Anda di halaman 1dari 44

KUSTA

ILMU KESEHATAN KULIT &


KELAMIN
DEFENISI

Penyakit menular menahun yang


disebabkan oleh kuman kusta
(Mycobacterium leprae) yang menyerang
saraf tepi, kulit dan dan jaringan tubuh
lainnya kecuali susunan saraf pusat
Mycobacterium leprae ditemukan pertama
kali oleh G.H Armauer Hansen thn 1873
Hidup intraselluler, waktu pembelahan 2-3
minggu
Penularan melalui manusia walaupun kuman
ini dpt hidup pada armadillo, simpanse
Masa inkubasi 2-5 tahun,dpt juga bertahun-
tahun
Penularan terjadi apabila kuman yg utuh
hidup (hidup) keluar dari tubuh penderita dan
masuk kedalam tubuh orang lain
Secara teoritis penularan terjadi kontak
lama dgn penderita
Penderita yg minum obat sesuai regimen
WHO tdk menjadi sumber penularan
Tempat masuk kuman kusta ke dalam
tubuh pejamu sampai saat ini blm dapat
dipastikan
Diperkirakan cara masuk melalui saluran
pernapasan bagian atas dan melalui
kontak tubuh yg tidak utuh
Pengaruh masuknya M. Leprae thd manusia shg timbul
penyakit kusta bergantung bbrp faktor:
1. Faktor imunitas/daya tahan tubuh seseorang. Sebgn
besar (95%) manusia kebal thd penyakit kusta.
2. Faktor sumber penularan
Sumber penularan pndrt kusta tipe MB yg tidak
diobati atau tak berobat teratur
3. Faktor kuman kusta
Kemampuan hidup M. leprae pd suhu yg rendah.
Diluar tubuh manusia hidup antara: (1-9 hari)
tergantung pd suhu atau keadaan cuaca yg lembab.
DIAGNOSIS
Cardinal sign :
1. Lesi kulit yang mati rasa berupa bercak putih dan
kemerahan
2. Penebalan saraf tepi disertai dengan gangguan
fungsi saraf
- gangguan fgs sensoris: mati rasa
- gangguan fgs motoris: kelemahan atau
kelumpuhan otot
- gangguan fgs otonom: kulit kering dan retak2
3. Adanya BTA dlm kerokan jaringan kulit
Utk menegakkan diagnosis harus dijumpai
salah satu dr tanda2 kardinal tsb, dimana
diagnosis pasti adalah ditemukan BTA
(+) pada jaringan kulit.
Bila ada kasus yg ragu-ragu, orang tersebut
dianggap sbg suspect dan di periksa ulang
setiap tiga bulan sampai diagnosa kusta
dapat di tegakkan atau disingkirkan
Utk menegakkan diagnosis secara lengkap dilakukan
pemeriksaan sbb:
(1) Anamnesis:-keluhan pasien
-riwayat kontak
-latar belakang keluarga
-sosio ekonomi
-adanya pndrt dilingkungan keluarga
(2) Pemeriksaan klinis:
(a) Pemeriksaan kulit:
-inspeksi: dengan penerangan yg baik,
lesi kulit harus diperhatikan,juga
kerusakan2 kulit.
Kelainan kulit berupa nodus, infiltrat,jaringan parut,
ulcus terutama pada tangan dan kaki
- palpasi: pemeriksaan rasa raba pd kelainan kulit
berupa: -anathesi
-suhu/temperatur
-nyeri/sakit

(b) Pemeriksaan saraf tepi dan fungsinya:


Dilakukan palpasi utk memeriksa kelainan saraf
apakah ada penebalan atau nyeri tekan. Unt nyeri
tekan, harus diperhatikan raut wajah pasien apakah
ia kesakitan atau tidak, jgn di tanyakan!
Saraf-saraf yg dikenai:
-N. Auricularis magnus
-N. Facialis
-N. Trigeminus
-N. Radialis
-N. Ulnaris
-N. Medianus
-N. Peroneus communis
-N. Tibialis posterior
Utk test fungsi saraf, selain dilakukan test
utk rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu spt yg
diatas tadi dgn menggunakan kapas,
jarum dan tabung reaksi berisi air hangat
dan dingin.
Juga dilakukan:
-test otonom: -test pinsil Gunawan
-test pilocarpin
-test motoris: Voluntary Muscle test (VMT)
(3) Pemeriksaan Bakteriologis
tujuan:
1. Membantu menegakan diagnosis
penyakit kusta
2. Menentukan klasifikasi tipe kusta
3. Membantu menilai hasil pengobata
pewarnaan yg dipakai:
1. Ziehl Nielsen
2. Modifikasi Ziehl Nielsen
3.Tan Thian Hok
KLASIFIKASI KUSTA
Tujuan:
1.Utk menentukan regimen pengobatan,
prognosis dan komplikasi
2.Utk perencanaan operasional
3.Utk identifikasi pasien yg kemungkinan
besar akan menderita cacat
Jenis-jenis klassifikasi:
A. Klassifikasi Madrid (1953)
1. Indeterminate (I)
2. Tuberkuloid (T)
3. Borderline (B)
4. Lepromatose (L)

B. Klassifikasi RIDLEY-JOPLING (1962)


1. Tuberkuloid Tuberkuloid (TT)
2. Borderline Tuberkuloid (BT)
3. Borderline Borderline/= Mid Boderline (BB)
4. Borderline Lepromatose (BL)
5. Lepromatose Lepromatose (LL)
C. Klassifikasi WHO/DEPKES (1981) dan
(1988)
1. Pausi Basiler (PB)
2. Multi Basiler (MB)

Yang termasuk PB kusta tipe I, TT dan


sbg besar BT dgn BTA negatif menurut
klassifikasi Ridley-Jopling dan type I dan T
menurut klassifikasi Madrid
Yang termasuk tipe MB Kusta type LL,
BL, BB dgn sebagian BT menurut
klassifikasi Ridley-jopling dan type B dan L
menurut klassifikasi Madrid dan semua
type kusta dgn BTA positif
Perbedaan Tipe PB dan MB
(menurut klasifikasi WHO/DEPKES RI)

Kelainan kulit PB MB
1. Bercak atau
makula:
a. jumlah 1-5 Banyak
b. ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil
c. distribusi Unilateral atau bilateral Bilateral, simetris
asimetris
d. kosistensi Kering dan kasar Halus, berkilat
e. batas Tegas Kurang tegas
f. kehilangan rasa Selalu ada dan Jelas Biasanya tdk jelas, jika
pd bercak ada tjd pd yg sdh lanjut
g. Kehilangan Bercak tdk Bercak masih
kemampuan berkeringat, ada bulu berkeringat, bulu tdk
berkeringat, bulu rontok pd bercak rontok
rontok pd bercak
PB MB
2. Infiltrat
a.Kulit Tdk ada Ada, kadang tdk ada
b.Membran mukosa Tdk pernah ada Ada, kadang tdk ada
(hidung tersumbat,
perdarahan dihidung)
3. Ciri-ciri khusus Central healing, 1.Punched out lesion
penyembuhan ditengah 2.Madarosis
3.Ginecomastia
4.Hidung Pelana
5.Suara sengau
4. Nodulus Tdk ada Kadang-kadang ada
5. Penebalan saraf tepi Lebih srg tjd dini, Tjd pd stad. Lanjut,
asimetris biasanya lbh dari satu dan
simetris
6. Deformitas (cacat) Biasanya asimetris, tjd dini Tjd pd stad. Lanjut
BTA negatip
7. Apusan Kulit BTA positip
Tipe tuberkuloid
Tipe borderline
Borderline lepromatous
Tipe lepromatous
Pengobatan Kusta
Tujuan utama:
1. memutuskan mata rantai penularan. Untuk
menurunkan insiden penyakit
2. mengobati dan menyembuhkan penderita
3. mencegah timbulnya penyakit
Utk mencapai tujuan tsb, srategi pokok yg
dilakukan didasarkan atas :
1. deteksi dini
2. pengobatan penderita
Obat-obat yg digunakan:
1. Dapson/DDS = diamino diphenyl sulfone
Sifat: bakteriostatis yi menghalangi atau
menghambat pertumbuhan kuman
Efek samping: jarang terjadi, berupa:
~ Anemia hemolitik
~ Skin rash
~ Anoreksi, nausea, muntah
~ Sakit kepala, vertigo
2. Lamprane/B663/= Clofazimin
Sifat: 1. bakteriostatik
2. bisa menekan reaksi kusta
Efek samping lamprene:
warna kulit bisa menjadi berwarna ungu
kehitaman, warna kulit akan kembali normal
bila obat tsb dihentikan
Diare
nyeri lambung
3. Rifampicin
Sifat: bakteriosid yaitu membunuh kuman
Efek samping: - Hepatotoksik
- Nephrotoksik
4. Prednison
Unt penanganan & pengobatan reaksi
kusta
5. Sulfas Ferrosus
Untuk penderita kusta dgn anemia berat
6. Vit A
Untuk penderita kusta dgn kekeringan kulit
dan bersisisk (ichtyosis)
7. Ofloxacin
unt pdrt kusta dg tipe PB lesi 1
8. Minocyclin

Obat-obat baru yg sedang di coba utk dipakai sbg


pengobatan kusta:
Regimen pengobatan kusta disesuaikan dgn yg
direkomendasikan oleh WHO/DEPKES RI (1981).
Untuk itu klasifikasi kusta disederhanakan menjadi:
1. Pausi Basiler (PB)
2. Multi Basiler (MB)
Dgn memakai regimen pengobatan MDT/= multi drug
treatment
Kegunaan MDT untuk:
1. Mengatasi resistensi Dapson yg
semakin meningkat
2. Mengatasi ketidakteraturan pndrt dlm
berobat
3. Menurunkan angka putus obat pd
pemakaian monoterapi Dapson
4. Dapat mengeliminasi persistensi
kuman kusta dlm jaringan
Regimen Pengobatan Kusta tsb
(WHO/DEPKES RI)
A. PB dgn lesi tunggal diberikan ROM
(Rifampicin Ofloxacin Minocyclin)

Rifampicin Ofloxacin Minocyclin

Dewasa 600 mg 400 mg 100 mg


(50-70 kg)
Anak 300 mg 200 mg 50 mg
(5-14 th)
B. Tipe PB dgn lesi (2-5)

Rifampicin Dapson
Dewasa 600 mg/bulan 100 mg/hr
Diminum di depan diminum di rumah
petugas
kesehatan
Anak-anak 450 mg/bulan 50 mg/hari
Diminum di depan diminum di rumah
(10-14 th)
petugas
kesehatan
Lama pengobatan 6 dosis ini bisa
diselesaikan selama (6-9) bulan. Setelah
minum 6 dosis ini dinyatakan RFT
(Release From Treatment) yaitu berhenti
minum obat.
C. Tipe MB yaitu dengan lesi kulit > 5

Rifampicin Dapson Lamprene


Dewasa 600 mg/bulan 100 mg/hari 300 mg/bulan
diminum di diminum di diminum di
depan petugas rumah depan petugas
kesehatan kesehatan
dilanjutkan dgn
50 mg/hari
diminum di
rumah

Anak-anak 450 mg/bulsn 50 mg/hari 150 mg/bulan


diminum di diminum di diminum di
(10-14 th) depan petugas rumah depan petugas
kesehatan
dilanjutkan dg
50 mg selang
sehari diminum
di rumah
Dosis anak : -Rifampicin: 10-15 mg/kgBB
-Dapson : 1-2 mg/kgBB
-Lamprene dibawah 10 th
*bulanan : 100 mg/bulan
*harian : 50 mg/2x seminggu
Lama pengobatan 12 dosis ini bs diselesaikan
selama 12-18 bulan. Setelah selesai minum
12 dosis obat ini, dinyatakan:
RFT/=Realease From Treatment yaitu
berhenti minum obat.
Masa pengamatan setelah RFT dilakukan
secara pasif utk : tipe PB slm 2 thn
tipe MB slm 5 thn
Bila dlm masa pengamatan tjd tanda2 kusta
aktif kembali dinamakan dgn Relaps yaitu
aktivnya kembali tanda2 kusta stlh masa
pengobatan.
Reaksi Kusta
- Reaksi kusta adalah suatu episode akut
dalam perjalanan kronis penyakit kusta yg
di anggap sebagai suatu kelaziman atau
bagian dari komplikasi penyakit kusta
- Penyebabnya blm diketahui, kemungkinan
merupakan suatu reaksi hipersensitivitas
yg menimbulkan gangguan keseimbangan
imunitas yg telah ada
Terdiri atas 2 tipe reaksi yaitu:
1. Reaksi kusta tipe 1 disebabkan oleh
reaksi hipersensitivitas seluler
2. Reaksi kusta tipe 2 disebabkan
olehreaksi hipersentivitas humoral

Bentuk berat dr reaksi kusta tipe 2 dikenal


dengan Lucio Fenomena
Faktor pencetus reaksi kusta
Berbagai faktor yg dianggap sering
mendahului atau mempermudah
terjadinya reaksi kusta:
1. stress
2. kehamilan
3. saat saat setelah melahirkan
4. sesudah mdpt imunisasi
5. sesudah mdpt pengobatan anti kusta
yg intensif
REAKSI RINGAN DAN REAKSI BERAT PADA REAKSI
KUSTA TYPE 1

Gejala Reaksi Ringan Reaksi Berat


1. Lesi kulit -tambah aktif, -Lesi membengkak
menebal, merah, sampai ada yg pecah
teraba panas dan nyeri merah, teraba panas
tekan dan nyeri tekan
-makula yg menebal -Ada lesi kulit baru,
dpt sampai tangan & kaki
membentuk plak membengkak, sendi-
sendi sakit
2. Saraf tepi -Ada neuritis (nyeri
-tdk ada neuritis (tdk tekan dan ggn fungsi
ada nyeritekan dan saraf)
ggn fungsi)
3. Keadaan umum -Kadang-kadang ada
-tdk ada demam demam
REAKSI KUSTA TIPE 2 YG RINGAN DAN BERAT
Gejala Reaksi ringan Reaksi berat

1. Lesi kulit ENL yg nyeri tekan jumlah -ENL nyeri tekan, ada yg sampai
sedikit, biasanya hilang pecah (ulserasi)
sendiri dlm 2-3 hari -Jumlah banyak
-Berlangsung lama
2. Konstitusi Demam tdk ada sampai Demam ringan sampai berat
demam ringan
3. Saraf tepi Tdk ada neuritis (nyeri Neuritis (+) nyeri tekan &
tekan & ggn fungsi saraf) ggn fungsi saraf
4. Organ tubuh Tdk ada ggn Tjd peradangan pd organ tbh.
Mata iridocytitis
Testisepididymoorchitis
Ginjalnephritis
Sendiarthritis
Kel. Limf lymphadenitis
Ggn pd tulang, hidung &
tenggorokan
PENGOBATAN REAKSI KUSTA
Bila reaksi tak ditangani dengan cepat dan
tepat maka dapat timbul kecacatan berupa
kelumpuhan yang permanen, seperti
terjadi:
claw hand , drop foot , claw toes , dan
kontraktur.
Prinsip penanganan reaksi kusta :
1. Penanganan neuritis mencegah
kecacatan / kontraktur dll.
2. Tindakan agar tidak terjadi kebutaan
bila mengenai mata.
3. Membunuh kuman penyebab.
4. Mengatasi rasa nyeri yg timbul.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas
dilakukan pengobatan Prinsip
pengobatan Reaksi Kusta :
1. Immobilisasi / istirahat
2. Pemberian analgesik dan sedatif
3. Pemberian obat-obat anti reaksi
4. MDT diteruskan dengan dosis yang tidak
diubah

Anda mungkin juga menyukai