Anda di halaman 1dari 16

1.

Alisha Nur Islamiyah


2.Friska Alfira
3.Huriyatul Alifah
4. Ibrahim Sawitro Yuda
5. Ida Febrianti
6. Rangga Prakosa Putra
Corak Kehidupan Manusia Zaman Pra-
Aksara

A.Pola Hunian B.Berburu,Meramu, C.Sistem


dan Bercocok tanam Kepercayaan
1.Dekat Dengan Sumber Air
Air merupakan kebutuhan pokok mahkluk hidup terutama
manusia. Keberadaan air pada suatu lingkungan mengundang
hadirnya berbagai binatang untuk hidup di sekitarnya. Begitu
pula dengan tumbuhan. Air memberikan kesuburan pada
tanaman.
2.Kehidupan Di Alam Terbuka
Manusia purba mempunyai kecendrungan hidup untuk menghuni
sekitar aliran sungai. Mereka beristirahmembuat atap dan sekat
tempat istirahat itu dari daun-daunat misalnya di bawah pohon besar
dan juga. Kehidupan di sekitar sungai itu menunjukkan pola hidup
manusia purba di alam terbuka. Manusia purba juga memanfaatkan
berbagai sumber daya lingkungan yang tersedia, termasuk tinggal di
gua-gua. Mobilitas manusia purba yang tinggi tidak memungkin
untuk menghuni gua secara menetap. Keberadaan gua-gua yang
dekat dengan sumber air dan bahan makanan mungkin saja
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara.
1. Masa Berburu dan Meramu atau Mengumpulkan Makanan

Kegiatan pada manusia pada jaman ini dalam memenuhi


kebutuhan pangannya dilakukan dengan cara berburu dan
meramu atau istilahnya Food Gathering. Kehidupan yang dijalani
pada jaman ini adalah berpindah-pindah dengan kelompok
masing-masing. Apabila makanan telah habis dan wilayah yang
didiaminya tidak lagi menghasilkan maka kelompok-kelompok
pada jaman ini akan berpindah mencari wilayah yang subur,
banyak binatang buruan untuk memenuhi hajat kebutuhan makan.
Pada masa ini kehidupan sosial masih terbatas yaitu pada
kelompok-kelompok kecil dan juga sudah mengenal yang
namanya berladang, apabila ladang yag digarap sudah tidak
subur lagi maka akan berpindah menjadi lahan baru untuk dibuat
ladang.
2. Masa Bercocok Tanam
Kelajutan dari masa berburu dan meramu dengan hidup
berpindah-pindah adalah kehidupan yang sudah mengenal
bercocok tanam. Kehidupan bercocok tanam pada masa ini
membuat hidup kehidupan tidak lagi berpindah dari satu tempat
ketempat yang lain tetapi sudah menetap. Kehidupan sosial pada
jaman ini juga sudah semakin maju yang ditandai dengan adanya
desa dan pemimpin yang dipilih untuk memimpin kelompok atau
warga.
Pada tahun 1928 sampai 1931, Von Stein Callenfels melakukan penelitian
di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Di situ ditemukan kebudayaan abris
sous roche, yaitu merupakan hasil dari kebudayaan yang ditemukan di gua-
gua. Beberapa hasil teknologi bebatuan yang ditemukan adalah ujung
panah, flake, batu penggiling. Selain itu juga ditemukan alat-alat dari tanduk
rusa. Kebudayaan Abris sous roche ini banyak ditemukan di Besuki,
Bojonegor, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong.
Mereka yang tinggal di daerah pantai makanan utamanya berupa
kerang, siput dan ikan. Bekas tempat tinggal mereka dapat ditemukan
kembali, karena dapat dijumpai sejumlah besar sampah kulit-kulit kerang
serta alat yang mereka gunakan.
Di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai
Medan, terdapat tumpukan atau timbunan sampah kulit kerang dan siput
yang disebut kjokkenmoddinger (kjokken = dapur , modding = sampah) .
Tahun 1925 Von Stein Callenfels melakukan penelitian di tumpukan sampah
itu. Ia menemukan jenis kapak genggam yang disebut pebble ( Kapak
Sumatra) . Selain itu, ditemukan juga berupa anak panah atau mata tombak
yang digunakan untuk menangkap ikan.
A. Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami
semua benda. Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang
masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga
memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat
jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda,
misalnya pohon, batu, gunung, dsb. Agar mereka tidak diganggu
roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-roh tersebut.
B. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai
tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau
kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka
percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong
mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti
keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan
pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara
pemberian sesaji, atau ritual lainnya.
C. Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu
dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural.
Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau.
Hewan yang dianggap suci juga bisa berasal dari mimpi, misal
seseorang memimpikan kura-kura, maka hewan suci yang
dipujanya adalah kura-kura. Biasanya orang-orang yang
menggangap suatu hewan suci akan pantang makan daging
hewan itu dan tidak membunuh serta melindungi hewan itu.
1. Menhir adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai
prasasti dan melambangkan kehormatan arwah nenek moyang.

2. Dolmen adalah meja batu untuk meletakkan sesaji.


3. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk
terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi
sebagai peti jenazah.

4.Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus


dan memiliki tutup
SESI BERTANYA DAN BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai