Anda di halaman 1dari 39

International Standard for

Tuberculosis Care (ISTC)


Didukung oleh

World Health Organization (WHO)


Dutch Tuberculosis Foundation (KNCV)
American Thoracic Society (ATS)
International Union Against Tuberculosis
and Lung Disease
US Centers for disease control &
prevention
Stop TB Partnership
Indian Medical Association
ISTC di Indonesia

Sudah diterima dan didukung oleh IDI dan


berbagai organisasi profesi ( PDPI, PAPDI,
IDAI, POGI, PAMKI, PDS PATKLIN )
Dalam fase sosialisasi berkoordinasi
dengan Depkes
Akan diimplementasikan
Prinsip dasar pelayanan untuk penderita
atau diduga menderita TB pada ISTC
Harus sama di seluruh dunia
Diagnosis cepat dan akurat
Paduan obat dgn efektifiti teruji dengan
pengawasan dan dukungan yang tepat
Memonitor respons pengobatan
Tanggung jawab kesehatan masyarakat
harus dilaksanakan
Tujuan

Mefasilitasi hubungan kerjasama yang efektif


antar provider dalam memberikan pelayanan
bermutu tinggi kepada pasien TB :
Semua usia
BTA positif atau negatif
Ekstra paru
MDR
Ko-infeksi TB-HIV
ISTC DAN PEDOMAN (GUIDELINE)

Standard dan guideline saling


melengkapi.
Standard saling melengkapi dengan
program lokal atau nasional sesuai
rekomendasi WHO.
Standard tidak untuk menggantikan
guideline
Target Utama ISTC:

Penyelenggara pelayanan
kesehatan nonprogram
ISTC

Terdiri atas 17 standar


6 standar diagnosis

9 standar terapi

2 standar tanggung jawab kesehatan


masyarakat
STANDARD DIAGNOSIS

1. Setiap orang dengan


batuk produktif
selama 2 3 minggu
atau lebih yg tdk jelas
penyebabnya,harus
dievaluasi utk TB
STANDARD DIAGNOSIS

2 Semua pasien
(dws,remaja, anak yg
dpt mengeluarkan
dahak) yg diduga
menderita TB paru
harus menjalani px
dahak mikroskopik min
2 dan sebaiknya 3x.
Jika mungkin paling tdk
1 spesimen harus
berasal dari dahak pagi
hari
STANDARD DIAGNOSIS

3. Pasien diduga TB
ekstraparu,spesime
n dari bagian tubuh
yg sakit diambil utk
px mikroskopik &
jika tersedia fasiliti &
sbr daya,dilakukan
px biakan &
histopatologi
STANDARD DIAGNOSIS

4. Semua orang dengan


temuan foto toraks
diduga TB
seharusnya menjalani
px dahak mikrobiologi
STANDARD DIAGNOSIS

5. Diagnosis TB paru sediaan apus dahak (-) harus


didasarkan kriteria berikut
- foto toraks sesuai TB & respons (-) thd
antibiotik spektrum luas (kec
fluoroquinolon)
- pasien diduga terinfeksi HIV evaluasi
diagnostik harus disegerakan
All patients suspected

Sputum microscopy for AFB

Three negative smears

Broad-spectrum antimicrobials (excluding anti TB drugs and fluoroquinolones)

No improvement
Improvement
Repeat sputum microscopy

One or more positive smears All smears negative


Non TB

Chest radiograph and physicians judgment

TB
STANDARD DIAGNOSIS

6.Diagnosis TB intratoraks (paru, pleura, KGB


hilus, mediastinum) pada anak dengan gejala
namun sediaan apus dahak (-) didasarkan:
kelainan radiografi toraks sesuai TB dan

Bila tersedia fasiliti, bahan dahak seharusnya


diambil untuk biakan (dengan cara batuk,
bilas lambung atau induksi dahak)
STANDARD DIAGNOSIS

paparan kepada kasus


TB yg menular atau
bukti infeksi TB (uji kulit
tuberkulin atau
interferron gamma
release assay).
Standar Pengobatan

7.Tanggung jawab praktisi thd kesehatan


masyarakat dlm mengobati pasien TB:
wajib memberikan panduan obat yg memadai

mampu menilai kepatuhan pasien kepada


pengobatan serta
dapat menangani ketidak patuhan bila terjadi.

Penyelenggara kesehatan mampu meyakinkan


kepatuhan kpd panduan sampai
pengobatan selesai
Standar Pengobatan
8. Semua pasien (tmsk pasien HIV) yg belum
diobati harus diberi panduan obat lini I :
Fase awal harus terdiri dari INH,
RIF,PZT,ETB.
Fase lanjutan dianjurkan terdiri dr RIF & INH
diberikan selama 4 bln.
INH,ETB selama 6 bulan panduan alternatif
pd fase lanjutan dpt dipakai jika kepatuhan
pasien tidak dapat dinilai, akan tetapi hali ini
berisiko tinggi untuk gagal dan kambuh
terutama pasien terinfeksi HIV.
Standar Pengobatan

Dosis OAT harus sesuai


dg rekomendasi
internasional :
kombinasi 2 obat (RH),
3 obat (RHZ),4 obat
(RHZE) sgt
direkomendasikan
terutama jika menelan
obat tak diawasi
Standar Pengobatan

9. Untuk membina dan menilai kepatuhan


pengobatan, suatu pendekatan pemberian
obat berpihak kepada pasien,
berdasarkan kebutuhan pasien dan rasa
saling menghormati antara pasien &
penyelenggara kesehatan, seharusnya
dikembangkan untuk semua pasien.
Standar Pengobatan

Pengawasan dan dukungan haruslah


sensitif terhadap jenis kelamin dan
spesifik untuk berbagai usia dan harus
memanfaatkan bermacam -macam
intervensi yang direkomendasikan serta
layanan pendukung yang tersedia,
termasuk konseling dan penyuluhan
pasien
Standar Pengobatan

Elemen utama dalam strategi yang


berpihak kepada pasien adalah
penggunaan cara2 menilai dan
mengutamakan kepatuhan terhadap
paduan obat dan menangani ketidak
patuhan, bila terjadi
Cara2 ini harus dibuat sesuai keadaan
pasien dan dapat diterima kedua belah
pihak, yaitu pasien dan penyelenggara
pelayanan.
Standar Pengobatan

Cara2 ini dapat


mencakup
pengawasan
langsung menelan
obat ( directly
observed therapy
DOT) oleh PMO yang
dapat diterima dan
dipercaya oleh pasien
dan sistem kesehatan
Standar Pengobatan

10.Monitor responsnya terhadap terapi :


Px dahak mikroskopik berkala (2 spesimen):

fase awal pengobatan selesai (2 bulan),

bulan ke lima

akhir pengobatan

Sedian apus dahak(+) bulan ke 5 pengobatan


gagal pengobatan dan pengobatan harus
dimodifikasi secara tepat ( lihat standar 14 dan
15)
Pada pasien TB ekstraparu dan anak-anak,
respons pengobatan terbaik dinilai secara
klinis. Pemeriksaan foto toraks umumnya
tidak diperlukan dan menyesatkan.
Standar Pengobatan

11.Rekaman tertulis :
pengobatan yang
diberikan,
respons bakteriologis

efek samping

Disimpan untuk semua


pasien
Standar Pengobatan

12.Di daerah dengan prevalensi HIV tinggi


pada populasi umum dan daerah dengan
kemungkinan TB dan infeksi HIV, muncul
bersamaan, konseling dan uji HIV
diindikasikan bagi semua pasien TB sebagai
bagian dari penatalaksanaan rutin.
Di daerah dengan prevalensi HIV yang lebih
rendah, konseling dan uji HIV diindikasikan
bagi pasien TB dengan gejala dan atau
tanda kondisi yang berhubungan dengan HIV
dan pada pada pasien TB yang mempunyai
riwayat risiko tinggi terpajan HIV.
Standar Pengobatan

13.Semua pasien TB-HIV seharusnya


dievaluasi untuk menentukan
perlu/tidaknya pengobatan antiretroviral
diberikan selama masa pengobatan TB.
Perencanaan yang tepat untuk mengakses
obat antiretroviral seharusnya dibuat
untuk pasien yang memenuhi indikasi.
Standar Pengobatan

Mengingat kompleksnya penggunan


serentak antara OAT dan ARV konsultasi
dengan dokter ahli dibidang ini sangat
direkomendasikan sebelum mulai
pengobatan serentak untuk infeksi HIV
dan TB, tanpa memperhatikan mana yang
muncul lebih dahulu.
Standar Pengobatan

Bagaimanapun juga pelaksanaan


pengobatan TB tidak boleh ditunda
Pasien TB dan infeksi HIV juga
seharusnya diberi kotrimoksasol sebagai
pencegahan infeksi lainnya.
Standar Pengobatan
14.Penilaian kemungkinan resistensi obat
riwayat pengobatan terdahulu ,
pajanan dengan sumber yang mungkin

resisten obat
prevalensi resistensi obat dalam masyrakat

Pasien gagal pengobatan & kasus kronik


selalu dipantau kemungkinan resistensi obat
Bila kemungkinan resistensi obat, biakan &
uji sensitifiti obat terhadap RHE segera.
Standar Pengobatan

15.Pasien TB yang disebabkan kuman


resisten obat (khususnya MDR )
seharusnya diobati dengan paduan obat
khusus yang mengandung OAT lini kedua
Paling tidak harus digunakan 4 macam
obat yang masif efektif dan pengobatan
harus diberikan paling sedikit 18 bulan.
Standar Pengobatan

FIRST LINE : SECOND LINE :


Rifampicin Etionamide
Pirazinamide Capreomycin
Etambutol Cycloserine
Streptomycin Kanamycin
Isoniazide Amikasin
PAS
thiacetazone
Etionamide/prothionamide
Fluorquinolone
Standar Pengobatan

Cara-cara yang berpihak kepada pasien


disyaratkan untuk memastikan kepatuhan
pasien terhadap pengobatan
Konsultasi dengan penyelenggara
pelayanan yang berpengalamanan dalam
pengobatan pasien dengan MDR- TB
harus dilakukan
Standard Tanggung Jawab Kesehatan
Masyarakat
16.Semua penyelenggara pelayanan untuk
pasien TB seharusnya memastikan bahwa
semua orang (khususnya anak berumur di
bawah 5 tahun dan orang terinfeksi HIV),
yg mempunyai kontak erat dengan pasien
TB menular seharusnya dievaluasi dan
ditatalaksana sesuai dengan rekomendasi
internasional.
Standard Tanggung Jawab Kesehatan
Masyarakat

Anak berumur di bawah 5 tahun dan


orang terinfeksi HIV yang telah terkontak
dengan kasus menular seharusnya
dievaluasi untuk infeksi laten M.TB
maupun TB aktif
Standard Tanggung Jawab Kesehatan
Masyarakat

17.Semua penyelenggara pelayanan


kesehatan seharusnya melaporkan TB
kasus baru maupun kasus pengobatan
ulang serta hasil pengobatannya ke
kantor dinas kesehatan setempat sesuai
dengan peraturan hukum dan kebijakan
yang berlaku
Role of Chest X-ray
No chest X-ray pattern is absolutely typical
of TB
10-15% of culture-positive TB patients not
diagnosed by X-ray
40% of patients diagnosed as having TB on the
basis of x-ray alone do not have active TB

X-ray is unreliable for diagnosing


and monitoring treatment of
tuberculosis
Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979

Anda mungkin juga menyukai