Anda di halaman 1dari 24

Contract

Kenapa diperlukan kontrak?

Tanpa kontrak tertulis:


Tidak ada batasan-batasan tanggung jawab antara
pemilik dan kontraktor
Apabila timbul perselisihan antara pemilik dan
kontraktor sulit diselesaikan.
Jika perselisihan terjadi kemungkinan tidak ada
batas akhir penyelesaian yang jelas.
Syarat membuat kontrak

Formal (proses tender, sesuai peraturan)


Substansial (kesepakatan, hal tertentu)
Tidak Merugikan Negara
Jenis kontrak konstruksi

Kontrak Konstruksi (tradisional)


Design & Build
EPC Contract
EPCI (offshore)
Tipe Kontrak
1. Kontrak Lumpsum
Kontrak dimana kontraktor bertanggung jawab untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dan
menyerahkan hasilnya dengan harga pekerjaan all in
dan fix.

2. Kontrak dengan Unit Price


Kontrak dimana Kontraktor menerima pembayaran
sesuai dengan harga satuan pekerjaan yang
dikerjakannya
Jenis Kontrak (Keppres 80/2003)
BERDASARKAN BENTUK IMBALAN:
LUMP SUM;
Penyelesaian seluruh pekerjaan.,
Batas waktu tertentu,
Harga pasti dan tetap,
semua resiko ditanggung penyedia b/j.
HARGA SATUAN;
Penyelesaian seluruh pek.,
Batas waktu tertentu,
Harga satuan pasti dan tetap,
spesifikasi teknis tertentu,
volume pek. Perkiraan sementara, pembayaran didasarkan hasil pengukuran pekerjaan.
Yg. Dilaksanakan.
GABUNGAN LS DAN HS; : Gabungan ls & hs dalam satu pekerjaan.
TERIMA JADI (TURN KEY);
Penyelesaian seluruh pekerjaan,
dalam batas waktu tertentu,
jumlah harga pasti dan tetap,
seluruh bangunan/konstruksi, peralatan, jaringan utama/ penunjang berfungsi baik
sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan.
PERSENTASE.
Jasa konsultansi konstruksi atau pek. Pemborongan tertentu,
imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan.
Isi Kontrak
1. Para pihak yang menandatangani kontrak: nama, jabatan, dan alamat;
2. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan: uraian jenis dan jumlah b/j;
3. Hak dan kewajiban para pihak;
4. Harga kontrak pekerjaan, serta syarat pembayaran;
5. Persyaratan dan spesifikasi teknis jelas dan rinci;
6. Tempat, jangka waktu, jadual waktu penyelesaian/ penyerahan, dan syaratnya;
7. Jaminan teknis/hasil pekerjaan;
8. Ketentuan mengenai cidera janji dan sansi dalam hal para pihak tidak memenuhi
kewajiban;
9. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak;
10. Ketentuan mengenai keadaan memaksa;
11. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan
pelaksanaan pekerjaan;
12. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja;
13. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan;
14. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.
15. Peraturan yang berlaku dalam kontrak adalah peraturan di indonesia.
16. Pengadaan b/j di dn tidak dapat dalam bentuk valas.
17. Kontrak dalam valas tidak dapat membebani rp murni;
18. Kontrak dalam valas tidak dapat diubah dalam rupiah dan sebaliknya.
Hak dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam
Pelaksanaan Kontrak

Setelah penandatanganan kontrak, pengguna &


penyedia b/j segera melakukan pemeriksaan
lapangan dan membuat ba keadaan
lapangan/serah terima lapangan.
Penyedia b/j berhak menerima uang muka.
Penyedia b/j dilarang mengalihkan tanggung
jawab seluruh pek. Utama/mensubkontrakkan
kepada pihak lain.
Penyedia b/j dilarang mengalihkan tanggung
jawab sebagian pek. Utama, kecuali
disubkontrakkan kepada penyedia b/j spesialis
Penghentian Kontrak
Penghentian kontrak dilakukan bila terjadi hal-hal di luar kekuasaan kedua belah pihak, yang disebabkan:
Perang,
Pemberontakan,
Perang saudara,
Sepanjang kejadian di atas berkaitan dengan nkri,
Kekacauan, huru hara,
Bencana alam yang dinyatakan resmi oleh pemerintah, atau
Keadaan yang ditetapkan dalam kontrak.

Pemutusan kontrak: bila para pihak cidera janji/tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya.

Pemutusan kontrak yang disebabkan kelalaian penyedia b/j dikenai sanksi sesuai ketentuan kontrak berupa:
Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara;
Sisa uang muka harus dilunasi;
Membayar denda dan ganti rugi kepada negara;
Pengenaan daftar hitam jangka waktu tertentu;

Pengguna b/j dapat memutuskan kontrak sepihak bila denda keterlambatan > jaminan pelaksanaan;
Pemutusan kontrak karena kesalahan pengguna b/j, dikenai sanksi mengganti kerugian penyedia b/j sesuai
kontrak dan peraturan yang berlaku.

Kontrak batal demi hukum bila isi kontrak melanggar peraturan yang berlaku.
Kontrak dibatalkan bila para pihak melakukan kkn, kecurangan, dan pemalsuan dalam proses pengadaan
maupun pelaksanaan kontrak.
Serah Terima Pekerjaan

Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia b/j mengajukan penyerahan


pekerjaan kepada pengguna b/j.
Pengguna b/j menilai hasil pek., Sebagian/seluruhnya, dan menugaskan
penyedia b/j memperbaiki/ melengkapi kekurangan pekerjaan.
Pengguna b/j menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak.
Penyedia b/j wajib melakukan pemeliharaan sehingga kondisinya
seperti saat penyerahan pek. Dan dapat memperoleh pembayaran
uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan.
Masa pemeliharaan minimal:
Pekerjaan permanen 6 bln;
Pekerjaan semi permanen 3 bln
Dan masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran.
Setelah masa pemeliharaan, pengguna b/j mengembalikan jaminan
pemeliharaan.
Sanksi Keterlambatan dan Insentif
Keterlambatan penyelesaian pekerjaan karena kelalaian penyedia b/j,
dikenai denda min. 1 o/oo per hari dari nilai kontrak.
Konsultan perencana yang tidak cermat dan mengakibatkan kerugian
dikenai sanksi menyusun kembali perencanaan/tuntutan ganti rugi.
Keterlambatan pekerjaan/ pembayaran karena kesalahan/ kelalaian
pengguna b/j, harus membayar kerugian penyedia b/j sesuai kontrak dan
peraturan yang berlaku.
Kontrak kerja konstruksi dapat memuat ketentuan tentang insentif yang
mencakup persyaratan pemberian insentif, dan bentuk insentif (UU Jasa
Konstruksi)
Penyelesaian Perselisihan
Bila terjadi perselisihan, diselesaikan di indonesia secara:
Musyawarah,
Mediasi,
Konsiliasi,
Arbitrase, atau
Melalui pengadilan,
Sesuai kontrak dan hukum di indonesia.
Keputusan penyelesaian perselisihan mengikat dan biaya
dipikul para pihak sesuai kontrak.
Definisi Perjanjian (UU 18/1999)

Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian


kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata
lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan
suatu bangunan atau bentuk fisik lain

Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi


tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa
konstruksi

Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan


usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi

Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur


hubungan hukum antara pengguna. jasa dan penyedia, jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
Pengguna Jasa

Pengguna jasa, dapat menunjuk wakil untuk melaksanakan


kepentingannya dalam pekerjaan konstruksi.

Pengguna jasa harus memiliki kemampuan membayar biaya pekerjaan


konstruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian dari Lembaga
Perbankan dan atau Lembaga Keuangan bukan bank.

Bukti kemampuan membayar dapat diwujudkan dalam bentuk lain yang


disepakati dengan mempertimbangkan lokasi, tingkat kompleksitas,
besaran biaya dan atau fungsi bangunan yang dituangkan dalam
perjanjian tertulis antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

Jika pengguna jasa adalah Pemerintah, pembuktian kemampuan untuk


membayar diwujudkan dalam dokumen tentang ketersediaan anggaran.

Pengguna jasa harus memenuhi kelengkapan yang dipersyaratkan untuk


melaksanakan pekerjaan konstruksi.
Kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan:

menerbitkan dokumen tentang pemilihan penyedia jasa


yang memuat ketentuan-ketentuan secara lengkap, jelas
dan benar serta dapat dipahami.
menetapkan penyedia jasa secara tertulis sebagai hasil
pelaksanaan pemilihan.
Jika pengguna jasa mengubah atau membatalkan
penetapan tertulis, atau penyedia jasa mengundurkan diri
setelah diterbitkannya penetapan tertulis, dan
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak, maka pihak
yang membatalkan penetapan, atau mengundurkan diri
wajib dikenakan ganti rugi atau bisa dituntut secara hukum.
Pengikatan Para Pihak
Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan
berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui pemilihan
penyedia jasa dengan cara pelelangan umum atau terbatas.
Pelelangan terbatas hanya boleh diikuti oleh penyedia jasa yang
dinyatakan telah lulus prakualifikasi.
Dalam keadaan tertentu, penetapan penyedia jasa dapat dilakukan
dengan cara pemilihan langsung atau penunjukan langsung.
Pemilihan penyedia jasa harus mempertimbangkan kesesuaian
bidang, keseimbangan antara kemampuan dan beban kerja, serta
kinerja penyedia jasa.
Pemilihan penyedia jasa hanya boleh diikuti oleh penyedia jasa yang
memenuhi persyaratan
Badan-badan usaha yang dimiliki oleh satu atau kelompok orang
yang sama atau berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh
mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi secara
bersamaan.
Ketentuan bagi Pengguna Jasa

Pengguna jasa dilarang memberikan


pekerjaan kepada penyedia jasa yang
terafiliasi untuk mengerjakan satu pekerjaan
konstruksi pada lokasi dan dalam kurun
waktu yang sama tanpa melalui pelelangan
umum ataupun pelelangan terbatas.
Kontrak kerja konstruksi (1)
Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak
Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup,
kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan
Masa pertanggungan dan atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka
waktu pertanggungan dan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa
Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi
tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil
pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang
diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan
imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi
Cara Pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa
dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi
Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan
Kontrak kerja konstruksi (2)
Penyelesaian Perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan
Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang
pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak
Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang
kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak
Kegagalan Bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan
Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta
jaminan sosial
Aspek Lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam
pemenuhan ketentuan tentang lingkungan.
Ketentuan Kontrak Konstruksi
Kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan
harus memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan
intelektual.
Kontrak kerja konstruksi dapat memuat kesepakatan para
pihak tentang pemberian insentif.
Kontrak kerja konstruksi untuk kegiatan pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi, dapat memuat ketentuan
tentang sub penyedia jasa serta pemasok bahan dan atau
komponen bangunan dan atau peralatan yang harus
memenuhi standar yang berlaku.
Kontrak kerja konstruksi dibuat dalam Bahasa Indonesia
dan dalam hal kontrak kerja konstruksi, dengan pihak
asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.
Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya
yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan
penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran.

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi


ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Sanksi
Barang siapa yang melakukan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak
sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah
ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan
pekerjaan, konstruksi atau kegagalan bangunan
dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 5%
(lima per seratus) dari nilai kontrak.
Lingkup Pekerjaan

Bagian terpenting kontrak


Memungkinkan pemilik memonitor dan mengetahui kapan
pekerjaan & jasa telah selesai dikerjakan dan
diserahterimakan
Lingkup pekerjaan yang baik memungkinkan kontraktor
menyiapkan estimasi untuk memastikan akurasi
Membuat Lingkup Pekerjaan

Gunakan kalimat singkat, jelas dan makna yang pasti


Gunakan kata yang konsisten untuk suatu item spesifik
Jelaskan persyaratan secara langsung
Cantumkan performansi standard sebagaimana produk yang
akan di-deliver
Jelaskan kontrol, review dan proses persetujuan
Jelaskan syarat penyerahan dan syarat penyelesaian
Cantumkan prosedur khusus untuk merubah pekerjaan
Dapat dimasukan dalam Lampiran

Anda mungkin juga menyukai