Anda di halaman 1dari 22

CEDERA KEPALA BERAT

KELOMPOK 7
Amelia Dinartika
Ferdita Debi Kurniawati
Jacky Alfredo Dama
Masria Utari
Putri Indah Cahyani
Rika Dewi Andani
PENGERTIAN
Cedera kepala merupakan
proses dimana terjadi trauma
langsung atau deselerasi
terhadap
kepala yang menyebabkan
kerusakan tengkorak dan
otak.
(Pierce Agrace & Neil R. Borlei,
2006 hal 91).
Etiologi
Penyebab dari cedera kepala
adalah adanya trauma pada
kepala meliputi trauma oleh
benda/serpihan tulang yang
menembus jaringan otak, efek
dari kekuatan atau
Energi yang diteruskan ke otak.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa
gangguan kesadaran, konfusi, abnormalitas
pupil, serangan (onset) tiba-tiba berupa deposit
neorologis, perubahan tanda vital, gangguan
penglihatan, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit
kepala, vertigo(pusing), ganguan pergerakan,
kejang, dan syok akibat cidera multi system.
Patofisiologis
Patofisiologis dari cedera
kepala traumatic dibagi dalam
proses primer dan proses
sekunder. Kerusakan yang
terjadi dianggap karena gaya
fisika yang berkaitan dengan
suatu trauma yang relative
baru terjadi dan bersifat
irreversible untuk sebagian
besar daerah otak.
Next.....
Walaupun kontusio dan laserasi yang terjadi pada
permukaan otak, terutama pada kutub temporal dan
permukaan orbital dari lobus frontalis, memberikan tanda-
tanda jelas tetapi selama lebih dari 30 tahun telah dianggap
jejas akson difus pada substasi alba subkortex adalah
penyebab utama kehilangan kesadaran berkepanjangan,
gangguan respon motorik dan pemulihan yang tidak komplit
yang merupakan penanda pasien yang menderita cedera
kepala traumatik berat.
Komplikasi
1. Koma
2. Kejang
3. Infeksi
4. Hilangnya
kemampuan kognitif
5. Penyakit Alzheimer
dan Parkinson
ASUHAN KEPERAWATAN
CEDERA KEPALA BERAT
Pengkajian
a. Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien
untuk meminta pertolongan kesehatan tergantung
seberapa jauh dampak trauma kepala yang di sertai
dengan penurunan tinngkat kesadaran.
1) Riwayat penyakit saat ini
Adanya riwayat trauma yang mengenai kepala
akibat KLL, jatuh dari dari ketinggian dan trauma
langsung kekepala. Adanya penurunan atau
perubahan pada tingkat kesadarn di hubungkan
dengan perubahan didalam intrakranial. Keluhan
perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai
2) Riwayat penyakit terdahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi
adanya riwayat hipertensi, riwayat cedera kepala
sebelumnya, DM, penyakit jantung anemia,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, dan konsumsi
alkohol yang berlebihan.
3) Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji adanya anggota generasi
terdahulu yang menderita hipertensi dan DM.
Lanjutan...
b. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan
klien untuk menilai respon emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran
klien dalam keluarga serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Lanjutan...
c. Pola fungsi kesehatan (11 pola Gordon)
1) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
2) Pola Nutrisi/metabolic
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif-perseptual
7) Pola persepsi diri/konsep diri
8) Pola seksual dan reproduksi
9) Pola peran-hubungan
10) Pola manajemen koping stress
11) Pola keyakinan-nilai
Lanjutan...
d. Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah
pada keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat
berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis.
e. Keadaan umum
Pada pasien yang mengalami cedera
kepala umumnya mengalami penurunan
kesadaran CKR atau COR dengan GCS 13-15, CKS
dengan GCS 9-12, CKB dengan GCS 8.
Diagnosa Keperawatan & Intervensi
Dx : Resiko tinggi peningkatan TIK yang
berhubungan dengan desak ruang sekunder dari
kompresi korteks serebri dari adanya perdarahan
baik bersifat intraserebral hematoma, subdural
hematoma, dan epidural hematoma.
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam tidak terjadi
peningkatan TIK pada klien.
Kriteria hasil : klien tidak gelisah, klien tidak
mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah,
GCS 4, 5, 6, tidak terdapat papiledema. TTV
dalam batas normal
Intervensi Rasionalisasi

Mandiri Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi,


Kaji faktor penyebab dari
situasi/keadaan mengkaji status neurologis/tanda-tanda kegagalan
individu/penyebab untuk menentukan perawatan kegawatan atau
koma/penurunan perfusi jaringan
dan kemungkinan penyebab tindakan pembedahan.
peningkatan TIK.

Memonitor tanda-tanda vital tiap Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral
4 jam terpelihara dengan baik atau fluktuasi ditandai
dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari
autoregulator kebanyakan merupakan
tanda penurunan difusi local vaskularisasi darah
serebral. Dengan peningkatan tekanan darah
(diastolic) maka dibarengi dengan peningkatan
tekanan darah intrakrinial. Adanya peningkatan
tekanan darah, bradikardi, disritmia, dispnea
merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK.
Evaluasi pupil, amati ukuran, Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola
ketajaman, dan reaksi terhadap mata merupakan tanda dari gangguan
cahaya. nervus/saraf jika batang otak terkoyak. Reaksi
pupil diatur oleh saraf III cranial (okulomotorik)
yang menunjukkan keseimbangan antara
parasimpatis dan simpatis. Respon terhadap
cahaya merupakan kombinasi fungsi dari saraf
cranial II dan III.

Monitor temperatur dan Panas merupakan refleks dari hipotalamus.


pengaturan suhu lingkungan. Peningkatan kebutuhan metabolism dan O2 akan
menunjang peningkatan TIK/ICP (Intracranial
Pressure).
Pertahankan kepala/leher pada posisi yang Perubahan kepala pada satu sisi dapat
netral, usahakan dengan sedikit bantal. Hindari menimbulkan penekanan pada vena jugularis
penggunaan bantal yang tinggi pada kepala. dan menghambat aliran darah otak
(menghambat drainase pada vena serebral),
untuk itu dapat meningkatkan tekanan
intracranial.

Berikan periode istirahat antara tindakan Tindakan yang terus-menerus dapat


perawatan dan batasi lamanya prosedur. meningkatkan TIK oleh efek rangsangan
kumulatif.

Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa Memberikan suasana yang tenang (colming
nyaman seperti masase punggung, lingkungan effect) dapat mengurangi respons psikologis dan
yang tenang. Sentuhan yang ramah, dan memberikan istirahat untuk mempertahankan
suasana / pembicaraan yang tidak gaduh. TIK yang rendah.
Cegah/hindarkan terjadinya valsava Mengurangi tekanan intratorakal dan intraabdominal
maneuver. sehingga menghindari peningkatan TIK.

Bantu klien jika batuk, muntah. Aktivitas ini dapat meningkatkan intrathorakal/tekanan
dalam thoraks dan tekanan dalam abdomen dimana
aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.

Kaji peningkatan istirahat dan tingkat Tingkah nonverbal ini dapat merupakan indikasi
laku. peningkatan TIK atau memberikan refleks nyeri dimana
klien tidak mampu mengungkapkan keluhan secara
verbal, nyeri yang tidak menurun dapat meningkatkan
TIK.
Palpasi pada pembesaran/pelebaran Dapat meningkatkan repons otomatis yang potensial
bladder, pertahankan drainase urine menaikkan TIK.
secara paten jika di gunakan dan juga
monitor terdapatnya konstipasi.
Berikan penjelasan pada klien (jika Meningkatkan kerja sama dalam meningakatkan
sadar) dan keluarga tentang sebab- perawatan klien dan mengurangi kecemasan.
sebab TIK meningkat.
Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan TIK
Observasi tingkat kesadaran dengan dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan
GCS. penyakit.

Kolaborasi : Mengurangi hipoksemia, dimana dapat meningkatkan


Pemberian O2 sesuai indikasi. vasodilatasi serebral, volume darah, dan menaikkan TIK.

Kolaborasi untuk tindakan operatif Tindakan pembedahan untuk evakuasi darah dilakukan
evakuasi darah dari dalam intracranial. bila kemungkinan terdapat tanda-tanda deficit
neurologis yang menandakan peningkatan ntrakranial.

Pemberian cairan mungkin di inginkan untuk


Berikan cairan intravena sesuai indikasi. mengurangi edema serebral, peningkatan minimum
pada pembuluh darah, tekanan darah dan TIK.
Berikan obat osmosis diuretic Diuretic mungkin digunakan pada fase akut untuk
contohnya : manitol, furoscide. mengalirkan air dari sel otak dan mengurangi edema
serebral dan TIK.

Berikan steroid contohnya : Untuk menurunkan inflamasi (radang) dan mengurangi


dexamethason, methyl prenidsolon. edema jaringan.

Berikan analgesic narkotik contoh : Mungkin di indikasikan untuk mengurangi nyeri dan
kodein. obat ini berefek negatif pada TIK tetapi dapat digunakan
dengan tujuan untuk mencegah dan menurunkan
sensasi nyeri.

Berikan antipiretik contohnya : Mengurangi/mengontrol hari dan pada metabolisme


asetaminofen. serebral/oksigen yang diinginkan.

Monitor hasil laboratorium sesuai Membantu memberikan informasi tentang efektifitas


dengan indikasi seperti prothrombin, pemberian obat.
LED.

Anda mungkin juga menyukai