Anda di halaman 1dari 9

Manusia Sebagai Makhluk Yang Bertanggung Jawab

Dan Manusia Memiliki rasa Penderitaan


Oleh : Suria Ningsih Sh Mhum & Dra. Nurwida Nuru
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa
berhubungan dengan manusia lain (Aristoteles yunani)
dalam hal manusia berhubungan satu sama lain sebagai
makhluk hidup, memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab
manusi erat kaitannya dengan kesadaran dan tingkah
lakunya.

Oleh karena itu tanggung jawab adalah kesadaran manusia


akan segala tingkah laku dan perbuatan. Dan selanjutnya
manusia berkewajiban untuk berbuat sesuatu yang menjurus
kepada pengabdian, kesadaran akan hak, kewajiban dan
akhirnya wajib berkorban demi cinta kepada keluarga,
bangsa, Negara dan agama.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan segala


tingkah laku dan perbuatan. Selanjutnya manusia
berkewajiban untuk berbuat sesuatu yang menjurus kepada
pengabdian, kesadaran akan hak, kewajiban, dan akhirnya
wajib berkorban demi cinta kepada keluarga, bangsa,
Negara, dan agama.
Sejak kecil anak-anak harus ditanamkan kesadaran bertanggung
jawab, mengabdi, dan berkorban. Tidak ada orang hidup tanpa
tanggung jawab, pengabdian, kesadaran akan hak dan kewajiban,
serta pengorbanan. Meskipun kadar tanggung jawab, pengabdian,
kesadaran, dan pengorbanan tersebut tiap manusia tidak sama. Hal
ini bergantung kepada pendidikan orang tua, pendidikan di sekolah
dan lingkungannya.
Tanggung jawab, pengabdian, kesadaran, dan pengorbanan
merupakan bagian hidup manusia ; karena itu banyaknya
menimbulkan daya kreativitas para seniman untuk menciptakan seni
yang bertemakan tanggung jawab, pengabdian, kesadaran, dan
pengorbanan.
Hasil seni yang mengungkapkan tanggung jawab, penyelewengan,
pengabdian, pengkhianatan, kesadaran, ketidaksadaran,
pengorbanan, dan kemunafikan perlu dipelajari oleh para calon
sarjana. Dengan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan itu, mahasiswa diharapkan akan mempunyai persepsi,
penalaran, wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang nilai-
nilai, martabat, dan moral. Dengan demikian mereka lebih
manusiawi
Dalam mencapai cita-cita, berbuat kebajikan, dan menerapkan sikap, tidak
jarang orang yang berbuat penyelewengan, kecurangan, kemunafikan,
kecerobohan, dan lain-lain. Karena itu wajarlah orang harus
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Apabila orang telah
mempertanggungjawabkan segalanya, manusia dituntut untuk mengabdi,
sadar akan hak dan kewajiban, dan akhirnya harus berbuat pengorbanan
sebagai penebus segala tingkah lakunya yang tidak benar. Contoh : si A
melakukan korupsi, setelah KPK menyeretnya ke Jakarta, maka ia harus
mempertanggung jawabkan semua tindakan yang tekah dia lakukan serta
merugikan Negara. Ada pepatah menyatakan berani berbuat berani
bertanggung jawab.

Selanjutnya setelah manusia melaksanakan tanggung jawab, pengabdian,


kesadaran, dan pengorbanan kemungkinan besar usaha kea rah perbaikan itu
tidak berhasi semua, maka manusia mengalami kegelisahan. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang
disengaja ataupun tidak disengaja. Pada hakikatnya semua itu merupakan
tanggung jawab akan kewajibannya.
Manusia adalah makhluk pribadi, karena itu manusia mempunyai tanggung
jawab secara pribadi atas segala perbuatannya. Tetapi juga karena manusia
makhluk sosial, maka sering kali perbuatan itu menyangkut masyarakat,
sehingga manusia pun harus bertanggung jawab kepada masyarakat.
Manusia Dan Penderitaan

A. PENDERITAAN

Penderitaan rasa sakit dan tersiksa adalah bagian hidup manusia.


Tiap manusia pernah dan akan mengalaminya, meskipun kadar penderitaan,
rasa sakit dan rasa tersiksa itu tidak sama.
Neraka identik dengan dosa. Dosa adalah perbuatan yang tidak
dikehendaki Tuhan. Mereka yang membuat dosa akan mendapat siksaan
Tuhan. Selain itu mungkin diperoleh ketika orang itu masih hidup atau mungkin
setelah mati (di akhirat). Semua itu pernah dan tentu akan dialami oleh
manusia. Namun kita sebagai manusia harus berusaha mengurangi
penderitaan itu sekecil mungkin, atau bahkan kalau dapat berusaha
menghindarinya sama sekali.
Penderitaan, rasa sakit, rasa tersiksa, dan neraka tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua itu dapat menimbulkan daya
aktivitas baik si penderita (yang mengalami) maupun orang yang menyaksikan.
Daya kreativitas untuk menciptakan hasil budaya sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.
Oleh karena itu, banyak hasil seni : seni sastra, seni tari, seni musik,
seni film, dan lain-lainnya. Yang melukiskan penderitaan, rasa sakit,
siksaan dan neraka. Hasil seni seperti itu wajib dipelajari oleh para
mahasiswa sebagai calon sarjana, agar mereka mempunyai wawasan
seni budaya yang luas yang dapat memperdalan dan memperluas
persepsi, tanggapan, dan penalarannya di bidang seni budaya yang
dihadapi setiap hari.
Suatu iklan berbunyi kasih sayang ibu, rintihan anak adalah
penderitaan. Ada lagi ucapan berbunyi cinta itu indah. Maka jelaslah
bagi kita, bahwa kasih sayang, keindahan, dan penderitaan
mempunyai hubungan yang akrab.
Seseorang yang sedang dimabuk cinta menganggap
segalanya indah, semua yang tampak dimata indah. Karena itu pada
waktu orang sedang bercinta banyak diciptakan keindahan. Akan tetapi
pada waktu cintanya direnggut orang atau ada yang menghalangi, atau
karena satu dan lain hal cintanya hilang, maka orang itu akan
mengalami penderitaan.
Penderitaan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena
setiap orang akan/pernah mengalami penderitaan. Nasib malang atau
penderitaan datang tak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita
pasrah kepada Tuhan.
Kasus penderitaan bermacam-macam sesuai dengan liku-liku
kehidupan manusia, dan kasus penderitaan seseorang berbeda
dengan orang lain.
Sejak jaman dahulu kasus penderitaan dituangkan dalam
bentuk seni, misalnya seni sastra, seni wayang, seni drama, senii
musik, dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat
dibandingkan jaman teknologi modern.
Dalam jaman perkembangan teknologi modern ini kasus
penderitaan seperti : kelaparan gempa, menjalarnya penyakit, gunung
meletus, dan sebagainya, dalam waktu singkat tersebar luas ke seluruh
dunia, sehingga dalam waktu singkat pula rasa simpati dari berbagai
penjuru mengalir dalam bentuk berbagai macam sumbangan.
Dalam mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia
berarti banyak mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan,
kesombongan orang, dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk
memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan wawasan, dan
penalaran bagi yang mempelajarinya.
B. SIKSAAN
Siksaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Setiap manusia pernag atau akan menjalani siksaan. Siksaan tidak
dapat dipisahkan dengan dosa. Siksaan yang berhubungan dengan
dosa ialah siksaan di hari kiamat, siksaan di neraka merupakan tugas
para ahli agama untuk membicarakan. Sedang yang dibahas dalam
modul ini hanya siksaan manusia yang dialami di dunia fana ini.
Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh
orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia itu ternyata juga
menimbulkan kreativitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan
atau orang lain yang berjiwa senu yang menyaksikan baik langsung
atau tak langsung. Hal ini terbukti dengan banyaknya tulisan baik
berupa berita, cerpen, ataupun novel yang mengisahkan siksaan
orang. Bahkan siksaan itu banyak pula difilmkan.
Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita akan
dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia,
harga diri, kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang
telah dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal
perikemanusiaan, dan sebagainya. Kita dapat menilai diri kita sendiri,
dimana kita berdiri, dimana kita berpihak dan sejauh mana ketakwaan
kita.
C. RASA SAKIT

Segala macam rasa sakit atau penyakit yang diderita manusia


tak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena setiap orang mengalami
sakit atau penyakit. Bermacam rasa sakit yang di derita manusia. Sakit
hati, sakit syaraf, dan sakit fisik. Setiap rasa sakit ada sebabnya, tetapi
tidak semua rasa sakit atau penyakit mudah diketahui sebabnya.
Rasa sakit atau penyakit dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia. Banyak hasil seni budaya seperti cerpen, novel, film, atau
seni foto yang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan
diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa keprihatinan
manusia, rasa sosial, dermawan dan sebagainya.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya. Hanya tergantung
kepada penderita apakah ada usaha atau tidak. Bagi yang berusaha
sungguh-sungguh dengan disertai mendekatkan diri kepada Tuhan dan
pasrah kepada-Nya, maka Tuhan akan mengabulkan doa dan
usahanya.
D. NERAKA

Neraka berhubungan erat dosa dan identik dengan salah atau


kesalahan. Orang lain salah mendapat hukuman. Hukuman identik
dengan siksaan. Siksaan adalah rasa sakit. Dan rasa sakit adalah
penderitaan.
Pengertian neraka sering dihubungkan dengan kematian.
Neraka sesudah mati dibahas oleh para ahli agama. Penderitaan
dalam hidup yang sering pula dikatakan neraka dunia dibicarakan di
dalam modul ini.
Banyak penderitaan yang dialami orang di dunia. Karena
hebatnya penderitaan itu tak ubahnya dengan neraka saja. Neraka
atau penderitaan yang hebat itu menimbulkan daya kreativitas
manusia. Banyak seniman yang menganggap penderitaan yang hebat
atau neraka sebagai sumber inspirasi yang tak pernah kering. Karena
itu, banyak hasil budaya yang menggambarkan manusia di neraka.
Selain itu banyak media massa yang mengkomunikasikan
penderitaan hebat yang membuat pilu dan haru pembacanya, sehingga
banyak orang yang mengulurkan tangan ingin meringankan beban
penderita sesamanya. Karya budaya, tulisan dan penderitaan dapat
mengubah sikap mental manusia.

Anda mungkin juga menyukai