Anda di halaman 1dari 11

EKOTOKSIKOLOGI

Analisis Resiko Kandungan Merkuri (Hg) pada Lingkungan


Perairan

DOSEN PEMBIMBING :

Prof. Dr.Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp.ST.,Mkes


OLEH :

TANTY PUSPA S. DICKY AUDI R. ARIF RACHMAN S. MUMIN RIFDA IKLILA A.


H1E113011 H1E113043 H1E113212 H1E113215 H1E113236

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S 1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
UCAPAN TERIMA KASIH KAMI UCAPKAN KEPADA :

REKTOR ULM

DEKAN FAKULTAS
TEKNIK

Prof. Dr. H. Sutarto


Hadi, M.Si, M.Sc.
NIP. 19660331 199102 1
001

Dr-Ing Yulian Firmana KEPALA PRODI TEKNIK


Arifin, S.T., M.T. LINGKUNGAN
NIP. 19750404 200003
1 002

Kepala Prodi
Teknik Lingkungan
Dr. Rony Riduan,ST.,MT
LATAR BELAKANG

Meningkatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) saat


ini memicu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan
udara. Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah mencemari
permukaan tanah dan menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap
kedalam tanah maka akan mencemari air tanah. Pencemaran logam berat
seperti Mercury (Hg) dapat mempengaruhi dan menyebabkan etoksifikasi
(keracunan) sehingga dapat merusak lingkungan (Saputra, 2011).

TUJUAN :
RUMUSAN MASALAH :
1. Untuk mengetahui
analisis dampak resiko
1. Apakah Merkuri (Hg) itu ?
paparan zat Mercury
2. Bagaimana dampak dari
terhadap lingkungan.
paparan zat Merkuri (Hg)
2. Untuk mengetahui
terhadap lingkungan
hubungan antara mercury
perairan ?
dan lingkungan
TINJAUAN PUSTAKA
MERKURI DAN SIFATNYA :
merkuri (bahasa Latin: Hydrargyrum, air perak/) adalah unsur kimia pada tabel sistem
periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80 serta berat atom 200,59.

Merkuri mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


a. Mengkilap seperti logam, yang mudah membagi diri atas bola-bola kecil.
b. Menguap pada pemanasan tinggi
c. 1 g merkuri harus memberi larutan jernih dan tak berwarna dengan 5cm3asam nitrat.
d. Jika diuapkan meninggalkan sisa dan pada pemanasan sangat tinggi, tidak boleh
meninggalkan sisa yang dapat ditimbang

KEBERADAAN DAN PEMANFAATAN MERKURI DI ALAM:


Merkuri di alam berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu: merkuri metalik, merkuri
anorganik dan merkuri organik .Toksisitas Merkuri tergantung pada bentuknya di alam.

Merkuri banyak sekali digunakan dalam berbagai macam aktivitas manusia, seperti
pada industri klor dan soda tajam.Karena merkuri adalah sejenis logam, merkuri dapat
menghantarkan listrik, sehingga merkuri digunakan pada perangkat elektronik.
TINJAUAN PUSTAKA
BAKU MUTU MERKURI :
Food and Dung Administration (FDA) menetapkan ambang batas kandungan merkuri
maksimum 0,0005 ppm untuk air dan 0,5 ppm untuk makanan sedangkan World Healt
Organisasion (WHO) menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah yaitu 0,0001
ppm untuk air.
Pemerintah Indonesia member batas melalui baku mutu ambient dan limbah yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indosia dengan KEK-02/MENKLH/1/1998. Baku
mutu air untuk golongan A dan B kandungan merkuri maksimum yang dianjurkan
0,0005 ppm dan maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,0001 ppm. pada air
golongan C kadar maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,0002 ppm sedangkan
golongan D sebesar 0.0005 ppm.
DAMPAK MERKURI :
Hewan laut akan terkontaminasi metilmerkuri apabila laut tersebut tercemar oleh
merkuri dengan cara meminum air tersebut atau dengan memakan hewan lain yang
mengandung merkuri, bila hewan pemangsanya memakan organisme kecil ini, mereka
juga membawa metil merkuri dalam tubuh mereka. Proses ini dikenal sebagai
bioakumulasi dan berlanjut terus dengan kadar merkuri yang semakin meningkat.
Hewan pemangsa seperti ikan memiliki posisi yang tertinggi dalam mata rantai
pembawa merkuri. Bila manusia mengkonsumsi ikan ini maka akan turut terpapar oleh
merkuri
TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PENANGANAN MERKURI

Bermacam-macam metode analisis merkuri, yaitu :


1. ICP-MS (InductivelyCoupled Plasma Mass Spectrometry)
2. NAA (Neutron Activation Analysis)
3. CV-AAS (ColdVapor Atomic Absorption Spectrometry)
4. ASV (Anodic Stripping Voltammetry)
Berbagai metode analisis tersebut memerlukan instrument yang mahal harganya dan
juga biaya operasionalnya. Oleh karena itu tidak tersedia pada setiap lembaga,
meskipun lembaga tersebut sebenarnya memerlukan dalam kaitannya dengan
pemantauan limbah.

Pencemaran air oleh Merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan,
koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena Merkuri di air
berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan Merkuri dalam air ini adalah dengan
pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion Merkuri
hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu
asam, sehingga Merkuri bisa dinetralisir.
Hasil
Hasil
PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 1, kondisi air sungai di wilayah pertambangan Cisoka pada


tahun 2005 (< 0,05. 10 ppm Hg), berada di bawah baku mutu air menurut
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 (< 0,001 ppm), sedangkan pada tahun
2011, kadar Hg rata-rata berada di atas baku mutu air yaitu 0,00392 ppm. Kondisi
ini kemungkinan diakibatkan oleh aktivitas pertambangan rakyat yang jumlahnya
semakin banyak apabila dibandingkan tahun 2005.

Menurut British Columbia Ministry of


Environment (1989), nilai tersebut sudah
menunjukkan perlunya dilakukan tindakan
remediasi, apalagi wilayah pertambangan
Cisoka merupakan daerah untuk pertanian
dan pemukiman (Tabel 3).
PENUTUP

Kesimpulan
1. Analisis logam merkuri dapat dilakukan dengan Metode
spektrometri nyala serapan atom (SSA) dan Metode
Analisa Aktivasi Neutron.
2. Berdasarkan penelitian geologi medis mengindikasikan
bahwa paparan merkuri tidak hanya pada media air dan
tanah, tetapi juga pada biomarker seperti tanaman
pangan, sayuran dan rambut, rata rata masih dibawah
baku mutu, namun demikian pada ikan dan urin sudah
ada yang melebihi nilai baku mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwilaga, Suryadi. Pengolahan Bahan Galian Emas Berskala Kecil dan
Hubungannya dengan Kekayaan Alam dan Lingkungan.

Budiono, Achmad. 2002. Pengaruh Pencemaran Merkuri Terhadap Biota


Air. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Bogor.

Edward. 2008. Pengamatan Kadar Merkuri di Perairan Teluk Kao ( Halmahera) dan
Perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara, Sains, Volume 12,
No. 2. Maluku.

Setiabudi, Bambang Tjahjono. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha


Pertambangan Emas di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta. Kolokium Hasil Lapangan DIM.

Supriyanto C., Samin, dan Kamal, Zainul. 2007.Analisis Cemaran Logam Berat Pb,
Cu, dan Cd pada Ikan Air Tawar dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan
Atom (SSA). Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta.

Wurdiyanto, Gatot. 2007. Merkuri, Bahayanya dan Pengukurannya. Buletin Alara,


Volume 9, Nomor 1 dan 2. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai