Anda di halaman 1dari 52

REFERAT BRONKIOLITIS

Disusun oleh : Ramadan Premiarto C (406162048)


Pembimbing : dr. Hesti Kartikasari Sp.A
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
RSUD RAA Soewondo Pati
Periode 17 Juli -23 September 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Definisi Bronkiolitis

Berdasarkan APP (American Academy of Pediatrics):


sebuah kumpulan gejala-gejala dan tanda-tanda klinis termasuk prodromal
virus pernafasan atas, diikuti peningkatan wheezing dan usaha bernafas dari
anak-anak usia 2-24bulan
Epidemiologi Meningitis Tuberkulosis
Terjadi pada usia 2-24 bulan, dengan puncak kejadian pada usia 6 bulan
Sebanyak 11,4% anak berusia dibawah 1 tahun dan 6% anak berusia 1-2
tahun di AS pernah mengalami bronkiolitis.
Penyakit ini menyebabkan 90.000 kasus perawatan di rumah sakit dan
menyebabkan 4500 kematian setiap tahunnya.
Etiologi Bronkiolitis
Respiratory Syncitial Virus (RSV), 6090% kasus,
Golongan paramyxovirus
Single stranded RNA virus
Ukuran: sedang (80-350 nm)
Memiliki 2 glikoprotein yakni (protein G dan protein F)
Virus lainnya:
virus Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3
Influenzae B
Adenovirus tipe 1,2, dan 5
Mycoplasma
Patogenesis
Bronkiolitis
1. Virus bereplikasi di dalam nasofaring kemudian menyebar dari saluran nafas atas ke saluran nafas
bawah melalui penyebaran langsung pada epitel saluran nafas dan melalui aspirasi sekresi nasofaring
2. Kolonisasi dan replikasi virus pada mukosa bronkus dan bronkiolus
3. Gambaran patologi awal berupa nekrosis sel epitel silia
4. Menyebabkan terjadi edema submukosa dan pelepasan debris dan fibrin kedalam lumen bronkiolus
5. Mengganggu gerakan mukosilier, mukus tertimbun di dalam bronkiolus
6. Saraf aferen lebih terpapar terhadap alergen/iritan, sehingga dilepaskan beberapa neuropeptida
(neurokinin, substance P) yang menyebabkan kontraksi otot polos saluran napas
7. Meningkatkan ekspresi Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) dan produksi sitokin yang akan
menarik eosinofil dan sel-sel inflamasi
Infeksi virus dari saluran pernafasan bagian bawah

Patofisiologi Udem

Kerusakan epitel

Bronkiolitis Hipersekresi

Obstruksi saluran nafas kecil

Atelektasisdan hiperinflasi

Penurunan kompliansi paru

Peningkatan kerja pernafasan

Kelelahan otot pernafasan Hipoksemi

Hiperkarbi

Syok
Apneu Asidosis
Henti nafas dan jantung
Manifestasi Klinis Bronkiolitis
Diawali dengan gejala ISPA atas
Distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal, wheezing, sesak napas.
Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum.
Terjadi distress nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit, kadang-kadang
disertai sianosis, nadi juga biasanya meningkat.
Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. Retraksi
biasanya tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru (terperangkapnya udara dalam paru).
Terdapat ekspirasi yang memanjang , wheezing yang dapat terdengar dengan ataupun tanpa
stetoskop, serta terdapat crackles.
Hepar dan lien teraba akibat pendorongan diafragma karena tertekan oleh
paru yang hiperinflasi.
Sering terjadi hipoksia dengan saturasi oksigen <92% pada udara kamar.
Pada beberapa pasien dengan bronkiolitis didapatkan konjungtivitis ringan,
otitis media serta faringitis.
Pemeriksaan Penunjang Bronkiolitis
Pemeriksaan darah tepi tidak khas, jumlah leukosit berkisar antara 5000-
24000 sel/l. Pada keadaan leukositosis, batamg dan PMN banyak
ditemukan.
Analisis Gas Darah : hiperkapnia sebagai tanda dari air tapping, asidosis
metabolik atau respiratorik.
Analisa gas darah (AGD) diperlukan untuk anak dengan gangguan
pernafasan berat, khususnya yang membutuhkanventilator mekanik, gejala
kelelahan dan hipoksia.
Foto Thorak AP dan Lateral
Identifikasi virus dengan memeriksa sekresi nasal dengan menggunakan
tekhnik imunofluoresens atau enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
Histopatologi
Pengobatan Bronkiolitis
Pengobatan Suportif
1. Pengawasan
2. Oksigenasi
3. Pemberian cairan
Medikamentosa
A. Antivirus (Ribavirin)
B. Bronkodilator
C. Kortikosteroid
Pencegahan
Pemberian imunoglobulin
Pemberian vaksinasi
Prognosis Bronkiolitis
Perjalanan klinis umumnya dapat teratasi setelah 48-72 jam. Angka kematian pada
penderita ini ditemukan < 1%.
Prognosis sangat tergantung oleh ketepatan diagnosis, fasilitas yang tersedia,
ketepatan tatalaksana, dan kecermatan pemantauan, sehingga sangat mungkin
prognosis semakin jelek pada penyakit ini dan akan meningkat di daerah perifer
Pada penderita ini, prognosis untuk kehidupannya (quo ad vitam) adalah ad bonam,
karena walaupun datang dengan distres respirasi, dapat ditangani dengan segera dan
tepat, sehingga masa-masa kritisnya terlewati. Sedangkan prognosis untuk
kesembuhan (quo ad sanam) adalah ad bonam
Infeksi bronkiolitis akut berat pada bayi bisa berkembang menjadi asma.
REKAM MEDIS KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
2. IDENTITAS ORANG TUA
Nama : By. Rasya Aditya Putra Nama Ayah : Tn S
Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun
Umur : 11 bulan/ 1 Mei 2010 Pendidikan : STM
Alamat: Sapta Marga III Gabeng RT Pekerjaan : Pegawai swasta
07/01, Kecamatan Tembalang, Semarang Nama Ibu : Ny A
Masuk RSDK : 19 April 2011, pukul
01.20 WIB
Umur : 21 tahun
Keluar RSDK : 22 April 2011, pukul Pendidikan : SMK
13.00 WIB Pekerjaan : Tidak bekerja
No CM : 6596561
2. ANAMNESA
Alloanamnesis dengan orang tua penderita tanggal 19 April 2011 pukul 14.00
WIB
Keluhan utama
sesak nafas
riwayat penyakit sekarang
3 hari anak batuk (+), dahak (+) tidak dapat dikeluarkan, pilek (+), sesak (-),
ngik-ngik (-), demam (+) anget-anget, bintik-bintik merah seperti digigit
nyamuk (-), gusi berdarah (-), mimisan (-), keluar cairan dari telinga (-), nyeri
tekan belakang telinga (-), nyeri telan (-), muntah 1x/hari setelah batuk 2
sendok makan, berisi dahak (+) warna putih encer (+) bercampur susu, BAB
dan BAK tidak ada kelainan, anak masih bermain seperti biasa, makan dan
minum tidak terganggu.
1 hari anak masih batuk dan makin bertambah parah, dahak tidak dapat
dikeluarkan, sesak (+), ngik-ngik (+), sesak tidak berkurang dengan perubahan
posisi dan cuaca (+), dan tidak bertambah saat bermain, biru-biru disekitar mulut (-
), demam (+) tidak tinggi terus menerus, bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk
(-), gusi berdarah (-), mimisan (-), keluar cairan dari telinga (-), nyeri tekan belakang
telinga (-), nyeri telan (-), anak rewel (+), muntah 1x/hari 2-3 sendok makan berisi
dahak kental warna putih dan susu, nafsu makan dan minum susu anak terganggu,
buang air besar dan buang air kecil tidak ada kelainan, kemudian dibawa ke
puskesmas Ngesrep diberi obat kotrimoksazol dan surat pengantar ke RSDK,
karena batuk yang terus bertambah dan disertai sesak, anak kemudian dibawa ke
RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit keluarga
-Riwayat alergi telur (+) -Tidak ada anggota keluarga yang
Riwayat tersedak sebelumnya disangkal sakit seperti ini atau batuk-batuk
Riwayat sesak sebelumnya dan nafas lama.
berbunyi (mengi) disangkal.
Ayah pasien alergi telur (+), ayah
Riwayat bepergian ke daerah endemis perokok aktif (+).
malaria (-)
Tidak pernah sakit batuk lama, tidak ada
Tidak ada anggota keluarga yang
riwayat sering berkeringat malam hari, sakit seperti ini.
tidak ada keluhan berat badan turun atau Riwayat asma pada anggota
sulit naik.
keluarga disangkal.
Riwayat ruam /alergi susu saat bayi
disangkal. Lingkungan : memelihara binatang
Riwayat batuk/bersin saat pagi hari/subuh (+), karpet (-).
(-)
Riwayat Perinatal
-Periksa kehamilan di bidan Riwayat Imunisasi
sebanyak 6 kali, penyakit kehamilan
disangkal, obat- obatan yang -BCG : 1 kali, umur 1 bulan, skar
diminum berupa vitamin, tablet positif.
tambah darah, dan mendapat Polio : 4 kali, umur 0,2,4,6 bulan.
imunisasi TT 2 kali.
Hepatitis : 3 kali, umur 2,4,6 bulan.
Laki-laki lahir dari seorang ibu
G1P0A0 20 tahun, umur kehamilan Dipteri : 3 kali, umur 2,4,6
9 bulan, lahir spontan, langsung bulan
menangis, biru-biru (-), ditolong Pertusis : 3 kali, umur 2,4,6 bulan
bidan,
Tetanus : 3 kali, umur 2,4,6 bulan
Berat lahir 3500 gram. Panjang
badan lahir 49 cm. Campak : 1 kali, umur 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap.
Riwayat Pertumbuhan
Berat badan lahir 3500 gram, panjang
badan lahir 49 cm, lingkar kepala waktu
lahir tidak tahu.
Berat badan bulan lalu 8 kg. Berat badan
sekarang 8,3 kg, panjang badan sekarang
71 cm, lingkar kepala 52 cm (mesosefal).
Kurva CDC
BB/U: 8/10x100%= 80% (gizi baik)
TB/U: 71/74x100%= 95.9% (perawakan
normal)
BB/TB : 8/8.6x100%= 93% (gizi baik)
LK/U : 52/46x100%= 113%
Status gizi baik, perawakan normal
Kesan : perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembanganya
NO KPSP Pada Anak Umur 12 Bulan Ya Tidak
1
Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/dipojok, kemudian muncul dan menghilang
secara berulang-ulang dihadapan anak,apakah ia mencari anda atau mengharapakan
anda mucul kembal?
2
Letakan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-
lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?
3
Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada
kursi/meja?
4
Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya:ma-ma. da-da,
pa-pa. jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara tadi.
5
Apakah anak dapat mengangkat badanya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6
Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia akan
menunjukan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan
orang yang belum dikenalnya?
7
Apakah anak daoat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan meremas
di antara ibu jari dan jarinya?
8
Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?
9
Sebutkan 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang
lengakap).Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi?
10
Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus yang ia pegang?
Riwayat Asupan Nutrisi
-Umur 0 1 bulan: Anak mendapat Asi sesuai kemauan bayi (dihentikan karena asi
tidak keluar dan puting susu yang datar)
Umur 0 6 bulan : Anak diberi SGM 1 10-12x/hari @ 90 cc (3 sendok takar habis)
sesuai keinginan anak
Umur 6 bulan- sekarang: Anak diberi susu SGM II 8-10x sehari @ 120 cc - habis
dan bubur susu 3 x sehari @ mangkuk kecil - habis.
Umur 6 - 8 bulan: Anak diberi bubur susu bungkus 3x/hari habis.
Umur 8- sekarang: Anak diberikan nasi tim 3x/hari mangkuk kecil +
ati/ayam/tahu/tempe + sayur
Buah : pisang, jeruk, pepaya (mulai diberikan umur 4 bulan 2x @2-3 sedok teh
habis)
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup, ASI tidak eksklusif, dan penyapihan dini.
3.PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik pada tanggal 19 April


2011 , pukul 14.30 WIB di ruang HND
C1L1

Pemeriksaan Umum Data antopometri


Kesan umum : sadar, tampak sesak , anak laki-laki, umur 11 bulan, berat
tidak sianosis , ada napas spontan , badan 8,3 kg, panjang badan 71 cm.
adekuat.
Tanda vital : Nadi : 124
x/menit, isi dan tegangan cukup.
RR : 55 x/menit
Suhu : 37C
Pemeriksaan Sistem
Kepala : mesosefal, lingkar kepala 45 cm.
ubun-ubun besar datar dan belum menutup.
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera tidak ikterik, pupil isokor
diameter 2 mm/2 mm, reflek cahaya (+) N / (+) N. reflek kornea
+N/+N.
Hidung : nafas cuping hidung (-), tidak ada sekret.
Telinga : tidak ada sekret .
Mulut : bibir tidak sianosis, selaput lendir tidak kering, lidah tidak
kotor, gusi tidak berdarah,
Tenggorok : T1-1, faring tidak hiperemis.
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Kulit : tidak ikterus
Thoraks
simetris, ada retraksi epigastrial.
Paru depan : I : simetris, statis, dinamis.
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
A : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan : ronkhi basah (-)/(-), wheezing
(+)/(+),hantaran (+)/(+),eksperium memanjang (+)/(+)
Jantung
I : sulit dinilai
Pa :sulit dinilai
Pe : sulit dinilai
A : suara jantung I-II normal, tidak ada bising, tidak ada gallop, irama reguler, frekuensi
jantung 120 x / menit
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal.
Pa : datar, lemas, tidak nyeri tekan, Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, tidak ada pekak alih.
Kulit : turgor kulit baik, kulit kering (-), sianosis (-) ikterik (-)
KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Anus dan genitalia : laki-laki, testis (+) 2 buah, epispadi (-), hipospadia (-),
fimosis (-), hiperemis (-)
Ekstremitas : superior inferior
Sianosis (-)/(-) (-)/(-)
Oedem (-)/(-) (-)/(-)
Akral dingin (-)/(-) (-)/(-)
Cap. refill <2 <2
Reflek fisiologis (+)N/(+)N (+)N/(+)N
Reflek patologis (-) (-)
Clonus (-) (-)
Kekuatan 555 555
Tonus (+)N/(+)N (+)N/(+)N
Darah lengkap

HEMATOLOGI ANALYSER Nilai Rujukan 19 april 2011

Pemeriksaan Leukosit
Eritrosit
4,5-14,5
4,7 6,1
14,0
4.87

penunjang
Hemoglobin 11 15 12.4
Hematokrit 40 52 36.6
MCV 82 92 75,2
MCH 27 31 25,4
MCHC 32 36 33,8
Trombosit 150 400 549
RDW-CV 11,5 14,5
RDW-SD 35 47
PDW 9.0 13.0
MPV 6.8 10.0
P-LCR
HITUNG JENIS
Netrofil 50.0 70.0
Limfosit 25.0 40.0 65
Monosit 2.0 8.0 3
Eosinophil 24 3
Basophil 01 0
. X-foto thorak : (tanggal 19 April 2011)
Cor: CTR 47%, retrocard dan retrosternal space tidak menyempit.
Pulmo: Corakan vaskular meningkat
Tampak bercak pada perihiler dan parakardial kanan
Hilus kanan kiri tampak menebal
Hemidiafragma kanan setinggi kosta 9 posterior
Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
Kesan : Cor dalam batas normal, Gambaran bronkopneumonia dengan penebalan hilus kanan
kiri, proses spesifik belum dapat disingkirkan
5.RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 9 tahun ke poli anak RSUD RAA Soewondo
Pati dengan keluhan ingin kontrol meningitis tuberkulosis. Ibu pasien juga mengeluhkan,
cara berjalan pasien yang tidak seimbang. Terkadang pasien tiba-tiba terjatuh ketika berjalan
atau mengendarai sepeda tanpa sebab yang jelas, ketika berdiri pasien terkadang sering
merasa tidak seimbang dan terjatuh. Keluhan sakit kepala terkadang dialami pasien. Sakit
kepala di kepala belakang, rasanya berdenyut. 3 bulan yang lalu pasien pernah datang ke
IGD RSUD RAA Soewondo Pati dengan keluhan kejang. Kejang terjadi pada pagi hari.
Selama kejang pasien tidak sadar, tangan dan kaki pasien bergerak terus menerus, kejang
berlangsung sebentar selama 5 menit. Saat kejang, tidak ada demam. Setelah kejang, pasien
lalu sadar. Pasien juga merasa kepala bagian depan disekitar alis sakit. Sebelum kejang, pasien
sempat batuk-batuk kemudian muntah darah. Batuk baru hari itu dirasakan. Muntah 1 kali,
warna merah segar dan ada lendir. Selain itu, pasien juga mengeluhkan bengkak pada
tubuhnya. Bengkak terjadi sudah 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Bengkak muncul
perlahan dari kelopak mata lalu menyebar ke seluruh tubuh. Nyeri, gatal, kemerahan pada
bengkak disangkal. Saat pertama kali dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah
pasien mencapai 160/80 mmHg.
RESUME
Seorang anak laki-laki usia 11, datang ke RSDK dengan keluhan sesak nafas
yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. 1 hari anak masih batuk dan makin
bertambah parah, dahak tidak dapat dikeluarkan, sesak (+), ngik-ngik (+),
sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi dan cuaca (+), demam (+)
tidak tinggi terus menerus,anak rewel (+), muntah 1x/hari 2-3 sendok makan
berisi dahak kental warna putih dan susu, nafsu makan dan minum susu anak
terganggu, buang air besar dan buang air kecil tidak ada kelainan, kemudian
dibawa ke puskesmas Ngesrep diberi obat kotrimoksazol dan surat pengantar
ke RSDK, karena batuk yang terus bertambah dan disertai sesak, anak
kemudian dibawa ke RSDK.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vitaln nadi 124 x/menit, isi dan tegangan
cukup. Frekuensi nafas 55 x/menit, Suhu 37C. Pada pemeriksaan torak : suara
dasar vesikuler normal, suara tambahan : ronkhi basah (-)/(-), wheezing
(+)/(+),hantaran (+)/(+),eksperium memanjang (+)/(+). Pada pemeriksaan
abdomen datar, lemas, tidak nyeri tekan, Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.
Pada pemeriksaan penunjaang telah dilakukan analisa darah lengkap tidak
didapatkan kelainan, sedangkan pada hitung jenis lekosit ditemukan limfositosis.
Pada foto rontgent thorak didapatkan kesan bronkopneumonia dengan penebalan
hilus dan bercak infiltrat.
6. DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA
Bronkiolitis
Status gizi baik, perawakan normal
7. Pengkajian
clinical
reasoning

Bronkiolitis
Batuk 3 hari
Pilek 3 hari
Demam tidak tinggi 3 hari
Sesak nafas 1 hari
Wheezing 1 hari
Retraksi dada 1 hari
Diagnosa banding:
Bronkopneumonia,
Asma bronkial
Rencana Terapi Farmakologis
O2 masker 5 liter/menit
Infus 2A1/2
mikro/menit N
480/20/5 tetes
Peroral : - Parasetamol
100 mg bila t 38 C
Ambroxsol 3 x 4 mg
Nebulizer : pulmicort
respul, Nacl 0,9% 4 cc
Rencana Evaluasi
- Pengawasan keadaan umum, tanda vital, distress respirasi, dan
pengawasan jalan napas ( isap lendir jika perlu)
Edukasi
- Penjelasan kepada keluaraga tentang penyakit, prosedur pengobatan serta
prognosis penderita
b. Edukasi mengenai perlunya menjaga kebersihan lingkungan rumah dan
badan penderita
c. Edukasi tentang penghindaran dari asap rokok serta kurang nya ventilasi
udara dirumah
8. PROGNOSIS
- Quo ad vitam: Ad bonam
Quo ad sanationam: Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
ANALISIS KASUS

TEORI KASUS
Definisi

Bronkiolitis diartikan sebagai penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil
(bronkioli) yang sering terjadi pada anak di bawah 2 tahun
Epidemiologi

Insidensi penyakit ini terjadi pada 2 tahun pertama Pasien berusia 11 bulan
kehidupan dengan puncak kejadian pada usia kira-
kira 6 bulan

Faktor risiko & Etiologi


Respiratory Syncitial Virus (RSV), 6090% dari Ayah pasien seorang perokok aktif.
kasus, dan sisanya disebabkan oleh virus
Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3, Influenzae B,
Adenovirus tipe 1,2, dan 5.
Orang dewasa disekitar dengan keluhan ISPA.
Alloanamnesis dengan orang tua penderita tanggal 19 April 2011 pukul 14.00 WIB

ANAMNESIS ANAMNESIS
1. gejala ISPA atas ringan berupa pilek 1. batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu
yang encer dan bersin dan dahak berwarna putih.
2. distres nafas yang ditandai oleh batuk 2. Demam sejak 3 hari yang lalu
paroksismal, wheezing, sesak napas 3. Muntah (+) 2x/hari sebanyak 2
sendok makan
4. Sesak dan terdengar suara ngik-
ngik saat bernafas sejak 1 hari lalu,
sesak tidak dipengaruhi perbahan
posisi atau
Pemeriksaan fisik pada tanggal 19 April 2011 , pukul 14.30 WIB di ruang HND
C1L1

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK


1. frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit 1. Keadaan umum: sadar, tampak sesak,
2. nafas cuping hidung, penggunaan otot tidak sisanosis.
bantu pernafasan dan retraksi 2. Kesadaran: compos mentis
3. ekspirasi yang memanjang , wheezing (+) 3. HR: 124x/m
4. Hepar dan lien teraba akibat pendorongan 4. RR: 55x/m
diafragma karena tertekan oleh paru yang 5. Suhu : 37,0 OC
hiperinflasi. 6. Kepala : Mesosefal, wajah simetris, ubun-
5. saturasi oksigen <92% pada udara kamar ubun besar datar dan belum menutup
7. Thorax : SDV +/+, Ronkhi -/-, wheezing
+/+, hantaram +/+, retraksi
epigastrium.
8. Abdomen : datar, tidak terdapat benjolan,
BU (+), timpani di ke 4 kuadran, supel,
nyeri tekan (-)
Sekuele dan komplikasi
Asma
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi tidak khas, jumlah leukosit 1. Darah lengkap
berkisar antara 5000-24000 sel/l. Hemoglobin : 12,4 gram /dl
2. Analisis Gas Darah : hiperkapnia sebagai tanda dari Hematokrit: 36,6 %
air tapping, asidosis metabolik atau respiratorik. Eritrosit : 4,87 juta/mm3
3. Rontgen thoraks AP dan lateral dapat terlihat Lekosit : 14 ribu/mm3
gambaran hiperinflasi paru dengan diameter Trombosit : 549 ribu/mm3
anteroposterior membesar pada foto lateral disertai 2. Hitung jenis
dengan diafragma datar. bercak konsolidasi yang Eosinofil :3%
tersebar pada sekitar 30 % penderita Basofil :0%
4. Identifikasi virus dengan memeriksa sekresi nasal, Batang :0%
menggunakan enzyme linked immunosorbent assay Segmen : 28 %
(ELISA) Limfosit : 65 %
Monosit : 3 %
3. X-foto thorax
Kesan :
Cor dalam batas normal
Gambaran bronkopneumonia dengan penebalan hilus
kanan kiri, proses spesifik belum dapat
disingkirkan
Tata Laksana
Oksigenansi dengan nasal kanul (kecepatan O2 masker 5 liter/menit
maksimal 2L/menit) Infus 2A1/2 N 480/20/5 tetes mikro/menit
Pemberian cairan Peroral : - Parasetamol 100 mg bila
Bronkodilator temperatur 38 C
ribavirin biasanya dengan cara nebulizer aerosol Ambroxsol 3 x 4 mg
kortikosteroid Nebulizer : pulmicort respul+Nacl
0,9% 4 cc
Kesimpulan
Bronkhiolitis adalah penyakit IRA bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi
pada bronkiolus. yang sering di derita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari
2 tahun.
Bronkiolitis sebagian besar disebabkan oleh Respiratory syncytial virus(RSV)
Faktor resiko terjadinya bronkiolitis adalah jenis kelamin laki-laki, status sosial
ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga yang besar, perokok pasif, berada pada
tempat penitipan anak atau ke tempat-tempat umum yang ramai, rendahnya antibodi
maternal terhadap RSV
Bronkiolitis secara klinis ditandai dengan pernafasan cepat, retraksi dinding dada
dan whezing
Saran
1. Perlunya diagnosis yang tepat agar dapat dilakukan penatalaksanaan
penyakit secara optimal.
2. Perlunya peningkatan status gizi dan usaha peningkatan imunitas anak
untuk mengurangi angka kejadian bronkiolitis pada anak
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai