Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3

Yang beranggotakan : 1. Nurjayanti (09)


2. Nurul Fattimah (10)
3. Oktavia I.C (11)
4. Puput U.K.H (12)
Akan membahas tentang kerajaan kutai
dari Kalimantam Timur.
Berdirinya Kerajaan Kutai

Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam,


Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut
Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa
Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M
(abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua
yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu
tertua yaitu Kerajaan Kutai.
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7
buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan
nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah
dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti
Yupa tersebut.
YUPA

Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di Museum Nasional


Republik Indonesia, Jakarta.
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam
upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh
buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu
batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh
para brahman atas kedermawanan raja Mulawarman. Dalam
agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang
dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui
bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah
Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena
kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada
kaum brahmana.
CONTOH-CONTOH YUPA

AKSARA YUPA PRASASTI YUPA


Kejayaan Kerajaan Kutai

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang


temukan. Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan
Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja
Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh
wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun
hidup sejahtera dan makmur.
Keruntuhan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama


Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan
melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja
dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan
Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah
kerajaan yang berbeda. Kerajaan Kutai Kartanegara
berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama. Terdapatnya dua
kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut
menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada abad ke-16
terjadi peperangan diantara kedua Kerajaan tersebut.
Kehidupan Sosial-Ekonomi dan
Kebudayaan Kerajaan Kutai
Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan
dan pelayaran antara Barat dan Timur, maka aktivitas
perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat
Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional,
dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan
Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang
dagangan yang laku di pasaran Internasional. Dalam hal
kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa
menyebutkan suatu tempat suci dengan nama
"Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai
memeluk agama Siwa.

Berakhirnya Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum
Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara
yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan
dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara
selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735
kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar
Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji
Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara.
Nama-Nama Raja Kutai
Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
Maharaja Marawijaya Warman
Maharaja Gajayana Warman
Maharaja Tungga Warman
Maharaja Jayanaga Warman
Maharaja Nalasinga Warman
Maharaja Nala Parana Tungga Warman
Maharaja Gadingga Warman Dewa
Maharaja Indra Warman Dewa
Maharaja Sangga Warman Dewa
Maharaja Candrawarman
Maharaja Sri Langka Dewa Warman
Maharaja Guna Parana Dewa Warman
Maharaja Wijaya Warman
Maharaja Sri Aji Dewa Warman
Maharaja Mulia Putera Warman
Maharaja Nala Pandita Warman
Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
Maharaja Dharma Setia Warman
SEKIAN DARI KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai