Anda di halaman 1dari 22

REGULASI DAN STANDAR

AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK

Nama Kelompok:
1. Dinda Niagara Ermaja 1402112121
2. Meliana Sugita 1402119457
3. Noraimah Rahmad 1402118573
4. Reni Afriani 1402111497
5. Suriatik 1402111644
6. Yudha Elka Pratama 1402110104 1
KEBUTUHAN REGULASI DAN
STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

INFORMASI

MEWUJUDKAN
TRANSPARANSI

AKUNTABILITAS PUBLIK

2
TERDAPAT PERBEDAAN STANDAR
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI
BERBAGAI NEGARA

STANDAR INTERNASIONAL FEDERATION


OF ACCOUNTANS (IFAC)
INTERNASIONAL
AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR
ACCOUNTING STANDARS (IPSAS)

UNTUK MENINGKATKAN
KOMPARABILITAS LAP.KEU

3
U.S STANDART SETTER

4
U.S STANDART SETTER (2)

5
BADAN YANG TERKAIT DENGAN
AKUNTAN SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA
Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
Kompartemen Akuntansi Sektor Publik (KASP)
yang berada dibawah naungan IAI

SISTEM AKUNTANSI SINGLE ENTRY


Sistem akuntansi yang telah berjalan selama ini,
pembukuan hanya dilakukan secara single entry,
dan diselenggarakan oleh instansi-instansi secara
terpisah.

6
KELEMAHAN SISTEM SINGLE ENTRY
Proses penyusunan lambat, disusun dari sub sistem yang
terpisah-pisah dan tidak terpadu.
Memakai sistem single entry accounting yang tidak lagi
memadai menampung kompleksitas transaksi-transaksi
keuangan pemerintah.
Sulit dilakukan reformasi antar subsistem
Tidak mendasrkan pada Akuntansi Keuangan Pemerintah
Tidak dapat menghasilkan neraca Pemerintah

7
BASIS AKUNTANSI
Sesuai amanat UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual
secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dari
belanja negara paling lambar tahun anggaran 2008. Sedangkan
basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah
dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam Standar
AKuntansi Pemerintahan adalah dual basis, yang dimaksud dual
basis adalah pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas,
sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas
dalam Neraca menggunakan basis akrual

8
BASIS AKUNTANSI (2)
Penggunaan dual basis tersebut di
dasarkan pada kenyataan bahwa
pemerintahan diwajibkan membuat neraca
yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi
berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga
wajib membuat laporan realisasi anggaran
atau yang dulu di kenal dengan nama
Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang
dibuat dengan akuntansi berbasis kas.

9
PRODUK DAN USAHA YANG
DILAKSANAKAN
BAKUN
Sejak tahun 1982 telah berupaya membuat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
SAPP yang dibuat oleh BAKUN terdiri dari
dua sistem utama yang terpadu, yaitu :
Sistem AKuntansi Pusat (SAP) yang diselenggarakan
oleh BAKUN
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang
diselenggarakan oleh Departemen/ Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
Single entry double entry Triple entry
Bisa membuat neraca

10
PRODUK DAN USAHA YANG
DILAKSANAKAN (2)

KASP telah menyusun standar akuntansi


untuk sektor publik/emerintah yaitu
Standar Akuntans Pemerintahan (SAP) PP
No, 24 Tahun 2005
Untuk organisasi sektor publik lainnya IAI
telah mengeluarkan PSAK 45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba

11
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA (SPKN)
BPK telah mengembankan standar penting yang
akan menjadi panduan dalam prose audit di
Indonesia
SPKN menjadi acuan bagi auditor pemerintah
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa
(peraturan BPK No. 1 Tahun 2007)
SPKN hanya mengatur hal-hal yang tidak
terdapat dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPSP)

12
SPKN MEMBAGI AUDIT MENJADI
TIGA JENIS

Pemeriksanaan keuangan
Pemeriksanaan kinerja
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

13
REGULASI PERUNDANGAN
SEKTOR PUBLIK

2010 14
PERKEMBANGAN UU SETELAH
OTONOMI DAERAH

2010 15
LAPORAN KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK

UU No 17 Tahun 2004 Pasal 30/31


Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan
undang-undang tentang pertanggungjwaban pelaksanaan
APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan

UU No 17 Tahun 2004 Pasal 32


Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBN/APBD sebagaimana dimaksud disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan

16
UU No 1 Tahun 2005 Pasal 51
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku
Bendahara Umum Daerah menyelenggarakan
akuntansi atas transaki keuangan aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayan dan
perhitungannya.

Kepala satua kerja perangkat daerah selaku


Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi
atas transaksi aset, utang, dan ekuitas dana,
termasuk transaksi pendaptan dan belanja, yang
berada dalam tanggung jawabnya.

Akuntansi sebagaimana dimaksud digunakan untuk


menyususn laporan keuangan Pemerintah Daerah
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

2010 17
UU No 1 Tahun 2005 Pasal 55
Ayat (1) Kepala Satuan Pengelola Keuangan Daerah
selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun
laporan keuangan pemerintanh daerah untuk
disampaikan kepada guberrnur/bupati/walikota dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
Ayat (2) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaiakan laporan keuangan yang meliputi laporan
realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan
keuangan

2010 18
UU No 15 Penjelasan Pasal 16 Ayat (1)
Opini merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteris (i)
kesesuaian dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan, (ii)
kecukupan pengungkapan (adequate
disclosure), (iii) kepatuahan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan (iv)
efektivitas sistem pengendalian intern.

2010 19
UU No 31 Tahun 2005 Pasal 184
Kepala daerah menyampaiakan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksan Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun anggaran beakhir.

Laporan keuangan sebagaimana dimasud sekurag-


kurangnya meliputi laporan realisasi APBD, neraca, laporan
arus kas, dan catatn atas laporan keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan badan usaha milik negara.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan


standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah

2010 20
Peraturan Mentri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 265 ayat (2) :
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan
disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang
mengatur tentang standar akuntansi pemerintahan

KEDUDUKAN SAP
Pelaksanaan UU No 17 Tahun 2003 dan UU No. 32 Tahun 2004
Dibutuhkan dalan rangka penyusunan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan
keuangan
Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah
daerha wajib menerapkan SAP

21
Terima Kasih

22

Anda mungkin juga menyukai