Anda di halaman 1dari 1

Acute Respiratory Failur ec AKI Super Imposed

CKD + CAP dengan Sepsis


dr. Aldreyn A. Abduh, Sp. An
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Universitas Padjajdaran /
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

PENDAHULUAN PEMBAHASAN

Acute Respiratory Failure (ARF) adalah ketidak mampuan Pasien dirawat di ICU dengan pemasangan ventilator , pemberian cairan
system pernapasan untuk melakukan pertukaran gas dan koloid 100cc dalam 20 menit, obat terapi jantung, antibiotik, diet test
oksigenasi darah yang kuat. feeding dengan D10%, balance cairan 0, observasi urine 30cc/jam. Pada
Gagal ginjal akut (acute renal failure/ARF/AKI) adalah hari ke-2, keadaan hemodinamik pasien stabil, ditemukan peningkatan
kehilangan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang menyebabkan ureum dan creatinin 153/4,24 dan direncanakan hemodialisis, weaning
terjadinya retensi urea dan produk-produk sisa metabolisme dilakukan hingga CPAP, target urine output >30cc/jam, balance cairan
nitrogen lainnya, juga disertai dengan gangguan regulasi volume +100. Pada hari ke-3, hemodinamik pasien masih stabil, urine output
ekstraselular dan elektrolit. (+40cc/jam), ditemukan perbaikan pneumonia dari hasil foto thorax,
CAP (Community Acquired Pneumonia) adalah pneumonia ureum creatnin sudah mulai menurun 87/32,6 , leukosit sudah turun
infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap di 12.000 , direncanakan ekstubasi pada hari ke-4, hemodinamik pasien
rumah sakit baru baru ini. CAP adalah tipe pneumonia yang stabil dengan nafas spontan setelah dilakukan ekstubasi dan diberikan O2
paling sering. Penyebab dari CAP tergantung usia seseorang, 2 liter/menit, dan direncanakan pindah keruangan setelah hemodialisa.
yang paling sering yaitu Streptococcus pneumoniae, virus, Pasien dengan Acute Respiratory Failure harus mendapatkan terapi
bakteri atipikal dan Haemophilus influenzae. ventilasi mekanik untuk menyokong fungsi respirasi pada pasien.
Sepsis merupakan disfungsi organ yang disebabkan oleh Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyebab tersering dari
kegagalan respon regulasi dari infeksi, ditandai dengan Acute respiratory Failure. Dengan menggunakan support ventilasi
peningkatan skor sofa 2. mekanik, diharapkan keseimbangan asam basa tubuh dapat tercapai, dan
tubuh dapat menjalankan fungsi fisiologisnya.
KASUS Pasien dengan sepsis, penanganan dan pengawasan harus mencakupi
inisial resusitasi, pemberian vasopresor, steroid, antibiotik, source control,
Pasien dirujuk dari RS Sartika Asih datang dengan keluhan
penurunan kesadaran dan sudah terintubasi, pasien . Keluhan ventilator
sesak dirasakan 3 hari ini disertai adanya batuk terus menerus
disertai dahak kuning kehijauan dan demam sampai 39 C. Hari ke 1 ICU
Hari ke 2 ICU
160
160
Riwayat adanya bunyi mengi (-), riwayat penurunan tekanan 140 140

darah 90/60 mmHg (+) Riwayat penyakit dahulu : hipertensi (+) 120 120

sejak 10 tahun terakhir ini dan kontrol tidak teratur dan 100 100

penderita mengalami serangan jantung sebanyak 2 kali dalam 1 80 80

60 60
bulan terakhir ini dan dirawat di CICU RS Imanuel selama 5-7 40 40

hari.Riwayat pemakaian obat ISDN 1x5 mg,Aspilet 1x80 mg, 20 20

sprinolacton 1x25mgbdan bisoprolol 1x2,5 mg. Dengan GCS: 0


0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Tekanan Darah Heart Rate CVC Temperature
E2VtM4 = 6t, kesadaran Somnolen, TD: 140/90 mm Hg, N 100 Sistol Tekanan Darah Heart Rate CVC Temperature

x/menit, RR 24 x/menit, dengan jacson rees Suhu 39 C Pulmo : Hari ke 3 ICU Hari ke 4 ICU
140 140
rh (+/+) wh (-/-), slam (+/+) Cor : suara jantung reguler, murmur 120
120
(-), Pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 15,1, Leukosit 100
100
24.100, Ureum 58, kreatinin 2,65, dengan AGDA asidosis 80 80

metabolik. EKG : Sinus Takikardi + OMI anteroseptal 60 60

40 40

20 20

0 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Sistol Tekanan Darah Heart Rate CVC Temperature
Sistol Tekanan Darah Heart Rate CVC Temperature

KESIMPULAN
1.Pasien dengan penurunan kesadaran dan sudah terintubasi saat
tiba di RSHS. Sebelumnya pasien mempunyai riwayat demam tinggi,
batuk, dan sesak napas.
2.Pasien didiagnosa dengan Acute Respiratory Failure ec AKI super
imposed CKD + CAP dengan Sepsis oleh karena dijumpai AKI stage 3
dan RIFLE kriteria GFR failure, juga dijumpai leukosit yang
meningkat(24.100), Penurunan kesadaran, RR 24x/mnt dan hasil
Adanya perbaikan pneumonia bilateral, foto thorax yang menunjukkan pneumonia yang di DD/Odema Paru
kardiomegali, Atherosklerosi aorta serta kardiomegali.
3.Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan di ruang ICU selama 4
Pratista Hendarjana. Pneumonia.Dalam Penatalaksanaan Infeksi Pada Penderita Penyakit Kritis, Edisi 1. Penerbit: Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia
hari dengan intubasi+ventilator, Hemodialisa, dan pemberian
(PERDOICI), Jakarta. 2013. hal 81-85
Kidney International Supplements (march 2012). KDIGO Clinical Practice Guideline For Acute Kidney Injury. Section 2: AKI DEFENITION. Vol 2.Issue 1;19
Mehta, RL, Chertow, GM. Acute renal failure defenitions and classification: time for change?. J Am Soc Nephol 2003;14:2178
anibiotika golongan cephalosporin generasi ke-3 dan golongan
Mehta, RL, Kellum JA, Shah, SV, et al. Acute kidney injury network: Report of an initiative to improve outcomes in acute kidney injury. Crit care 2007;11:R31
Liu, KD, Chertow G. Dialysis in the Treatment of Renal Failure. In Harrisons Internal Medicine, 17thed. Chapter 275.2008;McGraw Hill makrolide
Cambi V, David S, Tagliavini D. Dialysis strategies. In Oxford Textbook of Clinical Nephrology, 3rd ed. Chapter 12:12.1. 2005;Oxford University Press
Ethan A. Halm, et al. Management of Community Aquired Pnemumonia. The New England Journal of Medicine, Vol 347 no 25, Desember 19, 2002; 2039-2044
4.Setelah perawatan di ICU 4 hari, pasien pindah ke ruangan.

Anda mungkin juga menyukai