaaan APBN dibedakan atas Pendapatan Dalam Negeri dan Hibah.

Selanjutnya Pendapatan Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak dan bukan pajak.

Penerimaan dari Pajak terdiri dari pajak berasal dari penerimaan aktifitas dalam negeri dan
pajak perdagangan internasional.

Pajak penerimaan dari aktifitas dalam negeri meliputi PPH (Pajak Penghasilan) migas dan
non migas PPN (Pajak Pertambahan , PPN (Pajak Pertambahan
Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPHTB (Biaya
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), cukai, serta
pajak dalam negeri lainnya Pajak dari aktifitas . Pajak dari aktifitas
perdagangan internasional berupa bea masuk dan pajak
ekspor.

Penerimaan Bukan Pajak terdiri dari penerimaan sumber


daya alam, penerimaan laba BUMN, dan penerimaan
bukan pajak lainnya.
Komponen APBN
2. Pengeluaran APBN dibedakan atas Pengeluaran Pemerintah Pusat
dan Pengeluaran Daerah.

Pengeluaran pemerintah pusat terdiri dari belanja


pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran
bunga utang, subsidi (BBM (Bahan Bakar Minyak) dan
bukan BBM), belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja
lainnya.

Pengeluaran untuk daerah terdiri dari dana


perimbangan dan dana otonomi khusus dan dana desa. Dana
perimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi
umum, dan dana alokasi khusus
Istilah Penting
Keseimbangan primer (primary balance)
merupakan nilai bersih selisih pengeluaran
dengan penerimaan setelah mengeluarkan
pengeluaran untuk pembayaran bunga utang.

Surplus/Defisit Anggaran (overall balance)


adalah nilai keseimbangan secara umum
dengan mengurangkan total pengeluaran
dengan total pendapatan/penerimaan,

Pembiayaan Bersih (financing net) untuk


menutup defisit/surplus anggaran terdiri dari
Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan
Luar Negeri.
Contoh perhitungan
Tabel 1. Ringkasan APBN Indonesia 2007 2009 (dalam triliun rupiah)
Tahun
No. Uraian
2007 2008 2009
A Pendapatan Negara dan Hibah 707,8 981,6 848,8
B Belanja Negara (diluar Bunga Utang) 677,8 897,3 843,6
C Keseimbangan Primer (A-B) 30 84,3 5,2
D Bunga Utang 79,8 88,4 93,8
E Keseimbangan Umum (C-D) -49,8 -4,1 -88,6
F Pembiayaan 42,4 84,1 112,6
G Kelebihan / Kekurangan (F-E) -7,4 80 24
Tugas sehubungan APBN (T4)
Silakan hitung kontribusi dan perubahan komponen
(baik pendapatan maupun pengeluaran) dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara 2013-2014

Hitung primary balance, overal balance, dan financing net

Apa hubungan defisit APBN dan hutang pemerintah?


Hitung perkembangan defisitnya per PDB dan hutang
per PDB 1997-2014

Coba jelaskan hubungan antara defisit APBN, hutang


pemerintah, dan perkembangan nilai tukar rupiah.
Jelaskan
Asistensi Perekonomian Indonesia

Neraca
Pembayaran

Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar


transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain pada suatu periode waktu
tertentu. Neraca pembayaran juga mencatat sumber dan
pemggunaan devisa.

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

Neraca
Pembayaran

Transaksi yang muncul dari kegiatan ekspor atau


impor atas barang dan jasa masuk ke dalam
transaksi berjalan (Current Account)
Transaksi yang mucul dari penjualan atau
pembelian aset finansial masuk ke dalam
Transaksi Finansial (Financial Account)
Transaksi yang muncul dari transfer aset modal
lainnya (nonproduced, nonfinancial, intangible)
masuk ke dalam Transaksi Modal (Capital
Account)

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

Neraca
Pembayaran

Pertemuan I
Neraca Pembayaran
Neraca Finansial terdiri dari DI (Direct Investment)
atau Investasi Langsung, Investasi
Portofolio, Investasi Derivatif, dan Investasi
Lainnya.

Selanjutnya adalah Cadangan Devisa yang terdiri


dari Emas, Cadangan dari IMF berupa Special
Drawing Rights (SDR) atau semacam unit account
IMF, Posisi Cadangan dalam IMF, Valuta
Asing, y dan Klaim Lainnya.
Tugas sehubungan dengan
neraca pembayaran (T5)
Lakukan analisis perubahan neraca pembayaran
Indonesia 2013-2014
Hitung neraca transaksi berjalan dan neraca
perdagangan bulanan dari 2009-2014 dan perhatikan
pergerakannya baik dalam angka absolut maupun per
PDB. Lalu sandingkan dengan overall defisit dalam
APBN dalam satu chart/gambar excel.
Jelaskan apa yang menarik dari defisit neraca transaksi
berjalan Indonesia 2013-2014 dan hubungkan dengan
defisit dan hutang swasta dan pemerintah&bank
sentral
Asistensi Perekonomian Indonesia

TRANSFORMASI STRUKTURAL

Pertemuan I
Faktor fundamental dibalik pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan perbedaan pendapatan antar


negara
Sumber utama pertumbuhan ekonomi: investasi fisik, investasi
sumber daya manusia, dan teknologi.
Teknologi dapat dikategorikan dalam beberapa kategori:
teknologi dalam artian teknis, teknologi dalam hal peningkatan
pengetahuan, serta teknologi dalam artian efisiensi secara
umum.
Baik investasi fisik, manusia maupun teknologi memiliki
ketergantuangn secara fundamental kepada sistem insentif
dalam sebuah perekonomian
Sistem insentif ini sangat erat kaitannya dengan institusi
ekonomi dan politik. Negara yang gagal dan berhasil sangat
tergantung terhadap: extractive vs. Inclusive institution
Paradigma utama dalam ekonomi pembangunan

Dalam paradigma utama teori ekonomi


pembangunan, paling tidak dapat dibagi ke
dalam tiga periode: periode 1950an-1960an
(Tahapan Linear), periode 1970an (Perubahan
Struktur) dan Periode 1980an (Fundamentalis
Pasar (mengutip Todaro, 2000))
Teori tahapan linear yang terkenal adalah
Teori Rostow dan Harrod-Domar, keduanya
tidak dibahas di kelas ini.
Paradigma utama dalam ekonomi
pembangunan
Menurut Rostow, proses pertumbuhan ekonomi bisa
dibedakan ke dalam 5 tahap:
1. Masyarakat tradisional (the traditional society)
2. Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-
off)
3. Tinggal landas (the take-off)
4. Menuju ke kedewasaan (the drive to maturity), dan
5. Masa konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption)

Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5


tahap tersebut adalah karakteristik perubahan keadaan
ekonomi, sosial dan politik yang terjadi.
Paradigma utama dalam ekonomi
pembangunan
Teori Harrod-Domar menganalisis persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu
negara agar perekonomiannya dapat tumbuh dan berkembang dalam
jangka panjang secara mantap atau stady growth.
Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan
pengalaman di negara-negara maju
Teori ini memberikan peran penting pembentukan investasi terhadap
proses pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Investasi dianggap faktor penting karena memiliki dua karakter atau dua
peran sekaligus dalam mempengaruhi perekonomian:
Investasi berperan sebagai faktor yang dapat menciptakan pendapatan,
artinya investasi mempengaruhi sisi permintaan
Investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan
meningkatkan stok modal, artinya investai akan mempengaruhi sisi penawaran
Dalam jangka panjang, faktor investasii (I) akan menambah stok capital
atau dapat dinyatakan I=.
Paradigma utama dalam ekonomi pembangunan

Teori perubahan struktur yang terkenal adalah Model


Dua Sektor (Lewis), serta Empirik Perubahan Struktur
(Chenery dan Syrquin), ini yang menjadi pondasi dari
pembahasan kelas.
Ada beberapa kritik terhadap perubahan strukur ini,
diantaranya bahwa tahapan yang dijelaskan belum
tentu cocok menjelaskan untuk setiap negara/wilayah
Teori yang masuk sebagai fundamentalis pasar adalah
free market, public choice dan market friendly
approach (ketiganya tidak dibahas dalam kelas ini)
Teori transformasi struktural
Model Dua Sektor oleh W. Arthur Lewis merupakan
teori sederhana namun mampu memberikan landasarn
teori bagi transformasi struktural perekonomian yang
terkenal dan berkembang sekitar tahun 1960an-
1970an
Model ini mengasumsikan adanya surplus tenaga kerja
dalam sektor tradisional di desa (yang memiliki MPL=0)
yang dapat bergerak ke sektor moderen di kota
(MPL>0), dengan tingkat upah sekitar 30% lebih tinggi
dibanding di sektor tradisional. Pergerakan tenaga kerja
ini terkait transformasi menyangkut proses distribusi
demografi dan pendapatan
Teori transformasi struktural
Ekspansi tenaga kerja di sektor modern akan meningkatkan
ekspansi output sektor modern yang selanjutnya akan
menaikkan kemampuan untuk melakukan tambahan
investasi yang meningkatkan kapasitas perekonomian.
(Transformasi ini terkait dengan proses akumulasi)
Transformasi lainnya akan terlihat dengan meningkatnya
kontribusi aktivitas produksi sektor modern (baik ouput
maupun tenaga kerja) disertai menurunnya share aktivitas
sektor tradisional (baik output maupun tenaga kerja). Hal
ini terkait dengan proses alokasi output dan proses
distribusi demografi/tenaga kerja.
Secara umum dalam proses ini masyarakat mengalami
peningkatan pendapatan perkapita.
Dalam The pattern of development (1975),
Chenery dan Syrquin menggunakan data
statistik untuk menunjukkan perubahan
struktural dalam perekonomian. Dengan data
cross section (antar banyak negara) dan dalam
jangka yang cukup panjang (time series) pada
berbagai tingkat pendapatan perkapita,
mereka menunjukkan pola transformasi
struktural yang terjadi.
Empiris transformasi struktural
Perubahan struktural terjadi ketika pendapatan
perkapita masyarakat meningkat yang perubahannya
melibatkan banyak fungsi-fungsi ekonomi seperti
transformasi dalam produksi, permintaan konsumen
domestik, perdagangan internasional (permintaan
internasional), dna penggunaan sumberdaya serta juga
perubahan sosioekonomi seperti urbanisasi.
Secara formal, transformasi struktural dapat dibagi ke
dalam proses akumulasi, proses alokasi, dan proses
distribusi (baik distribusi pendapatan maupun
demografi)
Asistensi Perekonomian Indonesia

Transformasi
Struktural

Seiring meningkatnya pendapatan perkapita


pada suatu perekonomian, prekonomian
tersebut pasti mengalami perubahan pada
sektor-sektor ekonominya
Tahun 1960an, Chenery Sirquin melengkapi
teori-teori si Lewis dengan data-data, sehingga
dapat dibuktikan secara empiris
Sektor Tradisional -> Manufaktur -> Jasa
Mengapa? akumulasi, alokasi, dan distribusi

Pertemuan I
Proses Akumulasi
Proses akumulasi adalah proses pemanfaatan
sumber daya untuk meningkatkan kapasitas
produksi perekonomian seiring dengan kenaikan
pendapatan perkapita suatu negara
Variabel yang dapat merefleksikan akumulasi
sumberdaya yang meningkatkan kapasitas
(produksi) perekonomian adalah investasi
(akumulasi modal fisik), pendidikan (akumulasi
modal manusia), serta penerimaan pemerintah
(akumulasi kemampuan pemerintah untuk
membiayai pembangunan)
Proses Akumulasi
Indikator investasi modal fisik
Tabungan domestik (% PDB)
Investasi domestik(%PDB)
Aliran modal masuk (% PDB)
Kontribusi dalam PDB baik tabungan dan investasi
domestik menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendapatan perkapita keduanya semakin
meningkat sementara kontribusi aliran modal
masuk akan semakin menurun.
Proses Akumulasi
Indikator Pendidikan (investasi modal
manusia)
Belanja pemerintah untuk pendidikan (% PDB)
School enrollment ratio dasar dan menengah
Pola belanja pemerintah untuk pendidikan
dan school enrollment ratio meningkat seiring
dengan kenaikan pendapatan perkapita
Proses Akumulasi
Indikator Penerimaan Pemerintah
Mencerminkan kemampuan pemerintah
mengakumulasi tabungan yang berarti
meningkatnya kemampuan membiayai faktor
akumulasi seperti infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan
Total penerimaan pemerintah (%PDB)
Penerimaan pajak pemerintah (%PDB)
Pola penerimaan pemerintah dan penerimaan
pajak meningkat seiring dengan meningkatnya
pendapatan perkapita
Asistensi Perekonomian Indonesia

Transformasi Proses Akumulasi


Struktural

Proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan


kapasitas produksi seiring dengan kenaikan pendapatan
perkapita suatu negara
Pola investasi: pendapatan per kapita naik % investasi
DN naik; % tabungan DN naik
Indikator Pendidikan: pendapatan perkapita naik %
belanja pendidikan naik; school enrolment naik
Indikator Keuangan Pemerintah: pendapatan per kapita
naik % penerimaan perpajakan naik. Pajak naik
karena: perubahan unit usaha dan makin banyak barang
dan jasa yang bisa dikenakan pajak

Pertemuan I
Proses Alokasi
Proses alokasi merupakan interaksi antara proses
akumulasi dan pergeseran pola konsumsi
masyarakat seiring dengan meningkatkan
pendapatan perkapita yang menyebabkan
perubahan dalam struktur permintaan domestik,
perdagangan internasional serta produksi.
Variabel yang mencerminkan proses alokasi dapat
dibagi ke dalam: struktur permintaan domestik,
struktur perdagangan internasional dan struktur
produksi.
Proses Alokasi
Indikator permintaan domestik
Investasi domestik (% PDB)
Konsumsi swasta (% PDB)
Konsumsi pemerintah (% PDB)
Konsumsi makanan (% PDB)
Konsumsi non makanan (% PDB)
Hanya pola konsumsi makanan yang menurun
seiring dengan meningkatnya pendapatan
perkapita, sementara investasi domestik,
konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, dan
konsumsi non makanan meningkat.
Proses Alokasi
Indikator Perdagangan Internasional
Ekspor (%PDB)
Ekspor barang primer (%PDB)
Ekspor barang manufaktur (%PDB)
Ekspor jasa (%PDB)
Impor (%PDB)
Hanya pola ekspor barang primer yang menurun
seiring dengan peningkatan pendapatan
perkapita, sementara ekspor dan impor barang
manufaktur dan jasa meningkat.
Proses Alokasi
Indikator Produksi
Sektor primer (% PDB)
Sektor industri (% PDB)
Sektor jasa (% PDB)
Hanya pola sektor primer yang menunjukkan
penurunan seiring dengan meningkatnya
pendapatan perkapita sementara sektor
industri dan jasa meningkat.
Proses Distribusi Demografi dan
Pendapatan
Proses distribusi demografi dan pendapatan
adalah proses sosial/non ekonomi yang terjadi
seiring dengan meningkatnya pendapatan
perkapita yang mempengaruhi distribusi
demografi dan pendapatan.
Variabel yang merefleksikan proses ini adalah
alokasi tenaga kerja, urbanisasi, dan distribusi
pendapatan.
Proses Distribusi
Indikator Alokasi Tenaga Kerja
Share dari tenaga kerja primer (dari total TK)
Share dari tenaga kerja industri (dari total TK)
Share dari tenaga kerja jasa (dari total TK)
Hanya pola share dari tenaga kerja primer yang mengalami penurunan dengan
meningkatnya pendapatan perkapita, sementara TK industri dan jasa meningkat.
Indikator Urbanisasi
Share dari penduduk di perkotaan (% dari total penduduk)
Pola ini menunjukkan semakin tinggi pendapatan perkapita urbanisasi makin
meningkat sementara di pedesaan menurun.
Indikator distribusi pendapatan
Inverted U (Kuznets) curve
Pola distribusi pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan akan
memperburuk distribusi, namun pada suatu tingkat pendapatan tertentu akan
membaik dengan meningkatnya pendapatan.
Proses Distribusi
(Pengaruh terhadap distribusi pendapatan dan kemiskinan)

Distribusi pendapatan:
1. 0<gini coefficient<1
Kriteria bank dunia: KETIMPANGAN TINGGI; 40%
penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari
12% pendapatan (GDP); KETIMPANGAN RENDAH ; 40%
penduduk berpendapatan rendah menikmati lebih dari
17% pendapatan (GDP)
2. Kemiskinan
Garis kemiskinan : standar minimum yang dibutuhkan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar
(makanan dan non makanan) -> kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif
Distribusi demografi
Persentase penduduk perkotaan

Tahun
Provinsi
2010 2015 2020 2025 2030 2035
INDONESIA 49,8 53,3 56,7 60,0 63,4 66,6

Persentase penduduk miskin

Kota Desa D+K


Maret 2011 9,23 15,72 12,49
Sep-11 9,09 15,59 12,36
Mar-12 8,78 15,12 11,96
Sep-12 8,6 14,7 11,66
Mar-13 8,39 14,32 11,37
Sep-13 8,52 14,42 11,47
Asistensi Perekonomian Indonesia

Transformasi Proses Alokasi


Struktural

Proses yang merupakan interaksi antara proses akumulasi


dan pergeseran pola konsumsi masyarakat seiring dengan
meningkatkan pendapatan perkapita
Indikator Permintaan Domestik: pendapatan per kapita naik
% investasi DN naik; % konsumsi (swasta, pemerintah, non-
makanan) naik; % konsumsi makanan turun
Indikator Perdagangan Internasional: pendapatan perkapita
naik % ekspor (manufaktur dan jasa) naik; % impor naik; %
ekspor barang primer turun
Indikator Produksi: pendapatan per kapita naik %
produksi (industri, utility, jasa) naik; % produksi barang primer
turun

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

Transformasi Proses Distribusi


Struktural

Proses Distribusi demografi dan pendapatan


adalah proses sosial/non ekonomi yang terjadi
seiring dengan meningkatnya pendapatan
perkapita.
Variabel yang merefleksikan proses ini adalah:
alokasi tenaga kerja, urbanisasi, dan distribusi
pendapatan

Pertemuan I
Asistensi Perekonomian Indonesia

Transformasi Proses Distribusi


Struktural
Indikator Alokasi Tenaga Kerja
Share dari Tenaga Kerja Primer (dari Total TK)
Share dari Tenaga Kerja Industri (dari Total TK)
Share dari Tenaga Kerja Jasa (dari Total TK)
Hanya Pola Share dari Tenaga Kerja Primer yang mengalami penurunan
dengan meningkatnya pendapatan perkapita, sementara TK Industri dan Jasa
meningkat.
Indikator Urbanisasi
Share dari Penduduk di Perkotaan (% of Total Penduduk)
Pola ini menunjukkan semakin tinggi pendapatan perkapita urbanisasi makin
meningkat sementara pedesaan menurun.
Indikator Distribusi Pendapatan
Inverted U (Kuznets )curve
Pola distribusi pendapatan, di mana semakin tinggi pendapatan
akan memperburuk distribusi, namun pada suatu tingkat
pendapatan Tertentu akan membaik dengan meningkatnya
pendapatan

Pertemuan I
TRANSFORMASI STRUKTURAL

Bahan Asistensi 2
TRANSFORMASI STRUKTURAL
Transformasi struktural ditandai dengan terjadinya
perubahan dalam output dan employment dari
sektor pertanian ke sektor non-pertanian.
Peningkatan pendapatan nasional per kapita akan
mendorong terjadinya transformasi struktural melalui 4
proses yaitu:
- Proses akumulasi: pemanfaatan sumber daya
untuk meningkatkan kapasitas produksi
- Proses alokasi: penggunaan sumber daya untuk
kegiatan produksi maupun konsumsi
- Proses demografi: perkembangan kependudukan
- Proses distribusi: pemerataan pendapatan
PROSES AKUMULASI
Proses pemanfaatan sumber daya untuk
meningkatkan kapasitas produksi
perekonomian suatu negara

Indikator investasi fisik & investasi pendidikan


(Saving/GDP)

Sarana dan
INVESTASI Foreign
(INVESTASI/GDP) prasarana serta
FISIK Investment
pelayanan publik

Foreign Loan
45

40

35

30

25
Gross domestic savings (% of
GDP)
20
Foreign direct investment,
net inflows (% of GDP)
15

10

0
1975

2002

2008
1960
1963
1966
1969
1972

1978
1981
1984
1987
1990
1993
1996
1999

2005

2011

-5
(Education
expenditure/GDP)
1. Skill tenaga kerja
INVESTASI
2. Penguasaan teknologi
SUMBER
3. H-O: Keunggulan komparatif
DAYA
produksi barang berubah
MANUSIA
School Enrollment
Ratio
25

20

15
Public spending on education, total
(% of government expenditure)
Public spending on education, total
10 (% of GDP)

0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pemerintah semakin mampu
(Tax Revenue/GDP) membiayai investasi fisik dan
investasi pendidikan

Pajak Langsung (Pajak Penghasilan) dikenakan jika


pendapatannya melebihi PKP (Penghasilan Kena Pajak);

Sifatnya progresif (%pajak penghasilan/%GDP) income
elastic.
Pajak Tidak Langsung (PPN) dikenakan kepada
barang/jasa yang diperdagangkan; bukan kebutuhan
pokok peningkatan income per kapita akan merubah
pola konsumsi ke non kebutuhan pokok sehingga PTL
meningkat HUKUM ENGEL income elastic
PROSES ALOKASI
Proses akumulasi sebelumnya mengakibatkan perubahan
keunggulan komparatif (investasi fisik dan pendidikan) dalam
produksi barang dan jasa serta perubahan pola konsumsi
masyarakat (hukum engel)
Implikasinya perubahan alokasi sumber dana
dan sumber daya ke berbagai kegiatan
ekonomi %perubahan produksi tiap
kegiatan ekonomi berbeda
Hukum Engel (konsumsi food dan non-food):
Konsumsi
1. Implikasi ke distribusi pendapatan
Swasta
2. Rumah tangga mampu atau tidak mampu

PERMINTAAN Investasi swasta


DOMESTIK dan pemerintah

(Govt consumption/GDP)
1. Tahap awal meningkat karena untuk
Konsumsi membiayai public services
Pemerintah 2. Selanjutnya cenderung menurun karena
GDP sudah bisa ditunjang oleh tabungan
masyarakat
90

80

70 GDP: Consumption
Expenditure (CE)
60 GDP: CE: Household

50 GDP: CE: Household:


Foods
40
GDP: CE: Household: Non
30 Foods
GDP: CE: Government
20
Investment
10

0
Nilai Tambah
Bruto 1. Demand site = % pertanian/ % GDP =
Pertanian Inelastic
terhadap
GDP

2. Perubahan Komposisi FP = Proses akumulasi


FP berubah (Investasi dan TK) H-O:
keunggulan komparatif berubah sektor
primer ke sekunder dan tersier.
STRUKTUR
PRODUKSI
3. Pergeseran Kegiatan = domain pertanian
domain industri

Nilai Tambah
Bruto non
Pertanian 1. Demand site = % non-pertanian/ % GDP
terhadap GDP = Elastic

35

30 GDP: Agriculture

GDP: Mining & Quarrying


25
GDP: Manufacturing Industries

20 GDP: Electricity, Gas & Water


Supply
GDP: Construction
15
GDP: Trade, Hotel & Restaurant

GDP: Transport & Communication


10

GDP: Banking, Leasing & Business

5 GDP: Services

0
1997
1993
1994
1995
1996

1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
STRUKTUR
PERDAGANGAN
LN

1. % EKSPOR/ % GDP
% IMPOR/ % GDP 1. Tidak bisa menyediakan Import
2. STRUKTUR EKSPOR consumption goods; bisa menyediakan
IMPOR import substitution (Fase1)
2. Impor bahan baku dan bahan penolong
meningkat karena demand input dari
manufaktur. Jika manufaktur sudah kuat
maka dapat dilakukan import substitution
(Fase 2)
Hanya pola ekspor barang 3. Impor barang modal meningkat (Fase 3)
primer yang menurun seiring
dengan peningkatan pendapatan
per kapita, sementara ekspor
impor barang manufaktur dan
jasa meningkat.
60

50

40

Exports of goods and services (%


30 of GDP)
Imports of goods and services (%
of GDP)

20

10

0
1963
1960

1966
1969
1972
1975
1978
1981
1984
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
PENUTUP QUICK REVIEW
PENUTUP QUICK REVIEW
PENUTUP QUICK REVIEW
PROSES DEMOGRAFI
perubahan proporsi tenaga kerja sektoral
perekonomian
STATUS PEKERJAAN:
Ketenagakerjaan 1. Berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain (IF)
2. Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga
dan atau karyawan tidak tetap (IF)
3. Berusaha dengan karyawan tetap (F)
4. Karyawan dengan upah dan gaji (F)
5. Pekerja Keluarga (IF)

JENIS PEKERJAAN
0/1 tenaga profesional, teknisi, dan sejenisnya (white
colar)
GNP per kapita meningkat 2 tenaga ketatalaksanaan atau manajer (white colar)
NTB sektor pertanian menurun 3 tenaga administrasi (white colar)
proporsi pekerja pertanian 4 tenaga penjualan (grey colar)
menurun status pekerjaan: 5 tenaga usaha jasa (grey colar)
Formal (4) meningkat jenis 6 petani (blue colar)
pekerjaan: proporsi white colar 7/8/9 operator alat pengangkutan, tenaga kasar dan
meningkat (untuk pengelolaan tenaga yang langsung dengan kegiatan produksi (blue
usaha yang division of labor) colar)
60

50

40

Employment in agriculture (% of total employment)


30
Employment in industry (% of total employment)
Employment in services (% of total employment)

20

10

0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
Kota VS Desa
Tempat Tinggal Proporsi penduduk kota meningkat:
Penduduk Desa berubah jadi kota (urbanisasi) adanya aglomerasi
industri; Perpindahan penduduk dari desa ke kota
(push dan pull factors)

Kelahiran dan Kematian


Keberhasilan program KB menekan kelahiran;
Turunnya kematian akibat peningkatan income per kapita; Alokasi
pengeluaran pemerintah untuk kesehatan guna mengurangi kematian
TRANSISI DEMOGRAFI:
Pertumbuhan 1. Kelahitan tinggi, kematian tinggi
Penduduk 2. Kematian menurun (teknologi kesehatan) pertumbuhan
penduduk tinggi karena kelahiran tetap tinggi
3. Kematian menurun; kelahiran menurun perubahan pola pikir
karena pendidikan dan perubahan sosial ekonomi
4. Kelahiran dan kematian stabil stable population
Penjelasan: awal pembangunan: peningkatan income perkapita akan
mengurangi kematian dependency ratio
PROSES DISTRIBUSI
pengaruh terhadap distribusi pendapatan dan
kemiskinan
0<Gini Coefficient<1
Kriteria bank Dunia: 40% penduduk
berpendapatan rendah menikmati
<12%pendapatan (ketimpangan tingi); 40%
penduduk berpendapatan rendah menikmati
>17%pendapatan (ketimpangan rendah);
Distribusi
Pendapatan

Kemiskinan
Garis Kemiskinan: standar minimum yang dibutuhkan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar
(makanan dan non-makanan) kemiskinan absolut vs
kemiskinan relatif
Simon Kuznetz: tahap awal ketimpangan akibat industrialisasi
dan urbanisasi terkonsentrasi di sektor modern
Profil Kemiskinan

%Kota %Desa %K+D jumlah penduduk miskin pada Maret


2010 sebesar 31 juta orang (13,33 %)
2004 12,13 20,11 16,66 berkurang dari tahun 2009 sebesar 32,53
juta orang (14,15%)
2005 11,68 19,98 15,97 persentase penduduk miskin di perkotaan
selalu lebih rendah daripada penduduk
2006 13,47 21,81 17,75 miskin di pedesaan

2007 12,52 20,37 16,58 Kalau misalkan ada penurunan bisa


dianalisis dengan faktor faktor, misalnya
2008 11,65 18,93 15,42 penurunan kemiskinan dari 2009 ke 2010
dikarenakan:
-Rata rata upah harian buruh tani dan
2009 10,72 17,35 14,15
buruh bangunan yang juga naik
- tingkat inflasi yang relatif rendah yaitu
2010 9,87 16,56 13,33 3,43 % (y-o-y maret)
Profil Kemiskinan

Kota Desa D+K


Maret 2011 9,23 15,72 12,49
Sep-11 9,09 15,59 12,36
Mar-12 8,78 15,12 11,96
Sep-12 8,6 14,7 11,66
Mar-13 8,39 14,32 11,37
Sep-13 8,52 14,42 11,47
Latihan Soal
Pada pemilu 2009, Pasangan Capres 1 menjanjikan rata-rata
pertumbuhan ekonomi 10%, Pasangan Capres 2 menjanjikan
rata-rata pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah,
katakanlah 8%, sedangkan Pasangan Capres 3 menjanjikan
pertumbuhan ekonomi 7%. Jika diasumsikan ICOR Indonesia
pada tahun 2010-2014 adalah sama dengan ICOR 2004-2008.
Kemudian, share tabungan bruto adalah 20%, hitunglah
tambahan investasi/dana yang dibutuhkan dari luar negeri
untuk mencapai target-target pertumbuhan ekonomi mereka
tersebut!
ICOR Indonesia tahun 2004-2008
(Berdasarkan PDB menurut penggunaan atas dasar harga konstan 2000)
Dalam Milyar Rupiah (sumber: Bank Indonesia)

Tahun PMTDB PDB

2003 309,431 1,351,205

2004 354,866 1,447,182

2005 393,501 1,521,194

2006 403,719 1,585,488

2007 441,362 1,689,149

2008 493,822 1,836,356


Latihan soal
Dengan menggunakan perhitungan ICORQ2Q4,
hitunglah berapa pertumbuhan pendapatan
perkapita yang dimungkinkan jika diketahui
bahwa tingkat tabungan domestik sebesar
33% dan pertumbuhan penduduk sebesar
1,2%.

Anda mungkin juga menyukai