Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAHASA INDONESIA

ANGGOTA KELOMPOK::
1. AGE ALFIAN AHMAD (03)
2. AMALIA MAHMUDAH (05)
3. ARIQ HASNA SALSABILA (07)
4. KHAIRUN NISA (10)
5. MENTARI PUTRI ARYANTI (16)
6. NURUL LATIFAH (24)
RINGKASAN
DAN
KESIMPULAN
RSBI DIHAPUS
Ringkasan
Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan
untuk menerima gugatan uji material terkait
salah satu ayat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Hasilnya penyelenggaraan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
dihapus. Awalnya pengajuan uji material yang
dilakukan oleh orang tua murid, dosen, aktifis
pendidikan, dan aktifis ICW yang mereka merasa
dirugikan dengan pasal 50 ayat 1 UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Diknas.
Isian itu mengharuskan untuk setidak-
tidaknya mengembangkan setiap satuan
pendidikan yang bertaraf Internasional.
Penggugat menilai RSBI justru menimbulkan
kesenjangan, diskriminasi, serta kastanisasi
dalam dunia pendidikan sehingga melanggar
hak warga negara kurang mampu untuk
memperoleh pendidikan yang layak. RSBI juga
dianggap mengikis jati diri bangsa dengan
menerapkan bahasa inggris secara
keseluruhan dalam buku literatur.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo
mendukung keputusan MK untuk menghapus
sistem RSBI karena tidak sesuai dengan UU.
Menurut Jokowi sistem pendidikan RSBI justru
menyudutkan warga ekonomi menengah
kebawah yang berprestasi. Meski RSBI
dihapus, Jokowi yakin kualitas pendidikan di
ibu kota akan tetap terjaga dengan baik. Untuk
tetap mempertahankan kualitas pendidikan,
kata Jokowi, pihaknya akan memperbaiki SDM
yang ada.
Selain itu perbaikan sarana maupun prasarana
sekolah juga harus dilakukan. Jokowi
menganggap biaya yang dikeluarkan siswa
yang bersekolah di RSBI tergolong mahal.
Padahal dengan biaya yang mahal,
menurutnya belum menjamin kualitas yang
baik.
Kesimpulan
MK akhirnya memutuskan untuk menerima
gugatan uji material terkait UU No. 20 tahun 2003
pasal 50 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hasilnya penyelenggaraan RSBI dihapus,
karena RSBI justru menimbulkan kesenjangan,
diskriminasi, kastanisasi, dan mengikis jati diri
bangsa. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo
mendukung keputusan tersebut karena tidak
sesuai dengan UU dan menyudutkan warga
kurang mampu yang berprestasi.
Untuk mempertahankan kualitas pendidikan,
pihaknya akan memperbaiki SDM yang ada
dan memperbaiki sarana dan prasarana
sekolah. Menurutnya biaya yang mahal belum
menjamin kualitas yang baik.

Anda mungkin juga menyukai