Anda di halaman 1dari 25

OLEH :

MADE AYU CANDRAMAWATI


H1A 011 042

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2016
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata
yang umumnya ditandai kerusakan saraf
nervus II dan kehilangan lapang pandang
yang karakteristik - progresif serta
berhubungan dengan berbagai faktor risiko
terutama tekanan intraokular yang (relatif)
tinggi (Perdami, 2006).
Penyebab kebutaan No. 2 di seluruh dunia
(WHO, 2010)
Glaukoma

Gangguan aliran keluar


Gangguan akses cairan
cairan akuos akibat
akuos ke sistem
kelainan sistem
drainase
drainase
(sudut tertutup)
(sudut terbuka)
Glaukoma yg terjadi Kedaruratan
akibat peningkatan oftalmologik
TIO mendadak
Turunkan TIO

Primer Sekunder
Identitas Pasien
Nama : Tn. L. U.
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Rembitan, Pujut, Lombok Tengah
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Tanggal Pemeriksaan : 7 Maret 2016
Keluhan Utama:
Mata kanan terasa nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUP NTB dengan keluhan mata
kanan terasa nyeri. Nyeri pada mata kanan dirasakan sudah sejak 5 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan didalam mata, terjadi tiba-tiba, berdenyut, terus-
menerus, dan meluas hingga kepala kanan bagian depan. Saat pertama kali
nyeri muncul pada mata kanan, pasien merasa mual dan muntah sebanyak 1
kali. Pasien juga mengeluhkan mata kanannya merah, berair, dan
penglihatannya yang sebelah kanan dirasakan buram tiba-tiba. Pasien
merasa seperti melihat pelangi disekitar lampu. Saat nyeri muncul 5 hari
yang lalu, pasien memeriksakan dirinya ke puskesmas, namun pasien
merasa keluhan nyeri tidak membaik. Keluhan mata gatal, kotoran mata
banyak, terasa benda asing, ataupun riwayat trauma pada mata
sebelumnya disangkal.
Pasien tidak mengeluhkan nyeri, mata merah, ataupun kabur pada
mata kirinya. Pasien sehari-hari memakai kacamata untuk melihat jauh,
kacamata ini telah dipakainya kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa baru pertama kali dialami pasien. Pasien
menderita hipertensi sejak tahun 2008. Riwayat DM (-), asma (-),
penyakit jantung (-), penyakit paru (-), penyakit ginjal (-), keluhan
dispepsia sebelumnya disangkal. Pasien tidak pernah dirawat di
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada anggota keluarga disangkal. Riwayat
hipertensi pada keluarga (+), riwayat DM (-), asma (-).
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien adalah seorang PNS yang bekerja di kantor kelurahan.
Riwayat merokok, konsumsi alkohol, ataupun konsumsi jamu-
jamuan disangkal. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi
setiap hari kurang lebih 1 gelas belimbing.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap debu, udara dingin,
maupun riwayat alergi obat ataupun makanan.
Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya sudah berobat ke puskesmas di hari keluhan
nyeri mata kanan muncul. Pasien diberikan obat tetes mata.
Pasien lupa nama ataupun tutup obatnya, namun menurut
penjelasan pasien, obat tersebut diinformasikan oleh dokter di
puskesmas sebagai pengurang nyeri.
Untuk hipertensinya, pasien mengaku tidak rutin mengkonsumsi
obat antihipertensi, pasien hanya minum obat saat dirasakan ada
keluhan. Pasien juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
tertentu dalam jangka panjang.
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis

Pemeriksaan Tanda Vital


Nadi : 80 kali/menit
Frekuensi Napas : 15 kali/menit
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Suhu : 36,7 0C
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 1/300 6/12, dengan pinhole 6/6
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia

3. Pergerakan Bola Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Mata

4 Lapang pandang Tidak sama dengan Sama dengan pemeriksa


pemeriksa
5. Palpebra Edema (-) (-)

Superior Hiperemi (-) (-)


Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Spasme (+) (-)
6. Palpebra Edema (-) (-)

Inferior Hiperemi (-) (-)


Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
7. Konjungtiva Hiperemi (+) (-)

Palpebra Cobble stone (-) (-)


Sikatrik (-) (-)
Superior
Benda Asing (-) (-)
8. Konjungtiva Hiperemi (+) (-)

Palbebra Cobble stone (-) (-)


Sikatrik (-) (-)
Inferior
Benda Asing (-) (-)
9. Konjungtiva Injeksi Konjungtiva dan (+) (-)
Siliar
Bulbi
Pendarahan (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)

10. Kornea Bentuk Cembung Cembung


Kejernihan Keruh Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Massa (-) (-)

11. Bilik Mata Kedalaman Kesan dangkal Kesan dalam

Depan Hifema (-) (-)

Hipopion (-) (-)

12. Iris Warna Coklat Coklat

Bentuk Bulat dan regular Bulat dan regular


13. Pupil Bentuk Bulat, ukuran 5 Bulat, ukuran 3-
mm 4 mm
RCL (+) (+)

RCTL (+) (+)

14. Lensa Kejernihan Jernih Jernih

14. TIO Palpasi Meningkat Kesan normal


Tonometri schiotz 50,6 mmHg 13,8 mmHg
Identifikasi masalah
SUBJECTIVE
Keluhan mata kanan nyeri, merah, penglihatan turun, melihat halo sejak
5 hari yang lalu
Nyeri kepala sebelah kanan, serta mual dan muntah

OBJECTIVE
Visus OD 1/300, visus OS 6/12 maju dengan pinhole menjadi 6/6
Lapang pandang mata kanan pasien tidak sama dengan pemeriksa
Terdapat spasme palpebra mata kanan
Tampak hiperemia pada konjungtiva mata kanan
Kornea mata kanan keruh
Bilik mata depan mata kanan kesan dangkal
Lensa jernih
Tekanan intraokular mata kanan meningkat
OD OS

Mata kanan didapatkan Mata kiri tidak didapatkan


konjungtiva hiperemis, injeksi kelainan
silier dan konjungtiva, kornea
keruh (edema), bilik mata
depan dangkal.
Keluhan nyeri, merah, dan penglihatan turun
pada mata kanan pasien kemungkinan besar
disebabkan oleh peningkatan tekanan
intraokular yang terjadi mendadak pada
glaukoma akut.
Patofisiologi blok pupil
Persinggungan iris
Dilatasi pupil Blok pupil relatif
dan lensa

Iris terdorong ke
Aliran akuos ke dari
depan, menutup TIO meningkat dgn
belakang ke BMD
trabekulum cepat
terhambat
meshwork

Nyeri hebat,
kemerahan, kabur
penglihatan
Bilik mata depan yang dangkal, korpus siliare
yang tipis, iris yang tipis, lensa yang tebal, dan
pendeknya panjang aksial mata (Yip, Aquino &
Chew, 2007).
Cronemberger et al (2010) mengajukan bahwa
glaukoma akut disebabkan ketidakseimbangan
otonomik individu, khususnya peningkatan
respon simpatis.
Mekanisme lain yang diajukan adalah iris
plateau, pembengkakan lensa, dan ciliary block
(sangat jarang terjadi).
Diagnosis kerja : glaukoma akut OD
Diagnosis tambahan : miopia OS
Diagnosis banding :
Iritis akut : kornea biasanya jernih, serangan
perlahan, visus turun sedikit, TIO normal
Konjungtivitis akut : terasa gatal, nyeri ringan,
kornea jernih, sekresi pus/bergetah, serangan
perlahan, visus dan TIO normal
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder :
Pemeriksaan slit lamp

Pemeriksaan slit lamp dilakukan untuk menilai lebih jelas segmen anterior mata;
pada glaukoma akut dapat ditemukan injeksi siliaris, edema epitel kornea, bilik
mata depan dangkal, kadang ditemukan sel dan flare di cairan akuos, pupil
melebar dengan refleks menurun, dan katarak Vogt.

Pemeriksaan gonioskopi

Gonioskopi dilakukan untuk memeriksa saluran pembuangan yaitu dengan


memeriksa sudut iridokornea. Gonioskopi dapat membedakan glaukoma sudut
terbuka atau tertutup serta adanya perlekatan iris bagian perifer, abnormalitas
sudut dan adanya benda asing.

Setelah terapi awal, dilakukan pemeriksaan :

Papil N.II diperiksa dengan funduskopi direk atau indirek


Lapang pandang diperiksa dengan perimeter kinetik (Goldman) dan/atau
perimeter statik (Humprey, Octopus, dll)
Pasien disarankan untuk rawat inap
Segera menurunkan TIO
Hiperosmotik : Glycerine 1,5 gr/kgBB 50% larutan dapat dicampur dengan sari
jeruk; bila sangat mual dapat diganti dengan Manitol 1 -15 gr/kgBB 20%
larutan intravena (dalam infuse 3-5 cc/menit = 60 100 tetes/menit).
Acetazolamide 500 mg oral dilanjutkan 250 mg sehari 4 kali

Menekan reaksi radang Steroid sistemik topical : Prednisolone 1% atau


dexamethasone 0,1% sehari 4 kali
Sesudah + 1 jam, periksa TIO dan sudut BMD
Pada umumnya TIO sudah mulai turun dan bila sudah < 40 mmHg, beri
Pilocarpine 2% dan setelah jam bila TIO tetap turun dan sudut mulai
terbuka beri Pilocarpine 1% sehari 4 kali, Timolol 0,5% sehari 2 kali, topical
Prednisolone 1% atau dexamethasone 0,1% sehari 4 kali. Pilocarpine tidak
perlu diberi secara intensive
Bila kondisi mata sudah mulai tenang terutama bila kornea sudah jernih,
dilakukan Bedah Iridektomi Perifer (bedah IP).
Pasien diberikan informasi mengenai penyakit yang
dialaminya.
Pasien harus menggunakan obat tetes mata sesuai
dengan petunjuk dokter, terutama dalam hal kepatuhan
(compliance, adherence) dan jumlah pemberian obat per
hari.
Pasien harus teratur berobat ke dokter mata untuk
melakukan pemeriksaan tekanan intra okular, penilaian
status saraf N II (struktur anatomi saraf mata) dan lapang
pandang fungsi penglihatan).
Berobat teratur bila terdapat penyakit penyerta sistemik.
Emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan serangan
akut
Prognosis penglihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien dubia ad
bonam

Prognosis nyawa (ad vitam)


Prognosis nyawa pasien bonam
The world is a wonder to see everyday, so dont let glaucoma get in the way

Anda mungkin juga menyukai