PENDAHULUAN Sel bahan bakar alkalin merupakan suatu alat yang mengubah oksigen dari udara dan hidrogen yang disuplai dari luar menjadi energi listrik dan panas
Dalam sel bahan bakar alkali, larutan elektrolit yang
digunakan adalah cairan alkali seperti kalium hidroksida (KOH).
Ion hidroksi yang terkandung dalam elektrolit dan
mengalir melalui sirkuit dan berubah menjadi energi listrik SEJARAH 1930 Bacon memulai pengembangan AFC dalam skala luas, dan pengembangan untuk luar angkasa. 1952 Konstruksi dan pengujian kinerja sebuah 5 kW - 200-240 C - 45% elektrolit KOH - Tekanan 40-55 atmosfer - Kinerja: 0,78V pada 800mA/cm2 - Anoda: Ni - Katoda: struktur berpori NiO 1960 Fuel Cell Modern yang dikembangkan, diaplikasikan pada pesawat ulang alik Apollo REAKSI KIMIA Reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar alkali adalah sebagai berikut. Anoda : 2H2(g) + 4OH(aq) 4H2O(l) + 4e Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH(aq) Reaksi Total : 2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) KEUNTUNGAN Lingkungan basa meningkatkan efisiensi karena kemampuannya untuk mengedarkan oksigen yang lebih baik dibandingkan dengan elektrolit asam. Sel bahan bakar ini dapat bekerja baik dalam suhu kamar sebagai akibat dari elektrolit basa. Lebih murah daripada sel bahan bakar lain, karena elektroda terbuat dari material yang murah. Sel bahan bakar ini memiliki waktu operasi yang tinggi lebih dari 15.000 jam, karena sifat elektrolit yang kurang korosif terhadap elektroda. KEKURANGAN Harus dipasang pada lingkungan yang bebas karbon dioksida. Jika karbon dioksida berkontak dengan lingkungan basa, karbonat terbentuk. karbonat ini adalah garam larut yang menyumbat elektroda berpori dan memblokir aliran hidrogen dan oksigen, mengakibatkan kegagalan daya. IMMOBILIZED ELECTROLITE CIRCULATING ELECTROLITE KINERJA ALKALINE FUEL CELL Pengaruh Temperatur Pengaruh Tekanan Pengaruh Kotoran Pengaruh Arus