Anda di halaman 1dari 44

TRAVELING INFORMATION

JAWA-BALI-SUMATRA

Popi Yulianti Listiana Masyita Dewi Ardina Nugrahani


10/28/2017
Kawah Putih Ciwidey Gunung Tangkuban Perahu Wisata Gunung Merapi

Pegunungan Dieng Gunung Bromo


10/28/2017
Gunung Agung Gunung Batur Gunung Abang

10/28/2017 Gunung Batukara Gunung Mangu


Diare

Demam thyphoid

Demam berdarah

Hepatitis A

Chikungunya
Keracunan belerang

Mountain sickness / Altitude sickness

Hypothermia
10/28/2017
Kawasan Puncak, Bogor Selo, Boyolali Kampung Kopi, Banaran

Losari Coffee Plantation Taman Selecta, Taman Buah Mekarsari


10/28/2017
Batu, Malang
Kebun Kopi dan Coklat Bali Pulina Ubud
10/28/2017
Diare

Demam thyphoid

Demam berdarah

Toxoplasmosis

Chikungunya
Insect Bite

Rhinitis allergica
10/28/2017
Parangtritis Kute Indrayanti

Kepulauan Karimunjawa Tanah Lot


10/28/2017
Pantai Kute Tanah Lot Pantai Nusa Dua

Pantai Jimbaran Pantai Sanur Bali


10/28/2017
ISPA

Diare

Demam thyphoid

Hepatitis A

Rabies

Tuberculosis (TBC)

Toxoplasmosis
Keracunan Nitrogen
10/28/2017
Monas Keraton Yogyakarta Lawang Sewu

Masjid Agung, Semarang Candi borobudur Museum Purbakala,Sangiran

10/28/2017
Istana Tampak Siring Istana Tirta Gangga Istana Taman Ujang

10/28/2017
ISPA

Diare

Demam thyphoid

Hepatitis A

Tuberculosis (TBC)
Cibaduyut Joger Malioboro

Tanggulangin, Sidoarjo Pasar Klewer Pasar Tanah Abang

10/28/2017
ISPA

Diare

Demam thyphoid

Demam Berdarah

Hepatitis A

Tuberculosis (TBC)
SUMATERA
Nanggroe Aceh Darussalam

Pantai Lhoknga

Pantan Terong

Air Terjun Blang Kolam


Sumatera Utara Istana Maimun
Pulau Samosir

Danau Toba

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, potensi penyakit di 3 daerah wisata di atas :


Diare dan demam berdarah

Propinsi Sumatera Utara, potensi penyakit di 3 daerah wisata di atas :


Diare, Demam thypoid, demam berdarah
10/28/2017
Sumatera Barat Riau

Provinsi Sumatera
Barat, potensi penyakit
di 3 tempat wisata
Lembah Harau Istana Siak Sri Indrapura
tersebut :
Demam berdarah, Diare

Provinsi Riau, potensi


penyakit di 3 tempat
wisata tersebut :
Demam berdarah, Diare

Lubang Jepang Danau Lembah Asri

10/28/2017
Kepulauan Mentawai Taman Alam Mayang
Sumatera Barat Riau

Provinsi Sumatera
Barat, potensi penyakit
di 3 tempat wisata
Lembah Harau Istana Siak Sri Indrapura
tersebut :
Demam berdarah, Diare

Provinsi Riau, potensi


penyakit di 3 tempat
wisata tersebut :
Demam berdarah, Diare

Lubang Jepang Danau Lembah Asri

10/28/2017
Kepulauan Mentawai Taman Alam Mayang
Jambi Sumatera Selatan

Candi Muaro Jambi Air Terjun Bidadari


Candi Bumi Ayu

Provinsi Sumatera Selatan, potensi penyakit


di 3 tempat wisata tersebut : Diare, Demam
berdarah, demam thypoid
Candi Muaro Jambi Air Terjun Sigerincing
Provinsi Jambi, potensi penyakit di 3 tempat
wisata tersebut : Demam berdarah, Diare
Mountain sickness
Air Terjun
Sigerincing

10/28/2017
Danau Gunung Tujuh Taman KerinciGoa
Sebelat
Putri
Bengkulu Lampung

Provinsi Bengkulu,
potensi penyakit di 3
tempat wisata tersebut :
Pantai Panjang Diare, malaria

Taman Way Kambas Provinsi Lampung,


potensi penyakit di 3
tempat wisata tersebut :
Diare
Pantai Tanjung Setia

Benteng Marlborough

Air Terjun Putri Malu

10/28/2017
Danau Dendam Tak Sudah
Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau

Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung, potensi penyakit
di 3 tempat wisata tersebut:
Diare, malaria
Pantai Tanjung Tinggi Pulau Penyengat
Provinsi Kepulauan Riau,
potensi penyakit di 3 tempat
wisata tersebut : Diare, Pantai Trikora
demam thypoid

Gunung Menumbing
Pulau Lengkuas

10/28/2017 Gunung Bintan


Diare
Disebabkan oleh berbagai jenis kuman maupun virus yang mengkontaminasi
makanan atau minuman

Manifestasi klinis :
BAB dengan konsistensi cair dengan frekuensi >3x /24 jam, dapat disertai
demam, mual, muntah, lemas, hingga penurunan kesadaran

Pencegahan :
1. Mencuci tangan sebelum makan atau minum, dan saat mengolahnya
2. Memilih makanan yang bersih dan sehat
Demam Typhoid
Disebut juga demam enterik, karena disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica, subpesies enterica serovar typhi dan paratyphi A, B, C

Manifestasi klinis :
Demam yang naik turun terutama pada malam hari, disertai gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah, diare atau konstipasi, lidah kotor,
nyeri otot, nyeri kepala

Penularan :
Melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces atau urin dari
penderita demam typhoid, baik karena pencucian tangan yang kurang bersih
setelah buang air besar atau setelah berkemih, maupun terbawa oleh lalat

Pencegahan :
1. Mencuci tangan sebelum makan atau minum, dan saat mengolahnya
2. Memilih makanan yang bersih dan sehat
3. Vaksin typhoid
Demam berdarah
Disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti

Manifestasi klinis :
Demam dengan pola seperti tapal kuda, yaitu demam tinggi pada hari
pertama hingga ketiga (fase febrile), kemudian turun pada hari keempat dan
kelima (fase kritis), dan meningkat kembali pada hari keenam dan ketujuh
(fase recovery), disertai nyeri pada persendian tubuh, dan ruam kulit

Penularan :
Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti terutama di tempat-tempat yang
lembab atau di sekitar tempat yang memiliki penampungan air

Pencegahan :
1. Hindari tempat-tempat lembab atau tempat yang memiliki
penampungan air
2. Tidak membuang sampah sembarangan, sehingga dapat menampung
air dan menjadi tempat perindukan nyamuk
3. Gunakan repellant / kelambu saat tidur
Hepatitis A
Disebabkan oleh virus hepatitis A yang menginfeksi liver

Manifestasi klinis :
Demam , nyeri sendi, mual, muntah, atau diare terjadi pada fase awal. Gejala
spesifik baru akan muncul jika liver sudah mulai rusak berat, seperti nyeri
tekan pada perut sebelah kanan atas, urine berwarna gelap, tinja berwarna
pucat, tubuh berwarna kuning, dan gatal-gatal.

Penularan :
Melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces penderita
hepatitis A, berhubungan seks anal dengan penderita hepatitis A, atau pria
yang berhubungan seks dengan sejenisnya

Pencegahan :
1. Hindari tempat-tempat yang berhubungan dengan kotoran
2. Memilih makanan dan minuman sehat yang disediakan di tempat yang
bersih
3. Tidak melakukan hubungan seks bebas maupun seks dengan sejenis
4. Vaksinasi hepatitis A
Chikungunya
Disebabkan oleh virus chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti

Manifestasi klinis :
Gejala mulai muncul pada hari ketiga, berupa demam mendadak tinggi, nyeri
otot berat selama berminggu-minggu hingga bulan atau tahun, nyeri sendi,
nyeri kepala, ruam kulit (hampir menyerupai gejala demam berdarah)

Penularan :
Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti terutama saat dini hari dan menjelang
petang, serta saat berada di luar rungan

Pencegahan :
1. Hindari tempat-tempat lembab atau tempat yang memiliki
penampungan air
2. Tidak membuang sampah sembarangan, sehingga dapat menampung
air dan menjadi tempat perindukan nyamuk
3. Gunakan repellant / kelambu saat tidur
Tuberkulosis (TBC)
Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri tahan asam yang
dapat bertahan lama di lingkungan, tetapi mudah mati oleh sinar matahari

Penularan : Melalu droplet yang dikeluarkan ke udara oleh penderita TBC


saat batuk atau bersin yang kemudian tertahan di udara, lalu terhirup oleh
orang lain. Kuman M. Tb berkembang cepat dan menimbulkan infeksi
terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, kemudian
dapat menyebar melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening, menuju
organ lain

Gejala tuberkulosis paru :


1.Gejala respiratorik : batuk produktif selama > 2 minggu disertai
sesak nafas, nyeri dada, atau batuk darah
2.Gejala sistemik : demam, penurunan berat badan, keringat malam
Pencegahan :
1.Etika batuk dan bersin
Gunakan penutup sekali pakai untuk menutupi mulut dan hidung saat
batuk atau bersin, atau dapat juga menggunakan sisi sebelah dalam
lengan yang minim kontak dengan orang lain, serta jangan
meludah sembarangan
2.Gunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut saat berada di
tempat ramai dan padat
3.Tidak berlama-lama berada di tempat ramai dan padat
4. Makan makanan yang bergizi serta olah raga dan istirahat yang
cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh
RABIES
Disebabkan oleh virus Rabies yang dibawa oleh binatang , terutama anjing

Manifestasi klinis :
Gejala mulai muncul pada fase akhir inkubasi virus, seperti demam tinggi,
rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perilaku agresif, dan takut terhadap air

Penularan :
Melalui gigitan binatang yang terinfeksi rabies, atau melalui kontak antara
liur binatang (jilatan) yang telah terinfeksi rabies pada kulit yang tidak
intak. Risiko infeksi meningkat bila lokasi gigitan semakin mendekati kepala

Pencegahan :
1. Vaksinasi rabies
2. Hindari kontak dengan binatang yang berisiko terinfeksi rabies
3. Jika terkena gigitan binatang yang terinfeksi rabies, maka segera
cuci bekas luka gigitan tersebut dengan sabun, air mengalir, serta
dengan antiseptik dan alkohol. Biarkan luka tetap terbuka.
10/28/2017
10/28/2017
Penyakit Tidak Menular
Keracunan belerang

Keracunan nitrogen

Mountain sickness / Altitude sickness

Hypothermia
Keracunan Belerang
Disebabkan karena menghirup sejumlah gas belerang yang dihasilkan dari
kawah atau bekas letusan gunung

Manifestasi klinis :
Gejala awal berupa iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan; produksi
cairan hidung meningkat, rasa tersedak di tenggorokan, kemudian sulit
bernafas, hingga nyeri dada. Jika berlanjut maka dapat menimbulkan
penurunan kesadaran

Pencegahan :
1. Menjaga jarak dari lokasi yang menghasilkan belerang
2. Menggunakan masker saat berada di sekitar lokasi yang
menghasilkan belerang
3. Jika terlanjur menghirup belerang, maka segera berpindah ke
daerah yang berudara segar, bila perlu dapat diberikan bantuan
pernafasan tetapi jangan secara mulut ke mulut (gunakan alat
bantu), isolasi pakaian yang terkontaminasi
Keracunan Nitrogen
Disebabkan karena menghirup nitrogen yang merupakakn komponen udara
terbanyak yang terkandung dalam tanki udara saat menyelam

Manifestasi klinis :
- Nitrogen narcosis : yaitu peningkatan jumlah nitrogen yang terhirup saat
menyelam semakin dalam, gejala seperti orang menggunakan narkoba,
seperti hilangnya koordinasi tubuh, dan sulit mengambil keputusan
- Decompression sickness : yaitu tertinggalnya nitrogen di jaringan tubuh
karena terlalu mendadak keluar dari air saat menyelam, gejala berupa
rasa nyeri pada persendian hingga rasa baal dan lemas, pusing, serta
kesulitan bernapas

Pencegahan :
1. Ikuti pelatihan dan petunjuk diving dengan baik, bila perlu
didampingi oleh diver ahli
2. Lakukan safety stop, yaitu berhenti di kedalaman 5 m saat akan
naik ke permukaan untuk memberikan waktu bagi tubuh
mengeluarkan nitrogen yang masuk ke jaringan
3. Hindari naik pesawat udara 12-48 jam setelah menyelam
Mountain Sickness
(Altitude Sickness)
Disebabkan karena ketidakmampuan tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi
alam di pegunungan, terutama pada pendakian lebih dari 2400 m, dimana
tekanan udara dan kadar oksigen lebih rendah dibanding dengan dataran
rendah, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen

Manifestasi klinis :
Pusing, mual sampai muntah, nafas tersengal-sengal, gangguan koordinasi
gerakan, halusinasi, kebingungan, bahkan dapat sampai penurunan kesadaran

Pencegahan :
1. Aklitimasi yang baik, yaitu mendaki secara perlahan sehingga
memberikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang baru
2. Istirahat dengan cukup secara berkala dan cukup minum air
3. Bila terlanjur terkena mountain sickness, maka atasi dengan turun
gunung, atau dengan pemberian oksigen maupun acetazolamide
(dengan pengawasan dokter)
Hypothermia
Suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan panas disertai
menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35C, disebabkan karena suhu yang
ekstrim, pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah dan
kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi

Manifestasi klinis :
Menggigil, akral dingin, pucat, kulit kering, bingung, napas menjadi pelan dan
pendek, denyut nadi pelan dan melemah, hingga penurunan kesadaran

Pencegahan :
1. Gunakan perlengkapan mendaki gunung sesuai prosedur, seperti jaket
gunung, celana quickdry, sleeping bag, sarung tangan, kaos kaki,
logistik yang cukup, dan yang paling penting adalah jas hujan
2. Jangan menggunakan pakaian atau celana berbahan jeans karena akan
sulit kering bila terkena air (keringat, hujan, embun)
3. Segera mengganti pakaian bila basah
4. Saat beristirahat jangan berdiam diri (lakukan aktifitas ringan yang
menghasilkan panas, seperti memasak)
5. Jika terkena hipotermia, maka usahakan tidak tertidur untuk
menghindari penurunan kesdaran, dan segera hangatkan tubuh
10/28/2017

Anda mungkin juga menyukai