Anda di halaman 1dari 3

1.

Gempa bumi
Gempa bumi, terutama gerakan tanah yang kuat adalah contoh dari pembebanan siklik
yang tidak beraturan yang meliputi sebuah cakupan yang utuh dari karakteristik dan
regangan geser serta karakteristik perilaku tanah dalam region. Konsekwensi pada tanah
deposit seperti liquifaksi dan kegagalan lereng, atau penurunan yang besar dalam kaitan
dengan lahan densification, dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada bangunan
didaerah itu.
2. Contoh Gempa bumi di daerah Indonesia : (1-5)
6. sengkang lepas, karena tidak terdapat pengangkeran yang baik.
Tidak Roboh, Menunjukkan sengkang spiral yang meskipun berjarak sangat jauh,
karena dipasang dengan baik masih dapat mengekang tulangan longitudinal dan tidak
runtuh.
7. Peta Wilayah Gempa di Indonesia, Jakarta termasuk kedalam daerah gempa 3
8-10. liat
11. Menunjukkan kerusakan yang terjadi pada hubungan balok kolom, tidak terlihat sengkang
12. Daerah sendi Plastis terletak diantara pertemuan balok dan join, Sendi plastis adalah
kondisi ujung-ujung elemen struktur yang semula kaku (rigid) atau terjepit sempurna,
kemudian menjadi sendi (pinned) karena material penyusunnya (dalam hal ini baja) telah
mengalami kondisi plastis. Sendi plastis hanya dapat tebentuk bila penampang dimana
diharapkan terjadi sendi plastis dapat berprilaku secara daktil tanpa terjadi kehilangan
kekakuan (pinching), dengan demikian kapasitas geser balok harus lebih besar dari
kapasitas lentur aktualnya.

13. Merencanakan mekanisme keruntuhan yang aman, yaitu beam side sway mechanism,
Beam Side Sway Mechanism hanya dapat dicapai bila kekuatan kolom lebih besar dari
kekuatan balok, sehingga sendi plastis terjadi di balok (capacity design, strong column
weak beam).
14. Hubungan antara tegangan dan regangan.

BAJA
Di antara tiga material utama konstruksi (baja, beton, kayu), baja adalah material yang
paling daktail. Tegangan lelehnya tinggi, regangan maksimumnya besar. Modulus
Elastisitasnya juga tinggi.
BETON
Beton kebalikan dengan baja. Beton justru sangat tidak daktail. Beton malah sangat getas
ketika mengalami tegangan tarik. Sedangkan ketika mengalami tekan, perilaku elastisnya
hanya terlihat sekitar 0 30% dari kuat tekan beton. Setelah itu tidak elastis lagi. Hal ini
konon diakibatkan karena munculnya retak-retak pada saat tegangan sudah mulai tinggi.

KARET
Karet adalah contoh material yang sangat fleksibel (modulus Elastisitas kecil) tapi juga
getas. Artinya, begitu mencapai titik leleh seketika itu juga karet itu putus.

Regangan karet bisa mencapai lebih dari 100%, artinya karet dapat memanjang 2 kali
(bahkan lebih) dari panjang semula.
Regangan beton (tekan) paling maksimal sekitar 0.3-0.4 persen.
Regangan leleh baja sekitar 0.2 persen, dan regangan putusnya mencapai 15%. (so, kalau
anda mau menarik sebuah tulangan baja hingga putus, paling tidak anda harus bisa
menarik tulangan tersebut menjadi 15% lebih panjang terlebih dahulu baru kemudian
baja itu akan putus).

15. Baca

16. Kurva Pushover

Analisa pushover menghasilkan kurva pushover (gambar) kurva yang menggambarkan


hubungan antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik acuan pada atap (D) .
Pada proses pushover, struktur didorong sampai mengalami leleh disatu atau lebih lokasi
di struktur tersebut. Kurva kapasitas akan memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum
mencapai kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku non-linier. Kurva pushover
dipengaruhi oleh pola distribusi gaya lateral yang digunakan sebagai beban dorong.
Tujuan analisa pushover adalah untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi
yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang kritis. Selanjutnya
dapat diidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus untuk pendetailan
atau stabilitasnya.
17-20. Baca
Misalnya sambungan balok ke kolom pada awalnya didesain kaku (rigid), namun karena
momen tumpuan sangatt besar mengakibatkan semua tulang tarik pada balok mengalami
leleh. Jika sudah leleh, tentu sudah tidak elastis lagi.
Gaya gempa yang arahnya bolak balik menyebabkan sisi atas dan sisi bawah balok secara
bergantian mengalami tekanan tarik dan tekan yang besar, bahkan dapat membuat beton
menjadi retak atau hancur.
Dalam kondisi seperti ini, kekuatan ujung balok bergantung kepada tulangan. Deformasinya
(dalam hal ini putaran sudut) menjadi besar, dan ujung balok tidak rigid lagi, alias sudah
seperi sendi.

Anda mungkin juga menyukai