di IGD
Suhariyanto (Anto)
Hypoglycemia Vasospasme
Hyponatremia Seizures
Infection
Hypoxic Ischemic
Prinsip Penanganan
little can be done about the primary
brain injury, but that a lot can be
done to minimize secondary brain
injury
Close observation
Prompt diagnosis and treatment
Close
Observation
Prompt Diagnosis and Treatment
Langkah-langkah Tatalaksana Cedera Otak di
Ruang Gawat Darurat
1. General precaution
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (pemeriksaan status general terdiri
dari anamnesa dan pemeriksaan fisik seluruh sistem
organ)
4. Pemeriksaan neurologis
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan
tambahan
6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya sesuai
algoritma
Algoritma
Definisi
Pasien trauma kepala sadar dan orientasi baik
(GCS 14-15)
Langkah-langkah
Anamnesa
Identitas penderita : Nama, Umur, Sex, Suku, Agama,
Pekerjaan, Alamat
Mekanisma trauma
Waktu trauma
Pernah pingsan atau sadar setelah trauma
Amnesia retrograde atau antegrade
Keluhan : Nyeri kepala seberapa berat, kejang, vertigo
Riwayat mabuk, alkohol, narkotika
Penyakit penyerta : epilepsi, jantung, asma, pernah
trepanasi
Pemeriksaan Umum
Dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki
Per sistim organ B1 B6
Pemeriksaan Neurologis, terdiri dari
Tingkat kesadaran (GCS)
Saraf kranial
Pupil besar & bentuk, reflek cahaya bandingkan
kanan-kiri
Motoris & sensoris bandingkan kanan dan kiri,
atas dan bawah
Autonomis:bulbocavernous reflek,cremaster reflek,
spingter reflek.
Pemeriksaan Radiologis, atas dasar indikasi
Servical lateral, bila :
Jejas di leher
Nyeri di leher
Mekanisme trauma (jatuh dari ketinggian, flexi
extensi leher dsb)
Gejala neurologis kelainan spinal
Pasien tidak sadar
Photo kepala AP / Lat, bila
Jejas di kepala dengan diameter > 5 cm
Luka tusuk, clurit,tombak atau korpus alienum lain
Fraktur terbuka
Deformitas kepala
Indikasi CT-Scan
Nyeri kepala, muntah menetap dengan obat-obatan
Kejang
Luka tusuk atau tembak, korpus alienum
GCS < 15
Penurunan GCS > 1 point
Lateralisasi (anisokor, hemiparese)
Bradikardia dengan gejala lain diatas
Cidera kepala GCS < 15 disertai cidera multiple
organ
Indikasi sosial
Observasi di IRD
GCS < 8
GCS < 13 dg tanda TIK tinggi
GCS < 15 dengan lateralisasi
GCS 15 dengan Hemodinamik tidak
stabil.
cidera kepala neurologis progresif menurun
belum definitif indikasi operasi.
Algoritma
Pasien
Cidera Otak
2. Anamnesis, fisik diagnostik
3. Pemeriksaan radiologis, sesuai indikasi
4. Pemeriksaan , labolatoris DLdan GDA + Lab sesuai indikasi
Ringan
5. Tx. Simtomatik + Antibiotik sesuai indikasi
6. Lapor jaga bedah saraf
VS. Stabil
Neurologis Stabil Cepat
memburuk
R. Perawatan
Resusitasi + Rediagonosis
KRS NeICU/
ROI Operasi
CIDERA OTAK SEDANG
Definisi
pasien cidera 0tak ,bingung atau somnolen tapi
masih mampu mengikuti perintah sederhana (
GCS : 9 13 )
Penderita
Penanganan
collar brace
IRD Lapor jaga bedah saraf
Atasi hipotensi dengan cairan isotonis, cari penyebabnya
Cidera Otak
Pemeriksaan darah (DL, BGA, GDA, cross match)
Bila tensi stabil, infus 0,9 NS 1,5 ml/kgBB/jam .
Anamnesis, pemeriksaan fisik umum (B1-B6) dan
Sedang
neurologis
Obat simptomatik IV atau supp
CT scan kepala, foto leher lat, thorak foto AP bila telah
stabil
Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
Pasang kateter, evaluasi produksi urine
Membaik Memburuk
Stabilisasi + Resusitasi
VS. Stabil
Rediagnosis cito
Neurologis Stabil
NeICU/
ROI Operasi
Ruang
Perawatan
CIDERA OTAK BERAT
Definisi
penderita tak mampu mengikuti perintah
sederhana (GCS : 3-8)
Resusitasi airway, breathing dan sirkulasi, dijamin ABC baik.
Penderita
Bersihkan lendir, benda asing, jawthrust bila perlu, kepala tidak
Algoritma
boleh hiperextensi, hiperflexi atau rotasi, pasang orofaring atau
nasofaring tube bila perlu. Bila ada sumbatan jalan nafas akut
dilakukan cricothyrotomi dan persiapan intubasi atau tracheostomi
Intubasi + kontrol ventilasi ( PCO2 35 40 mmhg,, PaO2 : 80 200
Penanganan
atau Spo2 >97 % ) pasang orogastric tube
Pasang collar brace
Lihat gerakan nafas, auskultasi, palpasi, perkusi dada. Cari tanda-
Cidera Otak
IRD tanda pneumothorak, hematothorak, flail chest atau fraktur costa..
Bila shock, segera atasi dengan cairan isotonis (RL, NaCl, atau
koloid atau darah). Cari penyebab, atasi, pertahankan tensi > 90
mmHg.
Berat
Bila ada tanda-tanda TIK meningkat dan tidak ada hipotensi atau
gagal ginjal dan atau gagal jantung, diberikan manitol 20% 200 ml
bolus dalam 20 menit atau 5 ml/kgBB, dilanjutkan 2 ml/ kgBB dalam
20 menit setiap 6 jam, jaga osmolalitas darah < 320 mOsm.
Bila kejang : Diazepam 10 mg iv pelan, dapat ditambah hingga
kejang berhenti. Awasi depresi nafas, dilanjutkan phenitoin
Lapor jaga bedah saraf bolus10-18 mg/kgBB encerkan dengan aqua steril 20 ml iv pelan,
dilanjutkan 8 mg/kgBB
Bila telah stabil Infus cairan isotonis (NaCl 0,9 %)
1,5 ml/kgBB/jam pertahankan euvolume,pemasangan CVP atas
indikasi.
. Pemeriksaan kimia darah (DL, BGA, GDA, cross match)
Anamnesis, termasuk pemakaian obat-obatan, sedasi, narkotika,
intake terakhir.
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis secara cepat
Obat simptomatik IV atau supp dan antibiotika sesuai indikasi
Pasang kateter, catat keadaan dan produksi urine
Bila tanda vital stabil : CT scan kepala, foto leher lat, thorak fot AP,
Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
Pemeriksaan refleks batang otak. Hati-hati pada pemeriksaan reflek
oculocephalik
Pasang ICP monitor, pertahankan tekanan <15 mmhg.atau<22 cm
H2O pada pasien yang tidak ada indikasi operasi lesi intrakranial.
Bila ada lesi intrakranial indikasi operasi, ICP monitor dipasang
bersamaan saat operasi emergensi
MRS di
ICU - NeCU R. Perawatan
INDIKASI OPERASI
Semoga Bermanfaat