Anda di halaman 1dari 42

Emergency pada wanita hamil

dan persalinan

Oleh : dr. Firmansyah, Sp.OG

Departemen Obstetrik dan Ginekologik


Rumah Sakit Raden Mattaeher
Learning Objective

Emergency Pada Wanita hamil dan Persalinan :


a. Perubahan selama kehamilan dan pengaruhnya pada pengelolaan penderita.
b. Mengenal kemungkinan terjadinya isoimunisasi
c. Penilaian awal dan pengelolaan wanita hamil yang mengalami trauma beserta janin
yang dikandungnya.
d. Mekanisme trauma terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
e. Prioritas dan cara penilaian terhadap ibu hamil dan janinnya.
f. Indikasi pembedahan terhadap ibu hamil yang cedera.
g. Trauma persalinan
Perubahan Fisiologi selama Kehamilan

Perubahan berhubungan dengan kehamilan

Perubahan besar dalam sistem sirkulasi

- bertambahnya aliran darah uterus dan pertumbuhan janin

Ibu hamil dianggap sebagai pasien berisiko bila mereka

mengalami trauma

- kurang bisa berkompensasi setelah trauma

- risiko meningkat untuk terjadinya trauma


Perubahan Sistem Kardiopulmoner

Peningkatan cardiac ouput 20-30%


Denyut jantung ibu bertambah 10-15 kali per menit
Tekanan darah menurun 10-15 mmHg
Frekuensi nafas istirahat meningkat
Peninggian diafragma oleh karena pembesaran uterus
Volume rongga dada menurun
Volume Darah Sistemik

Volume plasma bertambah

Volume sel darah merah bertambah

Volume darah sistemik bertambah 45-50%

Hipovolemia pada kehamilan

- peningkatan volume plasma lebih besar daripada peningkatan sel darah merah,

menyebabkan anemia relatif


Perubahan Sistem Gastrointestinal

Pengosongan lambung lebih lambat

- Risiko untuk aspirasi muntah meningkat

Uterus menjadi organ abdomen terbesar

- Lebih mudah mengalami cedera pada trauma tumpul


Perubahan Sistem Saluran Kemih

Vesika urinaria terdesak oleh pembesaran uterus keatas dan kedepan


Vesika urinaria lebih mudah mengalami cedera setelah trauma tumpul atau tembus
Sistem Reproduksi

Aliran darah uterus meningkat


- Wanita tidak hamil : 2% cardiac output
- Wanita hamil : 20% cardiac uotput
Pembuluh darah uterus mempunyai tahanan yang rendah
- Pada awal syok akan menyempit sebagai awal respon terhadap pelepasan katekolamin
- Pengurangan aliran darah ke fetus
- Risiko hipoksia/kematian fetus
TRAUMA

Trauma, pembunuhan , dan kekerasan serupa lainnya merupakan penyebab kematian


pada wanita muda

Sebanyak 10-20% wanita hamil mengalami trauma fisik (American College of Ob-
stetricians and Gynecologist, 1998, Rickert et al)
Dalam hasil audit Rumah Sakit Parkland, Hawkins (2007) melaporkan terdapat 1682
wanita hamil yang pergi kelayanan trauma. Kecelakaan kendaraan bermotor dan
terjatuh menyumbang 85% dari cedera, dan 10% karena serangan
Trauma Tumpul

Banyak bentuk dari trauma tumpul ditemui pada kehamilan.

Tema umum yang menjadi kekhawatiran

Penilaian langsung yang menjadi tema utama yakni efek trauma pada ibu,
pengobatan emergensi, dan evaluasi efek kolateral pada janin.
Kekerasan FisikKekerasan oleh
Pasangan

Menurut Departemen kehakiman AS, wanita yang berumur 16-24 tahun memiliki
angka tertinggi mengalami kekerasan oleh pasangan yakni 19,4 per 1000 (Rennison
and Welchans, 2000).
Diperkirakan 5 juta perempuan setiap tahun mengalami kekerasan fisik yang
dilakukan oleh pasangan prianya (American College of Obstetri0cians and
Gynecologist, 2006a).
Penyalahgunaan tersebut berkaitan dengan kemiskinan, pendidikan rendah, dan
penggunaan tembakau, alkohol dan obat-obatan terlarang (Centers for Disease
Control and Prevention,2008)
Kekerasan Seksual

Menurut Departemen Kehakiman AS (2006), 17 persen wanita dewasa mengalami


kekerasan seksual selama hidup mereka.
Satin dkk (1992) mengulas lebih dari 5700 wanita melangami korban kekerasan
seksual di Dallas selama 6 tahun dan dilaporkan bahwa 2 % dari korban hamil.
Kecelakaan
Setidaknya 3 persen wanita hamil terlibat dalam kecelakaan motor setiap tahunnya di Amerika
Serikat.
Kecelakan kendaraan bermotor adalah penyebab utama yang paling serius, mengancam jiwa
atau trauma tumpul yang fatal selama kehamilan. (Patteson and co-workers, 2007; Schiff and
Holt, 2005)
Trauma juga dapat menyebabkan kematian pada janin . (Hawkins and colleagues, 2007)
Kecelakaan dihubungkan dengan rendahnya penggunaan sabuk pengaman dan banyak
penyebab yang mengakibatkan kematian dapat dicegah dengan penggunaan tiiga titik penahan
seperti ditunjukan pada gambar 42.7 (Duma and associates,2006; metz and Abbott,2006)
FIGURE 42-7 Illustration showing correct use of three-point
automobile
restraint. The upper belt is above the uterus and the lower
belt fits snugly across the upper thighs and well below the uterus
Trauma Tumpul Lainnya

Beberapa penyebab umum trauma tumpul lainnya adalah terjatuh dan kekerasan
Trauma tumpul dapat menyebabkan masalah serius pada organ intraabdomen
Cedera pada diaphrgma, limpa, hepar dan ginjal mungkin akan tetap dipertahankan.
Kemudian yang perlu dikhawatirkan adalah terjadinya emboli cairan amnion,
bahkan pada cedera trauma yang ringan. (Ellingsen and co-workers, 2007;
Pluymakers and colleagues, 2007).
Pada pengalaman dari unit trauma Rumah Sakit Parkland, 6 persent dari 1682 wanita
hamil mengalami cedera orthopedi. Hal ini juga meningkatkan resiko mengalami
abrupsi plasenta, persalinan preterm, dan kematian perinatal (Cannada and
associates,2008)
Cedera dan Kematian Janin

Angka kematian janin meningkat seiring dengan beratnya cedera pada ibu.
khususnya kematian janin yang berhubungan dengan cedera fetoplasenta langsung,
syok pada ibu, fraktur pelvis, cedera kepala pada ibu atau hipoksia (Ikossi and
colleagues, 2005: Pearlman colleagues, 2008)
Solusio Plasenta dan Ruptur Uteri

Dua peristiwa bencana dari trauma tumpul yakni solusio palsenta dan ruptur urteri.
Kedua hal ini sering mengancam jiwa baik pada ibu maupun janin. Fraktur palsenta
dapat mengakibatkan perdarahan pada janin baik kedalam kantung amnion atau
perdarahan fetomaternal.
Solusio Plasenta Traumatik

Terlepasnya plasenta akibat trauma biasanya disebabkan oleh deformasi miometrium


disekitar plasenta inelastik.(Crosby and associates, 1968)

Hal ini merupakan hasil dari cedera deselerasi sebagaimana uterus membesar tertekan
oleh kemudi atau sabuk pengaman. gambar 42-8
Acute deceleration injury when the elastic uterus
meets the steering wheel, and as it stretches, the inelastic placenta
shears from the decidua basalis. Intrauterine pressures as
high as 550 mm Hg are generated
Solusio Plasenta

Solusio palsenta adalah terlepasnya


plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/korpus uteri sebelum
janin lahir
Gejala dan Tanda Solusio Plasenta

Perdarahan disertai nyeri.


Perdarahan hanya keluar sedikit
Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan adanya nyeri tekan.
Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
Rahim keras seperti papan.
Anemi dan syock, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah
yang keluar.
Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus karena isi rahim bertambah.
Darah berwarna merah tua/kehitaman
Ruptur Uteri

Kurang dari 1 persen kasus berat trauma tumpul menyebabkan ruptur uteri . (American
College of Obstetricians and Gynecologists, 1998)
Ruptur lebih mungkin terjadi pada bekas luka di uterus sebelumnya dan biasanya
disebabkan oleh efek langsung dari kekuatan substantif. Kekuatan deselerasi 25 m/j
dapat menghasilkan 500 mg tekanan intrauterin pada wanita. (Crosby and associations,
1968)
Ruptur Uteri

Ruptura uteri Robekan atau


diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang
miometrium.
Ruptura uteri Robeknya dinding
uterus pada saat kehamilan atau
dalam persalinan dengan atau tanpa
robeknya perineum visceral
Tanda dan gejala Ruptur Uteri

a. His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahkan terus menerus
b. Pasien tampak gelisah, ketakutan disertai dengan perasaan nyeri diperut
c. Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya
d. Pada auskultasi denyut jantung janin tidak teratur
e. Riwayat telah didorong oleh dukun atau bidan , partus sudah lama berlangsung
Perdarahan Feto-maternal

Benturan pada abdomen yang terkait dengan trauma dan khsususnya jika plasenta
mengalami laserasi atau fraktur, dapat mengakibatkan perdarahan Feto-maternal
yang mengancam jiwa. (Pritchard and associates, 1991)
Perdarahan fetomaternal masif dapat berkaitan dengan terjadinya solusio plasenta akibat
trauma. Hal ini terjadi akibat plasenta terlepas atau fraktur yang disebabkan oleh
peregangan plasenta. (Stettler and associates, 1992)
Trauma Tajam

Pisau dan luka tembak merupakan penyebab trauma tajam tersering dan dihubungkan
dengan penyerangan, upaya bunuh diri atau upaya untuk aborsi.
Jika luka berasal dari abdomen bagian atas atau belakang, maka dapat terjadi luka
viseral abdomen.
Jika luka berasal dari anterior dan bawah fundus uteri sebanyak 6 persen wanita tidak
mengalami cedera viseral.
Angka kematian perinatal sebesar 50% hal ini dikaitkan dengan syok pada ibu, cedera
plasenta atau cedera langsung pada janin. (Awwad and colleagues, 1994)
Partial placental abruption with adherent blood clot.
Managemen Trauma

Hasil akhir keadaan ibu dan janin secara langsung dihubungkan dengan beratnya cedera.
Aturan dasar diterapkan untuk dilakukannya resusitasi, termasuk ventilasi, penghentian
perdarahan dan pengobatan hipovolemia dengan kristaloid atau produk darah. Setelah
dilakukan resusitasi emergensi, evaluasi dilanjutkan pada fraktur, cedera dalam, sumber
perdarahan, plasenta, uterus dan cedera janin.
Aspek penting pada managemen adalah mereposisi uterus dari pembuluh darah untuk
mengurangi efek yang disebabkan akibat penurunan cardiac output. (American College
of Obstetricians and Gnyecologist, 1998).
Persalinan Seksio Sesaria

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan yakni usia kehamilan, kondisi janin, luasnya
cedera, evaluasi cedera intra abdomen lainnya. (Tsuei, 2006)
Pemantauan

Keadaan ibu menggambarkan keadaan bayi dalam kandungannya, pemantauan janin


adalah tanda vital lainnya yang membantu mengevaluasi luasnya cedera pada ibu.
Bahkan jika keadaan ibu stabil, pemantauan elektronik dapat memprediksi solusio
plasenta
Hampir 20 persen wanita yang memiliki kontraksi lebih sering dalam 10 menit pada 4
jam pertama dihubungkan dengan terjadinya solusio plasenta.
Pemantauan harus dilanjutkan selama masih terdapat kontraksi uterus, pola jantung
janin yang kacau, perdarahan pervaginam, nyeri tekan uterus, cedera ibu, atau ruptur
membran. (Pearlman and associates, 1990)
Cedera Suhu

Faktor yang berkontribusi yakni hipovolemia, cedera pulmonal, septikemia yang


dihubungkan dengan luka bakar. Pengobatan wanita hamil yang mengalami luka bakar
sama dengan halnya pada wanita yang tidak hamil. (Pacheco and associates, 2005)
Kontraktur kulit dapat mengakibatkan nyeri selama hamil dan mungkin memerlukan
tindakan pembedahan ataupun autograft kulit. (Matthews, 1982)
22-year-old nullipara sustained severe burns at age 12 years, and massive scarring
followed. Both breasts were replaced by scar tissue. Following delivery, a few drops of
colostrum were expressed from the left nipple, but no breast en- gorgement was
detected. (Photo courtesy of Drs. A. R. Mahale and A. P. Sakhare, Maharashtra,
India.)
Cedera dan Luka Bakar akibat Listrik

Terjadi peningkatan angka kematian pada janin akibat syok yang disebabkan oleh
listrik. (Fatovich, 1993).
Dalam penelitian kohort, Einarson dkk (1997) menunjukan hasil yang sama pada 31

wanita cedera yang tidak hamil dengan wanita cedera yang hamil.
Cedera akibat Petir

Garcia Gutierrez and associates (2005) menemukan 12 laporan kasus cedera selama
kehamilan. Mereka menggambarkan kasus lain dan mengkaji efek dari cedera petir pada
ibu dan janin.
Isoimmunization

Isoimmunization: refers to the development of antibodies to red blood cell antigens


folowing exposure to such antigens from another individual .
In the pregnancy the ,,other individual is the foetus, 50%of whose genetic makeup is
derived from the father .
If the mother is exposed to fetal red cells during pregnancy or et delivery, she may
develop antibodies to fetal cell antigens.
Later in that pregnancy or more commonly with the subsequent pregnancy , the
antibodes can cross the placenta and hemolyze fetal red cells, leading to fetal anemia
Isoimmunization: can involve many of the several hundred blood group system.
This disorder is frequently reffered to as Rh isoimmunization, becouse the Rhesus (Rh)
system is most frequently involved
Isoimmunization does develop with many other blood systems such as
Kell,Duffy,Kidd,Lewis,Lutheran,Public antigens & Private antigens, Diego, and others
Why Does Rh Status Matter?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai