Pembimbing:
dr. Vivi Ratnasari, Sp.A M.Biomed
Oleh:
FIKRI SAMODRO PUTRO
215.041.01039
Nama : An.S
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dermojayan RT 02 / RW 02, Blitar
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM : 300367
Nama Ayah : Tn. K
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
Nama Ibu : Ny. A
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : IRT
ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan:
Pasien sebelumnya sering menjalani tranfusi darah
Riwayat Alergi:
Makanan : Disangkal
Obat-obatan : Disangkal
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Kehamilan Ibu
Keluhan : tidak ada
Usia ibu hamil : 27 tahun
Kontrol : tidak pernah kontrol ke bidan atau dokter Sp.OG
Kondisi hamil : Selama hamil sehat
Riwayat Persalinan
BBL : 3500 gr LK : lupa
PB : 50 cm LD : lupa
Riwayat Kebiasaan:
Bermain bersama teman-teman disekitar lingkungan
rumah
Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien menggunakan BPJS kelas III
Riwayat Gizi:
An. S makan sehari-hari rata-rata 3 kali dengan nasi
sepiring, lauk pauk ayam, telor, sayur, buah jarang,
minum susu jarang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang (lemas), kesadaran compos mentis
(GCS E4 V5 M6)
Tanda Vital
Nadi : 137x/menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36.30C
Tensi : 120/80mmHg
Status Gizi
BB : 45 kg
TB : 145 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
Warna kulit: sawo matang, ikterik (-), sianosis (-) bintik merah (-)
Kepala
Fascies Coly (+)
Mata
Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-), pupil anisokor (-/-)
Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)
Mulut
Bibir pucat (+), bibir kering (+), lidah kotor (-), lidah kering (-)
Telinga
Tidak dilakukan
Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
Leher
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks Pulmo
Bentuk normal, simetris, pernafasan Inspeksi : bentuk normal, simetris,
thoracoabdominal, retraksi sela iga (- retraksi (-)
/-), spidernevi (-), sela iga melebar (- Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri,
), massa (-),kelainan kulit (-), nyeri (- tidak ada nyeri tekan
) Perkusi : sonor/sonor
Cor:
Auskultasi : suara dasar vesikuler
Inspeksi : ictus cordis tidak (+/+) wheezing (-) ronchi (-)
tampak Abdomen
Palpasi : ictus cordis kesan Inspeksi : Cembung, massa (-), scar (-)
tidak bergeser
Auskultasi : BU (+) normal, Palpasi :
Perkusi : batas jantung Soefl, nyeri tekan (-). Hepar : teraba 2
kesan tidak melebar jari dibawah costae 12, permukaaan rata,
Auskultasi : S1 S2 tunggal, spleen teraba pada S 5-6 (pertengahan
Gallop (-), Murmur (-) antara SIAS dan Umbilikus).
Perkusi : timpani seluruh lapangan
perut
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas: palmar
Pucat (+/+)
Oedem Akral Dingin
- - - -
- - - -
Sistem genitalia : tidak
dilakukan
Pemeriksaan neurologik
:Tidak dilakukan
Pemeriksaan psikiatrik:
Tidak dilakukan
Laboratorium
12 januari 2017
L: 4,5-6,5jt/CMM ; P: 3,0-
5 Hitung eritrosit 5.170.000
6,0jt/CMM
Thalassaemia intermedia
Homozygous -thalassemia
Heterozygous -thalassemia
-thalassemia and hereditary
persistence of fetal Hb
Hemoglobin H disease
Genetic classification of thalassemia
-thalassaemia -thalassaemia
0 -thalassaemia
+ 0
Deletion () +
Non-deletion (T) -thalassaemia
-thalassaemia Hereditary persistence of fetal Hb
0 Deletion
+ ()0
Variants with unusually high level of HbF or Non-deletion
A2 Linked to b-globin-gene cluster
Normal HbA2 G+
Silent A+
Dominant Unlinked to -globin-gene
Unlinked to b-gene cluster cluster
-thalassaemia
()+
()0
(A)0
Berdasarkan Jenis Rantai Globin yang Terganggu
Thalasemia Alfa
Terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin
dan kelainan ini berkaitan dengan delesi pada
kromosom 16.
Akibat dari kurangnya sintesis rantai alfa, maka akan
banyak terdapat rantai beta dan gamma yang tidak
berpasangan dengan rantai alfa.
Dapat terbentuk tetramer dari rantai beta yang
disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang
disebut Hb Barts.
CONT
(Macam-macam Thalasemia )
Thalasemia Beta
Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta.
talasemia mayor Hb sama sekali tidak diproduksi.
Mungkin saja pada awal kelahirannya, anak anak
talasemia mayor tampak normal tetapi penderita akan
mengalami anemia berat mulai usia 3 18 bulan.
Jika tidak diobati, bentuk tulang wajah berubah dan
warna kulit menjadi hitam.
Ciri Khusus B-Thalasemia Mayor
1. Anemia berat 3-6 bulan setelah lahir
2. Pembesaran hati dan limpa
3. Perkembangan tulang: wajag thalasemiDan
penipisan korteks tulang dengan kecenderungan untuk patah
tulang & penampakan 'rambut-on-end' di X-ray
Besi menyebabkan kerusakan hati, organ endokrin (dengan
kegagalan pertumbuhan, pubertas tertunda, diabetes mellitus,
hipotiroidisme, hipoparatiroidisme) dan miokardium infeksi
4. Osteoporosis
CONT
Thalasemia Minor
Hanya membawa gen penyakit talasemia, namun individu hidup
normal, tanda tanda penyakit talasemia tidak muncul
Bila ia menikah dengan talasemia minor juga akan terjadi masalah
25% anak mereka menderita talasemia mayor.
Pada garis keturunan pasangan ini akan muncul penyakit talasemia
mayor dengan berbagai ragam keluhan. Seperti anak menjadi
anemia, lemas, loyo dan sering mengalami pendarahan.
Talasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di
sepanjang hidup penderitanya, tetapi tidak memerlukan transfusi
darah di sepanjang hidupnya.
Penemuan Laboratorium B thalsemia mayor
1000 X 400 X
Fig. 9. -Thalassemia:
Normoblast 1193/100 leukocytes
34
Tatalaksana Thalasemia
Tranfusi darah untuk memelihara HB > 10
g/dL. Biasanya membutuhkan 2-3 unit setiap
4-6 minggu.
Iron chelation therapy
Suplement asam folat (ex 5 mg setiap hari)
apabila asupan sehari-hari kurang
Vitamin C 200 mg setiap hari meningkatkan
eksresi besi iron yang diproduksi
desferrioxamine
Splenektomi
Terapi endokrin
Komplikasi Thalasemia