Anda di halaman 1dari 13

SEDIAAN TABLET

ASETOSAL

SALMA LUTFIA AZZAHRA (201510410311001)


ELIZA MAULIDYA RAHMA (201510410311012)
ARIFFIANA KUSUMA DEWI (201510410311020)
ANNISA CLAUDIA (201510410311028)
KIKI AYU APSARI (201510410311036)
MOH WAHYYU ABIDIN (201510410311037)
INTAN NABILA (201510410311044)

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENGERTIAN

Menurut farmakope Indonesia Edisi V, tablet adalah sediaan pa-


dat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Ber
dasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak
dan tablet kempa.

Asetosal merupakan hablur,umumnya seperti jarum atau lempengan tersu


sun,tidak berbau atau berbau lemah, mengandung tidak kurang dari 95,5
% dan tidak lebih dari 100,5%, dihitung dari zat yang telah dikeringkan,
(Farmacope Indonesia edisi V hal 137).
Lanjutan ...

Prinsip granulasi kering adalah menciptakan ikatan antara parti-


kel-partikel dengan pemberatan secara mekanik. Ikatan yang mungkin
timbul antar partikel-partikel tergantung dari sifat serbuk serta campuran.
Sifat ikatan bermacam-macam, yaitu:
1. Ikatan yang timbul karena jeratan, karena dalam campuran ada serat-
serat, misalnya selulosa.
2. Ikatan yang terjadi karena gaya molekular.
3. Gaya pengikat dari pengikat kering.
4. Melalui pancairan yang kemudian membeku kembali.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
METODE GRANULASI KERING
Keuntungan pembuatan tablet dengan metode granulasi kering adalah:
1. Memerlukan tahap proses yang lebih sedikit sehingga mengurangi kebutuhan
akan proses validasi.
2. Waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat.
3. Tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya.
4. Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lem
bab.

Kerugian pembuatan tablet dengan metode granulasi kering adalah:


1. Perlu mesin khusus untuk pembuat slug.
2. Tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen.
3. Tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut.
4. Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih cepat.
5. Keseragaman kandungan lebih sulit dicapai.
kecil CL Cetak Lang
Dosis Baik sung

Besar Kompaktibilitas Baik Aliran

Jelek Granulasi
Kering

Stabilitas
Jelek Thd
Air

Jelek Baik

Granulasi
Granulasi
Basah
Basah
non
Aqua
Aqua
FORMULASI TABLET ASETOSAL

No. Nama bahan Fungsi % rentang % yang Jumlah Jumlah


pemakaian dibuat
tiap tablet 200
(550 mg)
tablet(g)
1 Asam Bahan 72,73 % 400 mg 80 g
asetilsalisilat aktif
2 Avicel 101 Pengikat 5-15% 22, 77 % 125,25 mg 25,05 g

3 Mg-stearat Lubrikan 0,25-5% 0,5 % 22 mg 4,4 g


4 Primogel desintegr 2-8 % 4% 2,75 mg 0,55 g
an
PROSES PRODUKSI
FORMULASI SETIAP TABLET ASETOSAL
PADA SETIAP KELOMPOK
Kelompok Besar
I II III
Nama Bahan Fungsi
% yang dibua % yang dibua % yang dibua
t t t

Bahan a
Acetosal 72,73 % 72,73% 72%
ktif

Pengisi
Avicel P
dan pen 23,77 % 22,77% 22,5%
h 101
gikat

Mg. Stea Lubrika


0,5 % 0,5% 0,5%
rat n

Primoge Desinte
3% 4% 5%
l gran
DATA HASIL PRAKTIKUM
Kelompok Besar

11,81 g/deti
10,42 g/detik k 8 g/detik
SIFAT ALIR
10 g/detik 11,81 g/deti 8 g/detik
k

KEKERASAN TABLET 1.8 kg 5.05kg 0.5kg

SUDUT ISTIRAHAT 16,68 21,80 24,23


PEMBAHASAN
Granulasi kering adalah proses penggranulan tanpa menggunakan eksipien ya
ng berupa cairan. Semua komponen dalam granulasi kering adalah kering.
Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki sifat aliran serbuk halus de
ngan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang dig
unan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang memperoleh masih perlu
dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih lanjut menjadi tablet ja
di
Komposisi pembuatan tablet Asetosal dibagi menjadi 2 fase yaitu fas
e dalam (asam asetilsalisilat sebagai bahan aktif dan avicel 101 sebagai pengik
at) dan fase luar ( Mg-Stearat sebagai lubrikan dan Primogel sebagai desinteg
ran).
Proses produksi yang pertama dilakukan adalah menimbang masing-
masing bahan. Karena metode yang digunakan adalah granulasi kering jadi pr
oses pembuatannya berbeda dengan proses campurkan Asetosal, Avicel 101,
dan Primogel dicampurkan terlebih dahulu dalam toples kurang lebih 3mnt lal
u dilakukan uji sifat alir. Lalu campuran dicetak menjadi tablet (slugging). Kem
udian hasil slugging diayak dengan ayakan no.18 sampai menjadi granul kem
udian ditambahkan Mg-Stearat dicampur kurang lebih 5mnt dalam toples ke
mudian dikalukan uji sifat alir kembali. Setelah selesai tablet dicetak dan dilak
ukan evaluasi tablet.
Lanjutan ...

Berdasarkan evaluasi masing-masing kelompok didapatkan hasil yang ber


beda-beda. Hal tersebut di sebabkan dari formulasi tablet yang digunaka
n berbeda. Pada hasil evaluasi dari tiap kelompok dapat terlihat bahwa ba
han dan cara formulasi memegang peran penting dalam hasil evaluasi. Pa
da kekerasan tablet dengan alat hardness tester persyaratan untuk tablet
asetosal syaratnya adalah kisaran 4.0kg-8.0kg pada praktikum kali ini rata
-rata uji kekerasan kami 5.00kg sehingga masuk rentang dan itu berarti t
abletkami tidak terlalu keras dan tidak terlalu rapuh. Pada uji kekerasan d
ari semua kelompok diperoleh data hanya kelompok 4 yang memiliki uji
kekerasan yang masuk rentang juga sedangkan kelompok 1,2,5,dan 6 me
miliki uji kekerasan tablet yang tidak masuk rentang.
KESIMPULAN

Kekerasan tablet
Rata-rata : 5,05 kg
Kesimpulan : masuk rentang, (4-8 kg)
2. Sifat alir
Rata-rata:
Kesimpulan:
3. Sudut istirahat
Rata-rata:
Kesimpulan:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai