Anda di halaman 1dari 83

PEMBERIAN IMUNISASI

PADA ANAK
Modul 3

Dr.H.YULITAS BACHTIAR,Sp.A

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 1
Tujuan Imunisasi

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)


10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 2
Vaksinasi
Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
untuk merangsang kekebalan tubuh
penerima
hati-hati : dapat menimbulkan KIPI

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 3
Mengapa Jadwal Vaksinasi
harus diatur?
Mendapat respons imun
teratur
Keseragaman

Umur
Cara pemberian Rantai vaksin
Interval Safety injection
Imunisasi ulangan Pencacatan KIPI
(booster)
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 4
Prosedur Vaksinasi
Penyimpanan dan transportasi vaksin
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi
dan mengatasi gawat - darurat
Persiapan pemberian :
anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra
dan perhatian khusus
Informed consent : manfaat, risiko KIPI
pemeriksaan fisik
Cara pemberian
dosis, interval
Lokasi, sudut, kedalaman
Pemantauan KIPI
Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
10/4/2017 Pencatatan (dan pelaporan)
TAS-UNPRI-KP 5
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus

Campak
BCG Parotitis
Vaksin OPV
Rubela
Hidup Yellow
Varisela
Fever

Difteria Meningo Influenza


Vaksin Tetanus Pneumo IPV
Inaktif Pertusis Hib Rabies
Kolera Typhoid Vi Hepatitis B
Hepatitis A
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 6
Vaksin vaksin relatif
baru
Vaksin Pertussis acelluler (DPaT)
Vaksin kombinasi (DPT-Hib, DPaT-Hib)
Vaksin influenza
Vaksin polisakarida: Haemophylus
influenzae (Hib), Salmonella typhi,
Pneumokokus, Meningokokus, Hepatitis A
Vaksin polio injeksi = in-activated
(injectable) polio vaccine (IPV)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 7
Imunisasi
sesuai Kelompok Umur

Bayi
.
Lahir-1 th
Imunisasi dasar PPI

Balita
1-4th
Imunisasi ulangan, Non-PPI
Catch-up immunization
Usia sekolah
5-12 th Catch-up immunization

Remaja Catch up immunization


13-18 th
Persiapan masa dewasa & kehamilan

Lansia
10/4/2017
Mengurangi morbiditas
TAS-UNPRI-KP 8
Jenis Vaksin
Sesuai Kelompok Umur
Lahir-1 th PPI + Hib

DPT, Polio, MMR, Tifus, HepA, Varisela,


1-4th a.i. Influenza, Men, Pneu

DPT, Polio,Campak, MMR, Tifoid, HepA,


5-12 th Varisela, a.i. Influenza, Men, Pneu

TT, HepB, (MM)R, Tifoid, HepA,


13-18 th Varisela, a.i. Influenza, Men, Pneu

Lansia
10/4/2017 Influenza dan Pneumokokus
TAS-UNPRI-KP 9
Vaksin Hepatitis B
(Engerix-B, Euvax-B, Hepvac-B)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 10
Vaksin Hepatitis B (1)

Partikel permukaan antigen virus hepatitis B


rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius
Pengawet thimerosal atau phenoxyethanol
Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin
(sangat jarang)
Penyimpanan : 2 8 C, uji kocok
Penyuntikan : intramuskular, jangan di
gluteal
KIPI
Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam
ringan 2 hari.
Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri
otot, sendi
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 11
Vaksin Hepatitis B (2)
Indikasi
Prevalensi hepatitis B sedang atau tinggi
Petugas kesehatan yang sering kontak
dengan pasien hep B, darah
Penerima transfusi darah, hemodialisis
bayi dari ibu karier
pasangan sex berganti-ganti
mencegah hepatitis B dan D

Indikasi kontra
Alergi pada komponen vaksin
Demam tinggi
Ibu hamil, kecuali daerah prevalensi tinggi

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 12
Vaksin Polio Oral (OPV)

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 13
Perubahan warna vaksin polio
karena perubahan pH

Boleh diberikan

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 14
Vaksin Polio Oral (OPV)

Virus hidup, dilemahkan


Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin
Penyimpanan (sebelum dibuka):
dalam suhu - 20C potensi sampai 2 thn
dlm suhu 2 8C potensi sampai 6 bulan
Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 8C
potensi hanya sampai 7 hari
Tidak beku, ada sorbitol
Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu kemudian
beri 1 dosis sebagai dosis tambahan

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 15
Vaksin Polio Injeksi
(Injectable / inactivated Polio
Vaccine = IPV)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 16
Vaksin Polio Injeksi (IPV)

Imovax polio, virus polio mati


Tidak ada kekebalan di mukosa
usus
Tidak ada risiko VAPP dan VDPP
Penyimpanan :
dlm suhu 2 8C stabil 3 thn (OPV
6 bln)
Serokonversi IPV > OPV (Kenya)
Sudah digunakan di negara maju
sejak 2002
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 17
Vaksin BCG

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 18
BCG
Diberikan < 2 bulan, ulangan tidak
dianjurkan
Tidak diberikan pada imunokompromais
Bila diberikan pada umur >3 bulan
lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
Manfaat BCG diragukan?
daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
70% TB berat mempunyai parut BCG
dewasa : BTA pos 25-36% walaupun pernah BCG
Masa depan : ditunggu vaksin TB baru
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 19
Vaksin BCG (1)
Mycobacterium bovis hidup yang
dilemahkan
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C
(bukan freezer), hanya boleh 3 jam
Kering : simpan dlm suhu 2 8C, lebih
baik dalam freezer,
Jangan kena sinar matahari
Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80


Vademecum Biofarma, 2002
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 20
Vaksin BCG (2)
Indikasi kontra
HIV, Imunokompromais, pengobatan steroid,
imunosupresif, radioterapi, keganasan
sumsusm tulang atau limfe, gizi buruk,
demam tinggi, infeksi kulit luas
Proteksi
Mulai 8 12 minggu pasca vaksinasi
Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)
70% TB berat mempunyai parut BCG
Dewasa : BTA pos 25-36% walaupun pernah
BCG
WHO : Expanded Programme on Immunization. Immunization in practice.
Modul 2 : EPI vaccines, hal 2. Geneva, 1998
Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80. Vademecum Biofarma, 2002

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 21
Vaksin Difteri Tetanus
Pertusis whole cells (DTPw)
dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 22
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis
aselular (DTPa)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 23
Vaksin Difteri Tetanus
Pertusis (1)
Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan
Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf
toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.
Simpan dan transportasi dalam 2 8C, jangan dalam
freezer
Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau
endapan jangan digunakan
Indikasi kontra
- Riwayat anafilaksis
Ensefalopati pasca DPT sebelumnya

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 24
Vaksin Difteri Tetanus
Pertusis (2)
Tingkat Perlindungan
Difteria
suntikan 1 : 71 94 % belum mencapai
kadar protektif (< 0,01 IU/ml)
suntikan 3 : 68 81 % sudah mencapai
kadar protektif (rata-rata 0.0378/ml)
Pertusis
Suntikan 3 : 65.8 80 % protektif
Tetanus
Suntikan 3 : 65 80 % protektif
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 25
Vaksin Toksoid Tetanus
Tujuan
Eliminasi tetanus neonatorum
Cegah tetanus
Target imunisasi tetanus : > 5 kali
3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
dosis ke-4 (18 24 bl) kekebalan > 5 th
Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan > 20 th

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 26
Vaksin Campak
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 27
Vaksin Campak (1)
Virus hidup dilemahkan, jangan kena
sinar matahari
Vaksin kering : simpan < 0 C atau <
8C, lebih baik minus 20 C. Pelarut
tidak boleh beku.
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C
maksimum 8 jam
Tiap 0,5 ml mengandung
1000 u virus strain CAM 70
100 mcg kanamisin, 30 mg
eritromisin
Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 28
lengan atas
Vaksin Campak (2)

Proteksi : mulai 2 mgg setelah


vaksinasi
Serokonversi : 80 90 %, effikasi 85 %
Lama proteksi : 8 16 tahun
umur 10-12 th : 50% titer antibodi di
atas ambang pencegahan
umur 5 - 7 th : 29,3% kena campak
walaupun pernah diimunisasi
BIAS : ulangan campak saat masuk
SD
10/4/2017
Program : reduksi campak
TAS-UNPRI-KP 29
Vaksin Mumps Morbili
Rubela (MMR)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 30
Vaksin MMR (Trimovax, MMR II
)

Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm


embrio ayam
Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid
manusia
PFS, vial, simpan 2 - 8 C,
Subkutan atau intra muskular
Kontra indikasi
imunodepresi, alergi telur, hamil, pasca
imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6 12
minggu), alergi neomisin, kanamisin
Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 31
Vaksin Haemophilus influenza
b (Hib)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 32
Vaksin Haemophilus influenzae
type b
(Hiberix, Act-Hib)
Polisakarida H. influenza b
dikonjugasikan pada toksoid tetanus,
trometamol, sukrosa, NaCl
Simpan : 2 - 8C, jangan beku
Suspensi berkabut keputihan: normal
Kombinasi dgn DTaP /DTwP
< 2 thn : paha mid anterolateral
> 2 thn : deltoid

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 33
Vaksin Demam Tifoid

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 34
Vaksin demam tifoid
(Typhim Vi, Typherix)
Komposisi
Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
Fenol, NaCl, NaHPO3H
PFS, simpan 2 8C
Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn
Imunitas 2 3 minggu pasca vaksinasi
Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn
Perlindungan 3 tahun
Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 35
Vaksin Influenza
(Fluarix , Vaxigrip)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 36
Vaksin Influenza - 1
Virus tidak aktif, dlm PFS (prefilled syringe)
Bahan lain: telur, neomisin, formaldehid
Penyimpanan: suhu 2 8C, jangan kena
cahaya atau beku
Tiap tahun strain bisa berbeda berdasar
rekomendasi WHO : Selatan & Utara
Strain 2004 untuk daerah selatan
H1N1 (New Caledonia/20/99)
H3N2 (Fujian/411/2002)
Hongkong/330/2001
Penyuntikan: intramuskular atau subkutan
6 35 bulan : dosis 0,25 ml
> 36 bln : dosis 0,5 ml
< 8 thn : perlu booster 4 minggu
kemudian
10/4/2017
Vaksinasi diulang tiap tahun
TAS-UNPRI-KP 37
Vaksin Influenza - 2
Indikasi kontra
Alergi telur, ayam, neomycin,
formaldehide, octoxinol-9
Demam
Tunda: infeksi akut

Hati-hati
Imunokompromais
Riwayat alergi vaksinasi sebelumnya

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 38
Vaksin Hepatitis A

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 39
Vaksin Hepatitis A
(Havrix, Avaxim)
Virus inaktif, dalam formaldehid
Indikasi : anak umur > 2 thn
endemis
sering transfusi (hemofilia)
panti asuhan

Indikasi kontra
demam, infeksi akut
hipersensitif thdp komponen vaksin

Intramuskular, jangan dipantat


(gluteus)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 40
Vaksin Varisela
(Varilrix , Okavax )

Virus hidup dilemahkan, strain Oka


Mengandung Kanamycin sulfat,
eritromisin
Subkutan, umur > 1 thn
Kontra indikasi
Demam, sakit akut
Perhatian
Jangan diberikan bersama vaksin
hidup lain
Jangan hamil dalam 2 bln yad
tidak effektif bila transfusi
gamma globulin
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 41
Vaksin Varisela

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 42
Vaksin kombinasi
(Infanrix-Hib ,Tetract-Hib )

Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib


Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DPaT : dalam vial
Hib dalam PFS (prefilled syringe)
Sebelum disuntikkan, dicampur
dengan menyedot DPwT/DPaT ke
dalam PFS Hib
Kontra indikasi
Sama dengan komponen masing-
10/4/2017
masing vaksin
TAS-UNPRI-KP 43
Vaksin kombinasi DTP
aseluler + Hib

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 44
Vaksin kombinasi DTwP
(whole cell) + Hib

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 45
Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 46
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 47
Penyimpanan vaksin
Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku
Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 C
Suhu kamar beku: -15 s/d -25 C
Di Kabupaten dan Pelayanan Primer
Jarak lemari es dengan dinding belakang
15 cm
Lemari es tidak terkena sinar matahari
langsung
Sirkulasi ruangan cukup
Penyusunan vaksin
Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
10/4/2017
satu jari antar dos vaksin
TAS-UNPRI-KP 48
Plastik penetes (dropper) Polio
JANGAN disimpan di lemari es
krn jadi rapuh, mudah robek

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 49
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 50
Masa simpan vaksin belum
dipakai Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8C 1 tahun


-15s/d -25C 1 tahun
DPT +2 s/d +8C 2 tahun
Hepatitis B +2 s/d +8C 26 bulan
TT +2 s/d +8C 2 tahun
DT +2 s/d +8C 2 tahun
OPV +2 s/d +8C 6 bulan
-15 s/d -25C 2 tahun
Campak +2 s/d +8C 2 tahun
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP -15 s/d -25C 251 tahun
Penyediaan vaksin dan
alat-alat
Vaksin + pelarut khusus
termos, ice-packed, es batu
peralatan vaksinasi (alat cuci tangan,
pemotong ampul, alat suntik sekali
pakai, kapas alkohol, plester, kotak
limbah)
Alat penanganan kedaruratan
(adrenalin, kortikosteroid, selang dan
cairan infus, oksigen),
Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko
vaksinasi
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 52
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 53

Boleh digunakan Jangan digunakan


Anamnesis / KIE
Cek identitas, vaksinasi yang telah
didapat
Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
Informed consent : manfaat dan KIPI
Indikasi kontra, perhatian khusus,
penyakit, obat
KIPI vaksinasi sebelumnya
Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
Rutin pediatrik
Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
Pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal vaksinasi berikutnya
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 54
Informed consent (1)
Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan
pasien atau keluarganya harus menanda
tangani pernyataan mengerti dan
menyetujui
Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg
Persetujuan Tindakan Medik) pernyataan
tertulis hanya untuk tindakan diagnostik
atau terapeutik , vaksinasi belum perlu
pernyataan tertulis
Boleh meminta tanda tangan dari orangtua
atau pengasuh bahwa telah diberikan
informasi, dimengerti dan menyetujui
vaksinasi
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 55
Informed Consent (2)

Penjelasan tentang manfaat dan


risiko vaksinasi disampaikan dengan
empathy
Bukan dengan cara menghakimi
(non-judgmental approach)
Gunakan istilah awam dan sederhana

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 56
Indikasi Kontra Vaksin
Umum (untuk semua vaksin)
Reaksi anafilaksis
Sakit sedang atau berat
Khusus
DTP / DTPa : ensefalopati dalam 7 hari
pasca vaksinasi DPT/DTPa
OPV dan varisela: anafilaksis terhadap
neomisin atau gelatin, kehamilan,
imunodefisiensi (keganasan,tumor padat,
kongenital, terapi imunosupresan, infeksi
HIV)
Hepatitis B : anafilaksis terhadap ragi

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 57
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus
Mencari indikasi kontra atau hal-hal
yang perlu diperhatikan
bekas vaksinasi terdahulu
Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 58
Persiapan pemberian
vaksin
Cuci tangan dengan antiseptik
Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
warna indikator VVM,
Kocok : penggumpalan, perubahan warna
Alat suntik : sekali pakai
Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
Pasang dropper polio dengan benar

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 59
Penempatan alat
untuk memudahkan vaksinasi
Kotak pembuangan
jarum bekas
Kotak Form R&R
pembawa
vaksin Air & sabun
untuk cuci
tangan

Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 60
VVM = Vaccine Vial Monitor

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 61
Ukuran jarum
Intramuskular di paha mid-anterolateral
Neonatus
kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
1 24 bulan : 7/8 1 inch
(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
> 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 62
Mengatasi ketakutan dan
nyeri
Jangan menakut-nakuti anak
Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
Tekan 10 detik sebelum disuntik
Spray pendingin (etil klorid) =EMLA
Tempel es batu 1 2 detik tidak
direkomendasikan
Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia)
1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam
Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak
bicara, bacakan cerita, musik
10/4/2017 Dipijat atau digoyang-goyang sesudah63 vaksinasi
TAS-UNPRI-KP
Penyuntikan dan penetesan
vaksin
Bicara pada bayi dan anak
Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan
Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
Desinfeksi
Pegang; peregangan kulit, cubitan
Penyuntikan: dosis, sudut, cara
Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
Penekanan bekas suntikan
Membuang alat suntik bekas
Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang
sudah disediakan
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 64
Teknik dan posisi
penyuntikan
Bayi digendong pengasuh,
Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest
to chest)
Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan
geser kulit dan subkutis ke samping, setelah
disuntik kemudian lepaskan
Jarum disuntikan dengan cepat
Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan
bersamaan
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 65
Posisi anak ketika divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 66
Posisi anak ketika di vaksinasi
Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 67
Posisi Anak kurang aman

Tangan bebas suntik


Bisa meraih
jarum

suntik

Kaki bebas
Bisa berontak

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 68
Posisi bayi dalam
pelukan ibu pada
penyuntikan BCG

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 69
Penetesan vaksin polio

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 70
Teknik Penyuntikan dan
Penetesan
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Oral
e.g. polio Intradermal
BCG

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 71
Pencatatan

Nama dagang, produsen,


No. lot / seri vaksin,
Tgl penyuntikan
Bagian tubuh yang disuntik (deltoid
kiri, paha kanan mis)

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 72
Sisa vaksin
BCG
setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 8 C)
Polio
Setelah dibuka harus segera diberikan dalam
7 hari (simpan dlm suhu 2 8 C)
DPT
Bila ada penggumpalan atau partikel yang
tidak hilang setelah dikocok jangan dipakai
Campak
Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam
(simpan dlm suhu 2 8 C)
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 73
Pemantauan setelah
vaksinasi
Perhatikan keadaan umum
Tunggu 30 menit di ruang tunggu

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 74
Safe injection : mengapa perlu ?
Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman
(WHO bull. Oktober, 1999)

Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):


tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%),
tidak ada spuit (4%)

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)


45 % alat suntik tidak disterilkan
alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator
(39%), tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik
(6%)

Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis


C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada
melalui udara, mulut atau seks
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 75
Safe injection

Aman bagi
yang disuntik
penyuntik
lingkungan

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 76
Tidak aman bagi yang
disuntik (1)
Vaksin
Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar
panas
Botol vaksin bocor, retak, atau
terpasang jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak
boleh beku)
Uji kocok tetap menggumpal (kecuali
HepB atau Hib)
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 77
Tidak aman bagi yang
disuntik (2)
Alat suntik
Spuit disposable dipakai ulang
Hanya mengganti jarum
Tidak dibersihkan dulu langsung
disterilkan
Hanya dengan desinfektan
Membakar jarum di api
Merebus dalam panci terbuka
Menyentuh ujung jarum
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 78
Tidak aman bagi yang
disuntik (3)
Cara melarutkan / pengambilan
vaksin
Cairan pelarut untuk vaksin lain
atau > 8C
1 spuit diisi beberapa dosis
sekaligus
jarum ditinggalkan menancap di
vial
Mencampur isi 2 vial

Lokasi, posisi , kedalaman


penyuntikan
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 79

Tidak ada alat / obat gawat -


Tidak aman bagi penyuntik
Menekan luka berdarah dengan jari
(semua cairan tubuh dapat menularkan
kuman)
Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke
kotak limbah)
Menyentuh atau mencabut jarum suntik
Menutup kembali (recapping) jarum suntik
Mengasah jarum bekas
Memilah-milah tumpukan jarum bekas
Tidak ada alat / obat gawat darurat
Tidak aman bagi lingkungan :
Meninggalkan alat suntik bekas
sembarangan
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 80
Tempat Pembuangan Limbah

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 81
Pemusnahan Kotak + Isi
limbah
Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 -
1100 C)
risiko pencemaran kecil
Rp. 10 30 juta, BBM / kayu bakar

Dibakar dalam lubang atau drum

Digiling
Milling atau shreeding
Serbuk masih infeksius
375-750 alat suntik / jam
listrik 750 w

10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 82
10/4/2017 TAS-UNPRI-KP 83

Anda mungkin juga menyukai