Anda di halaman 1dari 4

Pasal 19 - 27

Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21


1) PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan
PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat (1) PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan bahan obat kepada industri farmasi, PBF dan PBF
dan/atau bahan obat di daerah provinsi sesuai penyaluran obat berdasarkan surat pesanan Cabang lain, apotek, instalasi farmasi rumah sakit
dengan surat pengakuannya. Ayat 1 yang ditandatangani apoteker pemegang SIA, dan lembaga ilmu pengetahuan
apoteker penanggung jawab, atau tenaga teknis
kefarmasian penanggung jawab untuk toko obat
dengan mencantumkan nomor SIPA atau SIPTTK.

(2) Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat


PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan/atau (1) berdasarkan surat pesanan yang
bahan obat di daerah provinsi terdekat untuk ditandatangani apoteker pengelola apotek atau
dan atas nama PBF pusat yang dibuktikan apoteker penanggung jawab.
dengan Surat Penugasan/Penunjukan dengan
jangka waktu selama 1 bulan. Menyampaikan
pemberitahuan atas Surat
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
Penugasan/Penunjukan secara tertulis kepada
dimaksud pada ayat (1), penyaluran obat
kepala dinas kesehatan provinsi yang dituju
berdasarkan pembelian secara elektronik (E-
dengan tembusan kepala dinas kesehatan (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
Purchasing) dilaksanakan sesuai dengan
provinsi asal PBF Cabang, Kepala Balai POM dimaksud pada ayat (2) surat pesanan untuk
ketentuan peraturan perundang-undangan.
provinsi asal PBF Cabang dan Kepala Balai POM lembaga ilmu pengetahuan ditandatangani oleh
provinsi yang dituju. Ayat 2,3,4 pimpinan lembaga
Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24
(1) Setiap PBF atau PBF Cabang
yang melakukan pengubahan
kemasan bahan obat dari
kemasan atau pengemasan
kembali bahan obat dari kemasan
aslinya wajib melakukan pengujian
Setiap PBF dan PBF Cabang yang laboratorium. Selain menyelenggarakan
melakukan pengadaan, pengadaan, penyimpanan dan
penyimpanan, dan penyaluran penyaluran obat dan/atau bahan
narkotika wajib memiliki izin obat, PBF mempunyai fungsi
khusus sesuai ketentuan sebagai tempat pendidikan dan
peraturan perundang-undangan. (2) Dalam hal dilakukan pelatihan
pengubahan kemasan atau
pengemasan kembali bahan obat
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), PBF atau PBF Cabang wajib
memiliki ruang pengemasan ulang
sesuai persyaratan CDOB.
Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27
(1) Permohonan penambahan gudang PBF diajukan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal dengan mencantumkan : a.
(1) PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan
(1) Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang gudang atau perubahan gudang.
alamat kantor PBF pusat; b. alamat gudang pusat dan gudang
tambahan; c. nama apoteker penanggung jawab pusat; dan d.
dapat berada pada lokasi yang terpisah nama apoteker penanggung jawab gudang tambahan.
dengan syarat tidak mengurangi efektivitas
pengawasan intern oleh direksi/pengurus
dan penanggung jawab.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditandatangani oleh direktur/ketua dan dilengkapi dengan
persyaratan sebagai berikut : a. fotokopi izin PBF; b. fotokopi
(2) Setiap penambahan atau perubahan gudang PBF
Surat Tanda Registrasi Apoteker calon penanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperoleh
gudang tambahan; c. surat pernyataan kesediaan bekerja
persetujuan dari Direktur Jenderal.
penuh apoteker penanggung jawab; d. surat bukti
penguasaan bangunan dan gudang; dan e. peta lokasi dan
denah bangunan gudang tambahan.

(2) Dalam hal gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang
berada dalam lokasi yang terpisah maka pada gudang
tersebut harus memiliki apoteker. (3) Permohonan penambahan gudang PBF Cabang diajukan
(3) Setiap penambahan atau perubahan gudang PBF Cabang
secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperoleh
dengan mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada
persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
ayat (1) dan ayat (2).

Anda mungkin juga menyukai